Berfikir Kritis Dan Demokratis Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

BERFIKIR KRITIS DAN DEMOKRATIS DALAM ISLAM (QS AL IMRAN AYAT 190, 191 DAN 159) MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AJARAN 2019-2020

Disusun oleh : Diaz Andito Putra (11) Muhammad Dzaky Al Farhan (19) Muhammad Ihsan Al Farisi (21) Riyanti Putri (30) Samira Febrita (31)

Guru Pembimbing : Amron Khasani, M.S.I

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Berfikir Kritis dan Demokrasi dalam Islam”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Pendidikan Agama Islam kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Jakarta, 15 Juli 2019

Penulis ( Kelompok 1)

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....…1 DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...…...2 BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………......3 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….......5 a) Makna Berpikir Kritis …………………………………………………..….....5 b) Makna Bersikap Demokratis………………………………………...………...7 c) Ayat-ayat Al Qur’an yang terkait dengan Bersikap Kritis dan Demokratis .....9 d) Hadis yang berkaitan dengan Bersikap Kritis dan Demokratis.......................11 BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….…….13

Kesimpulan…………………………………………………………………….............……..13

Saran………………………………………………………………………….............………13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….............……..14

2

BAB I PENDAHULUAN

Isu utama yang menjadi muatan demokrasi adalah persoalan saling menghargai eksistensi (keberadaan). Rasa ingin dihargai adalah kebutuhan alamiah (fitrah) manusia. Manusia dari suku bangsa apa pun memiliki rasa itu. Teman – teman kita di sekolah mempunyai hak untuk dihargai. Bapak dan Ibu guru,orang tua,dan semua orang yang di sekitar kita juga mempunyai hak untuk dihargai dan dihormati,sebagaimanan kita juga ingin di hargai. Ternyata, persoalan menghargai dan dihargai adalah bagian penting dari misi dakwah Islam. Seperti yang lebih muda harus menghormati yang tua, dan yang lebih tua diperintahkan untuk menyayangi yang muda. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda yang artinya “Tidak termasuk ummatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua,tidak mengasihi yang lebih muda dan tidak pula mengerti hak seseorang yang alim “ (H.R.Ahmad 21693) Kemudian,demikian dipandang sebagai nilai nilai demokrasi. Demokrasi memang istilah yang lahir dari dunia barat, tetapi jangan pernah lupa, Islam bersikap akomodatif terhadap semua yang datang dari luar,Barat atau Timur. Jika nilai nilai nilai yang di usungnya sejalan dengan nilai nilai Islam, maka itu berarti Islami. Pemerintahan yang Rasulullah pimpin dan Khulafaurrasyidin merupakan pemerintahann yang paling demokratis yang pernah ada di dunia, memimpin secara adil dan mengedepankan perselisihan dengan musyawarah, pada masa itu masyarakat mendapat pengakuan dan penghormatan yang setara. Mengenai hal tersebut kita dapat mempelajari hal hal positif dari Rasulullah ketika sedang memimpin umat, beliau memimpin berpedoman terhadap Al Qur’an dan Hadist. Demokrasi yang baik sudah di contohkan oleh Rasulullah dan para khalifah, kita sebagai umat akhir zaman seharusnya dapat menyikapinya dengan bijak, Berdemokrasi dengan baik dan adil, apabila ada yang menjauhi syariat Islam kita bisa memberi saran dan kritik yang pastinya tetap menjunjung asas musyawarah dan mufakat.

3

Di zaman sekarang seseorang wajib berfikir secara kritis tentang keadaan, terutama tentang demokrasi, bila acuh tak acuh mungkin bisa terjadi demokrasi yang kita jalani ini jauh dari aturan dan bersifat menyesatkan dari Islam, meskipun kita tidak boleh mengambil kegiatan yang sepihak, jika sudah merasa demokrasi yang di jalani melanggar aturan agama kita harus bermusyawarah dan meminta nasihat dari ulama atau guru yang bisa mencari jalan keluar yang baik dan tetap dalam syariat.

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna berpikir kritis

Pengertian berpikir kritis adalah suatu perilaku dan sikap yang pada dasarnya berdasarkan dengan data serta fakta yang sah (valid) dan di barengi dengan argumen (pendapat) yang akurat. Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial, budaya, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikp kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikritisi. Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan. Sebagai seorang warga negara yang berprinsip demokrat harusnya dapat selalu bersikap dengan kritis, baik itu pada kenyataan empiris dan supraempiris seperti berikut :

 Empiris a. Realitas b. Sosial c. Budaya d. Politik  Supraempiris a. Agama b. Mitologi c. Kepercayaan

5

Bersikap kritis harus juga ditujukan dan ditanamkan dalam diri sendiri sehingga materimateri berfikir secara kritis, bersikap secara demokratis dan sikap secara kritis dalam diri sendiri itu pasti dibarengi dengan sikap secara kritis terhadap pendapat-pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Di dalam sikap secara kritis ini tentu nya harus wajib di dukung dengan sikap tanggung jawab dengan apa yang sedang di kritisi, oleh karena itu sikap secara kritis yang ada pada suasana demokrasi wajib perlu untuk di berikan dukungan berdasarkan kemampuan untuk bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara penuh kedamaian. Suatu permasalahan yang berasal dari sebuah perbedaan pendapat bisa berujung dengan konflik dan untuk itu harus di tekankan suatu penyelesaian masalah yang dilakukan dengan penuh kedamaian dan bukan kekerasan.

 Manfaat Berpikir Kritis : 

Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif.



Menjadi rekan kerja yang baik.



Lebih Mandiri.



Sering menemukan peluang baru.



Meminimalkan salah persepsi.



Tidak mudah ditipu.



Semakin bersyukur kepada Allah SWT



Semakin yakin dengan hari pembalasan



Mengantisipasi adanya bahaya



Menjadi orang yang visioner

6

B. Makna Bersikap Demokratis

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu "demos" yang berarti rkyat atau penduduk suatu tempat dan "cratein atau cratos" yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Adapun secara terminologis, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.

Dengan demikian, makna demokratis sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalahmasalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Maka, negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari segi organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

Dalam agama Islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang Islam hanya mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak zaman Nabi Muhammad saw., termasuk di dalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritik penguasa, dan kebebasan berpendapat. Basis empiriknya, demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran filosofi manusia, sedangkan agam berasal dari wahyu. Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam basis empirik, dalam kaitan berbasis dialektis agama dapat memberikan dukungan positif terhadap demokrasi sendiri dapat memberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.

7

Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua menurut demokrasi adalah benar. Islam juga mencerminkan demokrasi, tetapi Islam tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Piagam Madinah yang dimunculkan oleh Nabi Muhammad saw. dan umat Islam di Madinah merupakan konsep pertama di dalam dunia Islam mengenai demokrasi. Makna demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kemudian melindungi semua kepentingan rakyat. Jadi, Islam sebenarnya identik dengan demokrasi, tetapi demokrasi dalam Islam memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yang dicetuskan.

Di dalam basis empiriknya, ada perbedaan yang sangat mendasar pada demokrasi dan agama. Di tinjau dari asal muasal, demokrasi itu awalnya dari pemikiran filosofis dari manusiamanusia dan sedangkan agama itu berasal dari wahyu. Meskipun di dalam basis empiriknya dikatakan berbeda, akan tetapi di dalam kaitan yang berbasis dialektis agama bahwa agama dapat memberikan support atau dukungan yang positif terhadap demokrasi itu dan demokrasi itu juga sendiri bisa memberikan sebuah peluang untuk proses pen-dewasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan adanya dukungan positif tersebut bukan berarti semua yang menurut demokrasi selalu benar, Di dalam agama islam juga tercermin adanya demokrasi akan tetapi tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan yang besar kepada rakyat untuk menentukan dan menetapkan segala hal. Pada piagam yang di munculkan oleh nabi besar Muhammad Saw di Madinah, itulah konsep awal mengenai demokrasi pada Islam. Konsep demokrasi yakni :

1. Dari rakyat 2. Oleh rakyat 3. Untuk rakyat

Dan kemudian melindungi semua apa yang menjadi kepentingan dari rakyat. Sehingga dalam islam sebenar nya sudah identik dengan demokrasi, akan tetapi demokrasi yang terdapat dalam islam sendiri mempunyai perbedaan dengan demokrasi yang telah di cetuskan.

8

C. Ayat-ayat Alquran yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

1. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”. Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190 diatas menjelaskan sesungguhnya di dalam tatanan bumi dan langit beserta keindahan atas perkiraan dan keajaiban ciptaan yang Maha Kuasa juga dalam silih berganti nya antara siang dan malam dengan secara teratur yang terjadi sepanjang tahun yang dapat dirasakan pengaruh nya langsung ke tubuh dan bagaimana cara berfikir kita karena pengaruh dari dinginnya malam hari, panas matahari serta bagaimana pengaruhnya terhadap dunia hewan dan tumbuhan adalah sebuah tanda bukti yang memperlihatkan ke Esaan sang maha kuasa Allah Swt terhadap ke-sempurnaan pengetahuanNya dan kekuasaan-Nya.

9

2. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 159

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarah lah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran ayat 159 diatas menjelaskan tentang tata cara dalam melakukan musyawarah. Ayat Qur'an Surah Ali 'Imran ini diturunkan yakni sebagai sebuah teguran pada sikap sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang sudah sepakat atas keputusan musyawarah dengan menerapkan perang Uhud. Akan tetapi mereka melanggar kesepakatan tersebut sehingga dari keputusan musyawarah dalam perang Uhud tersebut, para kaum muslimin menjadi susah untuk mengalahkan musuh-musuh.

10

D. Hadist yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

1.

Artinya : Dari Abu Ya’la yakni Syaddad Ibnu Aus, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya & suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsu & berharap pada Allah dengan harapan yangkosong” [HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan] Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh kedepan, menembus dinding duniawi,yaitu hingga kehidupan abadi yang ada dibalik kehidupan fana di dunia ini. Orang yang tidak mempercayai adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apapun. Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya pandangan kedepan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh”.

11

2.

Artinya : “Dari Abu Hurairah ,ia berkata, aku tak pernah melihat seseorang yang lebih bermusyawarah dibanding dengan para sahabat daripada Rasulullah saw.” (HR. At-tirmidzi) Hadis di atas menjelaskan orang yang paling demokratis adalah orang yang paling suka bermusyawarah. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau selalu melibatkan para sahabat untuk dimintai pendapat dan melakukan musyawarah bersama, seperti dalam hal strategi perang, penataan negara, penentuan hukum sosial, dan lain sebagainya. Sikap kritis pula mengikuti seiring berjalannya suatu permusyawaratan, di mana seorang pemimpin harus peka terhadap pendapat - pendapat yang dikemukakan oleh anggota rapatnya.

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut : 1.

Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an

merupakan perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal bersyukur dan memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam musyawarah. 2.

Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secara

kritis dan bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-191dan Q.S. Ali‘Imran ayat 159. 3.

Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan

bertindak secara demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari guna perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-Qur’an.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kepada guru pembimbing yaitu Bapak Amron,S.Pd. saran dan kritik sangatlah diperlukan oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an.

13

DAFTAR PUSTAKA

https://www.materibelajar.id/2016/01/materi-agama-definisi-berpikir-kritis.html# https://www.freedomsiana.com/2017/08/makna-berpikir-kritis-dan-bersikap.html https://brainly.co.id/tugas/11692811 https://www.academia.edu/22022412/Ringkasan_Materi_Agama_BAB_3_Kelas_12 https://kaamingsun.blogspot.com/2016/10/makalah-berpikir-kritis-dan-bersikap_10.html HA. Sholeh Dimyathi dan Feisal Ghozali. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. BSD Pendidikan Agama Islam Kelas XII

14