LP Dan ASKEP BRONKITIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR II Dosen Pembimbing :Gathut Pringgotomo .,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Dibuat Oleh : Nama : Septyananda Tri Widya Putri Nim

: A2R19103

Prodi : Sarjana Keperawatan 2B/Sem 3

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2020-2021

1

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR II Telah disetujui dan disahkan pada : Hari

:

Tanggal

:

Mengetahui

Mahasiswa Septyananda Tri Widya Putri

Dosen Pembimbing Gathut Pringgotomo.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini yang Alhamdulillah tepat waktunya yang berjudul “ Bronkitis ” Laporan Pendahuluan ini berisikan tentang informasi atau lebih khususnya membahas penjelasan tentang Bronkitis. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Dalam menyusun makalah ini tidak terlepas mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada Yang Terhormat: 1. Bapak Dr. H. Yitno, S.Kp, MPd. Sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. 2. Gathut Pringgotomo.,S.Kep.,Ners.,M.Kep. Sebagai dosen pembimbing praktikum keperawatan pada judul “ Bronkitis ". 3. Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku sebagai referensi untuk pembuatan tugas. 4. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Tulungagung, 27 Januari 2021

Penyusun Septyananda Tri Widya P

DAFTAR ISI

Contents LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS...........................................................................2 3

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3 I.

Definisi.........................................................................................................................5

II.

Etiologi.........................................................................................................................5

III.

Klasifikasi....................................................................................................................5

IV.

Manifestasi Klinis..................................................................................................................6

IV.

Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................................6

VI.

Penatalaksanaan.....................................................................................................................7

VII.

Komplikasi............................................................................................................................8

VIII.

Patofisiologi...........................................................................................................................8

IX.

Pathway.................................................................................................................................9

X.

Diagnosa Keperawatan........................................................................................................10

XI.

Intervensi.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

I.

Definisi

Bronkitis adalah suatu infeksi saliran pernafasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakhea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk,dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis pada umumnya disebabkan oleh viruus seperti Rhinovirus, 4

RSV,virus influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, Virus Rubeola, dan Paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma Pneumonia, Bordetella Pertussis, atau Corynebacterium Diphtheriae (Rahajoe,2012). Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah,2013). Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik. Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia dewasa (Ngastiyah, 2013) Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkoli,bronkus dan trakhea oleh berbagai sebab (Purnawan Junaidi,2016) Menurut WHO (2015) Penyakit bronkitis di derita lebih dari 64 juta di dunia, di Indonesia sampai saat belum diketahui secara pasti namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru obstruktif (PPOK) yang terdiri atas bronkitis kronis dan emfisema (PDIP,2013). Menurut Rinaldi (2013) terdapat 4,8 % dengan prevalensi 5,6 %. II.

Etiologi

Bronkitis akut lebih sering di sebabkan oleh virus seperti Rhinovirus Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus parainfluenza dan Coxsackie virus sedangkan menurut laporan penyebab lainnya terjadi melalui zat iritan seperti asam lambung / polutan dan di temukan setelah pejanan berat seperti aspirasi setelah muntah / zat kimia dan menjadi bronkitis kronis. Sedangkan pada bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia, Bardetella pertuassis yang dapat menyebabkan bronkitis akut dan terjadi pada anak-anak berusia di atas 5 tahun atau remaja yang tidak diimunisasi. Gejala khas berupa batuk berturut turut dalam satu ekpirasi di ikuti dengan usaha keras dan mendadak untuk inspirasi menimbulkan whoo. Dan pada saat batuk mengeluarkan mucus kental dan lengket. faktor polutan juga dapat memicu terjadinya bronkitis sedangnkan faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat penyakit (Nanda, 2015).

III.

Klasifikasi

Terbagi menjadi 2 yaitu : Bronkitis akut Merupakan infeksi saluran pernafasan akut bawah, di tandai dengan gelaja mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronkitis ini peradangan / inflamasi pada bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan kondisinya di perparah oleh polutan seperti asap kendaraan, asap rokok, dan asap kimiawi. Bronkitis kronik Di tandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut – turut). Pada bronkitis kronik peradangan bronkus tetap berlanjut selama beberapa waktu dan terjadi hambatan / obstruksi pada aliran udara normal dalam bronkus. Pada bronkitis ini terbagi atas :

5

a. Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan. b. Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis ), ditandai dengan batuk berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan). c. Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi /wheezing . (Nanda, 2015). IV.

Manifestasi Klinis Perbedaan antara bronkitis akut dan bronkitis kronis antara lain: 1. Tanda dan gejala pada bronkitis akut 1. Batuk 2. Terdengar ronki 3. Suara yang berat dan kasar 4. Wheezing 5. Menghilang dalam 10 - 14 hari 6. Demam 7. Produksi sputum (Nanda, 2015) 2. Tanda dan gejala pada bronkitis kronis 1. Batuk parah pada pagi hari dengan kondisi lingkungan lembab 2. Sering mengalami infeksi saluran nafas seperti flu di ikuti batuk 3. Gejala bronkitis akut lebih dari 2-3 minggu 4. Demam tinggi 5. Sesak nafas jika saluran nafas atas tersumbat 6. Produksi dahak bertambah berwarna kuning atau hijau (Nanda, 2015)

V.

Pemeriksaan Penunjang

a. Rontgen thoraks Tampak adanya konsolidasi di bidang paru menunjukkan terjadinya penurunan kapasitas paru. b. Pemeriksaan fungsi paru Di gunakan untuk mengetahui volume dan kapasitas normal paru jika lebih / kurang menunjukan malfungsi sistem paru. Normalnya 12-16 x/menit yang mengangkut 5 liter udara pada orang dewasa sedangkan anak 24 x / menit Alatnya spirometer c. Kadar gas darah Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH / keseimbangan asam basa, oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah: 1. PH normal 7,35-7,45 2. Pa CO2 normal 35-45 mmHg 3. Pa O2 normal 80-100 mmHg 4. Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l 6

5. HCO3 normal 21-30 mEq/l 6. Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3 7. Saturasi O2 lebih dari 90%. d. Pemeriksaan laboratorium Untuk menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan eosinophil. Sputum (Nanda, 2015)

VI.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan Fisioterapi (Jurnal Adhim,2015) 1. Sinar Infra Merah Lakukan tes sensibilitas tajam tumpul pada area otot pectoralis mayor dan trapezius upper kemudian posisikan pasien senyaman mungkin. Pada area yang diterapi bebas dari pakaian. Persiapkan alat IR dengan mengarahkan sinar infra merah tepat tegak lurus pada otot pectoralis mayor dan trapezius upper dengan jarak 45 cm dengan waktu penyinaran 10 menit pada tiap bagian. Terapis memberikan informasi efek rasa hangat yang muncul pada sinar infra merah, apabila pasien merasakan panas yang berlebihan saat terapi berlangsung diharapkan dapat memberitahukan kepada terapis. 2. Chest Fisioterapi Fisioterapi dada dengan menggunakan beberapa tehnik seperti postural drainage, tapotement, batuk efektif, breathing exercise. a. Postural Drainage Postural drainage adalah posisi tubuh dengan menggunakan gravitasi untuk membantu mengalirkan sekresi (mukus) dari segmen paru-paru pasien. Pada setiap posisi, bronchus segmental pada area yang akan dialirkan harus tegak lurus dengan lantai. b. Tapotement Tapotement adalah pengetokan dinding dada dengan tangan. Untuk melakukan tapotement, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan memfleksikan jari dan meletakkan ibu jari bersentuhan dengan jari telunjuk. Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret. Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan postural drainage. c. Batuk Efektif Latihan batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan sekret secara maksimal. d. Breathing Exercise Latihan napas yang terdiri atas pernapasan diafragma dan purse lips breathing. Tujuan latihan pernapasan adalah untuk mengatur frekuensi dan pola napas, memperbaiki fungsi diafragma,memperbaiki mobilitas sangkar thorak dan mengatur kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih efektif. Latihan ini meningkatkan inflasi 7

alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan kecemasan, menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna dan tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, dan mengurangi kerja pernapasan. VII.

Komplikasi Ada beberapa komplikasi Bronkitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain : a. Bronkitis Kronik b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronkitis sering mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik. c. Efusi pleura atau empisema. d. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian. e. Haemaptoe terjadi karena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri pulmonalis), cabang arteri (arteri broncialis) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan gawat darurat. f. Sinustisis merupakan bagian dari komplikasi bronkitis pada saluran nafas. g. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan. h. Kegagalan pernafasan merupakan komplikasi paling akhir pada bronkitis yang berat dan luas. i. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea. (Jurnal Julia, 2018)

VIII.

Patofisiologi

Menurut Kowalak (2011) Bronchitis terjadi karena Respiratory Syncytial Virus (RSV),Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap Rokok, Polusi Udara yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini menimbulkan inflamasi pada precabangan trakeobronkial, yang menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau penyumbatan jalan napas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan napas yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi daerah arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas, penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus di dalam jalan napas. Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut terkena. Jalan napas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian, udara napas akan terperangkap di bagian distal paru. Pada keadaan ini akanterjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya. Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadikarena inflamasi dan konpensasi pada 8

daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak napas. IX.

Pathway (Nanda,2015) Saluran nafas dalam

Hipertemi

Gangguan pembersihan paru-paru

Radang/ inflamasi pd bronkuse

Radang bronkial

Invasi virus respiratory sinsitial, adeno virus parainfluenza, rhinovirus, alergen alergen,emosi/stress, obat-obatan, infeksi, asap rokok.

Akumulasi mukus

Produksi mukus

Kontriksi berlebih

Timbul reaksi balik

Edema/ pembengkakan pada mukosa/ sekret >>

Hiperventiasi paru

Pengeluaran energi berlebihan

atelektasis Ketidakefektifan bersihan jalan nafas hipoxemia

Kelelahan

Aneroksia

X.

Intoleransi aktivitas Kompensasi frekuensi nafas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakefektifan pola nafas

Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus. 2. Ketikdakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah. 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

XI.

Intervensi 9

(SDKI,2018)

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronco kontriksi, mukus. Definisi : Inspirasi dan/ ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam gangguan pola nafas dapat teratasi. Kriteria hasil : - Kapasitas vital - Tekanan ekspirasi - Tekanan inspirasi - Dispnea - Frekuensi nafas - Kedalaman nafas Intervensi : Observasi - Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,usaha napas). - Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling,wheezing,ronkhi). - Monitor sputum (jumlah,warna,aroma) Terapeutik - Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift ( jaw-thrust jika curiga trauma servikal). - Posisikan semifowler/ fowler. - Berikan minum hangat. Edukasi - Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari. - Ajarkan teknik batuk efektif. Kolaborasi - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,jika perlu. 2. Ketikdakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah. Definisi : Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam kebutuhan asupan nutrisi sudah tercukupi. Kriteria hasil : - Porsi makan yang dihabiskan - Pengetahuan tentang standar asupan nurisi yang tepat. - Perasaan cepat kenyang. - Nyeri abdomen. - Diare - Nafsu makan Intervensi : Observasi - Identifikasi status nutrisi. - Identifikasi makanan yang disukai - Monitor asupan makanan. - Monitor hasil pemeriksaan laboraturium. Terapeutik - Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu. - Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai. - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi. Edukasi 10

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu. - Ajarkan diet yang diajarkan. Kolaborasi - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,antiematik). - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan. 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam kepatenan jalan nafas meningkat. Kriteria hasil : - Batuk efektif - Produksi sputum - Dispnea - Ortopnea - Sulit bicara - Sianosis - Frekuensi nafas - Pola nafas Intervensi : Observasi - Identifikasi kemampuan batuk. - Monitor adanya retensi sputum. - Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas. - Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik). Teraupetik - Atur posisi fowler/semifowler. - Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien. - Buang sekret pada tempat sputum. Edukasi - Jelasan tujuan dan prosedur batuk efektif. - Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan mulut dibulatkan. - Anjurkan mengulang tarik nafas dalam hingga 3x. - Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang ke 3. Kolaborasi - Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran,jika perlu. DAFTAR PUSTAKA

Dhananjaya, Arya J, 2012; Pernafasan (Bronchitis), diakses tanggal 2 Mei 2016, dari ayoncrayon4.blogspot.co.id/2012/11/bronchitis.html. Hartono. 2015. Peningkatan Kapasitas Vital Paru pada Pasien PPOK Menggunakan metode Pernapasan Pursed Lips. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Volume 4 Nomor 1, Mei 2015. Hal 62. Ikawati Zullies. 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Kurniyawati Efi, 2015, Chest Physical Therapy dan Terapi Latihan (CPT) Pada Kardiopulmonal, diakses tanggal 2 Mei 2016, efikurniyawati61.blogspot.co.id/2015/04/chest-physical-therapy-dan11

dari

terapi.html. Lehrer Steven. Tanpa tahun. Memahami Bunyi Paru Dalam Praktik Sehari-hari. Dialihbahasakan oleh Lyndon Saputra. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Parker, Steve. 2007. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Di alihbahasakan oleh Winardini. Jakarta: Penerbit Erlangga. Putri H dan Soemarno S. 2013. Perbedaan Postural Drainage dan Latihan Batuk Efektif pada Intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Bat

1. 2.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738

Tulungagung 66224

Alamat E-mail : [email protected]

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS 12

Pengkajian diambil tgl

: 27 Januari 2021

Jam

: 12.00

Tanggal Masuk

: 27 Januari 2021

No. reg : 13452

Ruangan / Kelas

: Ruang Bugenvil

No. Kamar

: 0102

Diagnosa Masuk

: Sesak nafas

Diagnosa Medis

: Bronkitis

IDENTITAS 1. Nama

: Tn.Siswanto

2. Umur

: 48 Tahun

3. Jenis Kelamin

: Laki-laki

4. Agama

: Islam

5. Suku / Bangsa

: Jawa

6. Bahasa

: Indonesia

7. Pendidikan

: SLTA

8. Pekerjaan

: Buruh Tani

9. Alamat

: Ds.Tawing,Rt/Rw 02/01, Kec. Gondang, Kab. T.Agung

10. Alamat yg mudah dihubungi

: Ds.Tawing, Rt/Rw 02/01, Kec. Gondang, Kab. T.Agung

11. Ditanggung oleh

: Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN 1. Keluhan utama

/ Alasan Masuk Rumah Sakit

:

a. Alasan Masuk Rumah Sakit

: klien mengeluhkan panas sudah 2 hari diikuti sesak nafas.

b. Keluhan Utama

:Sesak nafas.

2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) : P : Klien mengatakan mungkin penyebab ternyadinya penyakit yang dideritanya akibat terlalu sering mengkonsumsi rokok. Q : Klien mengatakan bahwa dadanya sangat terasa berat/sulit untuk bernafas. R: Nyeri pada dada. S: Ketika di berikan skala sulit bernafasnya , klien mengatakan bahwa skala sulit bernafasnya 5-6 T: Klien mengatakan keluhannya dirasakan sebulan terakhir, tetapi 2 hari yang lalu merupakan masa terberatnya. 3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

: -

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

:

Keluarga klien mengatakan bahwa anggota keluarga dari

bapak/ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti klien. 13

POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

i.

SEBELUM MASUK RS

DI RUMAH SAKIT

Pola Tidur / Istirahat 1. Waktu Tidur

22.00 WIB

23.00 WIB

b. Waktu Bangun

05.00 WIB

04.00 WIB

c. Masalah Tidur

-

Rasa kurang nyaman

Menonton Tv

Mendengarkan tausiah di youtube

Suara yang terlalu bising

Suara yang terlalu bising

Kuning jernih Khas feses Normal 1x sehari -

Kuning jernih Khas feses Sedikit lunak 2-3x sehari -

Spontan Kuning Khas urine 4 x sehari -

Spontan Kuning Khas urine 6-7 x sehari -

Oral 3x sehari 4 sehat 5 sempurna Ikan segar Daun ketela Sering merasa mual -

Oral 1-2x sehari 4 sehat 5 sempurna Ikan segar Soup Sering merasa mual Makan sedikit

d. Hal-hal yang mempermudah tidur e. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun B. Pola Eliminasi BAB - Warna - Bau - Konsistensi - Jumlah - Frekwensi - Masalah BAB - Upaya mengatasi BAK - Sepontan /alat bantu - Warna - Bau - Konsistensi - Jumlah - Frekwensi - Masalah BAK - Upaya mengatasi C. Pola Makan dan Minum 1. Makan - Oral/ NGT - Frekwensi - Jenis - Diit - Pantangan - Yang Disukai - Yang Tdk disukai - Alergi - Masalah makan - Upaya mengatasi 2. Minum

14

-

Oral / NGT Frekwensi Jenis Diit Pantangan Yang Disukai Yang Tdk disukai Alergi Masalah minum Upaya mengatasi

D. Kebersihan diri / personal hygiene : 1. Mandi 2. Keramas 3. Pemeliharaan gigi dan mulut 4. Pemeliharaan kuku 5. Ganti pakaian

Oral 2 liter/hari Air putih Minuman manis Kopi -

Oral 2 liter/ hari Air putih Minuman manis, jus Kopi -

2x sehari 3x seminggu 2x sehari

1x sehari 1x seminggu 2x sehari

1x seminggu 2x sehari/ sesuai kebutuhan

1x seminggu 1x sehari/ sesuai kebutuhan

Bertani

Berbaring

2pck/ hari -

4btg/hari -

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Lain F. -

Kebiasaan Merokok Alkohol Jamu, dll

DATA PSIKO SOSIAL A. Pola Komunikasi B. Orang yang paling dekat dengan klien C. Rekreasi Hobby Penggunaan Waktu Senggang D. Dampak dirawat di Rumah Sakit

: Kooperatif : Keluarga : Bertanam : Bercengkrama : Pasien tidak beraktifitas seperti saat sehat. : Baik

E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan

: Keluarga

KONSEP DIRI ii. Gambaran Diri iii. Harga Diri iv. Ideal Diri v. Identitas Diri vi. Peran

: Px nampak semangat untuk kembali sehat. : Px tidak mampu beraktifitas seperti biasanya : Px ingin sembuh : Px seorang suami : Px seorang ayah / kepala keluarga

DATA SPIRITUAL A. Ketaatan Beribadah B. Keyakinan terhadap sehat / sakit

: Px taat beribadah : Px ada keinginan untuk sehat. 15

C. Keyakinan terhadap penyembuhan

: Px ada keyakinan untuk sembuh

PEMERIKSAAN FISIK A. Kesan Umum / Keadaan Umum Klien tampak lemas dan terlihat sulit untuk bernafas. B. Tanda – tanda vital

C.

Suhu Tubuh

: 37,5 ℃

Nadi

: 98 x/menit

Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Respirasi

: 22 x/menit

Tinggi Badan

: 165cm

Berat Badan

: 64kg

Pemeriksaan Kepala dan Leher f. Kepala dan rambut a. Bentuk Kepala

: Normal

Kulit kepala

: Bersih, Ketombe (-), Odem (-)

b. Rambut Penyebaran dan keadaan rambut : Rata Bau

: Tidak berbau

Warna

: Hitam agak kecoklatan

c. Wajah Warna Kulit

: Sawo matang

Struktur Wajah

: Normal

g. Mata a. Kelengkapan dan kesimetrisan b. Kelopak Mata ( Palpebra ) c. Konjuctiva dan sklera d. Pupil e. Kornea dan iris f. Ketajaman penglihatan / visus g. Tekanan bola mata h. Hidung

: Lengkap dan simetris : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal b. Lubang Hidung : Normal c. Cuping hidung : Normal i. Telinga a. Bentuk telinga Ukuran telinga Ketegangan telinga

: Normal : Simetris : -

b. Lubang telinga : Normal c. Ketajaman pendengaran:Sedikit terganggu j. Mulut dan faring 16

a. Keadaan bibir b. Keadaan gusi dan gigi c. Keadaan lidah d. Orofarings k. Leher a. b. c. d. e. f.

Posisi trakhea Tiroid Suara Kelenjar Lymphe Vena jugularis Denyut nadi Carotis

: Sedikit kering :::::: Tidak ada suara tambahan :::-

1. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )

D.

a. Kebersihan

: Bersih

b. Kehangatan

:-

c. Warna

: Biru

d. Turgor

: Derajat 2

e. Tekstur

: Sedikit kering

f. Kelembaban

: Sedikit kering

g. Kelainan pada kulit

:-

Pemeriksaan payudara dan ketiak a. b. c. d.

E.

Ukuran dan bentuk payudara : Simetris Warna payudara dan areola : Aerola sedikit menghitam Kelainan-kelainan payudara dan puting : Axila dan clavicula :-

Pemeriksaan Thorak / dada l. Inspeksi Thorak a. b. c. d. e. f.

Bentuk Thorak Pernafasan Frekwensi Irama Tanda-tanda kesulitan bernafas Alat bantu

: Normal : 25 x/menit : Takipneu : Frekuensi nafas kurang dari normal : O2 /ventilator

g. luka

: ada / tidak

h. Keterangan luka………………………… 2. Pemeriksaan Paru a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ): Normal b. Perkusi : Normal 17

c. Auskultasi Suara Nafas Suara Ucapan Suara Tambahan

: Normal : Normal :-

3. Pemeriksaan Jantung a. Inspeksi dan Palpasi - Pulsasi : Normal - Ictus cordis : Normal b. Perkusi Batas-batas jantung : Area aortik Area pulmonal Area tricuspid Area mitral c. Auskultasi - Bunyi jantung I - Bunyi jantung II - Bunyi jantung Tambahan - Bising / Murmur - Frekwensi denyut jantung

: ICS 2 parasternal kanan. : ICS 2 parasternal kiri. : ICS 4 parasternal kiri. : ICS 5 midklavikula kiri [3,8]

: Normal : Normal : Normal :: 80 x/menit

F.

Pemeriksaan Abdomen a. Inspeksi - Bentuk abdomen : Normal - Benjolan / Massa : Normal - Bayangan pembuluh darah pada abdomen : - Luka : post laparotomi / post SC : ket luka………………… b. Auskultasi - Peristaltik Usus :c.Palpasi - Tanda nyeri tekan :- Benjolan / massa : - Tanda-tanda ascites :- Hepar :- Lien :- Titik Mc. Burne :d. Perkusi - Suara Abdomen :- Pemeriksaan Ascites :-

G.

Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya 1. Genetalia a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal 2. Anus dan Perineum a. Lubang anus : Normal b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :4. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas ) a. Kesimetrisan Otot : Simetris 18

b. c. d. e. f. H.

Pemeriksaan Oedem :Kekuatan Otot :4 Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : ujung kuku biru Luka : ada/tidak jenis : fraktur / abvasi / alat bantu : ya/tidak jenis alat bantu…………..

Pemeriksaan Neurologi 1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS 2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) i. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) ii. Fungsi Motorik iii. Fungsi Sensorik

: 456 ::::-

3. Refleks : a. Refleks Fisiologis b. Refleks Patologis I.

::-

Pemeriksaan Status Mental a. Kondisi Emosi / Perasaan : Sedikit sukar marah b. Orientasi :c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) Ingatan normal, saat mengambil keputusan masih bijaksana d. Motivasi ( Kemauan ) Keinginan sembuh sangat tinggi e. Persepsi Menurutnya klien dia masih bisa sembuh dari penyakitnya. f. Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Diagnosa Medis : Bronkitis B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis 1. Laboratorium Terlampir - Leokosit : 15,16 - Hematocrit :- Eritrosit :- Trombosit : 2,9 - Limfosit : 0,1 - HGB : 1,9 1. Rontgen :2. E C G :2. U S G :3. Lain – lain :19

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI -

IVFD Terapi Nebulizer Ijeksi Ceftriaxone Betadhine Kumur

: RL 18 tpm : 3x1 mg : 2x1 gr : 3x1

Mahasiswa

SEPTYANANDA TRI WIDYA PUTRI NIM. A2R19103

ANALISA DATA Nama pasien : Tn. Siswanto Umur : 48 Tahun No. Register : 13452 NO 1.

KELOMPOK DATA

KEMUNGKINAN PENYEBAB (Pokok Masalah)

POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DS: - Klien mengeluhkan sesak nafas DO: - Penggunaan otot bantu pernafasan.

Invasi virus respiratory sinsitial Saluran nafas dalam –> gangguan pembersihan paru-paru –> radang bronkial –> radang/ inflamasi pada bronkus –> kontriksi berlebih –> hiperventilasi paru –> ateletaksis –> hipoxemia –> kompensasi frekuensi nafas 20

MASALAH Kontriksi berlebih, Hiperventilasi paru, Atelektasis, Hipoxemia, Kompensasi frekuensi nafas, Ketidakefektifan pola nafas.

-

Fase ekspirasi memanjang Pola nafas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi)

–> ketidakefektifan pola nafas.

2. Invasi virus respiratory sinsitial Defisit Nutrisi Saluran nafas dalam –> gangguan DS: pembersihan paru-paru –> radang - Klien mengatakan bronkial –> Radang/ inflamasi pd nafsu makan menurun. bronkus-> Timbul reaksi balik -> DO: pengeluaran energi berlebihan -> kelelahan -> aneroksia -> - Otot pengunyah lemah. ketidakseimbangan nutrisi kurang - Otot menelan lemah. dari kebutuhan tubuh. - Sariawan - Makan 2x/hari

Akumulasi mukus, Timbul reaksi balik,Pengeluaran energi berlebihan, Kelelahan, Aneroksia, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif. DS : -

Invasi virus respiratory sinsitial Saluran nafas dalam –> gangguan pembersihan paru-paru –> radang bronkial –> Radang/ inflamasi pd Klien mengeluhkan bronkus-> produksi mukus -> sulit berbicara akibat edema/pembengkakan pada banyaknya mukus pada mukosa/ sekret -> ketidakefektifan saluran pernafasan. bersihan jalan nafas.

Produksi mukus, edema/ Pembengkakan pada mukosa/ sekret, Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

DO : - Gelisah - Bunyi nafas menurun - Frekuensi nafas berubah

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama pasien : Tn. Siswanto Umur : 48 Tahun No. Register : 13452 21

N O

TANGGAL MUNCUL 27 Januari 2021

1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL TERATASI

TANDA TANGAN

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

SEPTYANANDA

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

SEPTYANANDA

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

SEPTYANANDA

27 Januari 2021 2.

27 Januari 2021 3.

22

23

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama pasien : Tn. Siswanto Umur : 48 Tahun No. Register : 13452 NO 1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

TUJUAN

KRITERIA STANDART

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam gangguan pola nafas dapat teratasi.

-Kapasitas vital membaik -Tekanan ekspirasi membaik -Tekanan inspirasi membaik -Dispnea membaik -Frekuensi nafas membaik -Kedalaman nafas membaik.

Observasi -Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,usaha napas). -Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling,wheezing,ronkhi) . -Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)

-Px mengatakan bahwa cemas -Px mengatakan nyeri berada di bagian dada atas

Terapeutik -Posisikan semifowler/ fowler. -Berikan minum hangat. Edukasi -Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari. -Ajarkan teknik batuk efektif. Kolabarasi -Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,jika perlu. 1

TANDA TANGAN SEPTYANANDA

2.

Ketikdakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam kebutuhan asupan nutrisi sudah tercukupi.

-Porsi makan yang dihabiskan membaik. -Pengetahuan tentang standar asupan nurisi yang tepat membaik. -Perasaan cepat kenyang membaik. -Diare membaik -Nafsu makan membaik

Observasi -Identifikasi status nutrisi. -Identifikasi makanan yang disukai -Monitor asupan makanan. -Monitor hasil pemeriksaan laboraturium. Terapeutik -Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu. -Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai. -Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi. Edukasi -Anjurkan posisi duduk, jika mampu. -Ajarkan diet yang diajarkan. Kolaborasi -Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,antiematik). -Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.

2

-Dapat mengetahui status nutrisi klien sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat. -Mengetahui intake kalori apabila terjadi kekurangan. -Untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien. -Agar dapat menentukan diet apa yang sesuaai dengan kebutuhan pasien.

SEPTYANANDA

3.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam kepatenan jalan nafas meningkat.

-Batuk efektif membaik -Produksi sputum membaik -Sulit bicara membaik -Frekuensi nafas membaik -Pola nafas membaik

Observasi -Identifikasi kemampuan batuk. -Monitor adanya retensi sputum. -Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas. -Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik). Teraupetik -Atur posisi fowler/semifowler. -Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien. -Buang sekret pada tempat sputum. Edukasi -Jelasan tujuan dan prosedur batuk efektif. -Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan mulut dibulatkan. -Anjurkan mengulang tarik nafas dalam hingga 3x. -Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang ke 3.

3

-Pengeluaran sulit bila sekret tebal -Meningkatkan ekspansi paru,ventilasi maksimal membuka area telektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan. -Mencegah obstruksi/aspirasi.

SEPTYANANDA

Kolaborasi -Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran,jika perlu.

TINDAKAN KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. Siswanto

NO 1.

NO. DX 1.

TANGGAL/ JAM 27 Januari 2021 08.00-08.30

CATATAN PERKEMBANGAN Umur

: 48 Tahun

IMPLEMENTASI

Melakukan pengkajian TTV

No. Register : 13452 TANDA TANGAN

SEPTYAN 4

Kasus TANGGAL/ JAM

28 Januari

: Bronkitis

EVALUASI

S:

TANDA TANGAN

SEPTYANA

DS : Klien mengatakan sesak nafas DO : RR : 19 x/menit TD : 100/70 mmHg S : 37 ℃ N : 98 x/menit 10.00-10.25 13.00-13.30

ANDA

2021

-

Mengajarkan latihan batuk efektif Melakukan pemasangan nebulizer Menganjurkan kepada klien untuk duduk bila nafasnya terasa sesak.

O: A: -

Klien tampak kesulitan dan sesak nafas pada saat batuk. Klien mengatakan bahwa telah mengetahui cara melakukan teknik batuk efektif dan akan menerapkannya.

NDA

DS : Klien mengatakan sesak nafas DO : RR : 25 x/menit TD : 100/70 mmHg S : 37,5 ℃ N : 98 x/menit Teknik melakukan batuk efektif yang diperagakan sudah sesuai dengan teknik yang diajarkan. Pola pernafasan cepat dan dalam. Masalah belum teratasi

P: 2.

2.

28 Januari 2021 08.00-08.32 10.34-10.55

16.00-17.00

Mengkaji status nutrisi Menganjurkan klien untuk makan sedikit tetapi sering. Menganjurkan px untuk makan penuh protein, dan makan buah-buahan. Melakukan pengkajian BB Kolaborasi dengan ahli gizi.

SEPTYAN ANDA

29 Januari 2021

S: O: A:

5

Lanjutkan intervensi selanjutnya.

Ny. Siswanto mengatakan bahwa klien sulit untuk makan. Tugor kulit baik Tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Berat badan 63,5 kg

SEPTYANA NDA

-

Masalah sedikit teratasi.

-

Lanjutkan intervensi selanjutnya.

P:

3.

3.

29 Januari 2021 09.00-09.55

12.45-13.10

Melakukan pengkajian ulang batuk efektif. Menganjurkan klien untuk memposisikan senyaman mungkin. Mengajarkan klien untuk melakukan fisioterapi dada. Menganjurkan klien untuk banyak mengkonsumsi air hangat Memasangkan O2 1-2L/menit Kaji ulang kedalaman nafas.

SEPTYAN ANDA

29 Januari 2021

SEPTYANA NDA

S: O: -

A: -

Tn. Siswanto menyetujui tindakan perawat. Tn. Siswanto mempraktekkanbatuk efektif, duduk nyaman semifowler, pemasangan O2 1-2 L/menit Masalah jalan nafas teratasi

P: -

6

Intervensi dilanjutkan. Kaji ulang batuk, penumpukan secret Memberikan posisi nyaman semifowler

3. 4.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738

Tulungagung 66224

Alamat E-mail : [email protected]

Fase Komunikasi Kepada Pasien A.

Fase Orientasi 1.

Perawat

Salam terapeutik : “Assalamualaikum pak, selamat pagi”

Tn. Siswanto : “Waalaikumsalam, Mbak selamat pagi ” Perawat

: “Perkenalkan saya perawat Septyananda yang berjaga pada pagi hari ini,

tepatnya pukul 08.00-14.00 WIB, dengan Tn. Siswanto?” Tn. Siswanto : “Iya Mbak” Perawat

: “Permisi pak, boleh saya lihat gelang pasiennya?

Tn. Siswanto : “ Boleh mbak” Perawat

: ”Bisa tolong dijelaskan Nama, Alamat,Umurnya Pak?”

Tn. Siswanto : “Iya, nama saya Siswanto, Alamat Tawing Gondang, Umur 48 tahun” Perawat 2. Perawat

: “ Baik pak, sesuai dengan gelang pasien ya” Evaluasi dan validasi : “Bagaimana keadaan bapak pagi ini?”

Tn. Siswanto : “Masih terasa lemas dan sesak mbak” Perawat

: “Apakah ada keluhan lain, seperti alergi obat atau diare atau mungkin rasa

mual saat dimasuki makanan?” Tn. Siswanto : “Iya mbak, saya merasakan mual ingin muntah saat saya makan” 3. Perawat

Kontrak : “Baik pak, saya akan melakukan tindakan pengkajian status cairan dengan

menimbang BB /hari bapak , keseimbangan intake dan output bapak, serta mengkaji karakteristik frekuensi pernafasan bapak, yang bertujuan untuk meringankan sesak nafas dan memenuhi asupan nutrisi bapak . Apakah ibu bersedia melakukannya?”

7

Tn. Siswanto : “Bersedia Mbak, lakukan yang terbaik supaya saya cepat membaik” Perawat

: “Iya pak, saya akan berusaha agar bapak cepat pulih. Kalau begitu saya

tinggal dulu kembali ke ruang perawat untuk menyiapkan alat yang dibutuhkan, dan saya akan kembali pukul 08.30 WIB, untuk melakukan tindakan yang saya jelaskan tadi. Permisi dulu ya pak” Tn.Siswanto : “Iya Mbak” B.

Fase kerja

Perawat

: “Assalamualaikum, permisi pak”

Tn.Siswanto : “Waalaikumsalam” Perawat

: “Sesuai dengan kesepakatan tadi saya akan memberikan tindakan pada bapak

, apakah bapak sudah bersedia? Disini saya akan memasangkan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pada bapak, dan memasangkan nebulizer yang tujuannya untuk mengencerkan secret/ dahak bapak agar mudah keluar.” Kemudian perawat melakukan tindakan, setelah selesai menanyai kembali pasien. Perawat

: “ Bagaimana pak? Sudah merasa nyaman? Nebulizer ini berisi obat pak,

yang nantinya jika obat sudah habis/ sudah tidak mengeluarkan uap. Bisa menemui saya di ruang perawat ya. Apa ada yang mungkin ditanyakan?” Tn.Siswanto : “Sudah tidak ada Mbak” Perawat C.

: “Baik pak kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat terlebih dahulu”. Fase terminasi

1.

Evaluasi Subjektif/Objektif

Perawat

: “Apakah masih merasakan sesak nafas dan mual pak?”

Tn.Siswanto : “Alhamdulillah sesaknya mulai berkurang, tetapi untuk mualnya masih sama saja mbak” Perawat

: “ Baik pak, hal ini akan menjadi evaluasi untuk tindakan berikutnya ya pak”

Tn.Siswanto : “Iya Mbak” 2. Perawat

Kontrak yang akan datang : “Baik pak , nanti saya akan kembali kesini untuk memberikan terapi

kepatenan jalan nafas bapak bisa lebih baik juga agar teratasi untuk rasa mualnya . Bagaimana pak? Apa bapak bersedia untuk dilakukan tindakan selanjutnya?” Tn.Siswanto : “Iya Mbak, saya bersedia, asalkan bisa cepat sembuh”

8

Perawat

: “Kalau begitu saya permisi dulu ya pak, mudah-mudahan bapak segera

diberikan kesembuhan ” Tn.Siswanto : “Iya, terimakasih ya Mbak” Perawat

: “Iya pak, sama-sama”

9

10