Tugas Akhir - Netflix, Inc [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BISNIS DAN TRANSFORMASI STRATEGIK Netflix, Inc.

Oleh: Achyan Fadhil Mahsyar

2019070858

Antonius Vicky Suhardi

2019070864

Heidi Maulani

2019070872

Hendy Aprilliyan Lisman

2019070875

Marcelina Arta Uli

2019070881

Mirah Delima Prabowo

2019070883

Muhammad Luthfi

2019070886

Program Magister Manajemen Eksekutif Muda Angkatan XXI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM JAKARTA 2020

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi yang berkembang begitu pesat dalam

dekade terakhir

melahirkan banyak inovasi - inovasi terbaru, dan istilah terkenal terkait perkembangan teknologi adalah Digital Transformation atau transformasi digital. Seiring berkembangnya teknologi tersebut, perusahaan - perusahaan dituntut untuk terus melakukan inovasi dan perubahan agar dapat terus mengikuti perkembangan zaman. Alasan perusahaan melakukan perubahan bergantung dari tuntutan atau dorongannya masing-masing. Dalam melakukan perubahan, terdapat dua faktor yang menuntut suatu perusahaan, yaitu faktor internal (masalah dari dalam perusahaan) dan faktor eksternal (masalah dari luar perusahaan). Namun, perubahan yang dilakukan perusahaan tidak selalu berdampak baik, tergantung dari keseriusan dan kesiapan perusahaan untuk menghadapi perubahan yang direncanakan. Semakin banyak perubahan yang dilakukan, semakin banyak pula dampak yang akan dirasakan dari perubahan itu. Industri jasa penyedia layanan hiburan sangat terpengaruh akan dampak perkembangan teknologi yang pesat ini. Banyak gerai - gerai jasa penyedia layanan hiburan khususnya penyewaan kaset film dalam bentuk kepingan CD maupun DVD berkurang dalam jumlah yang sangat signifikan, salah satunya adalah Netflix. Netflix yang berdiri tahun 1997 di Amerika, masuk kedalam industri jasa penyedia layanan hiburan yang pertama kali menawarkan jasa penyewaan

film

DVD

berbasis

website,

Netflix

dahulu

menyediakan

pelayanannya kepada para pelanggan dengan cara mengirimkan DVD kepada para pelanggannya di daerah Amerika, pada tahun 2002 berdasarkan data The New York Times, Netflix mengirimkan sekitar 190.000 per hari kepada 670.000 pelanggan bulanan mereka, pada April 2003 jumlah pelanggan mereka berjumlah 1000.000 pelanggan dan jumlah ini terus bertambah sampai dengan akhir 2005. Pada tahun 2006 ketika dimulainya penurunan penjualan DVD dan mulai populernya jasa streaming video Netflix mulai mempersiapkan strategi perusahaannya untuk melakukan perluasan bisnis mereka atau melakukan transformasi bisnis inti. Pada tahun 2007 Netflix mulai merubah bisnis intinya

yang awalnya adalah penyedia jasa menyewakan film DVD fisik, menjadi jasa layanan streaming langganan bulanan. Kini Netflix yang telah melakukan transformasi bisnisnya pada akhir 2019 telah memiliki 167 juta pelanggan di seluruh dunia, bahkan di Indonesia, pelanggan Netflix berjumlah lebih dari 906 ribu pelanggan dan jumlah ini terus bertambah seiring berjalannya waktu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Netflix untuk melakukan transformasi? 2. Bagaimana Netflix menyusun strategi transformasi? 3. Apa dampak dari Transformasi tersebut dan apakah sesuai dengan kinerja yang diharapkan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi Netflix dalam melakukan Transformasi. 2. Mengidentifikasi

tahapan

strategi

yang

dilakukan

Netflix

dalam

melakukan transformasi. 3. Menganalisis dan evaluasi antara teori dengan penerapan transformasi pada dampak keberhasilan atas tindakan yang diambil Netflix dalam melaksanakan transformasinya. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini fokus membahas strategi transformasi Netflix, proses transformasi Netflix, dan kepada analisis serta evaluasi antara teori dengan penerapan transformasi yang terjadi di Netflix.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Transformasi Menurut Purchase et.al (2011) transformasi bisnis adalah pendekatan pada perubahan pada level yang signifikan diikuti dengan ekspektasi hasil yang juga tinggi. Transformasi tersebut kemudian akan mempengaruhi beberapa dimensi organisasi seperti strategi, karyawan, proses, informasi dan teknologi. Transformasi bisnis dapat muncul karena beberapa alasan. Organisasi dapat memutuskan untuk bertransformasi sebagai bentuk respon terhadap perubahan mendadak yang signifikan. 2.2 Transformasi Digital Digital transformasi adalah integrasi teknologi digital di seluruh area bisnis yang secara fundamental mengubah bagaimana sebuah bisnis dioperasikan dan bagaimana nilai-nilai disampaikan kepada konsumen. Integrasi ini juga termasuk perubahan budaya yang membutuhkan organisasi untuk terus menantang status quo, percobaan dan terbiasa dengan kegagalan (Ziyadin et.al, 2020) 2.3 Analisis Lingkungan VUCA Pada awalnya VUCA diperkenalkan oleh U.S Army War College dan kemudian diterapkan pada lingkungan bisnis. Analisis menggunakan VUCA digunakan untuk menganalisa karakter lingkungan yang dapat mendorong seorang pemimpin dalam menggunakan kapasitasnya untuk mengambil langkah dalam menghadapi situasi yang tidak stabil. Oleh Potsangbam (2017) VUCA memiliki empat dimensi yang dijelaskan sebagai berikut : a. Volatility

: Dinamis, cepat dan perubahan yang intens pada lingkungan

dimana tantangan tidak dapat diperkirakan, tidak stabil dan dengan durasi yang tidak diketahui b. Uncertainty

: Kurangnya prediktabilitas terhadap isu-isu dan kejadian

dimana lingkungan mungkin diketahui, namun tidak mungkin untuk diprediksi kejadiannya ataupun efeknya di awal. c. Complexity

: Kombinasi antara isu dan masalah yang terjadi disekitar

organisasi manapun, yang di dalam situasi tersebut memiliki banyak bagian yang saling terkoneksi dan variable dimana beberapa informasi mungkin

sudah tersedia ataupun dapat diprediksi, tetapi volume atau sifat alaminya menjadi sangat berlebihan untuk diproses. d. Ambiguity

: Realita yang kabur dan kondisi yang memiliki banyak arti

yang tidak jelas. 2.4 Delapan Langkah Transformasi Organisasi Kotter (1995) telah menjelaskan delapan langkah untuk melakukan transformasi organisasi. Delapan langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan Sense of Urgency Perubahan dapat terjadi apabila seluruh organisasi tersebut menginginkan dan saling mendukung. Organisasi harus merasakan kebutuhan mendesak untuk berubah. Menciptakan sense of urgency tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: a. Identifikasi potensi ancaman dan membangun skenario yang mungkin terjadi di masa depan, b. Menganalisis pasar dan realitas yang kompetitif. 2. Menciptakan Koalisi Perubahan Pada langkah ini Kotter menjelaskan bahwa untuk memimpin perubahan, perlu adanya koalisi atau team yang terdiri dari orang-orang yang berpengaruh yang kekuatannya berasal dari berbagai sumber termasuk jabatan, keahlian, dan kepentingan politis. Dalam membentuk koalisi hal yang dapat dilakukan adalah: a. Membentuk grup yang cukup kuat untuk memimpin perubahan, b. Mengecek area lemah dari tim tersebut dan memastikan bahwa tim tersebut terdiri dari orang-orang yang berasal dari departemen dan level yang berbeda di dalam organisasi. 3. Menciptakan Visi untuk Perubahan Visi yang jelas dan transparan dapat membantu setiap orang untuk memahami mengapa kita meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Ketika orang melihat sendiri apa yang sedang ingin pemimpinnya lakukan, arahan yang diberikan akan lebih masuk akal untuk diterima. Dalam langkah ini yang bisa dilakukan adalah : a. Menciptakan visi yang dapat membantu mengarahkan usaha perubahan b. Membentuk strategi-strategi untuk meraih visi tersebut

4. Mengkomunikasikan Visi Mengkomunikasikan visi disini bukan hanya tentang menyampaikan akan tetapi juga menanamkan visi tersebut dalam segala hal yang dilakukan. Visi dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalah. Dalam hal ini penting juga untuk menerapkan “walk the talk” dengan mendemonstrasikan tingkah laku yang diharapkan dari orang lain. Yang dapat dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Menggunakan semua media yang ada untuk mengkomunikasikan visi dan strategi baru b. Lead by example 5. Memberdayakan Orang Lain Untuk Bertindak Pada Visi Perubahan belum tentu dapat diterima semua pihak. Pada titik ini, pihak yang menolak perubahan dapat disebut sebagai rintangan. Langkah ini dapat memberdayakan orang yang diperlukan untuk mengeksekusi visi dan membantu perubahan untuk terus berlanjut. Yang dapat dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Menyingkirkan rintangan untuk berubah b. Merubah sistem atau struktur yang dengan serius 6. Menciptakan Kemenangan Jangka Pendek Kemenangan jangka pendek dapat memotivasi setiap pihak di dalam organisasi yang sedang bertransformasi. Menciptakan target jangka pendek dengan sedikit ruang untuk gagal dapat membantu untuk memotivasi koalisi perubahan untuk bekerja keras untuk mencapai target-target tersebut. Yang dapat dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Merencanakan peningkatan performa yang dapat diukur b. Menciptakan peningkatan-peningkatan tersebut c. Mengenali dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang terlibat dalam peningkatan tersebut 7. Mengkonsolidasi Perkembangan dan Memproduksi Perubahan Kotter mengatakan bahwa banyak proyek gagal akibat kemenangan yang dideklarasikan terlalu cepat. Kemenangan yang cepat hanya awal dari apa yang harus dilakukan untuk meraih perubahan jangka panjang. Setiap kesuksesan menyediakan kesempatan untuk membangun apa yang benar dan mengidentifikasi

apa yang dapat ditingkatkan. Yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah : a. Menggunakan kredibilitas yang meningkat untuk mengganti sistem, struktur dan aturan yang tidak sesuai dengan visi b. Merekrut, mempromosikan dan membentuk karyawan yang dapat mengimplementasi visi c. Menyegarkan kembali proses dengan projek, tema baru dan agen perubahan 8. Meresmikan Pendekatan Baru a. Membicarakan tentang hubungan antara kebiasaan baru dan kesuksesan organisasi b. Membangun cara untuk memastikan pengembangan kepemimpinan dan kesuksesan. 2.5 Business Model Canvas Bisnis model menjelaskan rasional dari bagaimana sebuah organisasi membuat, menyampaikan dan menangkap nilai-nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Mereka membuat pendekatan model kanvas yang disebut “Nine Building Blocks”yang membantu para pebisnis untuk membangun dan mengembangkan bisnis mereka. Nine Building Blocks tersebut terdiri dari : Value Propositions, Customer Segments, Customer Relationship, Channels, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, Cost Structure, dan Revenue Stream. Osterwalder dan Pigneur (2010) membagi inovasi model bisnis menjadi lima bagian yaitu : 1. Resource-driven

:Inovasi yang berasal dari infrastruktur yang ada dalam

sebuah organisasi. 2. Offer-driven

: inovasi yang dibuat untuk menciptakan nilai proporsi

yang baru yang dapat memberikan dampak kepada building blocks bisnis model yang lain. 3. Customer-driven

: inovasi yang didasarkan pada kebutuhan pelanggan,

memfasilitasi akses, atau meningkatkan kenyamanan. 4. Finance-driven

: inovasi yang memberikan aliran penghasilan yang

baru, mekanisme penetapan harga atau mengurangi struktur biaya yang dapat mempengaruhi building blocks lainnya 5. Multiple-epicenter

: inovasi yang didorong oleh banyak faktor yang

dapat memberikan dampak signifikan terhadap beberapa building blocks lainnya. 2.6 Metode Transformasi Lainnya Selain 8 langkah Kotter, terdapat metode lain untuk mentransformasi sebuah organisasi diantaranya adalah metode Lewin . Pada Lewin, terdapat tiga langkah untuk membuat sebuah perubahan. Langkah tersebut adalah melepaskan masa ini, berpindah dari masa ini ke masa depan, dan menaruh orang dan proses di tempat tersebut. Model transformasi Lewin adalah metode yang digunakan untuk berubah, bukan untuk merespon perubahan yang tidak direncanakan. Metode Lewin ini kemudian diperluas dan diubah oleh Watson dan Westley. Metode ini memiliki 7 langkah yaitu : mendiagnosa masalah, menguji level motivasi dan kapabilitas untuk menerima dan membawa pemikiran baru, menguji sumber daya dan komitmen dari agen perubahan, menetapkan rencana dan strategi yang akan diimplementasikan, mendefinisikan fasilitator dan ekspert secara jelas, Menopang perubahan dengan komunikasi diantara stakeholder yang terlibat, Meminta dukungan dari agen perubahan untuk perubahan dari praktik yang baru (Rajan

dan

Ganesan,

2017).

Dilihat

dari

langkah-langkahnya,

metode

perpanjangan dari Lewin ini terlihat sejalan dengan metode 8 langkah Kotter.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada bagian ini, penelitian dimulai dengan mengumpulkan data-data yang relevan mengenai Netflix Inc yang sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dan dikaitkan dengan topik penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang dimulai dari mengumpulkan data-data, reduksi data, penyajian data dan terakhir pengambilan kesimpulan mengenai proses transformasi suatu organisasi. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan terkait penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data diperoleh melalui website perusahaan, business news dan artikel jurnal ilmiah yang terkait dengan topik penelitian. 3.3 Kerangka Analisis Tujuan kerangka analisis ini disusun adalah untuk memudahkan peneliti melakukan tahapan-tahapan analisis yang dibutuhkan, dimana isi kerangka analisis yaitu faktor-faktor penyebab terjadinya transformasi yang dibuat dari analisis penerapan transformasi dengan analisis VUCA dan konsep teori 8 step Kotter. Gambar 3.1 menunjukkan kerangka analisis yang digunakan di dalam penelitian ini.

Netflix Inc

Faktor - Faktor Penyebab Transformasi

Kajian Teori

Analisis Transformasi VUCA Konsep Teori 8 Kotter

Hasil Transformasi

Kesimpulan

Gambar 3.1. Kerangka Analisis

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Tentang Netflix Netflix adalah penyedia layanan hiburan terkemuka di dunia dengan 167 juta keanggotaan berbayar di lebih dari 190 negara, menyuguhkan serial TV, dokumenter, dan film panjang dalam berbagai genre dan bahasa. Anggota dapat menonton sepuasnya, kapan pun, dimana pun, melalui layar apapun yang terhubung ke Internet. Anggota dapat memutar, menjeda, dan melanjutkan tayangan tanpa iklan atau komitmen. Perusahaan ini pertama didirikan pada tahun 1997 dan berpusat di Los Gatos, California, Amerika Serikat. Distribusi pertamanya dilakukan pada tahun 1999 dengan layanan distribusi langganan secara digital. Hingga tahun 2009, perusahaan ini telah menawarkan koleksi lebih dari 100 ribu judul DVD yang memenuhi lebih dari 10 juta pelanggan. Pada bulan April 2011, Netflix telah mencatatkan 23,6 juta pelanggannya di Amerika Serikat dan lebih dari 26 juta pelanggan di seluruh dunia. Pada tahun yang sama, total pendapatan digital mencapai $ 1,5 miliar. Netflix sempat mengalami penurunan laba sebesar 88% pada kuartal ketiga pada bulan Oktober 2012. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama sejak mereka mulai melaporkan penambahan jumlah pelanggannya sebesar 2 juta pelanggan di kuartal berikutnya di tahun yang sama. Dengan itu, pendapatan menjadi naik sebesar 8% pada periode yang sama. Didirikan oleh Marc Randolph dan Reed Hastings, Netflix pertama kali diluncurkan di situsnya pada tanggal 14 April 1998 dengan mempekerjakan 30 karyawan. Pada saat itu terdapat sekitar 925 film yang siap disewa secara online yakni sekitar empat puluh ribu rupiah tiap sewa serta biaya kirim sekitar dua puluh ribu rupiah. Konsep langganan secara bulanan selanjutnya diterapkan pada September 1999. Netflix selanjutnya melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tanggal 29 Mei 2002 dengan menjual 5,5 juta sahamnya. Netflix nyatanya telah diterima di masyarakat umumnya, hal ini dibuktikan dengan total pelanggan Netflix yang tercatat pada tahun 2005 mencapai 4,2 juta. Netflix juga melakukan kerjasama

dengan

perusahaan-perusahaan

elektronik

untuk

memanjakan

pelanggannya dengan tayangan streaming sejak tahun 2008. Beberapa mitra kerja Netflix antara lain Xbox 360, Blu-ray disc players, TV set-top boxes and the Apple Macintosh computer. Setahun berselang giliran PS3 dan beberapa koneksi internet lainnya. Tak hanya berhenti sampai di situ, pada tahun 2010 Netflix juga telah tersedia di Apple iPad, iPhone and iPod Touch, dan the Nintendo Wii. Sejak tahun yang sama, Netflix mulai membuka cabangnya di Kanada, Amerika Latin dan Karibia, Britania Raya, dan Irlandia. Hingga tahun 2012, Netflix telah berhasil melampaui 30 juta pelanggan yang tersebar di seluruh dunia. Pada kurun waktu tahun 2012 sampai 2014 Netflix fokus untuk merambah pasar negara- negara di Eropa. Netflix berhasil memborong 31 nominasi Primetime Emmy, di antaranya untuk serial drama, serial komedi, dan dokumenter atau spesial nonfiksi terbaik masing-masing untuk “House of Cards”, “Orange is the new black”, dan “The Square”. House of Cards berhasil mengantongi tiga Penghargaan Primetime Emmy. Netflix menjadi jaringan TV Internet pertama yang dinominasikan untuk Primetime Emmy. Sampai tahun 2014, netflix memiliki lebih dari 50 juta anggota di seluruh dunia. Akhirnya pada tahun 2016 Netflix sudah tersedia di seluruh dunia. Netflix diluncurkan di 130 negara, mempersembahkan layanan hiburan global mereka ke total 190 negara di berbagai belahan dunia. Netflix menayangkan perdana serial Stranger Things, yang kemudian menjadi fenomena di seluruh penjuru dunia, menerima banyak pujian, dan berhasil meraih penghargaan. Informasi terakhir Netflix berhasil menyabet Piala Oscar untuk Film Dokumenter

Terbaik

untuk

Icarus.

Netflix

mengumumkan

kesepakatan

menyeluruh dengan Ryan Murphy, Kenya Barris, Jason Bateman. “Summer of Love” produksi Netflix menghadirkan kembali genre komedi romantis klasik, termasuk film populer "The Kissing Booth", "Set it Up", "Sierra Burgess is a Loser", "Nappily Ever After", dan salah satu film Netflix yang paling banyak ditonton sepanjang masa, "To All The Boys I’ve Loved Before". Netflix menayangkan perdana original internasional dari Denmark (The Rain), India (Sacred Games), Meksiko (La Casa de las Flores), dan Spanyol (La Casa de Papel, Elite). Netflix menjadi layanan yang paling banyak meraih nominasi pada Penghargaan Primetime dan Seni Kreatif Emmy dengan total 112 nominasi.

Menyamai perolehan HBO dalam mengantongi kemenangan terbanyak dengan membawa pulang 23 penghargaan untuk serial, termasuk Godless, Seven Seconds, GLOW, dan Queer Eye. 4.2 Visi dan Misi Netflix Netflix memiliki visi menjadi penyedia layanan hiburan terbaik di dunia. Untuk mengakomodir visi tersebut Netflix memiliki misi yaitu mempunyai izin atas konten hiburan di seluruh dunia; membuat pasar yang dapat ditembus oleh para pembuat film; dan membantu para pembuat konten di seluruh dunia untuk menemui penikmatnya. 4.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi Netflix secara garis besar di pegang oleh CEO (Chief Executive Officer) sebagai jabatan tertingginya, dan CEO membawahi beberapa divisi dimana masing - masing divisi memiliki masing - masing CO (Chief Officer) sebagai jabatan tertingginya. Struktur organisasi Netflix mengadopsi struktur U - Form atau Unitary Form dimana semua CO pada divisi masing masing melaporkan langsung kepada CEO, dan CEO yang mempunyai kemampuan otoritas dan koordinasi kepada masing - masing divisinya, dan masing - masing divisi CO memastikan pelaksanaan dari koordinasi tersebut, untuk

divisi

geografis

dan

divisi

produk

&

operasi

langsung

mengimplementasikan strategi dari kantor pusat. Secara garis besar, struktur organisasi Netflix dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Netflix

BAB V TRANSFORMASI NETFLIX, INC. Semula: DVD-by-Mail Bisnis Netflix yang dimulai sejak tahun 1997 bermula pada saat CEO dari Netflix, Reed Hastings harus membayar $40 untuk biaya keterlambatan pengembalian DVD. Setelah itu, Hastings bersama dengan partnernya, Marc Randolph, memiliki ide untuk membuat bisnis penyewaan DVD yang dapat diantar langsung ke rumah pelanggannya dengan menawarkan tarif tetap dengan cara berlangganan tanpa adanya biaya keterlambatan sehingga pelanggan tidak perlu khawatir tentang biaya keterlambatan sebesar $40. Saat mendirikan Netflix, Hastings berusaha untuk menggabungkan 2 teknologi yang ketika itu masih baru, yaitu DVD dan keberadaan situs pemesanan DVD.

Gambar 5.1 Logo Netflix Tahun 1997 Di tahun 2000, Netflix tidak lebih dari sekedar layanan persewaan film. Sistem yang digunakan oleh Netflix adalah dengan meminta biaya berlangganan setiap bulannya, dan para pelanggan bebas untuk menyewa DVD tanpa batasan jumlah dan waktu. Ketika itu, Netflix hanya memiliki 300.000 pelanggan, dan masih menggantungkan diri pada layanan pos untuk mengirimkan DVD yang hendak disewa. Hastings lalu terbang ke Dallas untuk menemui pihak Blockbuster, yang ketika itu, merupakan raksasa persewaan film dengan 7.700 toko di seluruh dunia. Dia ingin mengajak Blockbuster untuk bekerja sama dengan Netflix. Hastings mengatakan, “kami bahkan menawarkan untuk menjual 49 persen saham kami dan mengganti nama kami menjadi Blockbuster.com, kami

hendak menjadi layanan online mereka.” Tetapi, ketika itu Blockbuster tidak tertarik. Mereka belum melihat adanya ancaman dari media digital. Blockbuster baru menyadari bahaya media digital di tahun 2004. Mereka lalu membuat layanan berlangganan online milik mereka sendiri. Sayangnya, mereka sudah terlambat. "Jika mereka meluncurkan layanan ini dua tahun sebelumnya, kami pasti akan kalah," kata Hastings. Di tahun 2005, Netflix telah memiliki 4,2 juta pelanggan, dan angka ini terus bertambah. Saat itu, studio di Hollywood mulai menawarkan film mereka untuk disewakan oleh Netflix. Keberadaan Netflix berhasil menjadi sumber penghasilan lain bagi mereka. Selain itu, dengan adanya Netflix, mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada Blockbuster. Selama 1 dekade, pertumbuhan Netflix sangat pesat. Netflix mempunyai hingga 50 gudang yang tersebar di beberapa daerah untuk memudahkan pengiriman DVD ke pelanggannya. Walaupun sudah mendistribusikan miliaran DVD, hal itu tidak membuat Netflix jadi berhenti ekspansi bisnisnya. Netflix 2.0: Video Streaming Netflix mulai menyiarkan film dan serial TV secara video streaming langsung ke PC di tahun 2007. Dengan video streaming, pelanggan dapat memilih sendiri film yang hendak mereka menonton secara real time dan tidak perlu menunggu untuk pengantaran DVD. Netflix tidak memiliki iklan. Sumber pendapatan mereka murni datang dari biaya berlangganan pelanggan mereka. Dengan membayar sejumlah uang, masyarakat dapat menonton film atau serial TV yang mereka inginkan, tanpa harus mengikuti jadwal dari stasiun TV, pada gadget apapun yang mereka miliki, tanpa harus menonton iklan. “Dengan layanan kami, Anda dapat mengendalikan apa yang ingin Anda tonton. Ia seperti buku. Anda dapat membaca seluruh cerita yang ada dalam buku dalam satu waktu, karena Anda sudah memiliki semua episode yang ada,” kata Hastings. Di musim semi 2011, Netflix mengumumkan bahwa mereka akan mulai membuat konten sendiri. Tanpa ragu, Netflix menghabiskan USD 100 juta untuk membuat dua season, 26 episode dari House of Cards, yang disutradarai oleh

David Fincher dan dibintangi oleh Kevin Spacey. House of Cards diluncurkan di tahun 2013 dan dengan cepat menjadi populer.

Gambar 5.2 Logo Netflix Tahun 2014 - Sekarang Semejak perubahan bisnis ini, Netflix mengalami pertumbuhan pesat baik dari jumlah pelanggan dan pendapatan. Pada figur dibawah ini dapat kita lihat pertumbuhan jumlah pelanggan Netflix yang kian berkembang tiap tahunnya.

Gambar 5.3 Pertumbuhan pelanggan Netflix Seiring dengan transformasi bisnis ini, Netflix mulai mengadaptasi teknologi-teknologi baru untuk lebih meningkatkan nilai yang ditawarkan kepada pelanggannya dengan fokus kepada data dan analisis. Netflix mulai bekerjasama dengan Amazon Web Services untuk mengembangkan infrastrukturnya agar dapat memperluas jaringannya sehingga tidak hanya untuk pasar Amerika saja. Hingga saat ini, salah satu kelebihan Netflix adalah ia dapat diputar dimana saja, baik dari Handphone, Tablet, Laptop, Smart TV, bahkan Game Console.

Gambar 5.4 Berbagai Jenis Console yang Dapat Menampilkan Netflix

Selanjutnya,

Netflix

mulai

mengembangkan

cloud

service

dan

bekerjasama dengan Facebook untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang para pelanggannya agar dapat mengerti preferensi setiap pelanggannya. Informasi tersebut kemudian digunakan sebagai dasar Netflix memberikan rekomendasi film kepada para pelanggannya dan memungkinkan customer untuk mengkostumisasi akun Netflix mereka. Saat ini, yang ditawarkan dari Netflix kepada pelanggannya adalah rekomendasi yang bersifat personalisasi. Personalisasi ini dapat kita lihat pada saat baru masuk ke aplikasi atau web Netflix dimana Netflix memungkinkan 1 akun memiliki hingga 4 user dan 1 Kids Profile. Kids Profile ini menyediakan film yang diperuntukan untuk anak