42 0 197KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIPERTIROID Dosen Koordinator : Hikmat Rudyana, S.Kp., M.Kep. Dosen Pembimbing : Susilawati, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB Diajukan untuk memenuhi tugas Mata KMB
Oleh : Siska Nurul Aslamiah NPM. 214120058
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2020
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................2 1.
Konsep Dasar Hipertiroid.............................................................................3 A. Definisi......................................................................................................3 B. Etiologi......................................................................................................3 C. Manifestasi Klinik........................................................................................5 D. Patofisiologi...............................................................................................5 E. Pathway.....................................................................................................7 F. Klasifikasi....................................................................................................8 G.
Pemeriksaan Penunjang.........................................................................8
H.
Penatalaksanaan.....................................................................................8
I. 2.
Komplikasi................................................................................................9
Asuhan Keperawatan......................................................................................10 A. Pengakajian.................................................................................................10 B. Pemeriksaan Fisik....................................................................................11 C. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................11 D. Analisa Data............................................................................................12 E. Diagnosa Keperawatan............................................................................14 F.
Intervensi Keperawatan...........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
1. Konsep Dasar Hipertiroid A. Definisi Hipertiroid adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Menurut American Thyroid Association dan American Association of clinical endocrinologists, hipertiroid didefinisikan sebagai kondisi berupa peningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011) Hipertiroid adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroidhipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296). B. Etiologi Hipertiroid
dapat
terjadi
akibat
disfungsi
kelenjar
tiroid,
hipofisis,atau hipotalamus. peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. (Amin, Hardi, 2013). Hipertiroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroid akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan (Amin, Hardi, 2013). Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu : 1. Penyebab utama a. Penyakit Grave Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyaki ini biasanya turunan,wanita 5 kali lebih sering dari pada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin
(TSIantibodies),
Thyroid
peroksidase
antibodies(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir dimata, nata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeeingat banyak. b. Toxic Nodular Goiter Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. 2. Penyebab Lain a. Minum Obat Hormon Tiroid Berlebihan Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yangbtidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan untuk menurunkan badan hingga timbul efek samping. b. Produksi TSH Abnormal Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak. c. Tiroiditis (Radang Kelenjar Tiroid) Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hptiroid. d. Konsumsi Yodium Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid. C. Manifestasi Klinik Menurut (Amin, Hardi, 2013) : 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung 2. Peningkatan tonus otot, tremor, iribilitas, peningkatn kepekaan terhadap katekolamin. 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan. 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik). 5. Peningkatan frekuensi buang air besar. 6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid. 7. Gangguan reproduksi 8. Tidak tahan panas 9. Cepat lelah 10.Pembesaran kelenjar tiroid 11.Mata melotot (exoplatamus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbit mata. D. Patofisiologi Pada hipertiroidi, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebutTSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan denganreseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroid. Karena itu pada pasien hipertiroid konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya
juga
hipofisisanterior.
menekan Pada
pembentukan
hipertiroid,
TSH
kelenjar
oleh
tiroid
kelenjar “dipaksa”
mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas sarafsimpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik, sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, strokevolume, aliran darah perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur. Bahkan akibat proses metabolisme
yang
menyimpang
ini,
terkadang
penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan
salah
satu
efek
hormone
tiroid
pada
system
kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
E. Pathway Penyakit Graves (antibody TSH merangsang aktivitas tiroid)
Tiroiditis
Nodul tiroid toxic
Sekresi hormon tiroid yang berlebihan
Hipertiroid
Hipermetabolisme basal meningkat
Aktivitas simpatik berlebihan Produksi panas meningkat
Kontraktilitas jantung meningkat
Penurunan berat badan
Defisit Nutrisi
Ketidakseimbangan energi dengan kebutuhan tubuh
Mudah kelelahan
Nadi meningkat, curah jantung menurun
Tolerensi terhadap panas menurun
Intolerensi Aktivitas
Aritmia, takikardi
Penurunana curah jantung
Hipertermi
F. Klasifikasi Hipotiroid terbagi dalam hipotiroid klinis dan hipotiroid subklinis.Hipotiroid klinis yaitu keadaan dimana meningkatnya kadar TSH serum dan diikuti turunnya kadar T4 serum. Sedangkan hipotiroid subklinis yaitu menimgkatnya kadar TSH serum, kadar T4 normal dan pasien tidak menunjukkan gejala dan tanda hipotiroid (Chandra & Rahman, 2016). Selain itu, hipotiroid dibedakan menjadi hipotiroid primer dan hipotiroid sekunder. Hipotiroid primer terjadi karena penyakit atau pengobatan yang menyebabkan rusaknya sel-sel pada kelenjar tiroid atau terganggunya biosintesis hormon tiroid. Hipotiroid sekunder disebut juga hipotiroid sentral atau hipotirotropik yang disebabkan oleh penyakit dpituitary atau hipotalamus karena penurunan kadar TRH dan TSH (Chandra & Rahman, 2016). G. Pemeriksaan Penunjang Menurut (Amin, Hardi, 2013) 1. TSH serum (Biasanya menurun) 2. T3, T4 (Biasanya meningkat) 3. Tes darah hormon tiroid 4. X-ray scan, CAT, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor) H. Penatalaksanaan a. Terapi Umum 1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio orasil (PTU) dan karbimazol. 2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/ lebih atau pasien yang hipertiroid nya kambuh setelah operasi. 3. Operasi tiroidektomi subtotal Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan
obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu setahun. b. Terapi obat anti hipertiroid Obat- obatan antitiroid selain yang disebutkan yang diatas adalah: 1. Carbimazole Berkhasiat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula- mula dosis nya bisa 3-8 tablet perhari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet saja sehari. 2. Kalmethasone (Mengandung zat aktif deksametason) Merupakan obat hormon kortikosteroid yang biasanya dipakai sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis). I. Komplikasi a. Eksoftalmus Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkankarena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves. b. Penyakit jantung Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal(aritmia) dan syok. c. Stroma tiroid (tirotoksitosis) Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakankeadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih
khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yangtidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan,trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambatkonversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringantubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja
hormon
tersebutdiantaranya
sodium
ioded
intravena,
glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efekstimulasi sarap simpatik dan takikardi. d. Krisis tiroid (thyroid storm) Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yangmenjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasienhipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormontiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi,tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian. 2. Asuhan Keperawatan A. Pengakajian a. Identitas Identitas berisi nama, usia, alamat, jenis kelamin, pendidikan, agama,suku bangsa,tanggal masuk dirawat, tanggal dikaji, diagnosa medis, dan identitas penanggung jawab. b. Keluhan Kesehatan 1) Keluhan utama : Pasien mengatakan tubuhnya lemas 2) Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengeluh nafsu makan menurun terjadi penurunan berat badan dan lemas, demam. Terdapat pembesaran nodul pada leher. 3) Riwayat penyakit dahulu :
Mengalami penyakit metabolik seperti diabetes tipe 1, anemia. 4) Riwayat keluarga Catatan keluarga yang mengidap peyakit Graves 5) Riwayat psikologis dan spiritual Berisi riwayat psikologis dan sosial klien serta spiritual 6) Pola aktivitas sehari – hari Berisi pola aktivitas sehari – hari seperti mandi, makan, minum, eliminasi urin dan fekal, istirahat dan tidur, dan juga personal hygine sebelum dan sesudah sakit. 7) Terapi obat – obatan : Berisi terapi yang didapatkan oleh klien ketika dirawat RS B. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : compos mentis, dan merasa lemah. TTV : Peningkatan nadi, penurunan berat badan, peningkatan suhu, data tinggi badan dan tekanana darah. 1) Sistem pernapasan : Frekuensi pernapasaan meningkat dispnea, takipnea 2) Sistem kardiovaskuler : Peningkatan tekanan darah, takikardi, distritmia 3) Sistem endokrin Adanya pembesaran kelenjar tiroid 4) Keamanan : Gejala : tidak tolerensi terhadap panas, keringat yang berlebihan, tanda : suhu meningkat diatas 37 C. Eksoflatamus retraksi. C. Pemeriksaan Penunjang 1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toxic goiter noduler, menurun pada tiroiditis. 2) T4 dan T3 serum : meningkat
3) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon) 4) EKG : Fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,kardimegali. D. Analisa Data DATA DS : Perubahan irama jantung
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
Sekresi hormon tiroid
Penurunan curah jantung
yang beerlebihan
(palpitasi) DO:
Hipertiroid
Perubahan irama jantung (takikardia)
Aktivitas simpatik
Gambaran EKG aritmia Tekanan
berlebihan
darah
meningkat
Kontraktilitas jantung meningkat Nadi meningkat, curah jantung menurun Aritmia, takikardi Penurunan curah jantung
DS :
Sekresi hormon tiroid
Klien mengatakan nafsu
yang beerlebihan
makan menurun DO: Berat
Hipertiroid badan
menurun
Defisit Nutrisi
minimal 10% dibawah rentang ideal
Hipermetabolisme basal meningkat Penurunan berat badan Defisit Nutrisi
DS : DO:
Sekresi hormon tiroid yang berlebihan
Suhu tubuh diatas nilai normal Kulit terasa hangat
Hipertiroid Hipermetabolisme basal meningkat Produksi panas meningkat Tolerensi terhadap panas menurun Hipertermi
Hipertermi
DS: Klien mengeluh lelah Dispnea
Sekresi hormon tiroid yang berlebihan
Intolerensi Aktivitas
saat/setelah Hipertiroid
aktivitas Merasa lemah
Hipermetabolisme basal meningkat
DO: Frekuensi
jantung
meningkat >20% dari kondisi istirahat
Ketidakseimbangan energidengan kebutuhan tubuh Mudah kelelahan Intolerensi aktivitas
E. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung. Dibuktikan dengan perubahan irama jantung (palpitasi) perubahan irama jantung (takikardia) gambaran EKG aritmia tekanan darah meningkat. 2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme dibuktikan dengan klien mengatakan nafsu makan menurun berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal. 3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme dibuktikan dengan
suhu tubuh diatas nilai normal kulit terasa
hangat 4. Intolerensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan klien mengeluh lelah, merasa lemah dan frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.
F. Intervensi Keperawatan DIAGNOSA
STANDAR LUARAN
STANDAR
KEPERAWATAN
INTERVENSI
INDONESIA (SIKI)
KEPERAWATAN
INDONESIA (SDKI) dilakukan Observasi :
1. Penurunan curah Setelah jantung
tindakan
asuhan
1. Identifikasi
berhubungan
keperawatan
selama
tanda/gejala
dengan
...x24 jam curah jantung
perubahan irama meningkat jantung.
dengan
kriteria hasil :
Dibuktikan
dispnea,
menurun (5)
perubahan irama jantung
2. Takikardia menurun (5)
(palpitasi)
3. Gambaran EKG
perubahan irama
aritmia menurun
jantung
(5)
(takikardia) gambaran aritmia
4. Tekanan EKG
tekanan
darah meningkat.
penurunan curah jantung (meliputi
1. Palpitasi
dengan
primer
darah
membaik (5)
kelelahan) 2. Monitor tekanan
darah 3. Monitor aritmia
(kelainan
irama
dan frekuensi) 4. Periksa tekanan
darah
dan
frekuensi
nadi
sebelum
dan
sesudah aktivitas 5. Monitor saturasi
oksigen Terapeutik : 6. Berikan
posisi
semi-fowler posisi nyaman
atau
7. Berikan
terapi
relaksasi
untuk
mengurangi stres,jika perlu Edukasi : 8. Anjurkan beraktivitas
fisik
secara bertahap Kolaborasi : 9. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika
perlu
2. Defisit
nutrisi Setelah
dilakukan Observasi :
berhubungan
tindakan
asuhan
dengan
keperawatan
selama
peningkatan
...x24 jam asupan nutrisi
kebutuhan
klien membaik dengan
kebutuhan kalori
metabolisme
kriteria hasil :
dan jenis nutrien
dibuktikan
1. Porsi
dengan
klien
mengatakan nafsu menurun badan minimal
yang dihabiskan meningakat (5)
makan
2. Perasaan
berat
kenyang
menurun 10%
dibawah rentang ideal.
makanan
cepat
makan
membaik (5) 4. Berat
nutrisi 2. Identifikasi
3. Monitor
asupan
makanan 4. Monitor
berat
badan Terapeutik :
menurun (5) 3. Nafsu
1. Identifikasi status
badan
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein 6. Berikan
indeks
massa
suplemen
tubuh
(IMT)
makanan,jika
membaik (5)
perlu 7. Sajikan makanan
secara
menarik
dan suhu yang sesuai Edukasi: 8. Anjurkan
posisi
duduk,jika mampu Kolaborasi : 9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori
dengan
jenis
nutrien
yang
dibutuhkan,jika 3. Hipertermi
Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan asuhan
dengan
keperawatan selama
peningkatan laju ...x24 jam suhu tubuh metabolisme
klien membaik dengan
dibuktikan
kriteria hasil :
dengan
suhu
tubuh diatas nilai normal terasa hangat
kulit
1. Suhu tubuh membaik (5)
perlu Observasi : 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Monitor
suhu
tubuh Terapeutik : 3. Sediakan lingkungan yang dingin 4. Longgarkan atau lepaskan pakaina 5. Berikan oral
cairan
Edukasi : 6. Anjurkan
tirah
baring Kolaborasi ; 7. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit
intravena, 4. Intolerensi
jika
perlu dilakukan Observasi :
Setelah
aktivitas
tindakan
asuhan
1. Identifikasi
berhubungan
keperawatan
selama
defisit
dengan
...x24
kelemahan
aktivitas
dibuktikan
meningkat
dengan
dan
lemah frekuensi
jantung
istirahat
klien dengan
kondisi
aktivitas 2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi
1. Keluhan
lelah
menurun (5) 2. Tekanan
dalam
aktivitas
tertentu
darah Terapeutik:
membaik (5)
meningkat >20% dari
tolerensi
klien kriteria hasil :
mengeluh lelah, merasa
jam
tingkat
3. Kemudahan
3. Fasilitasi
fokus
pada
dalam melakukan
kemampuan,
aktivitas sehari –
bukan
hari
yang dialami
(5)
meningkat
defisit
4. Fasilitasi memilih aktivitas dan
tetapkan
tujuan
aktivitas
yang
konsisten
sesuai kemampuan
fisik, psikologis, dan sosial 5. Fasilitasi aktivitas
fisik
rutin Edukasi : 6. Jelaskan metode aktivitas
fisik
sehari – hari, jika perlu 7. Anjurkan
cara
melakukan aktivitas dipilih
yang
DAFTAR PUSTAKA Hardi, K., & Nurarif, A. H. (2013). NANDA (North American Nursing Diagnosa Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta: Media Action. PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.