31 2 246KB
1
F1. Promosi Kesehatan Penyuluhan Hipertensi Latar Belakang
Penyakit Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita di Dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Data Riskesdas Tahun 2018 menyatakan bahwa estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi paling banyak terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan. Oleh karena itu, penyuluhan ini dimaksudkan agar masyarakat lebih aware terhadap kesehatan diri masing-masing, khususnya agar setiap orang sadar pentingnya mengukur tekanan darah secara berkala serta teratur konsumsi obat pengontrol tekanan darah dan mengetahui makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bagi penderita hipertensi.
Permasalahan
1. Banyak penderita Hipertensi di Puskesmas Mentaras. Hal ini diketahui pada pelayanan BP sebagian besar pasien terutama lansia adalah penderita hipertensi. 2. Sebagian besar penderita Hipertensi di Puskesmas Mentaras tidak mengetahui pentingnya teratur minum obat dan bahayanya hipertensi yang tidak terkontrol. 3. Sebagian besar penderita Hipertensi di Puskesmas Mentaras tidak mengetahui diet yang tepat bagi penderita hipertensi
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Kegiatan : - Penyuluhan tentang Hipertensi dan diet bagi penderita Hipertensi di POSBINDU Lansia desa Bulangan Tujuan Kegiatan : - Memberikan edukasi kepada penderita hipertensi mengenai penyakit Hipertensi Waktu Pelaksanaan : - 15 Desember 2020 pukul 09.00- 09.30 WIB Tempat Pelaksanaan : - Balai Desa Bulangan Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik
Target Sasaran : - Peserta Posbindu di Desa Bulangan ( minimal 20 orang) Sumber Daya Manusia : - Dokter Internsip (pemateri) - Bidan Desa Bulangan - PJ POSBINDU PKM Mentaras - Kader Posbindu Alat yang dibutuhkan : - 1 buah pengeras suara - 1 buah sound mini - 30 lembar pamflet - 30 kursi Sumber dana: -Pribadi Pemilihan Intervensi : -Meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi melalui penyuluhan dengan metode ceramah pada kelompok kecil
Pelaksanaan
Kegiatan: - Penyuluhan Hipertensi dan diet bagi penderita hipertensi di POSBINDU Lansia Desa Bulangan Waktu Pelaksanaan: - Telah terlaksana pada 15 Desember 2020 pukul 09.3010.00 WIB Tempat Pelaksanaan: - Balai Desa Bulangan Target Sasaran: - Tercapai 100% (30 orang) Sumber Daya Manusia: - Dokter Intersip (pemateri) - Bidan Desa Bulangan - PJ POSBINDU PKM Mentaras - Kader POSBINDU Desa Bulangan Alat yang dibutuhkan: - 1 buah pengeras suara - 1 buah sound mini - 30 lembar pamflet - 30 kursi Sumber Dana: Pribadi
Monitoring dan evaluasi
Target Tercapai: - Telah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi sesuai rencana pada tanggal 15 Desember 2020 di Balai Desa Bulangan pada pukul 09.30-10.00 WIB - Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi - Target minimal peserta tercapai (30
orang) Masalah: -
-
Keterlambatan waktu pelaksanaan selama 30 menit dikarenakan menunggu peserta POSBINDU Lansia yang baru pada datang jam 09.15 WIB Pasien yang mendapat penyuluhan tidak semua penderita hipertensi
Saran : -
Diberikan pemberitahuan sebelum hari pelaksanaan penyuluhan sehingga peserta POSBINDU Lansia datang tepat waktu
F1 : PROMKES 1
Penyuluhan Kaki Diabetes pada Lansia di Desa Karangcangkring Tanggal : 14 Desember 2020 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan kronis yang ditandai dengan kelainan dalam bahan metabolisme, termasuk glukosa, lipid, dan asam amino (Mcdermott, 2005). Diabetes adalah penyakit kronis yang mempengaruhi hampir setiap organ dalam sistem manusia (Raval et al., 2010). Menurut Suyono (2007) diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan suatu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. Pada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan pada retina, glomerulus ginjal, saraf, dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh darah besar, manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkulosis paru dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangren diabetes. Ulkus diabetik adalah salah satu komplikasi DM yang paling serius dan melumpuhkan. Ini adalah penyebab paling umum amputasi
kaki nontraumatik diseluruh dunia. Pasien diabetes dari 15 sampai 20 kali lebih mungkin memerlukan amputasi daripada mereka yang tidak menderita DM.
Permasalahan
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
1. Banyaknya penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Mentaras. Hal ini diketahui pada pelayanan Poli Umum Sebagian besar pasien terutama lansia adalah penderita Diabetes Mellitus. 2. Sebagian besar pasien Diabetes Mellitus belum memahami komplikasi apa saja yang bisa terjadi pada pasien-pasien Diabetes Mellitus 3. Sebagian besar penderita Diabetes Mellitus tidak mengetahui diet yang tepat bagi penderita Diabetes Mellitus PERENCANAAN
Kegiatan :
Penyuluhan tentang Diabetes Mellitus serta komplikasinya berupa kaki diabetes Tujuan Kegiatan :
Memberikan edukasi kepada penderita Diabetes Mellitus mengenai komplikasinya yaitu kaki diabetes Waktu Pelaksanaan : Pada tanggal 14 Desember 2020 Tempat Pelaksanaan :
Balai Desa Karangcangkring, bersamaan dengan program POSBINDU Target Sasaran :
Pasien lansia yang berobat ke POSBINDU karangcangkring sekitar > 50 orang Sumber Daya Manusia (Pemateri) : Dokter Internship Alat yang Dibutuhkan : 1 buah pengeras suara 1 buah sound mini 1 buah spanduk besar yang berisi judul penyuluhan 15 lembar leaflet Sumber Dana :
Puskesmas Mentaras dan pribadi
PEMILIHAN INTERVENSI Meningkatkan pengetahuan penderita Diabetes Mellitus serta komplikasinya melalui penyuluhan dengan metode ceramah pada kelompok besar
Pelaksanaan
Kegiatan :
Penyuluhan Diabetes Mellitus dan komplikasinya yaitu kaki diabetes Waktu Pelaksanaan : Pada tanggal 14 Desember 2020 Tempat Pelaksanaan :
Balai Desa Karangcangkring, bersamaan dengan program POSBINDU Target Sasaran :
Pasien lansia yang berobat ke POSBINDU karangcangkring sekitar > 50 orang Sumber Daya Manusia (Pemateri) : Dokter Internship Alat yang Dibutuhkan : 1 buah pengeras suara 1 buah sound mini 1 buah spanduk besar yang berisi judul penyuluhan 15 lembar leaflet Sumber Dana :
Monitoring dan Evaluasi
Puskesmas Mentaras dan pribadi
Target Tercapai :
Telah dilakukan penyuluhan tentang Diabetes Mellitus dan kaki diabetes sesuai rencana pada tanggal 14 Desember 2020 Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi Target kurang/tidak tercapai :
Capaian sasaran peserta hanya 86%
Masalah : 1. Pasien mulai banyak berdatangan pada siang hari diatas pukul 10.00 2. Pasien yang mendapat penyuluhan tidak semua penderita Diabetes Mellitus Saran untuk kegiatan serupa berikutnya : 1. Waktu penyuluhan pilihlah hari Senin, karena pada hari Senin biasanya pasien banyak datang untuk periksa dan berobat sedari pagi cukup banyak 2. Penyuluhan dilakukan saat prolanis
F1 PROMKES 1.
Judul: Penyuluhan Infeksi Menular Seksual di R. Tunggu KIA PKM Mentaras Tanggal: Kamis, 14 Januari 2021 Latar Belakang
Permasalahan
Infeksi menular seksual merupakan salah satu penyebab infeksi saluran reproduksi (ISR). Hal ini perlu dikenalkan secara luas,karena dampak komplikasinya akan memberikan beban kesehatan nasional. Sebagian besar IMS/ISR sebetulnya dapat dicegah, sehingga layanan kesehatan reproduksi berperan penting dalam menegakkan diagnosis dini, karena umumnya banyak perempuan yang tidak menunjukkan gejala yang khas meskipun sudah terinfeksi IMS. (WHO) menyatakan lebih dari satu juta orang di dunia didiagnosis menderita penyakit menular seksual (PMS) setiap harinya. Penyakit menular seksual yang menyerang organ seksual itu meliputi klamidia, gonore, trikomoniasis, dan sifilis. Temuan yang baru saja dirilis WHO ini menemukan satu dari setiap 25 orang di dunia memiliki setidaknya satu dari penyakit infeksi menular tersebut. Dalam laporan itu, WHO menyatakan terdapat lebih dari 376 kasus baru infeksi menular seksual setiap tahun. Setiap orang juga dapat menderita lebih dari satu penyakit menular seksual atau dapat terinfeksi ulang dengan satu atau lebih penyakit menular seksual. Berdasarkan data WHO yang dihimpun dari seluruh dunia, pada laki-laki dan perempuan berusia 15-49 tahun pada 2016, diperkirakan terdapat 127 juta kasus klamidia baru, 156 juta trikomoniasis, 87 juta kasus gonore, dan 6,3 juta kasus sifilis. Untuk kasus sifilis saja, menyebabkan lebih dari 200 ribu jumlah bayi lahir mati setiap tahun.Oleh Karena itu, penyuluhan ini dimaksudkan agar masyarakat lebih sadar terhadap kesehatan diri masing-masing, dan lebih mengetahui serta waspada tentang penyakit infeksi menular seksual ini. Diharapkan masyarakat dapat mencegah penularan infeksi menular seksual dengan penggunaan alat pelindung seksual yang benar. 1. Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mentaras
Perencanaan
Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi
&
tidak memahami mengenai macam-macam dan bahaya dari infeksi menular seksual. 2. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mentaras tidak mengetahui pentingnya penggunaan alat pelindung seksual demi mencegah penularan infeksi menular seksual. Kegiatan: Penyuluhan tentang Infeksi Menular Seksual Tujuan Kegiatan: Memberikan edukasi terkait Infeksi Menular Seksual dan pentingnya penggunaan alat pelindung seksual untuk pencegahan. Waktu Pelaksanaan: Kamis, 14 Januari 2021 Pukul 08.30 Tempat Pelaksanaan: Ruang Tunggu PKM Mentaras Target Sasaran: Pasien pengunjung Poli KIA PKM Mentaras pada tanggal 14 Januari 2021 Pukul 08.30, minimal 8 orang Sumber Daya / Pemateri: Dokter Internship Alat yang dibutuhkan: o 10 leaflet o 1 Poster Sumber Dana: Pribadi Pemilihan Intervensi: Meningkatkan pengetahuan tentang Infeksi Menular Seksual dan pentingnya penggunaan alat pelindung seksual untuk pencegahan dengan metode ceramah pada kelompok kecil. Kegiatan: Penyuluhan tentang Infeksi Menular Seksual Waktu Pelaksanaan: Kamis, 14 Januari 2021 Pukul 08.30 Tempat Pelaksanaan: Ruang Tunggu PKM Mentaras Target Sasaran: Tercapai 100% (8 orang) Sumber Daya / Pemateri: Dokter Internship Sumber Dana: Pribadi Target tercapai: o Telah dilakukan penyuluhan tentang Infeksi Menular Seksual sesuai rencana pada tanggal 14 Januari 2021 di Ruang Tunggu Poli KIA PKM Mentaras o Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi Target pencapaian: o Capaian sasaran 100% Masalah: o Pasien mulai berdatangan lebih banyak di siang hari. o Pasien yang mendapat penyuluhan sebagian besar adalah perempuan. Saran untuk kegiatan serupa selanjutnya: o Penyuluhan juga dilakukan di Ruang tunggu Poli Umum PKM Mentaras agar partisipan lebih banyak dan beragam.
F2 : KESEHATAN LINGKUNGAN
1.
Judul : Diare Diruang Tunggu Puskesmas Mentaras Tanggal : 04 Februari 2021 Latar belakang
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari (Tanto dan Liwang, 2014). Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar dengan bertambahnya frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari atau lebih dengan konsistensi cair.
Permasalahan
Upaya pencegahan diare pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas mentaras
Perencanaan
Dan PERENCANAAN
pemilihan Intervensi Kegiatan :
Menjelaskan ke pada pengunjung yang datang berobat ke
Puskesmas
Mentaras
mengenai
gejala,
cara
pencegahan dan cara tatalaksana awal bila terjadi diare Tujuan Kegiatan :
Untuk mencegah tejadinya diare berat misalnya terjadi dehidrasi
Waktu Pelaksanaan :
04 Januari 2021
Tempat Pelaksanaan :
Ruang Tunggu Pelayanan Puskesmas Mentaras
Target Sasaran :
Pasien yang Berkunjung Puskesmas Mentaras
Sumber Daya Manusia :
Dokter Internsip
Alat yang dibutuhkan :
1 buah pengeras suara
1 buah kabel olor
15 lembar pamphlet
Sumber dana : Monitoring evaluasi
Puskesmas Mentaras dan pribadi
dan Target Tercapai :
Telah dilakukan penyuluhan tentang Diare sesuai rencana pada tanggal 04 Januari 2021 di ruang tunggu pelayanan Puskesmas Mentaras
Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi
Target : Capaian sasaran peserta 89% Masalah :
Masih banyak pada pasien yang berkunjung di Puskesmas Mentaras ini tidak Tau bagaimana cara penangan awal bila terjadi dehidrasi .
Pasien yang mendapat penyuluhan tidak semua penderita diare
Evaluasi :
Kegiatan penyuluhan
telah berlangsung baik terapi
perlu dilakukan penyuluhan-penyuluhan lagi ke setiaptiap desa.
F2 KESEHATAN LINGKUNGAN 2.
Judul: Penyuluhan CTPS & Pembagian Poster CTPS ke SMP, SMA & Polsek Dukun Tanggal: Kamis, 11 Februari 2021 Latar Belakang
Permasalahan
Perencanaan
Pemerintah menetapkan kampanye nasional cuci tangan dengan sabun mulai 15 Oktober 2020. Perilaku tersebut merupakan langkah penting untuk menghindari penyakit menular seperti Covid-19. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari, mengatakan kampanye nasional dilaksanakan karena kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun masih rendah. Pasalnya, sekitar 40 persen populasi dunia atau 3 miliar penduduk tidak memiliki akses dan fasilitas cuci tangan. Berdasarkan riset di Indonesia, hanya 73% penduduk DKI Jakarta, yang merupakan episentrum Covid-19, yang dapat mengakses fasilitas cuci tangan. Selain itu, hanya 50 persen dari masyarakat Indonesia di atas usia 10 tahun yang telah mempraktekan cuci tangan dengan benar. Selain mencegah Covid-19 dan penyakit menular lainnya, cuci tangan merupakan salah satu pilar dari 15 gerakan sanitasi masyarakat. Oleh karena itu, kampanye nasional tersebut merupakan pesan singkat untuk mengajak masyarakat disiplin mencuci tangan pakai sabun. Untuk pelaksanaannya, Kemenkes menggandeng pemerintah daerah untuk menyusun regulasi dan aksi untuk mendorong masyarakat mencuci tangan pakai sabun. Pemerintah pusat juga menggandeng pihak swasta agar kampanye tidak hanya seremonial tetapi aksi nyata untuk kesejahteraan bersama. Oleh Karena itu, penyuluhan ini dimaksudkan agar masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya cuci tangan menggunakan sabun, terutama cara-cara untuk mencuci tangan 6 langkah secara benar. Diharapkan masyarakat dapat mencegah penularan COVID19 dengan mencuci tangan 6 langkah menggunakan sabun. 1. Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mentaras tidak memahami pentingnya cuci tangan menggunakan sabun. 2. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mentaras tidak mengetahui 6 langkah pencucian tangan secara benar. Kegiatan: Penyuluhan CTPS & Pembagian Poster CTPS ke SMP, SMA & Polsek Dukun Tujuan Kegiatan: Memberikan edukasi terkait cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun. Waktu Pelaksanaan: Kamis, 11 Februari 2021 Pukul 09.00 Tempat Pelaksanaan: SMPN 1 Dukun, SMAN 1 Dukun & Polsek Dukun Target Sasaran: o Pelajar SMP minimal 8 orang
Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi
&
o Pelajar SMA minimal 8 orang o Polisi minimal 8 orang Sumber Daya / Pemateri: Dokter Internship Alat yang dibutuhkan: o 9 poster Sumber Dana: Pribadi Pemilihan Intervensi: Meningkatkan pengetahuan tentang cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun dengan metode ceramah pada kelompok kecil. Kegiatan: Penyuluhan CTPS & Pembagian Poster CTPS ke SMP, SMA & Polsek Dukun Waktu Pelaksanaan: Kamis, 11 Februari 2021 Pukul 09.00 Tempat Pelaksanaan: SMPN 1 Dukun, SMAN 1 Dukun & Polsek Dukun Target Sasaran: Tercapai 66% o 0% pada SMP Dukun o 100% pada SMA Dukun o 100% pada Polsek Dukun Sumber Daya / Pemateri: Dokter Internship Sumber Dana: Pribadi Target tercapai: o Telah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun sesuai rencana pada tanggal 11 Februari 2021 di : SMPN 1 Dukun, SMAN 1 Dukun & Polsek Dukun. o Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi Target pencapaian: o Capaian sasaran 66% - 8 pelajar SMA, 8 polisi Masalah: o Murid SMP sedang sekolah daring, tidak ada pelajar yang hadir di SMP 1 Dukun pada hari itu. Saran untuk kegiatan serupa selanjutnya: o Penyuluhan juga dilakukan di SD Dukun jika berkesempatan.
F3 : KIA KB 1
Penyuluhan ASI Eksklusif di Ruang Tunggu Poli KIA Tanggal : 15 Februari 2021 Latar Belakang
Air susu ibu merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Pemberian ASI pada bayi sangat penting terutama dalam periode awal kehidupan, oleh karena itu bayi cukup diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Proses menyusui segera setelah melahirkan juga membantu kontraksi uterus sehingga mengurangi kehilangan darah ibu pada masa nifas. (Badan Pusat Statistik, 2017). Budaya menyusui pada bayi di Indonesia merupakan sesuatu hal yang penting bagi ibu yang memiliki bayi. Akan tetapi, praktek dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif belum mencapai target yang diharapkan. Di Indonesia, nilai AKB atau angka kematian bayi termasuk tinggi, jika dibandingkan pada beberapa negara ASEAN.
Permasalahan
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
1. Banyaknya ibu hamil dan menyusui yang melakukan ANC belum memahami tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi 2. Masih terdapat balita KEK dan stunting karena kurangnya pemberian ASI Eksklusif sejak masa kelahiran PERENCANAAN
Kegiatan : Penyuluhan tentang ASI Eksklusif Tujuan Kegiatan :
Memberikan edukasi kepada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi Waktu Pelaksanaan : Pada tanggal 15 Februari 2021 Tempat Pelaksanaan : Ruang Tunggu Poli KIA Puskesmas Mentaras Target Sasaran : Ibu Hamil dan Menyusui Sumber Daya Manusia (Pemateri) : Dokter Internship Alat yang Dibutuhkan : 1 buah poster besar ukuran A3 tentang ASI Eksklusif 15 lembar leaflet Sumber Dana :
Puskesmas Mentaras dan pribadi
PEMILIHAN INTERVENSI Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi
Pelaksanaan
Kegiatan : Penyuluhan tentang ASI Eksklusif Waktu Pelaksanaan : Pada tanggal 15 Februari 2021 Tempat Pelaksanaan : Ruang Tunggu Poli KIA Puskesmas Mentaras Target Sasaran : Ibu Hamil dan Menyusui Sumber Daya Manusia (Pemateri) : Dokter Internship Alat yang Dibutuhkan : 1 buah poster besar ukuran A3 tentang ASI Eksklusif 15 lembar leaflet Sumber Dana :
Monitoring dan Evaluasi
Puskesmas Mentaras dan pribadi
Target Tercapai :
Telah dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif pada tanggal 15 Februari 2021 Semua fasilitas alat dan bahan yang diperlukan terkait penyuluhan terpenuhi Target kurang/tidak tercapai : Capaian sasaran peserta hanya 50% Masalah : 1. Pasien mulai banyak berdatangan di atas pukul 8 pagi 2. Pasien yang mendapat penyuluhan tidak semua ibu hamil dan menyusui, namun ada pula pasien yang sedang menunggu antrian pemeriksaan laboratorium 3. Tidak semua ibu hamil dan menyusui dapat dengan mudah memahami materi penyuluhan
Saran untuk kegiatan serupa berikutnya : 1. Waktu penyuluhan pilihlah hari Selasa atau Kamis saatnya ibu hamil untuk ANC
2
F3. KIA KB Imunisasi Balita di Posyandu Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat saat dewasa, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari resiko penyakit tertentu dengan memberikan wajib imunisasi saat balita. Di Indonesia, ada setidaknya 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan pada balita, juga bayi dan usia kanakkanak. Masing-masing imunisasi tersebut harus diberikan sesuai jadwalnya, agar efek perlindungan yang didapatkan maksimal.
Permasalahan
-
Perencanaan dan pemilihan intervensi
-
-
-
Terdapat beberapa orang tua yang tidak sempat membawa anaknya untuk melakukan imunisasi Tidak semua balita yang datang dapat melakukan imunisasi karena mengalami demam/ sedang sakit Kegiatan: Imunisasi balita saat Posyandu di Desa Bulangan Tujuan Kegiatan: Mensukseskan program wajib imunisasi pemerintah sebagai upaya pencegahan dari resiko penyakit tertentu Waktu Pelaksanaan: Tanggal 11 Desember 2020, jam 09.00-12.00 WIB Tempat Pelaksanaan: Balai Desa Bulangan , Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik Target Sasaran: 30 Balita Sumber Daya Manusia: Dokter Intership Bidan Desa Bulangan Kader Desa Bulangan Alat yang dibutuhkan: Handscoen Vaccine Box Jarum suntik Alcohol Swab Bolpoin 3 warna
-
Pelaksanaan
-
Kegiatan: Imunisasi balita saat Posyandu di Desa Bulangan
-
Waktu Pelaksanaan: Tanggal 11 Desember 2020, jam 09.00-12.00 WIB Tempat Pelaksanaan: Balai Desa Bulangan , Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik Target Sasaran: 30 Balita Sumber Daya Manusia: Dokter Intership Bidan Desa Bulangan Kader Desa Bulangan Alat yang dibutuhkan: Handscoen Vaccine Box Jarum suntik Alcohol Swab Bolpoin 3 warna Sumber dana: Puskesmas Mentaras dan pribadi
-
-
-
Monitoring dan evaluasi
Sumber Dana Puskesmas Mentaras dan Pribadi Pemilihan Intervensi: Memberikan imunisasi wajib kepada semua balita di Desa Bulangan saat Posyandu di Desa Bulangan
Monitoring : Jumlah pengunjung yang melakukan imunisasi tiap bulan Evaluasi: Banyak warga yang datang siang sehingga petugas harus menunggu
F3 : KIA DAN KB 3.
Judul : Pemasangan KB Implan di Poli KIA Tanggal : 08 Februari 2021 Latar belakang
Kontrasepsi
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk social. dengan Pertambahan penduduk di dunia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Menurut United Nation Population Fund (UNFPA), pada tahun 1989 penduduk dunia telah mencapai 5,2 milyar orang. Kemudian setiap tahun meningkat lebih dari 90 juta orang. Pada akhir abad ini jumlah penduduk dunia diperkirakan akan menjadi 6,25 milyar orang. Dan pada tahun 2025 diperkirakan akan bertambah sebesar 2 milyar atau menjadi 8,5 milyar orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar tinggal di negara-negara yang sedang berkembang (Wiknjosastro,2007). Program KB selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Hasil sensus penduduk pada tahun 1990 menunjukan bahwa Program KB telah berhasil merampungkan landasan keluarga kecil, dalam rangka pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Wiknjosastro,2007). Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut ternyata belum merata. Secara nasional, penggunaan alat kontrasepsi cenderung pada alat kontrasepsi jangka pendek. Pemakaian kontrasepsi suntikan meningkat cukup signifikan dari 15,2% (1994) menjadi 27,8% (2002) dan 31,8% (2007). Sedangkan pemakaian alat kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan lebih efektif (seperti sterilisasi dan vasektomi), IUD dan Implant cenderung menurun (BKKBN, 2009).
Permasalahan
1. Kurangnya kontrasepsi
kesadaran
wanita
untuk
menggunakan
Implan di wilayah kerja Puskesmas
Mentaras 2. Masih banyak yang memiliki jumlah anak >2 serta belum
dapat menentukan jenis kontrasepsi apa yang tepat untuk digunakan
Perencanaan
Dan PERENCANAAN
pemilihan Intervensi Kegiatan :
Pemasangan
kontrasepsi
implant
di
poli
KIA
Puskesmas Mentaras.
Tujuan Kegiatan : Penyuluhan tentang keluarga berencana/kontrasepsi implan, manfaat, jenis-jenis kontrasepsi serta keuntungan, kerugian, kontraindikasi, indikasi dari masing-masing kontrasepsi yang akan dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Mentaras.
Waktu Pelaksanaan :
12 Januari 2021 pukul 08.30 WIB
Tempat Pelaksanaan :
Poli KIA Puskesmas Mentaras
Target Sasaran :
Semua Ibu hamil dan balita yang berkunjung ke poli KIA Puskesmas Mentaras
Sumber Daya Manusia:
Bidan yang bertugas di Poli KIA Puskesmas Mentaras
Dokter Internsip
Alat yang dibutuhkan :
Handscoon steril
Mast steril
Kasa steril
Betadin
Jarum
Lidocaine
Sumber dana :
Pelaksanaan
Puskesmas Mentaras
Indikator Kegiatan :
Pemasangan kontrasepsi implan
Pelaksanaan :
Telah terlaksan pemasangan kontrasepsi implant di Poli KIA Puskesmas Mentaras pada tanggal 08 Januari 2021
Jumlah orang yang melakukan pemasangan kontrasepsi implant adalah : 2 orang
Masalah :
Kebanyakan pengunjung yang datang ke Poli KIA Puskesmas Mentaras tidak tau apa itu kontrasepsi implant.
Kebanyakan orang diwilayah kerja Puskesmas ratarata tidak KB dann masih banyak orang dengan usia lanjut masih hamil
Analisa :
Masih
kurangnya
kesadaran
pada
masyarakat
wilayah kerja Puskesmas Mentaras
Rencana tindak lanjut
Memberi pengertian kepada pada pengunjung yang datang ke Poli KIA Puskesmas Mentaras pentingnya memakai kontrasepsi
Monitoring evaluasi
dan Monitoring
Pemantauan dengan Memberikan penyuluhan kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Mentaras
1
bulan sekali
Evaluasi
Perlu dilakukan pendekatan kepada masyarakat mengenai pentingnya memakai kontrasepsi implan atau kontrasepsi yang lain
F4 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 3.
Judul: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Ibu Hamil di PKM Mentaras Tanggal: Kamis, 7 Januari 2021 Latar Belakang
Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 24,2%. Pemberian makanan tambahan ditujukan untuk sasaran kelompok rawan gizi salah satunya ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm. Bila ibu mengalami risiko KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran dan abortus. Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak. Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin(A, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).
Permasalahan Perencanaan
1. Masih ada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mentaras yang nilai LILAnya masih dibawah 23,5cm. Kegiatan: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK Tujuan Kegiatan: Perbaikan gizi ibu hamil KEK (hasil pengukuran LILA