Laporan Kasus - Corpus Alienum Pada Kornea [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

LAPORAN KASUS 2 CORPUS ALIENUM PADA KORNEA

PEMBIMBING: dr. Riana Azmi Bastari, Sp.M

Disusun Oleh: Siti Sahara A. H 2012730156

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai “Corpus Alienum pada Kornea” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimah kasih kepada dr. Riana, Sp. M yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan kasus ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Sekarwangi, November 2017

Siti Sahara

Corpus Alienum pada Kornea |i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................

iii

BAB I

STATUS PASIEN ..............................................................................................

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................

6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

Corpus Alienum pada Kornea |ii

BAB I STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN: Nama Pasien

: Tn. P

Umur

: 19 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pendidikan Terakhir

: SLTA

Pekerjaan

: Tukang las

Agama

: Islam

Alamat

: Cibadak

II. ANAMNESIS : Anamnesis dilakukan dengan metode autoanamnesis di Poli Mata Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi.

Keluhan Utama: Pasien mengeluh mata kirinya terasa perih sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Poli Mata RSUD Sekarwangi dengan keluhan mata kiri sejak 3 hari SMRS terkena serbuk besi gerinda saat sedang bekerja di bengkel. Mata kiri terasa seperti ada benda yang mengganjal setiap menutup mata. Pasien juga mengeluhkan mata kiri merah yang terasa perih, pegal, berair lebih banyak dari biasanya, penglihatan buram dan merasa penglihatan seperti terhalang benda. Pasien juga mengeluhkan kepala terasa sakit sejak mata terkena serbuk besi gerindra. Pasien menyangkal adanya rasa gatal, silau, dan kotoran mata yang lengket. Sebelum ke rumah sakit, pasien telah berobat ke dokter umum di dekat rumah dan diberikan obat minum, namun tidak ada perubahan lebih baik pada mata pasien hanya rasa sakit kepala saja yang berkurang. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Corpus Alienum pada Kornea |1

Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada dari keluarga yang menderita sakit mata maupun menderita penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus pada keluarga tidak ada.

Riwayat Pengobatan: Pasien telah berobat ke dokter umum di dekat rumah dan diberikan obat minum yaitu Mefetan tablet 500mg, Lexcomet 4mg, dan Clindamycin 300mg, namun tidak ada perubahan lebih baik pada mata pasien hanya rasa sakit kepala saja yang berkurang.

Riwayat Alergi: Pasien tidak ada alergi obat, makanan, cuaca maupun debu.

Riwayat Psikososial: Pasien mengatakan telah bekerja di bengkel sejak 6 bulan yang lalu. Pasien terkadang tidak memakai kacamata atau pelindung wajah ketika sedang mengelas atau mengrinda sesuatu karena tidak nyaman bila memakai pelindung wajah saat bekerja.

III. PEMERIKSAAN FISIK : Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Komposmentis

Tanda Vital: Tekanan Darah

: 110/80 mmHg

Nadi

: 83x/menit

Respirasi

: 19x/menit

Suhu

: Tidak diperiksa

IV. STATUS OFTALMOLOGI

Corpus Alienum pada Kornea |2

OD

OS

6/6

Visus

1/60 ph 6/20

Ortoforia

Kedudukan Bola Mata

Ortoforia

Normal kesegala arah

Normal kesegala arah Gerak Bola Mata

Edema (-), Hiperemis (-), Trikiasis (-), Massa (-) Edema (-), Hiperemis (-), Trikiasis (-), Massa (-)

Palpebra Superior

Palpebra Inferior

Edema (-), Hiperemis (-), Trikiasis (-), Massa (-) Edema (-), Hiperemis (-), Trikiasis (-), Massa (-)

Hiperemis (-), Papil (-),

KonjungtivaTarsalis

Hiperemis (-), Papil (-),

Massa (-), Folikel (-)

Superior

Massa (-), Folikel (-)

Injeksi Konjungtiva (-), Injeksi Siliar (-), Sekret (-)

Konjungtiva Bulbi

Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Siliar (+), Sekret(-)

Hiperemis (-), Papil (-),

KonjungtivaTarsalis

Hiperemis (-), Papil (-),

Massa (-), Folikel (-)

Inferior

Massa (-), Folikel (-)

Jernih, Infiltrat (-), Edema (-), Ulkus (-) Jernih, Dalam Warna coklat, Simetris, Sinekia Anterior (-) Bulat, Terletak di tengah, Isokor, Refleks Cayaha (+)

Kornea COA Iris

Pupil

Keruh, Infiltrat (-), Edema (+), Ulkus (-) Jernih, Dalam Warna coklat, Simetris, Sinekia Anterior (-) Bulat, Terletak di tengah, Isokor, Refleks Cayaha (+)

Jernih

Lensa

Jernih

Normal

TIO Palpasi

Normal

V. RESUME

Corpus Alienum pada Kornea |3

Anamnesis: Laki-laki 19 tahun, Okuli sinistra terkena serbuk besi gerinda. Okuli sinistra merah, perih, pegal, berair lebih banyak dari biasanya, penglihatan buram dan merasa penglihatan seperti terhalang benda serta terasa seperti ada benda yang mengganjal setiap menutup mata. Kepala terasa sakit sejak mata terkena serbuk besi gerindra. Pasien telah berobat, namun tidak ada perubahan lebih baik pada mata dan hanya rasa sakit kepala saja yang berkurang. Pemeriksaan Fisik: Okuli sinistra didapatkan visus 1/60 pinhole 6/20, konjungtiva bulbi terdapat injeksi siliar, dan kornea sedikit keruh serta terdapat edema pada kornea.

VI. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG 

Pemeriksaan fluoresein

VII. DIAGNOSIS BANDING 

Erosi kornea



Keratitis

VIII. DIAGNOSA KERJA 

Corpus alineum pada kornea OS e.c benda logam (gram gerinda)

IX. PENATALAKSANAAN  Ekstraksi corpus alienum  mengambil benda asing dengan bantuan slit-lamp. Alat yang dibutuhkan diantaranya: o Anestesi lokal  Pantocain 0,5% o Jarum steril No.26 o Cutton bud steril o Verban tekan  Medikamentosa o Salep antibiotik  Kloramfenikol o Sikloplegik o Ketorolak  Edukasi Corpus Alienum pada Kornea |4

o Menggunakan obat yang telah diberikan secara teratur o Tidak mengucek atau menggosok matanya agar tidak memperberat lesi o Membiasakan untuk menggunakan kacamata atau pelindung mata saat bekerja o Menganjurkan pasien untuk kontrol kembali bila keluhan bertambah berat

X. PROGNOSIS 

Quo ad vitam



Quo ad functionam : ad bonam



Quo ad sanationam : ad bonam

: ad bonam

Corpus Alienum pada Kornea |5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. KORNEA 1.1. Anatomi dan Histologi Kornea

Gambar 1 Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis: 1. Epitel Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.

2. Membran Bowman Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila

Corpus Alienum pada Kornea |6

terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

3. Stroma Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di antara seratserat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.

Gambar 2 4. Membran Descement Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.

Corpus Alienum pada Kornea |7

5. Endotel Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V.1,3

1.2. Fisiologi kornea Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi. Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.

2. TRAUMA MATA Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Macam-macam bentuk trauma: Corpus Alienum pada Kornea |8

a. Fisik atau Mekanik 

Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel



Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan



Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet

b. Khemis 

Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem (perekat)



cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata

c. Fisis 

Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari



Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma: a.

Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.

b.

Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap.

c.

Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan

3. CORPUS ALIENUM Corpus Alienum pada Kornea |9

3.1.

Definisi Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera

mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya. Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: 1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga 2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian 3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin 4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari: a. Besarnya corpus alienum, b. Kecepatan masuknya, c. Ada atau tidaknya proses infeksi, d. Jenis bendanya.

3.2. Patofisiologi Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.

3.3. Penyebab Corpus Alienum pada Kornea |10

Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah: a. Percikan kaca, besi, keramik b. Partikel yang terbawa angin c. Ranting pohon d. Dan sebagainya

3.4. Gambaran Klinik Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+).

3.5. Diagnosis Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan: 1) Anamnesis kejadian trauma 2) Pemeriksaan tajamm penglihatan kedua mata 3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop 4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma 5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita

3.6. Penatalaksanaan Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan

magnet portable. Kemudian diberi

antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban. Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut. Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua. Corpus Alienum pada Kornea |11

Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan operasi vitrektomi.

3.7. Pencegahan Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung.

3.8. Komplikasi Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam. Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik.

Corpus Alienum pada Kornea |12

DAFTAR PUSTAKA

Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available on http://emedicine.medscape.com/ article/ Ilyas, Sidrata & Yulianti, Sri Rahayu. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI Ilyas, Sidrata. 2012. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI Kanski, Jack J. 2007. Clinical Ophthalmology a Systematic Approach, 6th Edition. Edinburgh London New York Oxford Philadelphia St Louis Sydney Toronto: Butterworth Heinemann Elsevier Kapita Selekta Kedokteran “Essentials of Medicine” : Jakarta, 2014 Panduan Praktik Klinis Bagi Doktee di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi Revisi Tahun 2014. IDI Vaugan & Asbury’s. 2007. General Ophthalmology, 17th Edition. United States of America: The McGraw-Hill’s

Corpus Alienum pada Kornea |13