Spo Sejarah Lahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

LEMBAR PENGESAHAN Nama

: Yuan Dirgantara

Judul Diklat

: Menganalisis Sejarah Lahan

Deskripsi Unit

: Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam menganalisis lahan

ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi sejarah lahan

2. Mengumpulkan data

3. Menetapkan status lahan.

Fasilitator

Dr. Ir. Soesilo Wibowo, MS NIP.19530827 197903 1 002

KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Daftar pertanyaan identifikasi disiapkan. 1.2. Identifikasi responden dilakukan. 2.1. Responden ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi 2.2. Data tentang sejarah penggunaan lahan dikumpulkan dari responden terpilih. 2.3. Data yang terkumpul diverifikasi sesuai dengan prosedur yang ditentukan. 3.1 Data hasil verifikasi dikelompokkan berdasarkan jenis data. 3.2 Data hasil pengelompokkan dianalisis berdasarkan standar yang diacu. 3.3 Status lahan ditetapkan berdasarkan hasil analisis.

Bogor,1 Oktober 2016 Yang Menyusun

Yuan Dirgantara 04.1.15.0716

Fasilitator

Fasilitator

\ Wassisa Titi Ilhami, SP, MP NIP. 19841204 201101 2 015

Dahlan, SST NIP. 19661023 199803 1 001

Menganalisis Sejarah Lahan TAN Hasil Penugasan Pelatihan a. Menyiapkan daftar pertanyaan identifikasi 1. Menentukan spesifikasikan informasi yang diperlukan pada daftar

pertanyaan 2. Menentukan metode pengisian daftar pertanyaan 3. Isi pertanyaan secara individual 4. Mengatasi ketidakmampuan dan ketidakinginan responden untuk

menjawab 5. Memilih Struktur Pertanyaan 6. Memilih Kata-kata dalam pertanyaan 7. Tentukan Urutan Pertanyaan 8. Bentuk dan Tampilan 9. Memperbanyak daftar pertanyaan 10. Pretest.

Berikut adalah pertanyaan yang sudah dibuat melalui identifikasi berdasarkan kasus yang diberikan fasilitator : NO

PERTANYAAN

1.

Berapa luas lahan yang dimiliki ?

2.

Siapa yang selalu menggarap lahan Anda ?

3.

Sebelumnya lahan dipergunakan untuk?

4.

Penggunaan bahan kimia apa yang digunakan pada lahan?

5.

Berasal darimana sumber air untuk mengairi lahan ?

6.

Apakah sebelumnya lahan Anda merupakan lahan tidur ?

7.

Berapa lama Anda tidak menggarap lahan Anda ?

8.

Apakah Anda mengetahui tentang pertanian organik ?

b. Menetapkan responden

1. Mempelajari daftar pertanyaan yang telah diisi responden Pertanyaan yang telah diisi responden dipelajari secara keseluruhan untuk menentukan permasalahan utama dan status lahan berdasarkan jawaban yang telah diberikan. 2. Mengelompokkan responden berdasarkan kesamaan permasalahannya Setelah didapat permasalahan setiap responden kelompokan masing-masing responden yang memiliki kesamaan permasalahan menjadi satu kelompok. 3. Menetapkan responden terpilih Responden terpilih diambil dari masing-masing kelompok untuk mengambil sempel dari masing-masing kelompok.

c.

Menetapkan data-data untuk menentukan status lahan

Pengumpulan data tentang sejarah lahan merupakan aktivitas yang strategis dalam rangka mememperoleh informasi tentang penggunaan dan pemanfaatan lahan. Berdasarkan informasi tersebut akan diperoleh data selama ini lahan diperuntukan untuk apa dan dikelola dengan cara bagaimana. Informasi tersebut juga terkait dengan status lahan apakah lahan tersebut merupakan lahan yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian organik ataukah lahan yang perlu dilakukan penyesuaian ke lahan pertanian organik (dikonversikan). Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka memperoleh data tentang sejarah penggunaan lahan, adalah sebagai berikut :  Mengelompokkan jawaban responden atas pertanyaan yang telah diisi responden terpilih, sesuai pokok permasalahannya.  Memfokuskan pada penelaahan jawaban pertanyaan tetang penggunaan lahan yang telah dilakukan responden selama ini. Data tentang sejarah lahan yang diperoleh dari responden terpilih, selanjutnya dilakukan verifikasi. Tujuan verifikasi adalah untuk memperoleh keakuratan data,

sehingga

data yang telah diverifikasi selanjutnya dianalisis untuk memperoleh

kesimpulan tentang sejarah lahan. Tahapan melakukan verifikasi data sejarah lahan, sebagai berikut :  Penyiapan bahan verifikasi yaitu dokumen data sejarah lahan  Penelahaan dokumen data sejarah lahan  Penetapan kesimpulan kebenaran data sejarah lahan d.

Menetapkan status lahan

Data lahan hasil verifikasi selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jenis data. Tujuan pengelompokkan data yaitu untuk memperoleh gambaran yg sederhana, jelas dan sistematis mengenai sejarah lahan. Sedangkan maksud pengelompokan data untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Menganalisis data hasil pengelompokkan berdasarkan standar yang diacu. 

Penetapan standar lahan untuk pertanian organik



Standarisasi dokumen data sejarah lahan dengan persyaratan lahan pertanian organik

e.



Penetapan kesimpulan data sejarah lahan



Penetapan rekomendasi lahan untuk pertanian organik

Menentukan perlakuan yang harus dilakukan pada lahan tersebut dan jangka waktu pelaksanaannya  Dari hasil identifikasi status lahan terdapat 3 kelompok lahan yang harus diberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing lahan.  Lahan konvensional harus dilakukan perlakuan konversi lahan organik. Konversi lahan organik adalah perubahan fungsi kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lahan organik yang menjadi dampak positif terhadap lingkungan dan potensi untuk pengembangan pertanian/peternakan organik. Alih fungsi lahan organik dalam artian perubahan/penyesuaian

peruntukan

penggunaan

pertanian

organik,

disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi  keperluan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pertanian organik, dan meningkatnya tuntutan akan mutu produk organik.

Syarat-syarat konversi lahan yang diperuntukkan untuk lahan pengembalaan atau tanaman pakan ternak adalah 2 tahun sebelum tebar benih untuk tanaman semusim, 3 tahun sebelum panen pertama untuk tanaman tahunan, dan masa konversi dapat diperpanjang atau diperpendek berdasarkan pertimbangan Lembaga Sertifikasi Organik namun tidak boleh kurang dari 12 bulan. 

2. Lahan Konversi, untuk lahan ini tidak ada perlakuan khusus karena sudah menggunakan sistem organik tetapi belum mendapatkan status organik baik dari badan lisensi organik di Indonesia seperti JAS. Dengan demikian kita hanya perlu mendapatkan status organik tersebut dengan melakukan sertifikasi lahan tersebut oleh organisasi atau lembaga terkait



3. lahan organik, untuk lahan ini tidak perlu adanya perlakuan hanya dilanjutkan saja sistem yang telah digunakan

HASIL PERTANYAAN YANG TELAH DIAJUKAN Pada tanggal 19 september 2016 jam 10.00 s/d 12.00 WIB, kami melakukan pengamatan terhadap sejarah lahan yang akan kami tanami dan bertahap menjadi lahan organik , kami mendapatkan sumber informasi dari karyawan STPP Bogor Jurusan Penyuluhan Pertanian yang bernama Pak Anwar, S.ST., dari hasil informasi yang kami dapatkan bahwa luas tanah yang akan kami gunakan sekitar 900 meter dengan ketinggian tempat 300 mdpl dan jenis tanahnya top soil dan teskturnya lempung berpasir. Kadar air 0,3 % pada tahun 90-an dan ph tanah sekitar 4 -5,5 sedikit netral dan asam. Selama dua tahun terakhir lahan tersebut telah ditanam berbagai jenis tanaman diantaranya padi, cabai, dan tomat. Varietas padi yang sering digunakan yaitu varietas ciherang dan inpari 20. Sumber benih yang didapat biasanya berasal dari sekitar bogor dan bandung. Hama dan penyakit yang ditemukan ada pertanaman yang paling banyak yaitu belalang, keong dan blast, sedangkan gulmanya sendiri banyak ditemukan gulma golongan rumput-rumputan biasanya pengendaliannya dilakukan secara mekanis.

Lahan tersebut selama dua tahun terakhir menggunakan pupuk kimia berupa urea dan phonska, serta pernah disemprot herbisida tahun 2015 untuk mengejar penanaman lahan dan insektisida pada penangulngan hama . Pemakaian pupuk kimia selama dua tahun terakhir terus dilakukan hingga sekarang. Lahan tersebut pernah ditanami tomat dan cabai pada tahun 2014 akhir s/d awal tahun 2015. Lalu ditanami padi hingga sekarang. Pembakaran

jerami di lahan sering dilakukan tanpa

sepengetahuan karyawan seperti tahun 2015. Sistem pola penanaman yang dilakukan selama dua tahun terakhir yaitu haston pada tahun akhir tahun 2015. Lalu menggunakan pola tegal tahun 2014 dan legowo tahun 2015 hingga saat ini. Untuk pengairan, air yang didapat dari irigasi dan berasal dari sungai di ujung ciapus dan mulai tercemar tahun 2000-an. Lahan tersebut tidak susah mendapatkan air dan irigasi sudah terbentuk. Lahan belum pernah menggunakan kapur dolomit. Selama dua tahun terakhir dilakukan 2 kali penanaman. IP 1 kali pertahun.