42 1 609KB
I.
DERMATITIS Dermatitis Kontak
Definisi
Etiologi
Gambaran Klinis
Alergi Reaksi radang pada kulit yang didahului dengan proses sensitisasi terhadap suatu alergen.
Iritan Reaksi non alergi dari kulit non imunologik, terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi yang disebabkan oleh zat iritan.
Bahan yang sering menyebabkan DKA: - Logam - Karet - Tanaman - Kosmetik - Obat - Makanan - Cuaca Faktor yang berpengaruh timbulnya DKA: - Sensitisasi alergen - Dosis perunit area - Luas daerah yang terkena - Lama pajanan, oklusi, suhu, kelembapan lingkungan, vehikulum dan pH. Fase akut: - Eritem berbatas tegas, terdapat edema, diatasnya terdapat vesikel dan papul. - Terdapat bula, erosi, dan krusta (lesi akut yang parah)
Bahan yang sering menyebabkan DKI: - Sabun, Detergen, dan Hand Cleaners - Minyak pelumas - Asam dan Alkali - Solvent atau Bahan pelarut dalam Industri - Serbuk kayu
Fase Kronik: - Plak likenifikasi
DKI akut - Lesi terbatas pada tempat kontak kulit - Terasa perih, panas, rasa terbakar - Kelainan berupa Lesi eritematosa, berbatas tegas, asimetris, edema, bula atau nekrosis. DKI akut lambat - Muncul 8-24 jam atau lebih setelah
Dermatitis Atopik
Keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya terjadi selama masa bayi dan ank-anak, sering berhubungan dengan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi dalam keluarga atau penderita (D.A, Rinitis alergi, asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi, likenifikasi, distribusinya dilipatan. Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam patogenesis D.A: - Faktor genetik - Lingkungan - Sawar kulit - Farmakologik - Imunologik - Berbagai faktor pemicu : makanan (telur, susu, gandum, kedele, kacang tanah), aeroalergen (tungau debu rumah, bulu binatang, kapang) -
Pruritus dapat hilang timbul sepanjang hari, lebih hebat pada malam hari menggaruk papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta. D.A infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
dengan skuama, eksoriasi, eritema dan pigmentasi
kontak Awal berupa eritema esok hari menjadi vesikel atau nekrosis DKI kumulatif / kronis - Kulit yang kering, disertai lesi yang eritem dan terdapat skuama. - Hiperkeratosis, likenifikasi, dengan batas kelainan tidak tegas. - Terasa gatal atau nyeri - Berhubungan dengan pekerjaan sehingga banyak ditangan -
Pemeriksaan Penunjang
-
Patch Test Prick Test
-
Patch Test Prick Test
Terapi
-
Hindari kontak dengan bahan
-
Hindari kontak dengan bahan iritan
-
Lesi dimulai dari muka lalu leher, pergelangan tangan, lengan, tungkai dan lutut - Eritema, papulvesikel yang halus, gatalpecah eksudatif (eksudat,erosi) terbentuk krusta infeksi D.A pada anak (usia 210 tahun) - Lesi kering, tidak begitu eksudatif, banyak papul, likenifikasi, sedikit skuama. - Di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan, kelopak mata, leher, jarang di muka D.A pada remaja dan dewasa - Lesi berupa plak eritematosa, skuama, plak likenifikasi yang gatal - Di lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi dan sekitar mata. Mengenai tangan dan pergelangan tangan, bibir, vulva, puting susu, skalp. -
Laboratorium : serum IgE (dalam darah meningkat) - Skin test Topikal ; - Hidrasi kulit :
-
-
-
-
Komplikasi
Alergi Kelainan kulit di Kompres dengan larutan garam faal atau larutan air salisil. Krim kortikosteroid topikal (untuk fase aku atau ringan) Kortikosteroid topikal dalam jangka pendek contoh; prednison 30 mg/hari (untuk peradangan akut) Antihistamin sistemik sedatif 3X1 (bila gatal cukup berat)
Infeksi sekunder
-
-
-
Kompres dengan kompres basah (air matang) selama 5 – 15 menit, 2 kali sehari. Krim kortikosteroid topikal (untuk fase akut) Salep kortikosteroid topikal (untuk fase kronik) Antihistamin sistemik sedatif 3X1 (bila gatal cukup berat)
Infeksi sekunder
diberikan pelembab krim hidrofilik urea 10% + hidrokortison 1% 4x sehari. Dipakai setelah mandi. - Kortikosteroid topikal berpotensi menengah. Misalnya triamsinolon. Lesi basah di kompres dahulu dengan larutan Burowi Sistemik ; - Kortikosteroid - Antihistamin (untuk mengurangi rasa gatal) : cetirizine 5 mg p.o malam hari. - Antibiotik : doksisiklin. (golongan sefalosporin) Terapi sinar Infeksi sekunder
Dermatitis nurmularis
Dermatitis statis
Neurodermatitis sirkumskripta
Definisi
Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah
Dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah.
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik
Etiologi
Penyebab tidak di ketahui, diduga: -
stafilokokus dan
-
Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena
Diduga terdapat penyakit yang
Kebocoran fibrinogen masuk ke dalam dermis bentuk selubung fibrin perikapiler dan interstisium halangi difiusi oksigen kematian sel
mikrokokus. -
Trauma fisis dan kimiawi
-
Stress
-
Minuman yang mengandung alkohol.
-
Gambaran klinis
Lingkungan dengan kelembapan rendah.
-
Sangat gatal
-
Lesi akut berupa papulvesikel dan vesikel (0,3-1cm) membesar dengan cara berkonfluens(meluas kesamping) membentuk logam
-
-
-
Lesi vesikel, eritem, edem, berbatas tegas eksudasi krusta likenifikasi skuama. Lesi tunggal atau multiple, bilateral atau simetris. Ukuran sampai dengan 5-10 cm Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan.
-
-
Faktor pertumbuhan (growth factor “trap” hypothesis) Terdapat pelebaran vena atau varises dan edema --> kulit merah kehitaman timbul purpura dan hemosiderosis
-
Awal pada tungkai bawah meluas ke bagian medial atau lateral maleolus, bawah lutut, punggung kaki.
-
Lesi eritem, skeama, eksudasi, gatal, ulkus (ulkus venosum)
mendasari misalnya: Penyakit sistemik : gagal ginjal hodgkin, hipertiroidia, limfoma hodgkin, hipertiroid. Penyakit kulit : dermatitis atopik, dermatitis alergik, gigitan serangga. psikologi: tekanan emosi -
Gatal sekali terutama pada malam hari.
-
Lesi biasanya tunggal, plak eritematosa, edema, eritema-. Bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, hiperpigmentasi , batas tidak tegas.
-
Lesi ditemukan pada skalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
Pemeriksaan penunjang Terapi
Komplikasi
(-)
(-)
-
Pelembab atau emolien (untuk kulit kering)
-
Di kompresws dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000 (lesi eksudatif)
-
Kortikosteroid topikal
-
Kortikosteroid sistemik (bila kasus berat)
-
Antibiotik topikal
-
Antihistamin golongan H1 (untuk mengurangi gatal)
Infeksi sekunder
(-)
-
Tungkai dinaikan waktu tidur diatas permukaan jantung selama 30 menit 3 sampai 4 kali sehari.
-
Memakai kaos kaki penyangga varises atau pembalut elastis
-
Eksudat di kompres setelah kering di beri kortikosteroid topikal potensi sedang sampai rendah.
Infeksi sekunder : selulitis
-
Anti histamin (anti pruritus)
-
Topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek
-
Salep kortikosteroid di campur ter (anti inflamasi)
Infeksi sekunder
II.
INFEKSI VIRUS Herpes Zooster
Veruka
Kondiloma akuminatum
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyernag kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Hiperplasi epidermis disebabkan oleh human pappiloma virus tipe tertentu
Vegetasi oleh human pappiloma virus tipr tertenti bertangkai, dan permukaannya berjonjot
Etiologi
Virus varisela zoster
Virus Pappiloma
Virus Pappiloma Humanus
Gambaran klinis
Gejala prodormal :
Veruka vulgaris :
-
Sistemik : demam, pusing, malese.
-
Lokal : nyeri otottulang, gatal, pegal
-
Pada anak-anak, Di ekstermitas bagian ekstensor.
-
Bulat berwarna abu-abu, besar lentikuler jika berkonfluens menjadi plakat, kasar. Dengan goresan terdapat autoinokulasi goresan (kobner).
Timbul eritema vesikel berkelompook dan edema berisi cairan jernihkemudian menjadi keruh pustul krusta. Tanda infeksi sekunder : ulkus sikatriks -
-
Unilateral dan dermatomal Hipersetesi pada daerah yang terkena
-
Terdapat dilipatan yang lembab misalnya, di daerah genitalia eksterna.
-
Pria pada perineum, anus, sulkus koronarius. Wanita pada vulva dan sekitarnya, introitus vagina, porsio uteri
-
Pada wanita banyak mengeluarkan fluor albus
-
Pertumbuhan cepat pada wanita hamil
-
Vegetasi yang bertangkai berwarna kemerahan sampai kehitaman permuklaan berjonjot
Veruka plana juvenils -
Besar milier sampai lentikuler
-
Permukaan licin
-
Berwarna sama dengan permukaan kulit atau agak kecoklatan
-
Di muka, leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, lutut/
Veruka plantaris -
Terutama pada
telapak kaki. -
Berupa cincin keras ditengah agak lunak berwarna kekuningkuningan.
-
Nyeri saat berjalan
(papilamatosa)
Pemerik-saan penunjang Terapi
-
Analgetik :untuk nyeri
-
Antivirus : asiklovir 5x 800 mg sehari selama 7 hari
-
Antibiotik : untuk infeksi sekunder.
1. Bahan kausatik : AgNO3 25%, asam triklorasetat 50%. 2. Bedah beku misalnya CO2.N2. N2O
-
Bedah listrik (elektrocauter)
-
Bedah beku
-
Bedah skapel
-
Imunoterapi
3. Bedah skapel 4. Bedah listrik 5. Bedah laser.
Komplikasi
-
Neuralgia pascaherpetik : nyeri pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh pada umur >40 tahun.
-
Herpes zoster oftalmikus
-
Paralisis motorik
-
Infeksi menjalar ke organ dalam
Moluskum Kontangiosum Definisi
Penyakit yang deisebabkan oleh dvirus poks, klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat
Varisela
Variola
Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang mnyerang kulit dan mukosa klinis
Penyakit virus dayng disertai keadaan umum yang buruk, dapat menyebabkan kematian,
Etiologi Gambaran klinis
lekukan, berisi masa yang mengandung moluskum
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
efloresensinya bersifat monomorf terutama pada perifer tubuh
Virus Poks
Virus varisela zoster
Pox virus variolae
Gejala prodormal ;
Stadium inkubasi erupsi:
-
-
Kelainan kulit berupa papul miliar sampai lentikular, berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah di tengahnya terdapat lekukan. Pada muka, badan dan ekstermitas, pubis dan genitalia eksterna
-
Demam tidak terlalu tinggi, malese, nyeri kepala.
Timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa berubah menjadi vesikel dalam beberapa jam terasa gatal
-
stadium makulopapular -
Vesikel seperti tetesan embun (tear drops) pustul krusta Timbul vesikel-vesikel baru yang polimorf Penyebaran di menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstermitas, menyerang lendir dan selaput mata, mulut, saluran pernafasan atas
nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi, demam tinggi, menggigil, lemas, muntahmuntah
makula-makula eritematosa menjadi papulpapul dimuka dan ekstermitas, telapak tangan dan kaki. Suhu tubuh kembali normal
stadium vesikopustulosa -
vesikel menjadi pustul-pustul, suhu meningkat kembali
stadium resolusi -
-
timbul krustakrusta, suhu tubuh menurun, sikatriks perdarahan akibat depresi hematopoetik (black variola) fatal
Tzanck tes
Pemeriksaan penunjang
Mengeluarkan massa yang megandung moluskum dengan:
Terapi
-
Ekstraktor komedo, Jarum suntik, Kuret
-
Elektrokauterisasi
-
Bedah beku
Terapi di lakukan juga terhadap pasangan seksualnya
-
Antipiretik dan analgetik (untuk demam dan nyeri)
-
Antihistamin (untuk gatal)
-
Aciklovir
-
Antibiotik (bila tejadi infeksi sekunder
-
Vaksinasi
-
Penderita di karantina
-
Diberi antivirus (Asiklovir)
-
Simptomatik : analgetik/ antipiretik.
-
Kompres dengan antiseptik atau salep antibiotik
Ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis dan kelainan darah.
Komplikasi
III.
Simtomatik
Inokulasi pada karioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron, deteksi antigen virus pada agar sel.
PIODERMA
Definisi : penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya Pengobatan Umum : 1. Sistemik a. Penisilin G prokain dan semisintetiknya Penisilin G prokain : 1,2 juta /hari IM Ampisilin : 4x500mg sejam sebelum makan Amoksilin : 4x500mg Kloksasilin 3x 250 mg/hari b. Linkomisin dan klindamisin Linkomisin 3x500mg/hari, klindamisin : 4x150mg, infeksi berat : 4x300-450mg c. Eritromisin
4x500mg/ hari d. Sefalosporin Pioderma berat. Sefadroksil 2x500mg atau 2x1000 mg 2. Topikal Basitrasin, neomisin, mupirosin. Kompres terbuka : larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1 o/oo dan yodium povidon 7,5% dilarutkan 10 kali Impetigo Krustosa
Bulosa
Neonatorum
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis
Definisi Etiologi
Streptococcus B hemolitikus
Gambaran klinis
Tidak disertai gejala umum.
Staphylococcus aerus Dapat disertai demam.
Hanya pada anak.
Tempat predileksi : Ketikak, dada, & punggung.
Predileksi : muka : sekitar hidung dan mulut
Sering bersama miliaria. `pada anak dan orangtua
Kelainan kulit : seperti impetigo bulosa
Kelainan kulit : eritema, vesikel yang cepat memecah krusta tebal kuning seperti madu.
Kelainan kulit : eritema, bula, &bula hipopion pecah : koleret dasar eritematosa
Pemeriksaan penunjang
(-)
(-)
Pengobatan
Jika krusta sedikit dilepaskan, salap antibiotik. Bila banyak : Antibiotik sistemik.
Vesikel : dipecahkansalep antibiotik/ cairan antiseptik. Banyak : Antibiotik sistemik
Komplikasi
Glomerulonefritis (2-5%)
Lokasi menyeluruh
Antibiotik sistemik. Topikal : bedak salisik 2%
Definisi
Folikulitis
Furunkel/karbunkel
Ektima
Pionikia
Radang folikel rambut
Radang folikel rambut dan sekitarnya. Karbunkel : kumpulan furunkel
Ulkus superfisial dgn krusta diatasnya disebabkan infeksi oleh Streptococcus
Radang disekitar kuku oleh piokokus
Etiologi
Staphylococcus aerus
Staphylococcus aerus
Streptococcus β hemolitikus
Staphylococcus aerus dan atau Streptococcus β hemolitikus
Gambaran klinis
Folikulitis Supefisialis :
Keluhan : nyeri
Kelainan : krusta tebal berwarna kuning. Bila di angkat : ulkus dangkal
Didahului trauma. Mulai infeksi pada lipatan kuku, terlihat tanda-tanda radangmatriksl empeng kuku abses subungual.
Predileksi : tungkai bawah Kelainan : papul/pustul yg eritematosa dan ditengahnya terdapat rambut. Biasa multipel
Kelainan : nodus eritematosa kerucut, di tengah terdapat pustul melunakabses (pus&jaringan nekrotik)fistel
Predileksi : tungkai bawah (trauma)
Tempat predileksi : Banyak friksi : aksila &bokong
Folikulitis Profunda : Gambaran klinis seperti di atas, hanya teraba infiltrat di subkutan. Lokasi : bibir atas, dagu, bilateral. Pemeriksaan penunjang
(-)
(-)
(-)
(-)
Pengobatan
Antibiotik sistemik/topikal
Sedikit : antibiotik topikal.
Krusta di angkat : salap antibiotik.
Banyak : + antibiotik sistemik.
Banyak : antibiotik sistemik
Kompres larutan antiseptik dan antibiotik sistemik. Bila abses subungual : ekstraksi kuku
Komplikasi
IV.
DERMATOSIS VESIKOBULOSA KRONIK
Pemfigus : kumpulan penyakit kulit autoimun berbula kronik, menyerang kulit dan membrana mukosa yang secara histologi ditandai dengan bula interepidemal akibat proses akantolisisi dan secara imunopatologik ditemukan antibodi terhadap komponen desmosom pada permukaan keratinosit jenis IgG, baik terikat maupun beredar dalam sirkulasi darah.
Pemfigus Vulgaris
Eritematosus
Follaseus
Vegetans
Etiologi
Autoimun
Autoimun
Autoimun
Autoimun
Gambaran klinis
Keadaan umum penderita buruk.
Keadaan umum : baik
Umur 40-50 tahun .
Varian jinak pemfigus vulgaris, jarang ditemukan.
60% kasus :lesi di kepala dan rongga mulut berupa erosi+krusta (berbulan2 sblm timbul bula generalisata).
Lesi : sedikitberbulanbulan.
Definisi
Semua mukosa dapat diserang. Bula berdinding kendur, mudah pecah, pembentukan krusta yg bertahan lama di atas kulit yg terkelupas.
Kelainan kulit : bercak-bercak eritema berbatas tegas, skuama &krusta di muka, meyerupai kupukupu. Bula yang kendur. Letak : muka dan tempat lain.
Kronik, residif, temporer. Vesikel/bula, skama dan krusta dan sedikit eksudatifpecah dan erosi. Predileksi kepala, muka dada bagian atas. Menjalar simetrik dan mengenai seluruh tubuh (bbrp bulan)
Tipe Neumann : usia muda, menyerupai pemfigus vulgaris. Predileksi : muka, aksila, genitalia eksterna, intertrigo lainya.
Khas : bula kendurerosive getatif & proliferatif Eritema menyeluruh papilomatosa dengan skuama (>>daerah yang kasar intertriginosa)
Nikolskiy sign + Nyeri pada kulit yg terkelupas. Hipo/hiperpigmentas i setelah penyembuhan
Bula dinding kendur jarang + bau.
Lesi oral +
Tipe Hallopeau Kronik, tp dpt spt pemfigus vulgaris&fatal. Lesi primer :
pustul2 yg bersatu, meluas ke perifervegetatif menutupi daerah luas di aksila &perineum. Mulut : khas granulomatosa seperti beledu. Pemeriksaan penunjang
-Pemeriksaan histopatologis HE
Histopatologi
Histopatologi
(-)
-Pemeriksaan imunofloresens : endapan IgG dan C3 -Pemeriksaan serologi : IgG ↑ Pemfigus
Pengobatan
Vulgaris
Eritematosus
Follaseus
Vegetans
a.Topikal
Sama seperti pemfigus vulgaris, tetapi dosis lebih rendah.
Sama seperti pemfigus vulgaris
Sama seperti pemfigus vulgaris
Banyak lesi erosif dan eksoriasi Mupirosin 2% Asam Fusidat 2-5% Krusta : kompres terbuka b. Sistemik -Kotikosteroid (Prednison/ dexametason) Dosis Predinison 5060mg/hari 1-3 mg/kgbb/hari Klinis berat : Dexametason im/iv -Pulsed therapy Metylprednisolon
Kortikosteroid : prednison 60 mg/hari
sodium suksinat iv selama 2-3 jam 250-1000mg -Terapi adjuvan : Mycofenolat mofetil (2x1g/ hari), azatioprin (50150mg/hari), siklofosfomid (50100mg/hr), Immunoglobulin intravena
Komplikasi
Kematian (sepsis, kakesia, ketidakseimbangan elektrolit )
-
-
Prognosis baik
Pemfigus Bulosa
Dermatitis Herptiformis
Chronic Bullous Disease of Childhood
Definisi
Penyakit autoimun kronik yg di tandai adanya bula subepidermal yg besar dan berdinding tegang &pd pemerikssaan imunopatologik ditemukan C3 pada epidermal basement membrane zone
Penyakit menahun dan residif, ruam bersifat polimorfik terutama berupa vesikel, tersusun berkelompok dan simetrik serta disertai rasa sangat gatal
Dermatosis autoimun yg biasanya mengenai anak kurang dari 5 tahun, ditandai dgn adanya bula dan terdapatnya IgA linear yg homogen pd epidermal basement membrane
Etiologi
Autoimun, penyebab induksi belum diketahui.
Belum diketahui pasti
Belum diketahui pasti. Faktor pencetusL infeksi & antibiotik (penisilin>>)
Gambaran klinis
Keadaan umum baik.
Anak & dewasa. Berkaitan dgn sensitivitas thdp gluten&yodida.
Mulai pada usia prasekolah ±4tahun. Keadaan umum baik, tdk begitu gatal.
Pria : wanita : 3:2
Mulai penyakit mendadakremisi&eksaserb
Semua umur, org tua >> Kelainan kulit : bula dpt bercampur dgn
Keadaan umum penderita
vesikel, berdinding tegang, eritema >>/ Predileksi : ketiak, lengan bagia fleksor, lipat paha. Bula pecah : erosif yg luas , tp tdk ber tambah Mulut : 20% kasus
baik.
asi
Sangat gatal.
Kelainan kulit : vesikel/bula, terutama bula berdinding tegang diatas kulit yg normal/eritematosa, cenderung bergerombol &generalisata.
Predileksi :punggung, daerah sakrum, bokokng, ekstensor lengan atas, sekitar siku, dan lutut. Ruam : eritema, papulovesikel dan vesikel/bula yang berkelompok &sistemik, berdinding tegang.
Lesi tersusun anular “ Cluster of jewels configuration” Enteropati (-) Mukosa dpt kena
Kelainan utama : vesikel.yg dpt tesusun asinar/sirsinar Pemeriksaa n penunjang
-pemeriksaan histopatologi: celah perbatasan dermaepidermal. Bula subepidermal, sel infiltrat : >>eosinofil
Histopatologi : celah subepidermal. -Imunofloresensi : IgA granular di puncak papildermis
-Imuonologi : imunofloresensi: endapan IgG dan C3, tersusun spt pita pada BMZ
Pengobatan
a.Sistemik : -Kortikosteroid : Prednison 40-60 mg/hr, tapering off. -Sitostatika (bila dgn KS blm ada perbaikan) Dosis = pemfigus vulgaris -DDS dosis 200-
-Diet : menghindari/melakukan diet rendah gluten. Menghindari makan berasal dari gandum. Menghindari obat yodida -Topikal : antibiotik(bila erosi&eksoriasi) -Sistemik :
Histopatologi : bula subepidermal berisi neutrofil/eosinofil/keduanya. -Imunofloresensi : deposi linear igA dan C3 sepanjang membran basalis dari kulit di perilesi.
a.Topikal : antibiotik. Kspotensi sedang. b. Sistemik : -Antihistamin gol.sedatif bila ada keluhan gatal -Dapson 10-50 mg/hari (1mg/kg) atau sulfapiridin 150mg/kg/hr. Bila tdk responsif dpt dikombinasi dgn prednisolon.
300mg/hari,
DDS : dewasa 200-300mg
-Kombinasi tetrasiklin (3x500mg) + niasinamid 3x500mg/hr (pd kasus tdk berat)
Anak 2mg/kg/hr maksimal 3x50 mg/hr
Obat alternatif : siklosporin A, azatioprin, kolkisin.
Sulfapiridin : dewasa mulai 200-250 mg/ht. Anak mulai 100mg/hr Antihistamin gol.sedatif.
Komplikasi
Kematian jarang. Remisi spontan
-
Prognosis baik, umumnya sembuh sebelum usia akil balik.
Pemfigoid Sikatrisial
Pemfigoid Gestationis/ herpes gestationis
Definisi
Dermatosis autoimun bulosa kronik yang terutama ditandai oleh adanya bula yg menjadi sikatriks terutama di mukosa mulut & konjungtiva
Dermatosis autoimun dengan ruam polimorf yang berkelompok dan gatal, timbul pada masa kehamila dan pasca partus
Etiologi
Autoimun.
Autoimun, sering dgn penyakit imun lainnya : grave, vitiligo, alopesia areata
Gambaran klinis
Jarang ditemukan. Keadaan umum penderita baik. Jarang mengalami remisi.
Gejala prodormal (bila ada) : demam, malese,mual, nyeri kepala, rasa panas silih berganti.
Mukosa : mulut 90%, konjungtiva 66% & mukosa lain. Bula tegang, lesi terlihat sbagai erosi.
Beberapa hari sebelum erupsi : sangat gatal & spt terbakar.
Simptom okular : rasa terbaka, airmata >>, fotofobia, & sekret yg mukoid. simbelfaronkebutaan Kelainan kulit : bula tegangn di inguinal &ekstermitas dpt jg generalisata.
Kelainan kulit : papulovesikel sangat gatal dan berkelompok. Lesi polimorf : eritema, edema, papul, dan bula tegang. Btk intemediate : vesike yg kecil, plakat mirip urtikaria, vesikel berkelompok, erosi &krusta. Kasus berat : Semua unsur polimorf. Timbul serangan : >> trimester kedua Predileksi : Abdomen &Ekstremitas (termasuk telapak kaki&tangan) disertai
edema muka&tungkai. Bila bula pecah : lesi lebih merah &eksoriasi dan krusta sembuh : hiperpigmentasi, parut(bila dalam) Pemeriksaa n penunjang
-histopatologi = pemfigoid bulosa
Pengobatan
a.Sistemik :
Leukositosis & eosninofilia (50%)
-Imunofloresensi : IgG pd membrana Histopatologi : bula eosinofil pada basalis secara linear. subepidermal
Prednison : 20-40mg/hr dosis terbagi rata.
-Kortikosteroid : Prednison 60 mg/hr, Antihistamin tapering off. Steroid topikal
Komplikasi
Kebutaan, obstuksi nasal, stenosis laring
Gatal, infeksi sekunder.
V.
DERMATOFITOSIS, PITRIASIS VERSIKOLOR,
Dermatofitosis Definisi
Etiologi
Gejala Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Therapy (Sistemik & Topikal) -aplikasi bisa
Tinea Kapitis Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita
Tinea Kruris
Tinea Pedis et Manum Dermatofitosis pada kaki/tangan , terutama pada sela sela jari dan telapak kaki/tangan.
Dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus, dapat bersifat akut /menahun. +Microsporum-> Grey +Microsporum +Microsporum patch ringworm +Trychophyton +Trychophyton +Microsporum & +Epidermophyton +Epidermophyton Trychophyton -> Kerion +Trychophyton -> Black Dot Ringworm Umum: lesi bersisik, Lesi kulit dapat Klinis: fisura yang eritema, alopesia terbatas pada daerah dilingkari sisik halus genito-krural saja, atau dan tipis. Dapat meluas + Grey Patch Ringworm: meluas ke daerah anus, ke bawah jari, papul merah, melebar dan daerah gluteus dan Maserasi-> kulit putih membentuk bercak yang perut bawah. dan rapuh. jadi pucat dan bersisik dan Jika Infeksi sekunder-> terasa gatal Klinis: lesi selulitis, limfangitis, Rambut mudah putus- sirkumsripta, limfadenitis, erisipelas. >alopesia terlihat sebagai peradangan tepi lebih Grey Patch nyata daripada Keluhan subjektif tengahnya, eflorosensi: berupa gatal atau +Kerion: reaksi polimorfik. terkadang tidak ada peradangan berat pada keluhan sama sekali. tinea kapitis, berupa: Menahun(akibat pembengkakan menyerupai garukan) -> bercak Moccasin foot: kulit sarang lebah dengan hitam, skuama, erosi, menebal dan bersisik, sebukan sel radang padat dan krusta eritema ringan terdapat disekitarnya di tepi lesi, bisa terdapat papul dan +Black Dot Ringworm: vesikel Rambut mudah patah tepat pada muara folikel , yang Subakut: vesiko-pustul, tertinggal rambut yang kadang bula. penuh spora. Ujung rambut Vesikel pecah -> sisik (hitam) memberi gambaran berbentuk lingkaran black dot. (koleret) +Lampu wood-> +kerokan w/KOH +irisan kulit (pada atap flouresensi hijau kekuning Dari bagian tepi kulit vesikel atau bula) -> kuningan pada rambut yang kelainan hingga batas biakan jamur sakit kulit normal dikerok +irisan kulit -> biakan dengan pisau tumpul jamur steril -> tetes KOH + Penyinaran dengan sinar + Griseofluvin (1st line) +griseofluvin X +Ketokonazol: +ketokonazol + Griseofluvin: diberikan Dewasa: 200 mg.hari +itrakonazole single dose atau 4x/hari. selama 10 hari – +Terbinafin Dewasa: 0,5-1 g/ hari 2minggu pada pagi hari (fungisidal)
terhadap semua dermatofitosis
Komplikasi
Anak: 0,25-0,5 g/ hari atau 10-25 mg/kgbb. Diberikan sampai klinis membaik +2 minggu(cegah residif) +Kortikosteroid (u/kerion): Prednison 3x5 mg atau Prednisolon 3x4 mg. +Topikal: asam salisil 24%, asam undesilenat 2-5% dll +Alopesia +Keganasan-> efek samping terapi penyinaran
setelah makan. KI: ibu hamil, kelainan fungsi hepar. +Itrakonazol: Dewasa: 2x 100-200 mg/hari (caps) selama 3 hari +Topikal: asam salisil 2-4%, asam undesilenat 2-5% dll
Dewasa: 62,5 – 250 mg/ hari diberikan selama 2-3 minggu +Topikal: asam salisil 2-4%, asam undesilenat 2-5% dll
Pitiriasis Versikolor/Tinea Versikolor
Kandidosis
Definisi
Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat kehitaman, terutama meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Etiologi
Malassezia furfur Robin yang merupakan fase spora dan miselium atau Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrospotum ovale yang berbentuk oval.
Candida albicans. Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah C. Parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia adalah C. Tropicalis.
Gambaran klinis
Bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Kadang terdapat papulo-vesikuler, asimptomatik maupun gatal ringan.
I. Kandidosis selaput lendir a. Thrush Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu yang menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, dan permuakaan rongga mulut yang lain. Lesi dapat berpisah-pisah, tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah. b. Perfeche Di sudut mulut terdapat fisur maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa. c. Vulvovaginitis Gatal di daerah vulva, rasa panas, nyeri sesudah miksi, dispaneuria.
Tampak hiperemi di daerah labia menora, introitis vagina, dan 1/3 bagian bawah vagina, serta terdapat bercak-bercak putih kekuningan. Kasus berat : edema dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia menora dan sekitar introitis vagina. Terdapat fluor albus berwarna kekuningan disertai gumpalan-gumpalan seperti kepala susu berwarna putih kekuningan. d. Balanitis atau balanopostitis Erosi, pustul dengan dinding tipis, di glans penis dan sulkus koronarius glandis. e. Kandidosis mukokutan kronik Biasanya pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik, umumnya anak-anak. Gejala mirip defek poliendokrin. II. Kandidosis kutis a. Kandidosis intertriginosa Bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel dan pustul atau bua yang bila pecah terjadi erosif, dengan pinggir kasar dan berkembang seperti lesi primer. Predileksi : daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus. b. Kandidosis perianal Maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah, pruritus ani. c. Kandidosis kutis generalisata Eksematoid, dengan vesikel pustul.
dan
d. Paronikia dan onikomikosis Kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat, dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku. e. Diaper-rash Sering pada bayi, pada popok yang selalu basah dan jarang diganti, menimbulkan dermatitis iritan, gejala sisa dermatitis oral dan perianal pada
neonatus. f.
Kandidosis granulomatosa Papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm.
III. Kandidosis sistemik a. Endokarditis Sering pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi penyuntikan yang dilakukan sendiri, dan penderita sesudah operasi jantung. b. Meningitis Gejala sama dengan meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain. IV. Reaksi id (kandidid) Vesikel-vesikal yang bergerombol. Terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain. Pemeriksaan penunjang
*) Fluoresensi lesi kulit pada 1) Pemeriksaan langsung pemeriksaan lampu Wood Kerokan kulit atau usapan mukokutan denga berwarna kuning keemasan. larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan *) Sediaan langsung kerokan kulit Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa dengan larutan KOH 20% terlihat semu. campuran hifa pendek dan sporaspora bulat yang dapat 2) Pemeriksaan biakan berkelompok. Koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa yeast like colony.
Terapi
*) Suspensi selenium sulfide 1) Hindari/hilangkan faktor predisposisi (selsun) dipakai sebagai sampo 2-3x/minggu. Obat digosokkan di 2) Topikal lesi dan didiamkan 15-30 menit, Larutan ungu gentian ½-1 % (untuk sebelum mandi. selaput lendir), 1-2% (untuk kulit) dioleskan sehari 2x selama 3 hari. *) Salisil spiritus 10% *) Derivat-derivat azol : mikonazol, Nistatin : berupa krim, salep, emulsi. klotrimazol, isokonazol, ekonazol. Amfoterisin B *) Sulfur presipitatum dalam bedak grup azol : kocok 4-20% *) Tolsiklat
-
*) Tolnaftat
-
*) Haloprogin
-
*)
Ketokonazol
1x200mg/hari
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim Tiokonazol, bufonazol, isokonazol Antimikotik yang lain yang
selama 10 hari (bila sulit sembuh)
berspektrum luas 3) Sistemik Teblet nistatin ( untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, tidak diserap oleh usus) Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik. Kotrimazol 500 mg pervaginam dosis tunggal atau ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau flukonazol 150mg dosis tunggal (untuk kandidosis vaginal)
Komplikasi
VI.
-
-
ULKUS GENITAL Sifilis
Limfogranuloma Venerum
Definisi
Peny. Infeksi disebabkan oleh T. pallidum,kronis,sitemik,menyerang seluruh organ tubuh, penularan kontak seksual, dpt menular pd bayi.
Penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, afek primer biasanya cepat hilang, bentuk tersering ialah sindrom inguinal. Berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakan yang tak serentak.
Etiologi
Treponema Palidum
Chlamydia trachomatis
Gambaran klinis
Sifilis primer
Gejala konstitusi:
Ulkus di daerah genital eksterna, 3 mgg setelah kontak Tunggal/multipel, uk 1-2 cm Papula- erosi, keras, permukaan tertutup krusta – ulserasi Tepi meninggi, keras ulkus durum Pembesaran lln. Inguinal bilateral Sembuh spontan 4-6 mgg
Malese, Nausea, Demam Timbul sebelum penyakitnya mulai dan biasanya menetap selama sindrom inguinal. Bentuk dini : -
Afek primer : erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus, solitar dan cepat hilang. Pada pria di genitalia eksterna (di sulkus koronarius), pada wanita pada bagian dalam dan
Sifilis sekunder Ruam pd kulit, selaput lendir, organ tubuh Demam, malaise Lesi kulit simetris, makula, papula, Folikulitis,papuloskuamosa, pustula Alopesia : moth-eaten alopecia - oksipital Papula basah daerah lembab: kondilomata lata Lesi pd mukosa mulut, kerongkongan, serviks: plakat Pembesaran kel. Limfe multipel Splenomegali Sifilis laten dini
-
Sindrom inguinal : pada pria terjadi pada genitalia eksterna dan unilateral, pada wanita afek primernya pada genitalia eksterna dan vagina 1/3 bawah bukan kelenjar medial yang mengalami peradangan, tetapi kelenjar gerota. Terdapat kelima tanda radang akut, terdapat limfadenitis dan periadenitis terjadi perlunakan (keras, kenyal, dan lunak(abses)), Greenblatt bubo bertingkat
-
Sindrom genital : pada pria elephantiasis, pada wanita estiomen
Stadium sifilis tanpa gejala klinis Tes serologis reaktif < 1 th Sifilis laten lanjut: Gumma Endarteritis obliterans peradangan-nekrosis Neurosifilis, kardiosifilis Sifilis kongenital dini: < 2 th Lesi kulit: terjadi segera, vesikobulosa, erosi, Papuloskuamosa, Mukosa: hidung, pharing: perdarahan Tulang: osteokondritis tl panjang Anemia hemolitik Hepatosplenomegali SSP
-
Sindrom anorektal : afek primer terdapat pada vagina 2/3 atas atau serviks penjalaran ke kelenjar perirektal (kelenjar Gerota) antara uterus dan rektum
-
Sindrom uretral : terbentuk infiltrat di uretra posterior abses fistel
1. Medan gelap (dark field) 2. Antibodi serum : VDRL (1/16), TPHA
-
LED meningkat
-
Hiperproteinemia
-
IgA meningkat
Pemeriksaan penunjang
serviks
Terapi
Sifilis Primer
Penisilin G Benzatin Dosis 4,8 juta IU secara IM (2,4 juta IU) dan diberikan satu kali seminggu.
Penisilin G Prokain dalam akua Dosis total 6 juta IU, diberi 0,6 juta IU /hari secara IM selama 10 hari. PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium monostearat) Dosis total 4,8 juta IU, diberikan 1,2 juta IU/kali 2 kali seminggu.
Bila alergi penisilin, diberikan: Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 15 hari atau Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari, selama 15 hari (wanita hamil). atau Doksisiklin 2 x 100mg per oral/hari, selama 15 hari.
Sifilis Sekunder
Penisilin G Benzatin Dosis 4,8 juta IU secara IM (2,4 juta IU) dan diberikan satu kali seminggu.
Penisilin G Prokain dalam akua Dosis total 6 juta IU, diberi 0,6 juta IU /hari secara IM selama 10 hari. PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium monostearat) Dosis total 4,8 juta IU, diberikan 1,2 juta IU/kali 2 kali seminggu.
Bila alergi penisilin, diberikan:
Tes frei
Kotrimoxazole kombinasi sulfametoksazol 400mg dengan trimetoprim 80 mg dosis sehari 2x2 tablet diberikan 1-5 minggu
Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 15 hari atau Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari, selama 15 hari (wanita hamil). Atau Doksisiklin 2 x 100mg per oral/hari, selama 15 hari. Sifilis laten
Komplikasi
Penisilin G Benzatin Dosis total 7,2 juta IU Penisilin G Prokain dalam akua Dosis total 12 juta IU (0,6 juta IU/hari) PAM (Penisilin Prokain + 2% aluminium monostearat) Dosis total 7,2 juta IU (1,2 juta IU/kali, 2 kali seminggu) Bila alergi penisilin, diberikan: Tetrasiklin 4 x 500mg per oral/hari, selama 30 hari atau Eritromisin stearat 4 x 500mg per oral/hari, selama 30 hari (wanita hamil). Atau Doksisiklin 2 x 100 mg per oral/hari, selama 30 hari. -
Ulkus Molle
Ulkus Durum
Herpes Genitalis
Etiologi
Hemofilus ducrey
Treponema pallidum
Treponema pallidum
Inkubasi
1 – 14 hari
10 – 90 hari
10 – 90 hari
Klinis (Lesi)
Lesi multiple, bulat atau lonjong, tepi lesi tidak rata,tanda radang (+), bergaung, mudah berdarah, isi jaringan nekrotik (pus), indurasi (-), nyeri (+), pembesaran KGB (+).
Tunggal (soliter), Lesi keras, merah seperti lak, dasar bersih, tidak nyeri (indolen), tidak mudah berdarah, indurasi (+)
Tunggal (soliter), Lesi keras, merah seperti lak, dasar bersih, tidak nyeri (indolen), tidak mudah berdarah, indurasi (+)
Laki-laki: permukaan mukosa preputium, sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis
Laki-laki: sulkus koronarius
Laki-laki: sulkus koronarius
Perempuan: labia minor dan mayor.
Perempuan: labia minor dan mayor.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan langsung dari tepi ulkus tergaung, dibuat pewarnaan gram, Unna-Pappenhein, Wright, atau giemsa. 30-50% kasus ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai.
Pemeriksaan langsung : bahan pemeriksaan dari ulkus (Reitz serum). Dark field examination / pewarnaan burry ditemukan spirokheta
Pemeriksaan langsung : bahan pemeriksaan dari ulkus (Reitz serum). Dark field examination / pewarnaan burry ditemukan spirokheta
Terapi
Sulfatiazol dosis pertama 2-4 gram, dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam sampai sembuh sempurna (kurang lebih 10-14 hari)
Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU intra muskuler, dosis tunggal
Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU intra muskuler, dosis tunggal
Predileksi
Perempuan: labia, klitoris, anus, seviks
VII. Definisi
Etiologi Masa inkubasi Gambaran Klinis
VAGINAL DISCHARGE Servisitis non gonore Peradangan serviks dengan penyebab kuman selain N. Gonorrhoeae
Servisitis gonore Peradangan serviks yang disebabkan oleh kuman N.Gomorrhoeae penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan sexual
Chlamidia trachomatis (terbanyak), HSV 2-3 minggu
N. gonorea 1-7 hari -
Discharge: purulen/ mukopurulen - Intermenstrual vagina bleeding
-
Pemeriksaan Penunjang
-
Terapi
-
Komplikasi
Pap smear: leukosit PMN >5 Specimen FPU (first pass urine): leukosit PMN 10
-
Azytroycin 1gr (dosis tunggal) atau Doxycycline 2x100mg (selama 7 hari)
-
Salpingitis, kehamilan ektopik kemandulan
Vaginosis bakterial Sindroma klinik pada vagina tanpa peradangan akibat perubahan lingkungan Lokal maupun perubahan endogen yang mengakibatkan pergantian flora normal. G. vaginalis, prevotella sp, Mycoplasma homini
-
-
Asimtomatik, Discharge: putih, kekuningan, mukopurulen Swab bleeding Vulva tenang Dinding vagina eritem, Endoserviks eritem, edem
- asimtomatik - iritasi/ gatal ringan - bau khas: amis seperti ikan - discharge: homogen, putih keabuan melekat pada dinding vagina
Pap smear: leukosit PMN>5 Specimen FPU (first pass urine): leukosit PMN 10
Tes amin (+) Pengecatan gram (clue cell >20%)
Ceftriaxon 125 mg IM dosis tunggal atau Cefixim 400 mg peroral dosis tunggal
Oral: metronidazol 500mg (7hari)
Salpingitis, PID
Topikal: Metronidazol gel 0,75 % intravagina 1x/hari selama 5 hari. Dalam kehamilan Vaginosis Bakterial dapat menyebabkanpersalinan preterm, amnionitissertaendometritis pasca persalinan
Definisi
Trikomoniasis Infeksi protozoa pada vagina
Etiologi
Trichomonas vaginalis
Gambaran klinis
-panas, iritasi di vagina - discharge banyak, berbau busuk, kuning jehijauan, berbuih (kadang) - dinding vagina: eritem, inflamasi
- Gatal (dominan) - Panas, iritasi di vagina atau vulva - Disharge: putih kental seperti keju, banyak, tidak berbau terkadang bau masam - Labia mayor bengkak - Iritasi atau eritem, adem pada vagina dan atau vulva
Pemeriksaan penunjang Terapi
Px. Lab dengan NaCl 0,9% : ditemukan T. Vaginalis motil Topikal : hidrogen peroksida 1-2 % & larutan asam laktat 4 % (irigasi)
KOH 10 % Pengecatan gram Topikal: klotrimazol 1% cream (7 hari)
Sistemik : Metronidazole 2 gr (dosis tunggal, 7 hari) atau Tinidazole 2gr (dosis tunggal) atau nimorazol 2 gr (dosis tunggal) Vaginitis, uretritis, bartholinitis, skenitis, sistitis
Oral: Ketokonazol 400 mg/hari (5 hari)
Komplikasi
Candidiasis vulvovaginal Infeksi vagina dan atau vulva oleh kandida Candida albicans (80-92%)
Komplikasi kandidiasis vulvovaginal jarang terjadi. Chorioamnionitis pada saat hamil dan syndrome vestibulitis vulva pernah dilaporkan
VIII. URETRAL DISCHARGE Definisi
Etiologi Masa inkubasi Gambaran klinis
Uretritis Non Gonorea Peradangan uretra dengan penyebab kuman selain N. Gonorrhoeae Chlamidia trachomatis (terbanyak), HSV 2-3 minggu -
Px penunjang
-
Terapi
-
Komplikasi
Uretritis Gonorea Akut Peradangan uretra dengan penyebab kuman N. Gonorrhoeae Neisseria gonorrhoeae 1-7 hari
Discharge uretra: jernih sampai sedikit keruh, banyak pada pagi hari BAK sakit Meatus eksternus eritem, tidak ditemui tanda radang Discharge sedikit (keluar bila dimassage) Pemeriksaan gram dari uretral smear : leukosit PMN >5 Specimen FPU (first pass urine): leukosit pmn 10
-
Azytroycin 1gr (dosis tunggal) Doxycycline 2x100mg (selama 7 hari)
-
-
Nyeri atau gatal pada ujung kemaluan Discharge retra: banyak pada pagi hari, makin lama makin banyak, mukopurulen BAK sakit / perih Tampak mukosa eritem , edem. Pemeriksaan gram dari uretral smear: leukosit PMN >5 Specimen FPU (first pass urine): leukosit pmn 10
Ceftriaxon 125 mg IM dosis tunggal - Cefixim 400 mg peroral dosis tunggal Demam, skrotum dan inguinal bengkak
IX.
ERITROPAPULOSKUAMOSA PSORIASIS
DERMATITIS SEBOROIK
Definisi
Penyakit yang menyebabkan autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan , disertai fenomen tetesan lilin, auspits dan kobner
Penyakit eritropapuloskuamosa yang paling sering, berhubungan dengan peningkatanproduksi sebum pada daerah seboroe/ daerah seboroik, bersifat kronis residif.Penyakit ini bervariasi dari ringan sampai berat, termasuk bentuk skuama psoriasiformis, pitiriasiformis atau eritroderma.
Etiologi
tidak diketahui
Belum diketahui pasti, diduga berhubungan dengan adanya infeksi Pityrosporum ovale
Gambaran klinis
Penyakit dimulai dengan papul eritem yang kecil, kemudian meluas menjadisebesar gutata, numular, plakat atau lebih luas lagi, ditutupi skuama yang kasar, berlapis-lapis, putih atau transparan seperti mika.-Rasa gatal umumnya ringan sampai sedang, keadaan umum biasanya tidak terganggu.
Lesi berupa makula atau papula eritem dengan skuama kekuningan, tampak berminyak. Keadaan umum penderita umumnya tidak terganggu. Rasa gatal bervariasidari ringan sampai berat.-Predileksi : daerah seborea, yaitu scalp, dahi, glabela, alis mata, kelopak mata, bibir, lipatan nasolabial, belakang telinga, lubang telinga, aksila, interskapuler, sterna, areola mammae, inframammae pada wanita, umbilikus, inguinal, lipat paha, lipat gluteal, dan anogenital. -Manifestasi klinis lain dari dermatitis seboroik : Pitiriasis sika, merupakan bentuk dermatitis seboroik yang kering berupaskuama-skuama halus pada kulit kepala berambut (ketombe). Pitiriasis steatoides/ pitiriasis oleosa merupakan tipe yang berminyak,kelainan kulit berupa eritem, papel, dengan skuama yang berminyak, kekuningan, dan rambut cenderung rontok. Pada tipe berminyak yang berat, disertai eksudasi dan krusta yang tebal, berbau. Bila terjadi pada bayi, skuama kuning kecoklatan dengan debris yang melekat pada kulit kepala disebut cradle cap. Pada bayi dapat meluas ke seluruh tubuh disebut penyakit Leiner, biasanya disertai diare dan gangguan pertumbuhan. Pada dewasa sering mengenai daerah wajah, badan, daerah lipatan, bila mengenai hampir seluruh tubuh dapat menyebabkan eritroderma.
-Psoriasis dapat mengenai mukosa, sendi maupun kuku. Pada mukosa berupa geographic tongue; pada sendi berupa keluhan nyeri, sendi membesar, bersifat poliartikular terutama pada interfalang distal. Pada kuku penderita dapat ditemukankelainan berupa pitting nail, diskolorasi, leukonikia, onikodistrofi, onikolisis, subungual hyperkeratosis, splinter hemorrhage. -Pada psoriasis terdapat tanda yang khas yaitu fenomena tetesan lilin dantanda Auspitz, sedangkan fenomena Kobner hanya 47% yang positif dan terdapat pada penyakit lain, misalnya liken planus, vitiligo, dan veruka plana juvenilis. -Fenomena tetesan lilin ialah bila pada lesi yang masih berskuama digoresakan tampak garis putih seperti lilin yang digores. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan indeks bias yang timbul setelah udara memasuki lapisan skuama. -Tanda Auspitz yaitu bila skuama dilepas
selapis demi selapis dengan menggunakan pinset, atau dikerok dengan pinggir gelas objek, pada suatu saat tampak adanya titik-titik perdarahan yang disebabkan adanya papilomatosis. -Fenomena Koebner/respons isomorfik adalah timbulnya lesi serupa dengan kelainan psoriasis dalam 8-10 hari, bila pada kulit penderita digores (trauma). Secara klinis bila penderita sering menggaruk kelainan kulitnya, maka fenomena ini akan ditemukan berupa beberapa lesi yang tersusun linier
Pemeriksan penunjang
-
Pada tipe yang berminyak dapat dilakukan tes dengan kertas rokok - kertas tampak berminyak (tes kertas sigaret)
Therapi
Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik: - kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednisone 20-30mg sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahanlahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi antibiotik.
- kortikosteroid ( dosis 30mg perhari) setelah membaik diturunkan perlahanlahan.penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata - obat sitostatik: metotreksat (mula-mula diberikan tes dosis 5 mg per os untuk mengetahui apakah ada gejala sensitivitas atau toksik, jika tidak terjadi efek yang tidak dikehendaki diberikan 3x2,5 mg, dengan interval 12 jam seminggu dosis total 7,5 mg. jika tidak dalam perbaiakan dosis dinaikan 2,5 mg- 5 mg perminggu -levodopa (dosis 2 x 250mg - 3 x 500 mg) -DDS (diaminodifenilsulfon) dosis: 2 x 100 mg sehari - Etretinat (tegison,tigason) dan asitretin (neotigason) dosisnya 1 mg/kg berat badann, jika belum terjadi perbaikan dinaikan menjadi
- isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Dosisnya 0,1-0,3mg per kg berat badan perhari, perbaikan tampak setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10mg perhari selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya Pengobatan Topikal: -Pada pitrisiasis sika dan oleosa, seminggu 2 - 3 kali scalp dikeramasi selama 5-15 menit . misalnya dengan selenium sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien, misalnya krim urea 10%. Obat lain yang dapat dipakai untuk Dermatitis seboroik ialah -Ter misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar -resorsin 1-3% - sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung
1 ½ mg/kg berat badan. - siklosporin dosisnya 6 mg/kg berat badan Pengobatan Topikal -Preparat ter (konsentrasinya 2-5 % dimulai dengan konsentrasi rendah,jika tidak ada perbaikan konsentrasi dinaikan. -kortikosteroid. Kortikosteroid topical memberikan hasil yang baik. Potensi dan vehikulum bergantung pada lokasinya. - ditranol (antralin) konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2 - 0,8% dalam pasta, salap atau krim. Lama pemakaian hanya ¼ - ½ jam sehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu. -Pengobatan dengan penyinaran UVA, PUVA, UVB kombinasi preparattar dengan UV seperti cara Goeckerman atau cara Ingram, narrow - calcipotrioln (sintetik vit D berupa salap atau krim 50 mg/g -Tazaroten (gel dan krim dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1%) -Emolien. Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit PUVA (mula-mula 10-20 mg psoralen diberikan per os, 2 jam kemudian dilakukan penyinaran. 4 x seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3 - 4 minggu. Pengobatan cara Goeckerman: - Psoriasis pustulosa palmo-plantar (barber) Tetrasiklin diberikan selama 4 minggu, metotreksat untuk bentuk yang parah dengan dosis 15-25 mg per minggu, eritinat 25-50 mg sehari, kortikosteroid (prednisone) dengan dosis 40-50 mg
dengan asam salisilat 3-6% -kortikosteroid misalnya krim hidrokortison 2 1/2 %. Pada kasus dengan inflamasi yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek sampingnya. -krim ketokonasol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat banyak P.ovale. Obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim.
sehari kolksin juga dapat digunakan dengan dosis 0,5 - 1mg sehari, diberikan 2 kali, setelah ada perbaiakan dosis diturunkan menjadi 0,2 - 0,5 mg sehari - Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch) korikosteroid dapat digunakan (prednisone) sehari 40 mg setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan Obat lain yang dapat digunakan ialah asitretin dengan dosis 2 x 25 mg sehari Komplikasi
-
-
PITIRIASIS ROSEA
ERITRODERMA
PARAPSORIASIS
Definisi
Penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritemadan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil dibadan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.
Kelainan kulit yang ditandai dengan eritema universalis (90%-100%), biasanya disertai skuama. Bila eritemanya antara 50%-90% kami menamainya pre-eritroderma.
Penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya ,pada umumnya tanpa keluhan, kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan skuama, berkembangnya biasanya perlahan-lahan, perjalanannya umumnya kronik
Etiologi
Belum diketahui, demikian pula cara infeksi. Ada yang mengemukakan hipotesis bahwa penyebabnya virus, karena penyakit ini merupakan penyakit swasima (self limiting disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu
-
-
Gambaran
Pada umumnya tidak
Adanya lesi kulit yang
Parapsoriasis gutata
klinis
terdapat gejala konstitusi, bila ada biasanya ringan berupa flu-like symptom. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan sampai sedang. Penyakit dimulai dengan timbulnya lesi kulit berupa makula eritem dengan skuama halus (pitiriasiformis) yang melekat pada tepi lesi (skuama kolaret). Lesi sering soliter berbentuk lonjong atau anular dengan diameter kira-kira 3cm, terletak di badan. Lesi pertama ini disebut sebagai herald patch. Empat sampai sepuluhhari kemudian timbul lesi-lesi sama yang lebih kecil secara serentak, garis panjang lesi tersusun mengikuti garis kulit. Pada punggung lesi sejajar costa sehingga memberikan gambaran seperti pohon cemara. Setelah 3-8 minggu kelainan kulitakan menghilang secara spontan dan hampir tidak pernah diderita untuk kedua kalinya. Predileksi: badan, lengan atas, paha atas (daerah yang tertutup).
universalis, berupa makula eritem disertai skuama. Pada eritroderma yang kronik umumnya penderita datang dalam keadaan kulit yangberskuama, hiperpigmentasi, eritemnya sendiri tidak begtu jelas. Pada alergi obat, kulit akan eritem pada stadium awal, baru kemudian timbul skuama.- Pada yang kronik, terdapat edema, likenifikasi dan indurasi. Ektropion dan epifora dapat timbul sekunder karena kelainan periorbital kronik. Dapat ditemukan keratoderma palmoplantar lebih dari 80% kasus.- Dapat disertai kelainan kuku seperti onikolisis, subungual hyperkeratosis, splinter hemorrhages, paronikia, Beau's lines, dan kadang-kadang onikomadesis-Gejala konstitusi berupa demam dan menggigil. Penderita dapat merasa sangat gatal.-Umumnya penyakit berjalan kronis berbulan-bulan, kecuali bila disebabkanoleh alergi obat.-Komplikasi : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, high output cardiac failure, infeksi sekunder, sepsis, adult respiratory distress syndrome, hipolbumin, mortalitas 7%
- bentuk ini terdapat pada dewasa muda terutama pria dan relative paling sering ditemukan. Ruam terdiri atas papul miliar serta lentikular, eritema dan skuama, dapat hemoragik, kadang-kadang berkonfluensi, dan umumnya simetrik. Penyakit ini sembuh spontan tanpa meninggalkan sikatriks. Tempat pridileksi badan, lengan atas dan paha , tidak terdapat pada kulit kepala,muka,dan tangan. Bentuk ini biasanya kronik,tetapi dapat akut dan disebut parapsoriasis gutata akuta ( penyakit muchahabermann). Gambaran klinisnya mirip varisela, kecuali ruam yang telah disebutkan dapat ditemukan vesikel, papulonekrotik dan krusta jika sembuh meninggalkan sikatriks seperti variola,karena itu dinamakan pula para psoriasis varioliformis akut atau pitiriasis likenoides et varioliformis akuta. - Parapsoriasis variegate: kelainan terdapat pada badan ,bahu, dan tungkai , bentuknya seperti kulit zebra, terdiri atas skuama dan eritema yang bergaris garis -Para psoriasis en plaque: insiden penyakit ini pada orang kulit berwarna rendah. Umumnya mulai pada usia pertengahan , dapat terus menerus atau
Pemeriksan penunjang
-
Laboratorium :Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik.Histopatologis :Diagnosis kerja umumnya dapat ditegakkan dari gambaran klinis. Pada gambaran histopatologis tidak terdapat perbedaan yang berarti untuk menentukan etiologi.
Therapi
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan sedative, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol ½ - 1%
Pada eritroderma golongan I obat yang tersangka sebagai kausanya segera dihentikan. Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada golongan I, yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednisone 4x10 mg. penyembuhan terjadi cepat , umumnya dalam beberapa haribeberapa minggu Pada golongan II akibat perluasan penyakit kulit juga diberikan kortikosteroid. Dosis mula prednison 4x10 mg4x15mg sehari. Jika setelah beberapa hari tidak tampak perbaikan dosis dapat dinaikan. Setelah tampak perbaikan dosis diturunkan perlahan-lahan. Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan. Eritro derma karena psoriasis dapat pula diobati dengan asetretin.
mengalami remisi,lebih sering pada pria daripada wanita. Tempat predileksi pada badan dan ekstremitas. Kelainan kulit berupa bercak eritematosa,permukaannya datar, bulat, atau lonjong, berdiameter 2,5cm dengan sedikit skuama -
Eritromisin (40 mg/kg berat badan) dengan hasil juga dengan tetrasiklin. Keduanya mempunyai efek menghambat kemotaksis neutrofil
Pengobatan penyakit leiner dengan kortikosteroid memberikan hasil yang baik. Dosis prednisone 3 x ½ mg sehari. Pada sindrom sezary pengobatan terdiri atas kortikosteroid (prednisone 30mg sehari) atau metilprednisosolon ekuivalen dengan sitostatik, biasanya digunakan klorambusil dengan dosis 2-6mg sehari Pada eritroderma kronis diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan salap lanolin 10% atau krim urea 10%. Komplikasi
-
-
-