32 0 480KB
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BAYI DENGAN DIAGNOSA HIPERBILIRUBIN
OLEH :
NI PUTU ARISTA NIM : 209012423
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN DIAGNOSA HIPERBILIRUBIN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Hiperbilirubin atau yang disebut dengan hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning (Ngastiyah, 2014). Hiperbillirubin ialah suatu keadaan dimana kadar billirubinemia mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kernikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik (Prawirohardjo, 2016). Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kernikterus jika tidak segera ditangani dengan baik. Kernikterus adalah suatu kerusakan otak akibat peningkatan bilirubin indirek pada otak terutama pada corpus striatum, thalamus, nukleus thalamus, hipokampus, nukleus merah dan nukleus pada dasar ventrikulus ke-4. Kadar bilirubin tersebut berkisar antara 10 mg / dl pada bayi cukup bulan dan 12,5 mg / dl pada bayi kurang bulan (Ngastiyah, 2014).
2. Etiologi Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar, ikterus neonatarum dapat dibagi : a. Produksi yang berlebihan Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya,
misalnya
pada
hemolisis
yang
meningkat
pada
inkompatibilitas Rh, ABO, golongan darah lain, defisiensi G6PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis. b. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi bilir ubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak
terdapatnya enzim glukorinil transferase(Sindrom Criggler-Najjar). Penyebab lain adalah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar. c. Gangguan transportasi Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar. Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, sulfarazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak. d. Gangguan dalam eksresi Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar. Kelainan di luar hepar biasanya diakibatkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain. (Hassan et al.2015).
3. Patofisiologi Bilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar (85-90%) terjadi dari penguraian hemoglobin dan sebagian kecil (10-15%) dari senyawa lain seperti mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan hemoglobin yang telah dibebaskan dari sel darah merah. Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi dari heme sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin heme untuk menghasilkan tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air (bilirubin tak terkonjugasi, indirek). Karena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin untuk diangkut dalam medium air. Sewaktu zat ini beredar dalam tubuh dan melewati lobulus hati, hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan menyebabkan larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam glukoronat (bilirubin terkonjugasi, direk) Dalam bentuk glukoronida terkonjugasi, bilirubin yang larut tersebut masuk ke sistem empedu untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus, bilirubin diuraikan oleh bakteri kolon menjadi urobilinogen. Urobilinogen dapat diubah menjadi sterkobilin dan diekskresikan sebagai feses. Sebagian urobilinogen direabsorsi dari usus melalui jalur enterohepatik, dan darah porta membawanya kembali ke hati. Urobilinogen daur ulang ini umumnya diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi sebagian dibawa oleh sirkulasi
sistemik ke ginjal, tempat zat ini diekskresikan sebagai senyawa larut air bersama urin (Sacher, 2012). Pada dewasa normal level serum bilirubin 2mg/dl dan pada bayi yang baru lahir akan muncul ikterus bila kadarnya >7mg/dl. Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan bilirubin yang melebihi kemampuan hati normal untuk ekskresikannya atau disebabkan oleh kegagalan hati (karena rusak) untuk mengekskresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah normal. Tanpa adanya kerusakan hati, obstruksi saluran ekskresi hati juga akan menyebabkan hiperbilirubinemia. Pada semua keadaan ini, bilirubin tertimbun di dalam darah dan jika konsentrasinya mencapai nilai tertentu (sekitar 2- 2,5mg/dl), senyawa ini akan berdifusi ke dalam jaringan yang kemudian menjadi kuning. Keadaan ini disebut ikterus atau jaundice (Murray et al,2015).
4. Klasifikasi a. Ikterus Fisiologis. Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi “kernicterus” dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubin. Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Timbul pada hari kedua - ketiga. 2) Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada kurang bulan. 3) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari.Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg%. 4) Ikterus hilang pada 10 hari pertama. 5) Tidak mempunyai dasar patologis; tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu. Ikterus yang kemungkinan menjadi patologis atau hiperbilirubinemia dengan karakteristik sebagai berikut :
Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran. 1) Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau > setiap 24 jam. 2) Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus < bulan dan 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan. 3) Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G6PD dan sepsis). 4) Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah. b. Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia. Icterus patologis adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%. c. Kern Ikterus. Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nukleus merah, dan nukleus pada dasar ventrikulus IV. Kern ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg%) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis berbentuk kelainan syaraf simpatis yang terjadi secara kronik (Nagastiyah, 2014) Rumus Kramer Daerah Luas Ikterus
Kadar Bilirubin
1
Kepala dan Leher
5 mg%
2
Daerah 1 + badan bagian atas
9 mg%
3
Daerah 1, 2 + badan bagian bawah dan tungkai
11 mg%
4
Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki dibawah lutut
12 mg%
5
Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki
16 mg%
5. Manifestasi Klinis Bayi baru lahir (neonatus) tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6mg/dl. Ikterus sebagai akibat penimbunan bilirubin indirek pada kulit mempunyai kecenderungan menimbulkan warna kuning muda atau jingga. Sedangkan
ikterus
obstruksi
(bilirubin
direk)
memperlihatkan
warna
kuningkehijauan atau kuning kotor. Perbedaan ini hanya dapat ditemukan pada ikterus yang berat (Nelson, 2014). a. Gambaran klinis ikterus fisiologis : 1) Tampak pada hari 3,4 2) Bayi tampak sehat (normal) 3) Kadar bilirubin total 2 detik, letargi, hipotonus, peka rangsang, tremor, dan tangisan melengking d. Risiko gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan efek samping terapi radiasi ditandai dengan kulit berwarna merah tua, kerusakan jaringan/ lapisan kulit.
3. Intervensi No
Diagnosa Keperawatan
Dx 1.
Riwayat Perawatan Tujuan dan Kreteria Hasil
Ikterik
neonatus
transisi
ke
kehidupan ekstra uterin ditandai dengan profil darah
abnormal
(hemolisis,
bilirubin
serum total > 2mg/dL, bilirubin serum total pada rentang
risiko
tinggi
usia
pada
menurut normogram waktu), mukosa
diberikan
asuhan a. Foterapi neonatus
Observasi: 1. Monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi jam diharapkan integritas 2. Monitor suhu dan tanda kulit dan jaringan meningkat vital tiap 4 jam sekali 3. Monitor efek samping dengan KH: fototerapi(mis: 1. Elastisitas kulit hipertermi,rush pada kulit) meningkat Terapeutik: 4. Berikan penutup mata 2. Suhu kulit membaik 5. Lepaskan pakaian bayi 3. Perfusi jaringan kecuali popok Edukasi: meningkat 6. Anjurkan ibu menyusui 4. Tekstur membaik sekitar 20-30 menit 7. Anjurkan ibu menyusui 5. Tidak ada kemerahan sesering mungkin Kolaborasi: pada kulit 8. Kolaborasi pemeriksaan 6. Warna kulit normal darah vena bilirubin direk dan indirek
dengan keperawatan selama…x 24
berhubungan kesulitan
Setelah
spesifik membrane
kuning,
kulit
kuning, sklera kuning.
Intervensi
b. Perawatan bayi
2.
Hipovolemia
Setelah
diberikan
asuhan
dengan keperawatan selama … x 24
berhubungan
kekurangan intake cairan jam diharapkan cairan pasien ditandai dengan frekuensi terpenuhi dengan kriteria hasil nadi teraba
meningkat, lemah,
nadi :
tekanan 1. Mempertahankan
urine
darah menurun, turgor
output sesuai dengan usia
kulit
menurun,
dan BB normal
urine
meningkat,
volue
bayi 2. Tekanan darah, nadi, suhu
lemah, diare, peristaltic usus meningkat
tubuh dalam batas normal. 3. Kadar hematokrit dalam batas normal. 4. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas
turgor
Observasi: 9. Monitor tanda-tanda vital bayi Terapeutik: 10. Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24˚C 11. Bersihkan pangkal tali pusat yang telat diolesi air matang 12. Lakukan pemijatan bayi 13. Ganti popok bayi jika basah Edukasi: 14. Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi 15. Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah 16. Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia >6 bulan. 1. Manajemen hipovolemia Observasi - Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, lemah) - Monitor intake dan output cairan Terapeutik - Hitung kebutuhan cairan - Berikan asupan cairan oral Edukasi - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Kolaborasi - Kolaborasi pemberian cairan IV.
kulit 2. Pemantauan cairan
elastis, membran mukosa Observasi lembab.
-
Monitor frekuensi nafas Monitor berat badan Monitor elastisitas atau turgor kulit Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
Terapeutik - Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan - Informasikan hasil pemantauan jika perlu
3.
Hipertermia berhubungan Setelah
Obsevasi
incubator
akral
hangat,suhu
kulit pasien
kembali
kulit
normal
tubuh dengan kreteria hasil :
meningkat dari rentang 1. Suhu normal,
asuhan a. Manajemen Hipertermia
penggunaan keperawatan selama …x… Identifikasi hipertermia ditandai jam diharapkan suhu tubuh
dengan
dengan
diberikan
merah,
pucat, kejang, crt > 2
tubuh
pasien
kembali normal (36,5°C – 37,5°C)
deti, letargi, hipotonus, 2. Turgor kulit elastic peka rangsang, tremor, 3. Mukosa bibir lembab dan tangisan melengking
4. Tidak terjadi kemerahan pada kulit pasien. 5. Tubuh pasien tidak teraba panas.
penyebab (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator) Monitor suhu tubuh Monitor kadar elektrolit Monitor haluan urine Monitor komplikasi akibat hipertermia Terapeutik Sediakan lingkungan yang dingin Longgarkan atau lepaskan pakaian Basahi dan kipasi permukaan tubuh Berikan cairan oral Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih) Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Berikan oksigen, jika perlu Edukasi Anjukan tirah baring Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
b. Regulasi temperature Observasi Monitor suhu bayi sampai
4.
Risiko
gangguan Setelah
diberikan
asuhan
integritas kulit/ jaringan keperawatan selama …x 24 berhubungan dengan efek jam
diharapkan
integritas
samping terapi radiasi kulit meningkat dengan KH: ditandai
dengan
kulit
merah
tua,
berwarna kerusakan
lapisan kulit.
jaringan/
1. Kerusakan
jaringan
menurun 2. Kerusakan lapisan kulit menurun 3. Suhu kulit membaik 4. Tekstur membaik
stabil (36,50 C-37,50 C) Monitor suhu tubuh anak jika perlu Monitor warna dan suhu kulit Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia Terapeutik Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat Gunakan kasur pendingin, water circulating blankets, ice pack atau gel pad dan intravascular cooling catheterization untuk menurunkan suhu tubuh Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien Kolaborasi Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu Perawatan integritas kulit Observasi - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Teraapeutik - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring - Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang jika perlu - Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada ulit kering Edukasi - Anjurkan menggunakan pelembab - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi - Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. Implementasi Implementasi keperawatan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012)
5. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan respon pasien terhadap tindakan yang diberikan (Doenges M. E, Moorhous M.F, Geissler A.C, (2012)) a. Ikterik neonatus berhubungan dengan kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin ditandai dengan profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total > 2mg/dL, bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada normogram spesifik waktu), membrane mukosa kuning, kulit kuning, skleras kuning. Evaluasi : 1) Elastisitas kulit meningkat 2) Suhu kulit membaik 3) Perfusi jaringan meningkat 4) Tekstur membaik 5) Tidak ada kemerahan pada kulit 6) Warna kulit normal b. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, volue urine meningkat, bayi lemah, diare, peristaltic usus meningkat. Evaluasi : 1) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB normal 2) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal. 3) Kadar hematokrit dalam batas normal. 4) Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit elastis, membran mukosa lembab. c. Hipertermia berhubungan dengan penggunaan incubator ditandai dengan akral kulit hangat,suhu tubuh meningkat dari rentang normal, kulit merah, pucat, kejang, crt > 2 detik, letargi, hipotonus, peka rangsang, tremor, dan tangisan melengking. Evaluasi : 1) Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5°C – 37,5°C) 2) Turgor kulit elastic 3) Mukosa bibir lembab 4) Tidak terjadi kemerahan pada kulit pasien.
5) Tubuh pasien tidak teraba panas. d. Risiko gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan efek samping terapi radiasi ditandai dengan kulit berwarna merah tua, kerusakan jaringan/ lapisan kulit. Evaluasi : 1) Kerusakan jaringan menurun 2) Kerusakan lapisan kulit menurun 3) Suhu kulit membaik 4) Tekstur membaik
DAFTAR PUSTAKA
Graner, Daryl. K, Murray, Robert .K. 2015. Biokimia Hepar. Edisi 29. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Hassan, R., 2017. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak..Jilid 3 Cetakan Kesebelas. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Nelson. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Enam. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit. Edisi II. Jakarta: EGC.
Prawirohadjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4 Cetakan 5. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sacher, Ronald, A., Richard A., McPherson. 2012. Tinjaun Klinis Hasil Pemeriksaan Laborotorium. Edisi 11. Editor bahasa Indonesia: Hartonto, Huriawati. Jakarta: EGC
Sarwono, Erwin, et al. 2015. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/ UPF Ilmu Kesehatan Anak. Ikterus Neonatorum(Hyperbilirubinemia Neonatorum). Surabaya: RSUD Dr.Soetomo.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kreteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI Nama mahasiswa NIM Tempat Praktek Tanggal Pengkajian Tanggal praktek I.
II.
III.
: Ni Putu Arista : 209012423 : Ruang Perinatologi : 01 November – 04 November 2020 : 29 Oktober – 07 November 2020
IDENTITAS PASIEN Nama : By. A Tempat/tgl lahir : Gianyar, 02 November 2020 Umur :0 No register : 000122200 Diagnose medis : Hiperbilirubin Tanggal MRS : 01 November 2020 Nama ayah/ibu : Ny.N Pekerjaan Ayah : Swasta Pendidikan Ayah : SMA Alamat/No Telp : Gianyar/ 082990222999 Agama : Hindu KELUAHAN UTAMA Saat MRS : Ibu pasien mengeluh anaknya demam Saat Pengkajian : Ibu pasien mengeluh anaknya kuning RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN A. Prenatal Jumlah kunjungan/ANC : 4 kali Tempat : dokter/bidan/lainnya Penkes yang diperoleh : penyuluhan pemberian ASI eksklusif HPHT : 01 februari 2020 Kenaikan BB selama hamil : 14 kg Komplikasi kehamilan : tidak ada Komplikasi obat : tidak ada Obat-obatan yg didapat : asam folat, vitamin D Riwayat hospitalisasi : tidak ada Golongan darah ibu : A/B/AB/O Pemeriksaan kehamilan (maternal screening) ( ) Rubella ( ) Hepatitis ( ) CMV ( ) GO ( ) Herpes ( ) HIV
Lainnya : ……………………………………… B. Natal Awal persalinan : 8 jam Lama persalinan : 1 jam Saat persalinan : premature/matur/serotinus Komplikasi persalinan : tidak ada Terapi yang diberikan : injeksi oksitosin Cara melahirkan : ( ) pervaginam normal () SC ( ) vakum ekstasion () Lainnya : ……… Tempat melahirkan : ( ) Rumah Sakit ( ) Rumah bersalin ( ) Rumah () Lainnya : ……… Penolong persalinan : C. Post Natal Usaha nafas () dengan bantuan ( ) tanpa bantuan Kebutuhan resusitasi : baik Jenis dan lamanya : pemakaian delee suction, 10 detik APGAR Skor : 10 Bayi langsung menangis : ya/tidak Tangisan bayi : kuat/lemah/lainnya Obat-obatan yang diberikan pada neonatus : vitamin K, salep mata, imunisasi hepatitis B Interaksi orangtua dan bayi Trauma lahir : () ada ( ) tidak Narcosis : () ada ( ) tidak Keluarnya urine/BAB : ( ) ada () tidak Respon fisiologis atau perilaku bermakna Bayi langsung menagis saat dilahirkan IV.
RIWAYAT KELUARGA 1. Sosial ekonomi : Ibu
pasien
berkecukupan
mengatakan bahwa
keluarganya
memiliki ekonomi yang
2. Lingkungan rumah : Pasien mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih, banyak pepohonan yang rindang, sawah dan jauh dari jalan raya. 3. Penyakit keluarga : Ibu pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan di keluarga orang tuanya maupun keluarga suaminya.
GENOGRAM
By. a
Keterangan :
: laki laki
: pasien
: perempuan
: Tinggal serumah
: meninggal
V.
RIWAYAT SOSIAL A. System pendukung/keluarga terdekat yang dapat dihubungi 1. Pengasuh : ibu pasien mengatakan bayinya akan diasuh oleh dirinya sendir i dan keluarganya 2. Pembawaan secara umum : ibu pasien mengatakan bayinya menagis saat dilahirkan 3. Hubungan dengan anggota keluarga : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya adalah anak kedua dan memiliki saudara laki-laki berusia 5 tahun 4. Hubungan dengan teman sebaya : ibu pasien mengatakan bayinya baru lahir
B. Hubungan orang tua dengan bayi Menyentuh
: Ibu [ ]
Bapak [ ]
Memeluk
: Ibu [ ]
Bapak [ ]
Berbicara
: Ibu [ ]
Bapak [ ]
Berkunjung
: Ibu [ ]
Bapak [ ]
Kontak mata : Ibu [ ]
Bapak [ ]
C. Anak yang lain Anak ke1
Jenis kelamin Laki-laki
Riwayat persalinan Normal
Riwayat imunisasi Anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap
D. Lingkungan rumah Pasien mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih, banyak pepohonan yang rindang, sawah dan jauh dari jalan raya.
E. Problem social yang penting (- ) Kurangnya system pendukung social (- ) Perbedaan bahasa (- ) Riwayat penyalahgunaan zat adiftif (obat-obatan) (- ) Lingkungan rumah yang memadai (- ) Keuangan , penghasilan/bulan : Rp 2.500.000 ( ) lain-lain, sebutkan………………………
VI.
KEADAAN KESEHATAN SAAT INI A. Diagnose medis Hiperbilirubin B. Tindakan operasi Tidak ada dilakukan tindakan operasi C. Status nutrisi
Sebelum sakit
:
Ibu pasien mengatakan pada saat lahir bayinya mau minum ASI dengan lahap. BB bayi 2300 gr, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar lengan atas 8 cm, lingkar perut 32 cm. Ibu pasien mengatakan anaknya menagis dengan kencang saat dilahirkan. Tidak ada dilakukan pemeriksaan terkait laboratorium. Ibu pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah sakit tenang dan tidak terlalu banyak pengujung.
Selama sakit
:
Ibu pasien mengatakan bayinya malas menyusui, bayi rewel dan menagis. BB bayi 2300 gr, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar lengan atas 8 cm, lingkar perut 32 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium darah yaitu hemoglobin 15,8 mg %, hematokrit 47%, leukosit 14.500/ml3 , trombosit 260.000/mm3, bilirubin total 11mg/dL, bilirubin direk 1,5 mg/dL, bilirubin indirek 1,1 mg/dL. Ibu pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah sakit tenang dan bersih tidak terlalu banyak pegunjung, bayinya berada pada incubator D. Status cairan
Sebelum sakit
:
Ibu pasien mengatakan saat lahir bayinya mau minum ASI diberikan setiap 2 jam sekali dengan lahap, dalam 24 jam pertama bayi sudah BAK dengan warna kuning jernih dan BAB dengan warna kuning, konsistensi cair.
Selama sakit
:
Ibu pasien mengatakan bayi biasa menyusui ASI yang diberikan setiap 2 jam sekali dengan lahap, bayi belum BAB dan BAK di 24 jam hari kedua.
E. Obat-obatan Nama obat Salep Mata
Dosis -
Rute Mata
Vitamin K
1 mg
IM
Imunisasi Hepatitis B Paracetamol
0,5 ml 40 mg
IM Oral
Indikasi Mencegah infeksi mata pada bayi, mencegah kebutaan karena infesi bakteri Mengatasi gangguan perdarahan akibat defisiensi vitamin K Mencegah infeksi hati Menurunkan panas, antpiretik & analgesic
F. Aktivitas
Sebelum sakit
:
Ibu pasien mengatakan bayinya aktif
Selama sakit
:
Ibu pasien mengatakan bayinya rewel, dan menagis
G. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan Melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital Melakukan pengukuran saturasi oksigen
H. Hasil laboratorium Darah lengkap Hemoglobin
15,8
gr%
11,00-13,00
L
Hematokrit
30,4
%
36,0-44,0
L
Eritrosit
47%
jt/mmk
3,60-5,00
MCH
27,80
Pg
23,00-31,00
MCV
82,00
Fl
77,00-101,00
MCHC
33,90
g/dl
8,00-36,00
Leukosit
14,50
ribu/mmk
6,00-18,00
Trombosit
260,0
ribu/mmk
150,0-400,0
H
I. Pemeriksaan Penunjang Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Bilirubin total
11 mg/dL
< 5 mg/Dl
Bilirubin direk
1,5 mg/dL
0,1-0,4 mg/dL
Bilirubin indirek
1,1 mg/dL
0,3-1,1 mg/dL
Kimia Darah Fungsi Hati
J. Lain-lain Tidak dilakukan pemeriksaan lainnya VII.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Lemah 1. Kesadaran : Komposmentis 2. Tanda vital : TD :Nadi : 120 x/menit RR : 50 x/menit BB : 2300gr TB : 50 cm Suhu badan : 38,0 o C 3. Antropometri Saat lahir Saat ini 1. Berat badan 2300 gr 2300 gr 2. Panjang badan 50 cm 50 cm 3. Lingkar kepala 33 cm 33 cm 4. Lingkar dada 35 cm 35 cm 5. Lingkar lengan atas 8 cm 8 cm 6. Lingkar perut 32 cm 32 cm 4. Reflex ( ) Moro ( ) Menggenggam ( ) Menghisap ( ) lain-lain, sebutkan …………………………………………….. 5. Tonus/aktivitas a. ( ) Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang b. ( ) Menangis keras ( ) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit mengangis 6. Kepala/leher a. Fontanel anterior ( ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung
7.
8.
9.
10.
11.
b. Sutura sagitalis ( ) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh c. Gambaran wajah ( ) Simetris ( ) Asimetris d. Holding ( ) Caput succedaneum ( ) Chepalohematoma Mata ( ) Bersih ( ) Sekresi ( ) sklera ikterik ( ) sklera anikterik THT a. Telinga ( ) Normal ( ) Abnormal b. Hidung ( ) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung c. Palatum ( ) Normal ( ) Abnormal Thoraks a. ( ) Simetris ( ) Asimetris b. Retraksi : ( ) Derajat I ( ) Derajat II ( ) Derajat III c. Klavikula : ( ) Normal ( ) Abnormal Paru-paru a. Suara nafas ( ) sama kanan-kiri ( ) tidak sama kanan-kiri ( ) Bersih ( ) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekret b. Bunyi nafas ( ) Terdengar di semua lapang paru ( ) Tidak terddengar ( ) Menurun c. Respirasi ( ) Spontan, jumlah : 55 x/menit ( ) Sungkup/ Boxhead, jumlah : ……..x/menit ( ) Ventilasi assisted CPAP Jantung a. ( ) Bunyi normal sinus rhytm (NSR), jumlah : 120 x/menit () Murmur ( ) lain-lain, sebutkan ………………. b. Waktu pengisian kapiler : batang tubuh < 2 detik Ekstremitas < 2 detik
c. Nadi perifer Berat Brachial kanan Brachial kiri Femoral kanan Femoral kiri
Lemah
Tidak ada
12. Abdomen a. ( ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( )Kembung b. Liver : ( ) kurang dari 2 cm ( ) lebih dari 2 cm c. Umbilicus ( ) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi () Drainase 13. Ekstremitas a. ( ) semua ekstremitas gerak () ROM terbatas () tidak dapat dikaji b. Ekstremitas atas dan bawah : ( ) Simetris () Asimetris 14. Genital ( ) Perempuan normal () laki-laki normal () Ambivalen 15. Anus ( ) Paten ( ) Imperforata 16. Spina ( ) Normal ( ) Abnormal 17. Kulit a. Warna : () Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice b. ( ) Rash/kemerahan c. ( ) Tanda lahir 18. Suhu a. Lingkungan ( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ()Inkubator () Suhu ruang () Boks terbuka b. Suhu kulit VIII.
IX.
PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS ( ) Babinsky ( ) Chaddock ( ) Gordon ( ) Schaeffer ( ) Tromner INFORMASI LAIN Tidak ada informasi lain
( ) Oppenheim ( ) Hoffman
X.
XI.
RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN Pada tanggal 01 november 2020, pukul 08.00 wita bayi dilahirkan matur yaitu dengan usia kehamilan 38 minggu, dengan berat badan 2300 gr, karena berat badan yang kurang akhirnya bayi di letakkan pada inkubator dengan suhu hangat, pada pukul 20.00 wita ibu pasien mengatakan bayinya demam, setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, RR 50x/mnt, suhu 380C, asupan nutrisi utama bayi melalui ASI yang dicampurkan dengan obat paracetamol, refleks menghisap bayi kuat, ibu memberikan ASI setiap 2 jam sekali, bayi mampu menyusui 30 cc ASI, ibu pasien mengatakan pada 24 jam kedua bayinya mengalami kuning, pada saat pemeriksaan bayi mengalami hiperbilirubin dari wajah, leher, dada atas, perut dan tungkai, dengan rumus kramer’s rule masuk kedalam grade 3, kadar bilirubin total 11mg/dL, bilirubin direk 1,5 mg/dL, bilirubin indirek 1,1 mg/dL, ibu pasien tampak cemas dengan keadaan bayinya. Tindakan perawatan yang telah dilakukan diantaranya: Untuk ibu : melakukan perawatan dan pijat payudara untuk membantu melancarkan asi. Untuk bayi: memandikan dan pijat bayi, menjaga suhu inkubator agar tetap stabil dan sesuai dengan kebutuhan bayi, memaksimalkan pemerian ASI setiap 1 jam sekali sedikit demi sedikit agar memenuhi nutrisi bayi. ANALISA DATA DATA
MASALAH
DS : ibu pasien mengatakan Hipertermia anaknya demam DO : pasien tampak lemas, rewel dan bayi hanya menagis, turgor kulit teraba hangat, tanda-tanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, RR 50x/mnt, suhu 380C, dengan berat badan 2300 gr.
PENYEBAB Hiperbilirubin Bilirubin direk meningkat BB bayi kurang Incubator
Perubahan suhu
Saraf aferen merangsang hipotalamus Hipertermia DS : ibu pasien mengatakan Ikterik neonatus anaknya berwarna kuning DO : pasien tampak lemas, rewel dan bayi hanya menagis, sclera
Peningkatan produksi bilirubin Hiperbilirubin
ikterik, warna kuning dibagian wajah, leher, daerah dada, daerah perut, dan tungkai dalam kramer’s rule masuk kedalam grade 3, kadar bilirubin total 11mg/dL, bilirubin direk 1,5 mg/dL, bilirubin indirek 1,1 mg/dL
Bilirubin direk meningkat Kulit berubah warna menjadi kuning dan sklera ikterik Ikterik neonatus
DS : ibu pasien mengatakan Defisit pengetahuan bingung dengan penaganan kuning pada bayinya dirumah DO : ibu pasien tampak bingung, cemas dan menayakan masalah yang dihadapinya
Hiperbilirubin Bilirubin direk meningkat Klien belum mengetahui perawatan hiperbilirubin di rumah yang sesuai Defisit pengetahuan
XII.
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1. Hipertermia berhubungan dengan penggunaan inkubator ditandai dengan ibu pasien mengatakan anaknya demam, pasien tampak lemas, rewel dan bayi hanya menagis, turgor kulit teraba hangat, tanda-tanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, RR 50x/mnt suhu 380C dengan berat badan 2300 gr. 2. Ikterik neonatus berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari ditandai dengan ibu pasien mengatakan anaknya berwarna kuning, pasien tampak lemas, rewel dan bayi hanya menagis, sclera ikterik, warna kuning dibagian wajah, leher, daerah dada, daerah perut, dan tungkai dalam kramer’s rule masuk kedalam grade 3 dan bilirubin total 11mg/dL, bilirubin direk 1,5 mg/dL, bilirubin indirek 1,1 mg/dL 3. Defsit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan ibu pasien mengatakan bingung dengan penaganan kuning pada bayinya dirumah, ibu pasien tampak bingung, cemas dan menayakan masalah yang dihadapinya.
XIII.
RENCANA KEPERAWATAN Hari/ Tgl/
No
Jam
Dx
Minggu , 01 1 november 2020 20.00 wita
Rencana Perawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Paraf
Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi penyebab keperawatan selama 3 x 24
hipertermia
jam diharapkan suhu tubuh
Dehidrasi,
pasien
lingkungan
normal
kreteria
hasil:
(mis. terpapar Arista panas,
penggunaan
1. Suhu tubuh pasien kembali
incubator)
normal 2. Monitor suhu tubuh
(36,5°C – 37,5°C) 2. Tidak
terjadi
kemerahan
pada
kulit bayi 3. Tubuh pasien tidak teraba panas.
3. Tingkatkan
asupan
cairan
nutrisi
dan
yang adekuat 4. Berikan
informasi
tentang
cara
menurunkan
demam
dengan kompres air hangat 5. Anjurkan
ibu
memberikan
asi
eksklusif 6. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Senin, 02 2 november 2020 08.00 wita
Setelah diberikan asuhan 1. Monitor ikterik pada keperawatan selama 2 x 24
sclera dan kulit bayi
jam diharapkan integritas 2. Monitor kulit
dan
jaringan
vital bayi
meningkat dengan kreteria 3. Anjurkan hasil:
tanda-tanda Arista
ibu
menyusui sekitar 20-
1. Elastisitas
kulit
meningkat
30 menit 4. Anjurkan
ibu
2. Suhu kulit membaik
menyusui
sesering
3. Perfusi
mungkin
jaringan
meningkat
5. Kolaborasi
4. Tekstur membaik
pemeriksaan
5. Tidak
vena bilirubin direk
ada
kemerahan
pada
darah
dan indirek
kulit 6. Warna kulit normal Selasa, 03 3 november 2020 08.00 wita
Setelah diberikan asuhan
1. Identifikasi kesiapan
keperawatan selama 2 x 24
dan
jam
menerima informasi
diharapkan
pengetahuan
ibu efektif
kreteria hasil: 1. Klien
kemampuan
2. Memberikan infrmasi
mampu
sediakan materi dan
berperilaku sesuai
media
anjuran
kesehatan
2. Pasien
mampu
memahami
dan
pendidikan
3. Anjurkan menyusui sesuai
penjelasan
yang
diberikan 3. Prilaku
sesuai
kebutuhan
bayi 4. Anjurkan
untuk
menjemur
bayi
dengan
pukul 07.00 wita-
pengetahuan
08.00 wita selama
4. Mampu
aktif
bertanya
masalah
yang dipahami
tidak
15-30 menit setiap pagi 5. Ajarkan memandikan
bayi
dengan memperhatikan suhu
Arista
ruangan
21-240C
dan dalam waktu 510 menit, sehari 2 kali 6. Ajarkan pijat bayi
IMPLEMENTASI Hari/ Tgl/
No.
Jam
Dx
Minggu, 01/11/2020 Pukul 20.00 wita
1
Tindakan Keperawatan
Mengidentifikasi penyebab hipertermia
(mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan
Evaluasi Proses
Paraf
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya demam Do : bayi tampak lemas, dengan suhu tubuh 380C, Arista faktor penyebab bayi panas yaitu penggunaan inkubator
panas,
penggunaan incubator) Memonitor
Pukul 20.30 wita
1
suhu Ds : ibu pasien mengatakan anaknya demam Do : akral kulit teraba hangat, Arista kulit tidak elastis, dan suhu tubuh bayi 380C
Pukul 21.00 wita
1
Meningkatkan
Pukul 21.10 wita
1
Memberikan
tubuh
Ds :ibu pasien mengatakan anaknya mampu menyusui asupan cairan dan dengan lahap Arista Do : pasien tampak rewel dan nutrisi yang adekuat menagis Ds : ibu pasien mengatakan mengerti dan memahami informasi tentang tentang informasi yang Arista diberikan perawat cara menurunkan demam
dengan
kompres air hangat
Pukul 21.20 wita
1
Menganjurkan
ibu Ds : ibu pasien mengatakan bayinya mampu menyusui asi dengan aktif Do : ibu pasien tampak Arista memberikan ASI setiap 2 jam sekali
memberikan eksklusif
Pukul 21.20 wita
1
Mendelegasikan
Ds : ibu pasien mengatakan obat bayinya mau minum obat Do : bayi tampak rewel dan Arista & menagis yaitu
pemberian analgetik antipiretik paracetamol
Senin, 02/11/2020 Pukul 08.00 wita
1
Mengidentifikasi penyebab hipertermia
(mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya demam Do : bayi tampak lemas, dengan suhu tubuh 37,80C, arista faktor penyebab bayi panas yaitu penggunaan inkubator
panas,
penggunaan incubator)
Pukul 08.30 wita 1
Pukul 09.00 2 wita
Memonitor
suhu Ds : ibu pasien mengatakan anaknya demam Do : akral kulit teraba hangat, kulit tidak elastis, dan suhu Arista tubuh bayi 37,80C
tubuh
Memonitor pada
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya berwarna kuning dan Do : sklera ikterik, adanya hiperbilirubin pada wajah, Arista leher, dada, perut dan tungkai
ikterik
sclera
kulit bayi
Pukul 09.30 2 wita
Memonitor
tanda-
tanda vital bayi
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya lemas Do : tanda-tanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, Arista RR 50x/mnt, suhu 37,80C
Pukul 10.00 1 wita
Pukul 10.30 3 wita
Pukul 14.00 2 wita
Meningkatkan
Ds :ibu pasien mengatakan anaknya mampu menyusui asupan cairan dan dengan lahap nutrisi yang adekuat Do : pasien tampak rewel dan Arista menagis
Menganjurkan
Ds : ibu pasien mengatakan menyusui sesuai menyusui anaknya setiap 2 jam sehari Arista kebutuhan bayi Do : bayi tampak aktif menyusui
Ds : ibu pasien mengatakan mengerti dan memahami Arista informasi yang informasi tentang tentang diberikan perawat cara menurunkan
Memberikan
demam
dengan
kompres air hangat
Pukul 16.00 3 wita
Mengajarkan
Ds : ibu bayi mengatakan anjuran dari memandikan bayi mengikuti Arista perawat dengan memperhatikan Do : ibu bayi tampak mampu anjuran dari suhu ruangan 21-240C mengikuti perawat dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali
Pukul 18.00 1 wita
Menganjurkan
ibu Ds : ibu pasien mengatakan asi bayinya mampu menyusui dengan aktif Do : ibu pasien tampak Arista memberikan ASI setiap 2 jam sekali
memberikan eksklusif
Pukul 20.00 1 wita
Mendelegasikan pemberian analgetik
Ds : ibu pasien mengatakan obat bayinya mau minum obat & Do : bayi tampak rewel dan Arista menagis
antipiretik
yaitu
paracetamol Selasa, 03/11/2020 Pukul 08.00 wita
1
Mengidentifikasi penyebab hipertermia
(mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan
Ds : ibu pasien mengatakan demam anaknya turun Do : bayi tampak lebih segar, dengan suhu tubuh 37,50C, Arista faktor penyebab bayi panas yaitu penggunaan inkubator
panas,
penggunaan incubator)
Pukul 08.30 wita 1
Pukul 09.00 2 wita
Memonitor
suhu Ds : ibu pasien mengatakan demam anaknya turun Do : akral kulit teraba hangat, Arista kulit elastis, dan suhu tubuh bayi 37,50C
tubuh
Memonitor pada
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya berwarna kuning dan Do : sklera ikterik, adanya Arista hiperbilirubin pada wajah, leher, dada dengan hasil bilirubin total 10,33 mg/dL
ikterik
sclera
kulit bayi
Pukul 09.30 2 wita
Pukul 10.00 1 wita
Memonitor
tanda-
tanda vital bayi
Ds :ibu pasien mengatakan anaknya mampu menyusui asupan cairan dan dengan lahap Arsita Do : pasien tampak tidak nutrisi yang adekuat rewel dan tidak menagis lagi
Meningkatkan
Menganjurkan Pukul 10.30 3 wita
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya lebih aktif Do : tanda-tanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, Arista RR 50x/mnt, suhu 37,50C
menyusui
Ds : ibu pasien mengatakan menyusui anaknya setiap 2 sesuai jam sehari Arista Do : bayi tampak aktif
kebutuhan bayi
Pukul 14.00 3 wita
menyusui
Ds : ibu mengatakan mampu Mengidentifikasi menerima informasi yang diberikan oleh perawat kesiapan dan Do : ibu bayi tampak Arista kooperatif dan mau kemampuan mendengarkan intruksi yang menerima informasi diberikan oleh perawat
Pukul 15.00 3 wita
Memberikan
Pukul 16.00 2 wita
Memberikan
Ds : : ibu mengatakan mampu Arista menerima informasi yang informasi dan diberikan oleh perawat sediakan materi dan Do : ibu bayi tampak kooperatif dan mau media pendidikan mendengarkan intruksi yang diberikan oleh perawat kesehatan Ds : ibu pasien mengatakan mengerti dan memahami Arista informasi tentang tentang informasi yang cara menurunkan diberikan perawat demam
dengan
kompres air hangat Pukul 18.00 3 wita
Mengajarkan memandikan
bayi
dengan memperhatikan suhu ruangan 21240C
dan
Ds : ibu bayi mengatakan mengikuti anjuran dari Arista perawat Do : ibu bayi tampak mampu mengikuti anjuran dari perawat
dalam
waktu 5-10 menit, sehari 2 kali Pukul 19.00 1 wita
Menganjurkan memberikan eksklusif
Ds : ibu pasien mengatakan bayinya mampu menyusui Arista asi dengan aktif Do : ibu pasien tampak memberikan ASI setiap 2 jam sekali
ibu
Pukul 19.30 wita 1
Mendelegasikan
analgetik
Ds : ibu pasien mengatakan bayinya mau minum obat obat Do : bayi tampak tidak rewel Arista & dan tidak menagis lagi
antipiretik
yaitu
pemberian
paracetamol Pukul 20.00 3 wita
Menganjurkan
Ds : ibu bayi tampak mengerti untuk menjemur dengan penjelasan perawat Arista Do : ibu bayi tampak bayi pukul 07.00 mengerti dan mau mencoba wita- 08.00 wita besok selama 15-30 menit setiap pagi
Rabu, 1 04/11/2020 Pukul 08.00 wita
Menganjurkan untuk menjemur bayi pukul 07.00 wita- 08.00 wita selama 15-30 menit setiap pagi
Ds : ibu bayi tampak mengerti dengan penjelasan perawat Do : ibu bayi tampak mengerti dan mau sudah Arista menerapkan, nilai kadar bilirubin 10,33 mg/dL
Pukul 08.30 2 wita
Memonitor
Ds : ibu pasien mengatakan anaknya lebih aktif, tidak rewel & menagis Arista Do : bayi tampak lebih segar, turgor kulit elastis, tandatanda vital didapatkan nadi 120x/mnt, RR 50x/mnt, suhu 37,00C
Pukul 09.00 1 wita
Menganjurkan
Pukul 10.00 3 wita
tanda-
tanda vital bayi
menyusui sesuai
Memberikan
Ds : ibu pasien mengatakan bayinya mampu menyusui dengan aktif Arista Do : ibu pasien tampak memberikan ASI setiap 2 jam sekali, BB mningkat 2500 gr
Ds : ibu mengatakan mampu dan menerima informasi yang Arista sediakan materi dan diberikan oleh perawat Do : ibu bayi tampak media pendidikan kooperatif dan mau mendengarkan intruksi yang kesehatan diberikan oleh perawat informasi
XIV. No 1
2
EVALUASI Hari /Tgl/Jam Rabu, 04/11/2020 09.00 wita
No. Dx 1
Rabu, 04/11/2020 09.00 wita
2
Evaluasi
Paraf
S : ibu pasien mengatakan bayinya tidak panas lagi O :Pasien tampak lebih segar, bayi tidak rewel dan tidak menagis, turgor kulit teraba hangat, turgor kulit Arista elastis, dengan suhu 36,5°C dan berat badan bayi 2500 gr A : Masalah teratasi P :Hentikan intervensi, pertahankan kondisi pasien S : ibu pasien mengatakan kuning anaknya sudah berkurang O : bayi tampak tidak lemas, bayi tampak tidak rewel
Arista
dan tidak menagis, sklera ikterik, warna kuning masih di bagian wajah dan leher, daerah dada, dalam kramer’s rule masuk kedalam grade 2 dan bilirubin total 10,33mg/dL A :Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi di rumah, pertahankan kondisi pasien 3
Rabu, 04/11/2020 09.00 wita
S : Ibu pasien mengatakan sudah mengerti tentang cara perawatan bayinya O : Ibu bayi tampak lebih tenang dan tidak cemas dan Arista bingung lagi dengan cara perawatan bayinya, ibu bayi sangat kooperatif mau bertanya jika tidak mengerti dan sudah memahami perawatan bayinya A :Masalah teratasi P:Hentikan intervensi, pertahankan kondisi pasien
Denpasar, ……2020 Mahasiswa,
(…………………)