Lp&Askep Rheumatoid Arthritis (Rematik) [PDF]

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK) OLEH KOMANG ADITYA WE

35 0 243KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD PDF FILE

Papiere empfehlen

Lp&Askep Rheumatoid Arthritis (Rematik) [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK)

OLEH KOMANG ADITYA WEDAYANA P07120018022

TINGKAT 3.1 D III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK) A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Data yang dikumpulkan meliputi : a.

Pengumpulan data Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan,

kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt

diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan

fisik, pemerikasaan

laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. 1) Anamnesa a) Identitas penderita Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. b) Keluhan Utama Adanya rasa nyeri pada sendi secara berulang. c) Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang kapan dirasakannya nyeri sendi, penyebab nyeri sendi serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya. d) Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit migrainatau penyakit-penyakitlain yang ada kaitannya dengan sarafserta tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita. e) Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga memiliki riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya f) Riwayat psikososial

Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita. 2) Pemeriksaan Fisik a) Status kesehatan umum Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital. b) Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh. c) Sistem pernafasan Adakah sesak nafas, nyeri dada. d) Aktivitas / Istirahat Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri kepala, aktivitas kerja. e) Sirkulasi Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah temporal), pucat, wajah tampak kemerahan. f) Integritas Ego Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan. g) Makanan/Cairan Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan. h) Neurosensori Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara, papiledema. i) Nyeri/Kenyamanan

Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat, mungkin dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata, pucat pada daerah wajah, gelisah. j) Keamanan Riwayat

alergi,

demam,

gangguan

cara

berjalan,

parastesia,paralisis, drainase nasal purulen. k) Interaksi social Perubahan dalam tanggung jawab dan peran. 3) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan untuk menghilangkan penyakit lain (jika ada indikasi) adalah pencitraan (CT scan dan MRI) dan punksi lumbal. 2. Diagnosa Keperawatan Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik akibat ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. 3. Rencana Keperawatan Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2017) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI., 2018) No.

1.

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Keperawatan

Hasil

SIKI

SDKI Nyeri Akut

SLKI Tingkat Nyeri

Manajemen Nyeri

(D.0077)

(L.08066)

(I.08238)

Rasional

Nyeri berhubungan Setelah diberikan

Observasi :

dengan agen

intervensi

1. Identifikasi skala 1. Mengetahui

pencedera fisik

keperawatan

ditandai dengan

selama ...x.... jam, di

mengeluh nyeri,

harapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi

nyeri

skala nyeri pasien 2. Mengetahui

tampak meringis,

menurun dengan

faktor yang

faktor-faktor

bersikap protektif,

kriteria hasil :

memperberat dan

yang

dan gelisah

1. Keluhan nyeri

memperingan

memperberat

nyeri

dan

menurun (skor 5) 2. Meringis menurun (skor 5) 3. Sikap protektif menurun (skor 5) 4. Gelisah menun (skor 5)

memperingan Terapeutik : 3. Berikan teknik

nyeri pasien 3. Membantu

nonfarmakologis

meredakan rasa

untuk

nyeri dengan

mengurangi rasa

teknik non

nyeri

farnakologis

4. Kontrol

4. Mempertahanka

lingkungan yang

n lingkungan

memperberat

yang nyaman

rasa nyeri

untuk pasien

Edukasi : 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri

5. Membantu pasien mengetahui bagaimana cara meredakan nyeri

6. Ajarkan teknik

6. Membantu

nonfarmakologis

pasien untuk

untuk

mengetahui

mengurangi rasa

teknik

nyeri

nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk

Kolaborasi : 7. Kolaborasi pemberian 2.

Gangguan

Mobilitas Fisik

analgetik Dukungan

Mobilitas Fisik

(L.05042)

Mobilitasi

(D.0054)

Setelah diberikan

(I.05173)

meredakan nyeri 7. Membantu mengurangi rasa nyeri pasien

Gangguan

intervensi

Observasi :

mobilitas fisik

keperawatan

1. Identifikasi

berhubungan

selama ...x.... jam, di

adanya nyeri atau

apakah ada

dengan kekakuan

harapkan mobilitas

keluhan fisik

keluhan nyeri

sendi ditandai

fisik meningkat

lainnya

atau keluhan

dengan enggan

dengan kriteria hasil :

melakukan

1. Kekuatan otot

pergerakan, kekuatan otot menurun, dan fisik lemah

fisik lainnya 2. Monitor kondisi

meningkat (skor 5) 2. Kaku sendi menurun (skor 5) 3. Kelemahan fisik menurun (skor 5)

1. Mengetahui

2. Mengetahui

umum selama

kondisi umum

melakukan

pasien

mobilisasi Terapeutik : 3. Fasilitasi

3. Membantu

aktivitas

pasien

mobilisasi

melakukan

dengan alat bantu

mobilisasi

Edukasi : 4.

Anjurkan

4. Membantu

melakukan

pasien

mobilisasi dini

melakukan mobilisasi dini

3.

Defisit

Tingkat

Edukasi Kesehatan

Pengetahuan

Pengetahuan

(I.12383)

(D.0111)

(L.12111)

Observasi :

Defisit

Setelah diberikan

pengetahuan

intervensi

kesiapan dan

kesiapan pasien

berhubungan

keperawatan selama

kemampuan

dalam menerima

dengan kurang

....x. maka

menerima

informasi

terpapar informasi

diharapkan tingkat

informasi

ditandai dengan

pengetahuan

menanyakan

membaik

masalah yang

kriteria hasil:

dihadapi

1. Identifikasi

2. Identifikasi

1. Mengetahui

2. Mengetahui

faktor-faktor

faktor-faktor

yang dapat

yang

meningkatkan

mempengaruhi

anjuran

dan menurunkan

gaya hidup

verbalisasi minat

motivasi

pasien

1. Perilaku

dengan sesuai

dalam

belajar

meningkat

bersih dan sehat

2. Kemampuan

Terapeutik :

menjelaskan

3. Sediakan materi

pengetahuan dalam

suatu

topik meningkat 3. Perilaku

perilaku hidup

sesuai

3. Memperbudah

dan media

melakukan

pendidikan

promosi

kesehatan

kesehatan

4. Jadwalkan

4. Memberikan

dengan

pendidikan

pendidikan

pengetahuan

kesehatan sesuai

kesehatan secara

meningkat

kesepakatan

teratur

4. Pertanyaan

5. Berikan

5. Membantu

tentang masalah

kesempatan

pasien lebih

yang

untuk bertanya

mengerti

dihadapi

menurun

mengenai

5. Persepsi

tindakan yang

yang keliru

Edukasi :

terhadap masalah

6. Jelaskan faktor

menurun

dilakukan 6. Mengetahui

resiko yang

faktor resiko

dapat

yang mungkin

mempengaruhi

timbul

kesehatan 7. Ajarkan perilaku

7. Membantu

hidup bersih dan

pasien

sehat

melakukan hidup bersih dan sehat

B. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Menurut jurnal (Imam Ardiansyah, 2019). Artritis Rheumatoid adalah penyakit inflamasi kronik dan sistematik yang menyebabkan destruksi sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Penyakit ini sering terjadi dalam 3-4 dekade ini pada lansia. Penyebab Artritis Rheumatoid tidak diketahui, tetapi mungkin akibat penyakit autoimun dimulai dari interfalank proksimal metakarpofalenkeal, pergelangan tangan dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan paha (Fatimah, 2010). Artritis Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011). Artritis Rheumatoid (RA) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang cenderung menjadi kronik dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Artritis Rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana secara simetris persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi . Karakteristik artritis rheumatoid adalah cairan sendi (sinovitis inflamatior) yang persisten, biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang sistematis (Junaidi, 2013). 2. Penyebab/Faktor Predisposisi Menurut jurnal (Dylan Trotsek, 2017), penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu: a. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus. b. Endokrin c. Autoimmun d. Metabolik e. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. 3. Patofisiologi Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit rheumatik. Fungsi persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rheumatik. Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit reumatik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktorfaktor imunologi dapat pula terlibat. (Dylan Trotsek, 2017).

4. Pohon Masalah Bakteri

Virus

Mikroplasma

Menginfeksi Sendi

Merusak lapisan sendi yaitu membrane synovium

Rheumatoid Arthritis

Reaksi Peradangan

Nyeri

Defisit Pengetahuan

Gangguan Mobilitas Fisik

5. Klasifikasi Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu: a. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. b. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. c. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. d. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan. 6. Gejala Klinis Gejala

klinis

utama

rheumatoid

arthritis

adalah

poliarthritis

yang

mengakibatkan terjadinya kerusakan pada rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini mengenai sendi perifer pada tangan dan kaki. Gejala rheumatoid arthritis tidak bermanifestasi dengan jelas (Sekar T.R, 2011). Menurut American Rheumatoid Arhritis (ARA) (2012) kriteria rheumatoid arthritis adalah:Kaku pagi hari, arthritis pada persendian tangan, faktor rheumatoid serum positif, perubahan gambaran radiologi 7. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Menurut jurnal (Imam Ardiansyah, 2019), pemeriksaan penjungan ini tidak banyak berperan dalam diagnosis artritis rheumatoid , pemeriksaan laboratorium mungkin dapat sedikit membantu untuk melihat prognosis pasien , seperti : a. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) akan meningkat. b. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid terutama bila masih aktif . Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra , TB paru , sirosis hepatis , penyakit kolagen dan sarkoidosis . c. Leukosit normal atau meningkat sedikit d. Trombosit meningat

e. Kadar albumin serum trurun dan globulin f. Jumlah sel darah merah dsn komplremen C4 menurun g. Protein C-reaktif dan antibodi antiukleus (ANA) biasanya positif h. Laju sedimentasi eritrosit meningkat menunjukan inflamasi i. Tes aglutinasi lateks menunjukan kadar igC atau igM (faktor mayor dari rheumatoid ) tinggi . Makin tinggi iter , maka makin berat penyakitnya j. Pemerikasaan sinar-X dilakukan untuk membantupenegakkan diganosa dan memantau perjalanan penyakit. Foto rontgen menunjukan erosi tulang yang khas terjadi kemudian dalam perjalanan penyakit tersebut (Rosyidi, 2013). 8. Penatalaksanaan Menurut jurnal (Imam Ardiansyah, 2019) penatalaksanaan rheumatoid arthritis dibagi menjadi 2, yaitu : a. Penatalaksanaan Keperawatan 1) Pendidikan

yang

diberikan

meliputi

pengertian,

patofisiologi,

(perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program penatalkansanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus di lakukan secara terus-menerus. 2) Istirahat , Merupakan hal penting karena rematik biasanya disertai rasa lelah yang hebat . Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari , tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat . 3) Latihan Fisik dan Fisioterapi, Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam memperthankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehat. Obat untuk menghilangkan nyeri diperlukan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat

mengurangi nyeri. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit. b. Penatalaksanaan Medis 1) Penggunaan OAINS Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) umunya diberikan pada penderita AR sejak dini penyakit yang dimaksudkan untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering kali dijumpai, walaupun belum terjadi proliferasi sinovial yang bermakna. Selain dapat mengatasi inflamasi, OAINS juga memberikan efek analgetik yang sangat baik . OAINS terutama bekerja menghambat enzim siklooxygenase sehingga menekan sintesi progtaglandin masih belum jelas apakah hambatan enzim siklooxygenase juga berperan dalam hal ini , akan tetapi jelas bahwa OAINS bekerja dengan cara : a) Memungkinkan stabilitas membran lisosomal. b) Menghambat pembesaran dan aktivitas mediator imflamasi (histamin, serotoin, enzim lisosomal dan enzim lainnya). c) Menghambat migrasi sel ke tempat peradangan d) Menghambat proliferasi seluler e) Menetralisirkan radikal oksigen f) Menekan rasa nyeri 2) Pengunaan DMARD Terdapat dua cara pendekatan pemberian DMARD pada pengobatan penderita AR. Cara pertama adalah pemberian DMARD tunggal yang dimulai dari saat yang sangat dini, pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa destruksi sendi pada AR terjadi pada masa dini penyakit. Cara pendekatan lain adalah dengan menggunakan dua atau lebih DMARD secara stimultan atau secara siklik seperti penggunaan obat-obatan imunosuprensif pada pengobatan penyakit keganasan, digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses estruksi akibat artiris rheumatoid. Beberapa jenis DMARD yang lazim digunakan untuk pengobatan AR adalah : a) Klorokuin : Dosis anjurkan klorokuin fosfat 250mg/hari hidrosiklorokuin 400mg/hari. Efek samping bergantung pada

dosis

harian,

berupa

penurunan

ketajaman

penglihatan,

dermatitis, makulopapular, nausea, diare, dan anemia hemolitik. b) Sulfazalazine : Untuk pengobatan AR sulfazalazine dalam bentuk euteric coated tabelet digunakan mulai dari dosis 1x500 mg/hari, untuk kemudian ditingkatkan 500mg setiap minggu sampai mencapai dosis 4x500mg. Setelah remisi tercapai dengan dosis 2g/hari, dosis diturunkan kembali sehingga mencapai 1g/hari untuk digunakan dalam jangka panjang sampai remisi sempurna terjadi. c) Dpeicillamine : Dalam pengobatan AR. DP (Cuprimin 250mg Trolovol 300mg) digunakan dalam dosis 1x250mg sampai 300mg/hari kemudian dosis ditingkatkan setiap dua sampai 4 minggu sebesar 250 sampai 300 mg/hari untuk mencapai dosis total 4x250 sampai 300mg/hari. 3) Operasi Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini pada pasien AR umumnya bersifat ortopedik, misalnya sinovektoni, artrodesis, total hip replacement, memperbaiki deviasi ulnar, dan sebagainya. 9. Komplikasi Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti imflamasi non steroid (OAINS) atau obat pengubah jalan penyakit DMARD (disease modifying antirheumatoid drugs) yang menjadi faktor penyebab mortalitas utama pada artritis rheumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran yang jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebrata servikal dan neuropati siskemik vaskulitis. (Imam Ardiansyah, 2019).

Daftar Pustaka Dylan Trotsek (2017) ‘Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Penyakit Rheumatoid Arthritis’, Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), pp. 1689–1699. Available at: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5031. Imam Ardiansyah (2019) ‘Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis’, Rheumatoid Arthritis, 4(1), pp. 75–84. Available at: http://repo.stikesperintis.ac.id/833/1/12 LIKA DWI LUTHFIYAH.pdf. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) ‘Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik’. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. Available at: http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2250/. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018) ‘Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from Http://Www.Inna-Ppni.or.Id.’, Practice Nurse, 49(5), p. Jakarta : DPP PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia, DPP PPNI.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A DENGAN MASALAH UTAMA RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK) PADA Ny.S DI Br. Dinas Jarsi, kec. Sidemen, Karangasem Tanggal 09 November-11 November 2020

OLEH KOMANG ADITYA WEDAYANA P07120018022

TINGKAT 3.1 D III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A DENGAN MASALAH UTAMA RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK) PADA Ny.S DI Br. Dinas Jarsi, kec. Sidemen, Karangasem PENGKAJIAN I.

Data Umum a. Nama Kepala Keluarga : Tn.A b. Alamat : Br. Dinas jasri, kec. sidemen, Karangasem c. Telpon : 08573720050 d. Pekerjaan : Wiraswasta e. Pendidikan : SMA f. Komposisi anggota keluarga : Komposisi anggota keluarga Tn.A, khususnya Ny.S dengan rematik Status Imunisasi

Nam a

Hub

U

Dgn

mu

KK

r

JK

Pendidik an

Polio

DPT

Ket

Hepatit

Ca

is

mp

BC

ak

G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn.A

L

Kepal

48

SMA

a keluar

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

ga Tn.B

L

Ayah

76

SMP

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

74

SMP

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

50

SMA

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

47

SMA

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tn.A Ny.B

P

Ibu Tn.A

Ny.M

P

Kakak Tn.A

Ny.S

P

Istri

Rema tik

Nn.S

P

Anak

19

SMA



√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Nn.S

P

Anak

15

SMA



√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

II.

Genogram Riwayat Keluarga

Ket : : Meninggal : Laki-laki : Perempuan : Hubungan Perkawinan : Pasien III.

Tipe Keluarga Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga besar yang mana terdiri dari kakek, nenek, saudari perempuan, istri dan dua anak perempuan

IV.

Suku Bangsa Keluarga Tn.A menganut suku Bali

V.

Agama Tn.A dan keluarga menganut Agama Hindu dan selalu melakukan kewajiban sesuai dengan ajaran agama serta semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama dan istiadat di daerah tempat tinggalnya.

VI.

Status Sosial Ekonomi Keluarga Tn.A dan Ny.S merupakan seorang wiraswasta dengan penghasilan tidak tetap sekitar 3.000.000 perbulan. Maka 3.000.000 + 3.000.000 = 6.000.000. 6.000.000 : 2 = 3.000.000

VII.

Aktivitas Rekreasi Keluarga

Tn.A dan Ny.S mengatakan kurang memiliki kebiasaan untuk berekreasi. Karena waktu yang dimiliki anggota keluarga sangat terbatas, dikarenakan pekerjaan dan kesibukan masing-masing. VIII.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn.A adalah berada di tahap IV. Tahap ini adalah tahap – tahap keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda adalah fase yang ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah orang tua. 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga Tn.A memiliki anggota keluarga yang sudah memiliki tugas perkembangan masing – masing. Tn.A sudah memiliki pekerjaan menafkahi keluarganya. Sedangkan Ny.S sebagai istri bertugas untuk mengurus anak dan juga bekerja sebagai wiraswasta, jika ada anggota kelurga yang sakit segera dibawa kepuskesmas terdekat. 3. Riwayat keluarga inti Dalam keluarga Tn.A tidak ada yang memiliki penyakit keturunan dan semua sehat-sehat. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Ny.S memiliki riwayat penyakit rematik

IX.

Pengkajian Lingkungan 1. Karakteristik Rumah

Kamar tidur Kamar tidur

Dapur / WC

12m

Kamar tidur

Batas tetangga

Tetangga Ruang keluarga

Ruang tamu

Teras

2m 5m

Rumah Tn.A terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, dapur, kamar mandi. Cara pengaturan perabotan kurang rapi, kebiasaan merawat rumah disapu 2xsehari. Ukuran rumah 12 x 5 m tipe rumah Tn.A permanen, atap terbuat dari genteng, lantai berubin dan terdapat ventilasi dan sering dibuka, ruangannya jaman dan tidak lembab.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli br.jasri, hubungan antar tetangga cukup baik, lingkungan sekitar adalah keluarga karena warisan keluarga. 3. Mobilitas geografis keluarga Rumah merupakan daerah pedesaan, namun tidak jauh dari jalan raya, mudah dijangkau oleh sepeda motor/kendaraan roda 4. Ny.S jika membeli bumbu dapur/belanja cukup di sekitar rumahnya dan itu cukup dengan mengendarai sepeda motor. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat a. Didalam masyarakat Tn.A mengikuti kegiatan dan perkumpulan bersama masyarakat, Tn.A juga mengikuti kegiatan rutin seperti kerja bakti, begitu juga dengan Ny.S disamping bersosialisasi dia juga melakukan pekerjaan rumah , anak anak Tn.A juga aktif dalam karang taruna di lingkungannya b. Sedangkan kegiatan Ny.S yaitu hanya di rumah saja karena Ny.S kondisinya kurang sehat. 5. Sistem pendukung keluarga Anggota keluarga Tn.A sehat hanya Ny.S saja yang sakit dan keluarga selalu mengunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Keluarga Tn.A sering bantu membantu begitu juga dengan lingkungan di sekitarnya. X.

Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga bebas mengungkapkan pendapatnya masing-masing, hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian pada keluarga Tn.A 2. Struktur kekuatan keluarga Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi maka keputusan ada di tangan Tn.A 3. Struktur peran (formal & informal) a. Formal

-

Tn.A sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya disamping itu Tn.A sebagai pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada keluarga

-

Tn.B sebagai kakek dari anak Tn.A disamping itu sebagai mertua Ny.S

-

Ny.B sebagai nenek dari anak Tn.A disamping itu sebagai mertua Ny.S

-

Ny.S berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny.S sebagai pegawai wiraswasta sekaligus membantu suaminya dalam mencari nafkah untuk keluarganya, dirumahnya sebagai ibu rumah tangga untuk mengurusi rumah dan mendidik anak-anaknya.

-

Nn. S dan Nn. S berperan sebagai anak sekolah yang harus belajar dan patuh pada kedua ortunya.

b. Informal -

Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong bagi yang lain.

4. Nilai & norma keluarga Dalam budaya Bali anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab kepada keluarga, keluarga Tn.A selalu mematuhi aturan-aturan dan norma yang berhubungan dengan agama dan masyarakat. XI.

Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Semua keluarga Tn.A saling menyayangi satu sama lain. Apabila ada saudaranya yang sakit atau ditimpa masalah maka anggota keluarga yang lain saling membantu dan saling merasakan baik suka maupun duka 2. Fungsi sosialisasi Diwaktu luang terutama dimalam hari, Tn.A dan keluarga sering mengobrol dan berinteraksi dengan anggota keluarga lain sambil menonton televisi 3. Fungsi perawatan kesehatan a. Mengenal Masalah Keluarga

Keluarga Tn.A mengatakan bahwa Ny.S Nmemiliki penyakit rematik, keluarga tidak mengetahui penyebabnya dan mencegah hal tersebut terjadi lagi. Ny. S mengatakan sering mengalami nyeri pada sendi-sendi lututnya b. Mengambil Keputusan Keluarga Tn.A selalu mengambil keputusan tepat berdasarkan hasil diskusi bersama, seperti halnya kalau Ny. S sakit Tn.A segera membawa ke puskesmas. c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit Keluarga Tn.A tidak mengetahui cara meredakan nyeri sendi/rematik yang dialami Ny.S d. Memelihara Lingkungan Keluarga Tn.A mengerti cara memelihara rumah agar tetap sehat dan pengaruhnya pada keluarga. Keluarga Tn.A rajin membersihkan rumah dengan rajin menyapu halaman, membuka ventilasi rumah. e. Menggunakan Fasilitas/Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas dan bidan, keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan adalah kesehatan kami dapat terjaga dan ke puskesmas biayanya sangat terjangkau. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga Tn.A berjalan dengan baik dikarenakan sudah memiliki 2 anak 5. Fungsi Ekonomi Keluarga Tn.A dalam perekonomiannya terbilang cukup XII.

Tugas Perawatan Keluarga 1. Mengenal masalah keluarga Keluarga Tn.A mengatakan mampu mengenal jika ada masalah kesehatan pada anggota keluarganya. Keluarga tahu jika nyeri sendi Ny.S muncul maka akan segera keluarganya membantu mengontrol kenyamanan posisi Ny.S. 2. Mengambil keputusan Keluarga Tn.A mengatakan apabila ada keluarga yang sedang sakit maka akan diajak berobat ke pelayanan kesehatan terdekat 3. Merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn.A mengatakan cukup memahami tentang bagaimana cara merawat anggota keluarga yang mengalami rematik.

4. Memelihara lingkungan Keluarga Tn.A mengatakan mampu memelihara lingkungan rumah untuk mendukung status kesehatan keluarga 5. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan Keluarga Tn.A mengatakan sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia, keluarga Tn.A tidak memiliki KIS, apabila ada keluarga yang sakit diajak berobat atau pelayanan kesehatan XIII.

Stress dan Koping Keluarga 1. Stress jangka pendek dan panjang a. Jangka Pendek : Keluarga Tn.A mengatakan stress jangka pendek yang dirasakan adalah masalah keuangan b. Jangka Panjang : Keluarga Tn.A mengatakan stress jangka panjang yang dirasakan adalah penyakit yang dimiliki Ny.S 2. Kemampuan keluarga Tn.A mengatakan sudah mengetahui penyakit yang diderita Ny.S dan perlu pemantauan pada lingkungan terutama setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi Ny.S untuk menghindari kambuhnya nyeri sendi pada Ny.S 3. Strategi koping Keluarga Tn.A mengatakan selalu mendiskusikan jika ada masalah dengan keluarga 4. Strategi adaptasi Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara – cara keluarga menghadapi masalah secara maladaptive.

Pemeriksaan fisik Keadaan Umum Pemeriksaan

Tn.A

Tn.B

Ny.B

Ny.S

Ny.M

Nn.S

Nn.S

Fisik TTV

TD : 120/80

TD : 110/80

TD : 110/70

TD : 120/60

TD : 100/60

TD : 110/60

TD : 120/60

mmHg

mmHg

mmHg

mmHg

mmHg

mmHg

mmHg

BB : 70 kg

BB : 57 kg

BB : 46 kg

BB : 60 kg

BB : 48 kg

BB : 48 kg

BB : 56 kg

RR : 26x/menit

RR : 26x/menit

RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit RR : 26x/menit RR : 26x/menit S

: 36,60C

S

: 36,90C

S

: 35,60C

S

: 35,90C

S

: 35,90C

S

: 35,90C

S

: 35,90C

TB : 169 cm

TB : 160 cm

TB : 149 cm

TB : 157 cm

TB : 152 cm

TB : 160 cm

TB : 159 cm

LL :

LL :

LL :

LL :

LL :

LL :

LL :

LK :

LK :

LK :

LK :

LK :

LK :

LK :

N

N

N :84x/menit

N: 100x/menit

N

N

N

:82x/menit

:80x/menit

:80x/menit

: 85x/menit

: 88x/menit

Kepala dan

Simetris, kulit

Simetris, kulit

Simetris, kulit

Simetris, kulit

Simetris, kulit

Simetris, kulit

Simetris, kulit

rambut

kepala tidak

kepala tidak

kepala tidak

kepala tidak

kepala tidak ada

kepala tidak ada

kepala tidak ada

ada lesi dan

ada lesi dan

ada lesi dan

ada lesi dan

lesi dan tidak

lesi dan tidak

lesi dan tidak

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada benjolan,

ada benjolan,

ada benjolan,

benjolan,

benjolan,

benjolan,

benjolan,

rambut sedikit

rambut tidak

rambut tidak

rambut sedikit

rambut sedikit

rambut sedikit

rambut sedikit

beruban

beruban

beruban

beruban

beruban

beruban

beruban

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Hidung

Telinga

Mata

Mulut

Leher

Dada

Abdomen

secret,

secret,

secret,

secret,

secret,

secret,

secret,

penciuman

penciuman

penciuman

penciuman

penciuman baik

penciuman baik

penciuman baik

baik

baik

baik

baik

Fungsi

Fungsi

Fungsi

Fungsi

Fungsi

Fungsi

Fungsi

pendengaran

pendengaran

pendengaran

pendengaran

pendengaran

pendengaran

pendengaran

baik

baik

baik

baik

baik

baik

baik

Simetris, mata

Simetris, mata

Simetris, mata

Simetris, mata

Simetris, mata

Simetris, mata

Simetris, mata

tidak anemis

tidak anemis

tidak anemis

tidak anemis

tidak anemis

tidak anemis

tidak anemis

Mukosa

Mukosa

Mukosa

Mukosa

Mukosa lembab,

Mukosa lembab,

Mukosa

lembab, tidak

lembab, tidak

lembab, tidak

lembab, tidak

tidak ada

tidak ada

lembab, tidak

ada kesulitan

ada kesulitan

ada kesulitan

ada kesulitan

kesulitan

kesulitan

ada kesulitan

menelan, gigi

menelan,gigi

menelan,gigi

menelan,gigi

menelan,gigi

menelan,gigi

menelan,gigi

tidak lengkap

lengkap

lengkap

lengkap

lengkap

lengkap

lengkap

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

ada

ada

ada

ada

ada pembesaran

ada pembesaran

ada pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

limfe

limfe

limfe

limfe

limfe

limfe

limfe

Simetris, irama

Simetris, irama Simetris, irama Simetris, irama Simetris, irama

Simetris, irama

Simetris, irama

teratur

teratur

teratur

teratur

Asites, tidak

Asites, tidak

Asites, tidak

Asites, tidak

teratur Asites, tidak ada

teratur Asites, tidak

ada nyeri tekan

ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan nyeri tekan

nyeri tekan

ada nyeri tekan

teratur Asites, tidak ada

Ektremitas

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

edema, fungsi

edema, fungsi

edema, fungsi

edema, fungsi

edema, fungsi

edema, fungsi

edema, fungsi

pergerakan

pergerakan

pergerakan

pergerakan

pergerakan baik

pergerakan baik

pergerakan baik

baik

baik

baik

baik

Genetalia &

Klien

Klien

Klien

Klien

Klien

Klien

Klien

anus

mengatakan

mengatakan

mengatakan

mengatakan

mengatakan

mengatakan

mengatakan

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

kelainan

kelainan

kelainan

kelainan

kelainan apapun

kelainan apapun

kelainan apapun

apapun

apapun

apapun

apapun

ataupun

ataupun

ataupun

ataupun

ataupun

ataupun

ataupun

hemoroid

hemoroid

hemoroid

hemoroid

hemoroid

hemoroid

hemoroid

XIV.

Harapan Keluarga Keluarga mengatakan berharap agar Ny.S bisa sembuh secara total atau meminimalkan asma yang dideritanya kembali normal supaya bisa beraktifitas secara normal bersama keluarganya

XV.

Analisa Data Nama pasien : Ny.S

No.

Data Fokus

Masalah

Penyebab

1.

DS : Pasien mengatakan nyeri

Nyeri akut

Ketidakmampuan

pada sendi kaki saat digerakkan

keluarga merawat

dan terkadang susah digerakkan.

anggota keluarga

DO : Pasien tampak gelisah dan

yang sakit.

meringis, dengan TTV : TD : 120/60 mmHg RR : 26x/m S

: 35,90C

N : 100x/m Dengan P : Nyeri saat di gerakkan Q : Nyeri terasa tertusuk-tusuk R : Nyeri terasa ada sendi lutut S : Skala nyeri 4 T : Nyeri hilang timbul 2.

DS : -Pasien mengatakan tidak mengetahui bagaimana penatalksanaan dari penyakit yang di deritanya -Pasien mengatakan ingin mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan DO : Pasien dan keluarga

Defisit Pengetahuan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

tampak antusias dalam mempelajari masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarganya

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (BAILON DAN MAGLAYA, 1978) a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Kriteria 1. Sifat masalah. Skala : aktual 3 Resiko 2 Potensial 1

Bobot 1

Nilai 3/3 x1=1

Pembenaran Sifat masalah aktual dan sedang terjadi, pasien mengatakan nyeri pada lutut pasien.

2. Kemungkinan 1 masalah dapat diubah. Skala : Mudah 2 Sebagian 1 Tdk dapat 0

2

½ x2=1

Kemungkinan masalah dapat diubah adalah mudah, karena Ny. S dan keluarga khususnya sangat antusias dan kooperatif dalam mendengarkan penjelasan, tentang cara meredakan nyeri yang dirasakan dan mengobati rematik yang di alami Ny. S

3. Potensial masalah 2 untuk dicegah Skala : Tinggi 3 Cukup 2 Rendah 1

1

2/3x1=2/3

Masalah dapat dicegah dengan cara memeriksa kesehatannya ke puskesmas

2

1

2/2x1=1

Tn.O mengetahui penyakit yang diderita oleh ibunya Ny.S, namun keluarga belum dapat merawat anggota keluarga yang sakit secara optimal.

4. Menonjolnya masalah. Skala : masalah berat harus segera di tangani : 2 Adanya masalah tapi tidak perlu ditangani : 1 Masalah tidak dirasakan : 0 Jumlah skor

Skor 3

3 2/3

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Kriteria 1. Sifat masalah. Skala : aktual

Skor 3

Bobot 1

Nilai 3/3x1=1

Pembenaran Sifat masalah aktual dan sedang terjadi, pasien mengatakan sulit menggerakkan kaki.

2

½ x 2=1

Kemungkinan masalah dapat diubah adalah sebagian, karena Ny.S dan keluarga belum mengerti bagaimana cara menghilangkan rematik.

2

1

2/3x1=2/3

2

1

2/2x1=1

2. Kemungkinan 1 masalah dapat diubah. Skala : sebagian

3. Potensial masalah untuk dicegah Skala : cukup 4. Menonjolnya masalah. Skala : masalah berat harus segera di tangani Jumlah skor

Masalah dapat dicegah dengan cara memeriksa kesehatannya ke puskesmas Tn.O mengetahui penyakit yang diderita oleh ibunya Ny.S, namun keluarga belum dapat merawat anggota keluarga yang sakit secara optimal

3 2/3

Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah : a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

B. INTERVENSI KEPERAWATAN No

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Kriteria

Hasil Standar

.dx 1.

Setelah

Setelah

Evaluasi Respon

dilakukan

dilakukan

verbal

tindakan

pertemuan 1x

menjawab

keperawatan

60menit

pertanyaan

teknik non

selama 2x

diharapkan

yang

farmakologis

pengkajian

keluarga :

diberikan

untuk

diharapkan

Mengenal cara

nyeri pada

merawat dan

dapat

rasa nyeri

pasien dapat

mengatasi nyeri

membawa

(mis : TENS,

teratasi atau

yang dirasakan

keluarga

hypnosis,

hilang

pasien

yang sakit

akupresure,

ditandai

ketempat

terapi music,

dengan pasien

pelayanan

biofeedback,

tidak sering

kesehatan

terapi pijat,

1. Keluarga dapat

2. Keluarga

mengeluh

3. Keluarga

Intervensi 1. Identifikasi skala nyeri 2. Berikan

mengurangi

aromaterapi,

nyeri atau

mampu

teknik

kesakita pada

merawat dan

imajinasi

bagian sendi

mengatasi

terbimbing,k

pada lutut

nyeri pada

ompres

pasien

hangat atau dingin, terapi bermain. 3. Ajarkan teknik nonfarmakol ogis untuk mengurangi

2.

Setelah

Setelah dilakukan

Respon

1. Keluarga

dilakukan

pertemuan 1x

verbal

dapat

rasa nyeri 1. Identifikasi kesiapan dan

tindakan

60menit

menjawab

kemampuan

keperawatan

diharapkan

pertanyaan

menerima

selama 2x

keluarga :

yang

informasi

pengkajian

Mengenal cara

diberikan

diharapkan

merawat dan

tingkat

mengatasi

dapat

media

pengetahuan

penyakit yang

membawa

pendidikan

pada pasien dan

dialami pasien

keluarga

kesehatan

2. Keluarga

2. Sediakan materi dan

keluarga dapat

yang sakit

teratasi atau

ketempat

kesempatan

hilang ditandai

pelayanan

untuk

dengan pasien

kesehatan

bertanya

3. Keluarga

4. Jelaskan

dan keluarga

3. Berikan

mengetahui

mampu

faktor resiko

penatalaksanaan

merawat dan

yang dapat

penyakit yang

mengatasi

mempengaru

sedang dialami

penyakit

hi kesehatan

yang dialami pasien sekarang

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No.

Tanggal

Dx 1.

09/11/20

Dx.Kep Nyeri

Implementasi 1. Mengucap salam

Evaluasi DS : -

berhubungan

DO : Pasien

dengan

mengucapkan salam

ketidakmampuan

2. Gali pengetahuan keluarga

keluarga merawat

untuk menyebutkan

DS : Pasien

anggota keluarga

penatalaksanaan cara

mengatakan jika

yang sakit.

meredakan rasa nyeri

sakit dibawa ke puskesmas/bidan terdekat DO : -

3. Menjelaskan cara menurunkan rasa nyeri,

DS : Pasien

dengan terapi akupresur

mengatakan cara

dan kompres hangat

menurunkan nyeri dengan kompres hangat dan menghindari stress DO : Skala nyeri

4. Memberi motivasi keluarga

pasien 4

untuk

mengulang

DS : DO : Keluarga pasien tampak

5. Mengidentifikasi skala

kooperatif

nyeri DS : Pasien mengatakan nyeri pada bagian lutut DO : Pasien tampak meringis, skala 6. Memberi reinforcement

nyeri 4

(+) pada keluarga DS : DO : Keluarga pasien tampak 7. Menggali pengetahuan

kooperatif

keluarga untuk menyebutkan

DS : Pasien dan

penatalaksanaan

keluarga

manajemen nyeri apabila

mengatakan tidak

sudah tidak tertahankan

tahu DO : Pasien dan keluarga tampak

8. Menjelaskan pengobatan

bingung

nyeri pada rematik apabila sudah tidak

DS : Pasien dan

tertahankan

keluarga mengatakan bersedia mendengarkan penjelasan DO : Pasien dan keluarga tampak

9. Beri motivasi pada keluarga

kooperatif

untuk

mengulang

DS : DO : Pasien dan keluarga tampak

2.

09/11/20

Defisit

1. Identifikasi kesiapan dan

kooperatif DS : Pasien dan

pengetahuan

kemampuan menerima

keluarga

berhubungan

informasi

mengatakan siap

dengan

diberikan informasi

ketidakmampuan

DO : Pasien dan

keluarga mengenal

keluarga tampak

kooperatif

masalah kesehatan.

2. Sediakan materi dan media DS : pendidikan kesehatan

DO : Petugas kesehatan sudah menyiapkan leaflet untuk media penjelasan materi

3. Berikan kesempatan untuk bertanya

DS : DO : Pasien dan keluarga kooperatif dalam bertanya mengenai masalah kesehatan

4. Jelaskan faktor resiko

DS : Pasien

yang dapat mempengaruhi

mengataan belum

kesehatan

mengerti tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan DO : Pasien tampak

1.

10/11/20

Nyeri

1. Mengucap salam

kooperatif DS : -

berhubungan

DO : Pasien

dengan

mengucapkan salam

ketidakmampuan

2. Menjelaskan cara

keluarga merawat

menurunkan rasa nyeri,

DS : Pasien

anggota keluarga

dengan terapi akupresur

mengatakan cara

yang sakit.

dan kompres hangat

menurunkan nyeri dengan kompres hangat dan

menghindari stress dan tidak mengkonsumsi alkohol DO : Skala nyeri 3. Memberi motivasi

pasien 3

keluarga untuk mengulang

DS : DO : Keluarga pasien tampak

4. Mengidentifikasi

kooperatif

skala nyeri DS : Pasien mengatakan nyeri pada bagian lutut DO : Pasien tampak meringis, skala 5. Memberi reinforcement

nyeri 3

(+) pada keluarga DS : DO : Keluarga pasien tampak 6. Menjelaskan pengobatan

kooperatif

nyeri pada rematik apabila sudah tidak tertahankan

DS : Pasien mengatakan apabila sakit lakukan teknik kompres hangat terlebih dahulu, jika sudah tidak tertahan langsung dibawa ke puskesmas DO : Pasien dan keluarga tampak

mengerti dan kooperatif 7. Beri motivasi pada

2.

10/11/20

Defisit

keluarga untuk

DS : -

mengulang

DS : Pasien tampak

1. Identifikasi kesiapan dan

kooperatif DS : Pasien dan

pengetahuan

kemampuan menerima

keluarga

berhubungan

informasi

mengatakan siap

dengan

diberikan informasi

ketidakmampuan

DO : Pasien dan

keluarga mengenal

keluarga tampak

masalah kesehatan.

kooperatif 2. Sediakan materi dan media DS : pendidikan kesehatan

DO : Petugas kesehatan sudah menyiapkan leaflet untuk media penjelasan materi

3. Berikan kesempatan untuk bertanya

DS : DO : Pasien dan keluarga kooperatif dalam bertanya mengenai masalah kesehatan

4. Jelaskan faktor resiko

DS : Pasien

yang dapat mempengaruhi

mengataan belum

kesehatan

mengerti tentang faktor resiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan DO : Pasien tampak kooperatif

D. EVALUASI No. Dx 1.

Tanggal/jam

Diagnosa Keperawatan

Catatan Perkembangan

Rabu,

Nyeri berhubungan dengan

S:

11/11/20

ketidakmampuan keluarga

10.00 wita

merawat anggota keluarga

pada lutut sudah sedikit

yang sakit.

berkurang

-

-

Pasien mengatakan nyeri sendi

Pasien mengatakan penatalaksanaan nyeri sendi di rumah yaitu dengan cara mengompres dengan air hangat dan mengurangi stress serta tidak mengkonsumsi alkohol

O: -

Pasien tampak lebih rileks

-

Keluarga pasien tampak kooperatif dalam membantu pasien

-

Pasien dan keluarga tampak mampu menyebutkan penatalaksaan rematik di rumah

-

TTV : TD : 120/90 mmHg, N : 88x/m, S : 36,2OC, R : 22x/m

-

Skala nyeri pasien 3

A : Nyeri akut teratasi P:

2.

-

Pertahankan kondisi klien

-

Identifikasi skala nyeri klien,

Rabu,

Defisit pengetahuan

jika perlu S : Pasien mengatakan mengerti

11/11/2020

berhubungan dengan

dengan pendidikan kesehatan yang

10.00 wita

ketidakmampuan keluarga

telah diberikan

mengenal masalah kesehatan.

O : Pasien tampak kooperatif dalam

menjalani pendidikan kesehatan A : Defisit pengetahuan teratasi P : Pertahankan kondisi klien

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Clinical Teacher / CT,

Denpasar, 11 November 2020 Nama Mahasiswa,

Komang

Aditya

Wedayana NIM. P07120018022