37 0 681KB
TUGAS BIOLOGI LAPORAN PENGAMATAN JAMUR PADA ROTI
Disusun Oleh: NAMA : RASYIDINI AYU RAHMAWATI NOMOR : 30 KELAS : X MIPA 2
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa membuat dan menyelesaikan makalah penelitian ini dengan baik, Alhamdulillah. Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Guru Biologi saya yang telah membimbing saya agar dapat mengerti dan dapat melaksanakan penelitian ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas semester “Metode Ilmiah” dimana saya memilih penelitian “Jamur pada Roti” dan agar pembaca dapat lebih memahami, mengerti dan menambah ilmu pengetahuan tentang membuat makalah metode ilmiah maupun pengetahuan terhadap jamur, berikut makalah yang saya sajikan dari berbagai sumber baik itu dari sumber internet , buku , dan pemikiran saya sendiri. Penelitian ini sebagai acuan atas pemahaman kita terhadap materi pelajaran yang diberikan selama satu semester ini. Dan semoga dengan penelitian ini mampu menambah kemampuan kami dalam meningkatkan ketelitian. Meskipun makalah ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, sebelumnya saya minta maaf dan saya memohon kritik dan saran dari para pembaca ataupun pendengarnya. Terima Kasih. Wassalamualaikum wr. wb.
DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I A. Tujuan Penelitian B. Rumusan Masalah C. Hipotesis BAB II A. Dasar Teori BAB III A. Variabel B. Alat dan Bahan C. Langkah Kerja D. Laporan Harian Kerja Penelitian BAB IV A. Pembahasan BAB V A. Kesimpulan B. Saran BAB VI Daftar Pustaka
BAB I A.TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui jenis – jenis jamur yang tumbuh pada roti. 2. Untuk mengetahui pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan jamur pada roti. 3. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan jamur pada roti tawar.
B.RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4.
Apakah kelembaban mempengaruhi pertumbuhan jamur pada roti ? Pada hari ke berapa roti akan menjamur? Roti mana yang paling cepat menjamur? Bagaimana tekstur roti seteleh menjamur?
C.HIPOTESIS 1. 2. 3. 4.
Ada pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan jamur pada roti. Dalam dua minggu roti sudah berjamur. Roti paling cepat menjamur jika disimpan di tempat yang lembab. Setelah berjamur, roti bertekstur keras dan mengecil.
BAB II A.CIRI MORFOLOGI JAMUR Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar yang sejati, dan juga tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, jamur diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan ataupun hewan. Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak ( multiseluler ) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal ( uniseluler ) seperti ragi atau yeast/saccharomyces. Jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang disebut hifa. Jalinan atau kumpulan hifa akan membentuk suatu miselium dan miselium yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungan. Makanan yang diserap jamur adalah makanan yang masih berbentuk senyawa – senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu di luar sel jamur, yaitu dengan menghasilkan enzim – enzim hidrolitik ekstraseluler. Makanan jamur bisa berasal dari sumber – sumber seperti tanah subur, produk makanan buatan pabrik, tumbuhan dan hewan. Jamur memiliki haustorium yaitu suatu hifa yang khusus digunakan untuk menyerap sari – sari makanan tempat jamur tersebut hidup.
B. CIRI FISIOLOGI JAMUR Jamur lebih tahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan dibanding dengan jasad – jasad renik lainnya. Jamur dapat tumbuh pada suhu yang luas dari suhu yang mendekati 0ºC sampai 37ºC.
C.JENIS – JENIS JAMUR YANG DAPAT TUMBUH PADA ROTI 1. Penicilium Jamur ini hidup secara saprofit kadang – kadang dijumpai pada roti, kentang, kacang, atau makanan busuk lainnya. Konidianya berwarna hijau kebiruan. Penicilium berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia dibentuk pada ujung hifa. Hifa yang membawa konidia disebut konidiofor. 2. Zygomycota Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang penting untuk membentuk mikoriza ( simbiosis jamur dengan akar tanaman ). Anggota Zygomycota terutama adalah jamur yang hidup sebagai saprofit. Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain. 3. Aspergillus Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam benda organik (seperti pada roti, daging yang sudah diolah, butiran padi-padian, dan kacang-kacangan). Koloninya berwarna abu-abu, hitam, kuning, atau coklat. Aspergillus hidup subur pada lingkungan yang lembab kurang cahaya matahari.
D. PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
BAB III A. VARIABEL 1. Variabel Bebas Roti A disimpan di dalam toples Roti B disimpan di tempat terbuka bersuhu ruangan Roti C disimpan di dalam kulkas 2. Variabel Kontrol 1. Jenis roti yang dipakai 2. Ukuran roti yang sama 3. Hari pertama disimpan
B. ALAT DAN BAHAN: A. 3 roti tawar B. 1 buah toples C. Kulkas D. 50 ml air E. Piring
C. LANGKAH KERJA: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siapkan alat dan bahan Masukkan Roti A ke dalam toples, lalu simpan di ruangan Letakkan Roti B di tempat bersuu ruangan dengan di atas wadah piring yang telah disiapkan Simpan Roti C ke dalam kulkas, letakkan diatas piring ataupun lambaran lain Selalu catat setiap perubahan yang ada pada setiap roti Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan
D. LAPORAN HARIAN KERJA PENELITIAN 27 Agustus 2019 Roti A
A. Belum ada tanda – tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur masih seperti sewajarnya C. Ukuran belum berubah
Roti B
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur masih seperti sewajarnya C. Ukuran belum berubah
Roti C
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur masih sewajarnya C. Ukuran belum berubah
28 Agustus 2019 Roti A
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur masih sewajarnya C. Ukuran belum berubah
Roti B
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur sudah agak mengeras C. Ukuran belum berubah
Roti C
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur sudah mengeras C. Ukuran belum berubah
29 Agustus 2019 Roti A
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur sudah agak mengeras C. Ukuran belum berubah
Roti B
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur sudah mengeras C. Ukuran belum berubah
Roti C
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Tekstur sudah lebih mengeras C. Ukurannya mulai mengecil
7 September 2019 Roti A
A. Sudah mulai muncul jamur dibagian tepi roti, namun hanya sebagian kecil saja B. Tekstur sudah mengeras C. Ukurannya masih seperti sewajarnya
Roti B
A. Sudah mulai muncul jamur dibagian tepi roti, namun hanya sebagian kecil saja B. Tekstur sudah mengeras C. Ukuran roti masih sama
Roti C
A. Belum ada tanda tanda pertumbuhan jamur B. Teksturnya sangat keras C. Ukurannya sudah mengecil
BAB IV A. PEMBAHASAN Roti yang paling cepat berjamur ialah roti yang disimpan di tempat terbuka bersuhu ruangan dan roti yang disimpan di dalam toples. Sedangkan yang terjadi pada roti yang disimpan di kulkas ialah sulit berjamur. Roti yang disimpan di kulkas lebih cepat mengeras dibandingkan roti yang disimpan di dalam toples dan disuhu ruangan. Roti yang disimpan di dalam kulkas mampu mengecil seiring berjalannya waktu serta relative cepat dibandingkan roti yang disimpan di dalam toples dan di suhu ruangan terbuka. Bahkan menurut hasil pengamatan, roti yang disimpan didalam toples dan di suu ruangan tidak mengecil dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengecil.
BAB V KESIMPULAN Dari hasil tabel pengamatan dan pembahasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Roti yang paling cepat berjamur ialah roti yang disimpan di tempat terbuka bersuhu ruangan dan roti yang disimpan di dalam toples. Sedangkan yang terjadi pada roti yang disimpan di kulkas ialah sulit berjamur. Roti yang disimpan di kulkas lebih cepat mengeras dibandingkan roti yang disimpan di dalam toples dan disuhu ruangan. Roti yang disimpan di dalam kulkas mampu mengecil seiring berjalannya waktu serta relative cepat dibandingkan roti yang disimpan di dalam toples dan di suhu ruangan terbuka. Bahkan menurut hasil pengamatan, roti yang disimpan didalam toples dan di suu ruangan tidak mengecil dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengecil. Jadi hipotesis yang telah dinyatakan sebelumnya merupakan hipotesis alternative. Bahwa ada pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan jamur.
SARAN Sebaiknya roti yang kita gunakan jangan sampai terkena air atau diletakkan di tempat yang lembab, karena pertumbuhan jamur dipengaruhi oleh air (kelembaban). Sebaiknya roti jangan terlalu sering dipegang atau ditekan, agar tidak menghambat pertumbuhan jamur. Simpan roti pada tempat tertutup ataupun kulkas agar roti lebih tahan lama. Roti dapat dikeringkan (dipanggang) agar lebih awet.
BAB VI PENUTUP Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai laporan penelitian “Jamur pada Roti” yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya dengan makalah ini. Sayabanyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA Kiky, Sheila.” Penelitian Jamur pada Roti Tawar “. 22 Nopember 2014. http://kikyshela.blogspot.com/2012/11/penelitianjamur-pada-roti-tawar.html. Anonymous.” Mengapa Roti Berjamur? Penyebab Jamur pada Roti “. 22 Nopember 2014. http://www.amazine.co/14555/mengapa-roti-berjamur-penyebab-jamur-pada-roti/. Cokroaminoto.” Penyajian Data Dalam Penelitian” 22 Nopember 2014. http://www.menulisproposalpenelitian.com/2010/03/penyajian-data-dalam-penelitian.html?m=0 Elyana, Risky.”Kingdom Jamur / Fungi”.22 Nopember 2014http://risky-elyana.blogspot.com/2011/11/kingdom-jamurfungi.html Pujiyanto, Sri. & Ferniah, Rejeki Siti.2013.”Menjelajah Dunia Biologi 1”. Solo: Tiga Serangkai.