Skenario Konseling Gizi Pada Pasien DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

KONSELING GIZI KASUS DIABETES MELITUS Dosen Pengampu: Yuniarti, SGz, MPH

Oleh :

Anggi Ariana Wijayanti P1337431217043

REGULER A / SEMESTER VI

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2019/2020

Skenario dialog antara pasien dan ahli gizi Seorang pasien penderita DM tipe 2 , dirujuk ke Ahli gizi untuk memperbiki pola makan Pasien

: (mengetuk pintu) tok tok tok....

Ahli Gizi

: “Iya. Silahkan masuk”

Pasien

: “(membuka pintu) assalamualaikuum buk...”

Ahli Gizi

: “Waalaikuumsalam , mari silahkan masuk Bu “

Pasien

: (masuk ke ruangan ahli gizi dan duduk)”

Ahli Gizi

: (memperkenalkan diri sambil berjabat tangan dengan pasien) “Mari silahkan duduk bu. Perkenalkan, saya Anggi Ariana ahli gizi disini, dengan ibu siapa ya ?”

Pasien

: “Bu Ranti , Mba”

Ahli Gizi

: “Oh iya ibu Ranti . Kalau boleh tau, ada keluhan apa ibu datang kesini?”

Pasien

: “Begini Mba, saya dapat surat rujukan dari dokter, untuk datang kesini buat konsultasi sama ahli gizi disini (sambil menyerahkan dokumen).”

Ahli Gizi

: “Oh iya baik Bu, kalau boleh tau Ibu saat ini sibuk pekerjaanya apa ? (sambil melihat dokumen)”

Pasien

: “Saya ibu rumah tangga Mba , ya sambil jahit baju kalau ada tetangga yang minta bantuan.”

Ahli Gizi

: “Oh, iya , berarti sehari – hari dirumah saja ya Bu ?”

Pasien

: “Iyaa , Mba , kadang ya saya ke pasar setiap 2 hari sekali”

Ahli Gizi

: “Nah, berdasarkan hasil laboratorium kadar gula darah ibu tinggi ya Bu, GDP (Gula darah Puasa) 265 mg/dl dan GDS (Gula darah sewaktu) 345 mg/dl. Bisa dilihat itu berarti melebihi batas yg normal ya Bu”

Pasien

: “Iya Mbaa, lalu gimana ya Mba ?”

Ahli Gizi

: “Jangan khawatir ya bu , disini mari kita diskusikan bareng – bareng berkaitan dengan penyakit Ibu. Dan saya harapkan ibu menjawab dengan sejujur – jujurnaya , saya akan menjamin kerahasiaan ibu.”

Pasien

: “Baik Mba.”

Ahli Gizi

: “Apakah ibu akhir – akhir ini merasa baju ibu lebih longgar ?”

Pasien

: “Iyaa Mbaa , saya rasa banyak baju – baju saya jadi kebesaran semua.”

Ahli Gizi

: “Oh begitu ya buk, kalau begitu sekarang diukur tinggi badan dan berat badan Ibu dulu nggih, untuk kepastian pengukuran status gizi ibu, saja siapa tahu ada perubahan”

Pasien

: “Oh iya tidak apa – apa baik Mba (berdiri)”

(Ahli gizi melakukan pengukuran antropometri pada pasien) Ahli Gizi

: “Terimakasih bu, silahkan duduk kembali. Ini untuk berat bdan ibu sekarang 54 kg , dan tinggi badan ibu 158 cm. Apakah berat badan seperti biasanya atau ada perubahan ?”

Pasien

: “Iya ada Mba, berat badan saya turun. Sekitas sebulan yang lalu berat badan saya 58 kg, terus barusan ditimbang jadi 53kg. Pantesan baju saya jadi longgar semua”

Ahli Gizi

: “Jadi berat badan ibu turun sekitar 5 kg dalam 1 bulan ini ya bu.”

Pasien

: “Iya, turun drastis ya Mba”

Ahli Gizi

: “Iyaa , cukup signifikan penurunanya bu. Lalu , apakah ibu akhirakhir ini ada keluhan yang dirasakan ?”

Pasien

: “Ada Mba, akhir-akhir ini badan saya sering lemes, pusing, kesemutan, saya juga sering bolak balik ke kamar mandi buat kencing bu”

Ahli Gizi

: “Ibu sudah sejak kapan ya merasakan keluhan itu ?”

Pasien

: “Sebenarnya udah dari lama Mba , tapi saya biarkan aja, saya pikir nanti juga bakal ilang sendiri dan karena faktor umur, tapi malah semakin kesini kok ngga sembuh-sembuh.”

Ahli Gizi

: “Oh begitu ya bu , keluhan ibu tersebut merupakan tanda – tanda , diabetes mellitus , yg mungkin sebelumnya udah diutarakan sama dokter kemarin nggih bu . Nah , sekerng mungkin saya meu liat pola makan ibu , kalau boleh tau sehari makan berapa kali ?”

Pasien

: “Iya kemrin sudah dijelaskan sedikit tentang diabetes mellitus. Saya sehari biasanya makan 3x Mba , kadang juga lebih kalau waktu nyuapin cucu saya gak habis ya saya makan.”

Ahli Gizi

: “Kalau dalam sekali makan biasanya nasinya seberapa ya bu? Sekitar segini ? (menunjukkan food model nasi)”

Pasien

: “Ya, 2 centong nasi , ya segitu ditambah sedikit. (menunjuk salah satu food model nasi)”

Ahli Gizi

: “Oh ya bu, Lalu untuk lauk biasanya ibu makannya apa dan seberapa kira – kira ? (menunjukkan food model aneka lauk)”

Pasien

: “Saya sukanya makan tempe, tahu, ayam dan ikan , ya kira-kira sebesar ini Mba kurang – lebih (menunjuk food model). Kalo tahu , tempe saya bias makan 2 – 3 potong sekali makan.”

Ahli Gizi

: “Itu biasanya lauk tahu , tempe , ayam dan ikan dimasak apa ya Bu ?

Pasien

: “Kalu tahu tempe saya seringnya dibacem terus digoreng gitu Mba , terus kalu ayam sering di bumbu kecap sama ikan saya suka di goreng saja kadang ya kalau beli lebih suka ikan bakar.”

Ahli Gizi

: “Lalu untuk sekali makan itu ibu pasti pake sayur biasnya sayuran apa, kira-kira seberapa ya?”

Pasien

: “Oh kalau semua jenis sayuran saya suka. Semua aja saya masak dan makan , tapi yang seringnya makan ya gudangan , pecel , sayur sop, sayur asam, lodeh , oseng oseng buncis / kacang panjang. Biasanya saya ambil Cuma 1-2 sendok sayur aja kalau sekali makan kalau yg berkuah ya semangkuk kecil itu Mba.”

Ahli Gizi

: “Oh yaa , brati sering ya bu untuk sayurnya . Nah , Kalau untuk makan buah seberapa sering bu?”

Pasien

: “Ngga mesti sih Mba kalau buah , jarang stok buah dirumah soalnya. Paling seminggu makan buah 3x, itupun pling pisang sama pepaya palingan.”

Ahli Gizi

: “Itu dalam sekali makan biasanya buahnya seberapa Bu ?”

Pasien

: “Ya , paling 1 buah pisang , kalau papaya ya seperempat buah ukuran papaya yang kecil.”

Ahli Gizi

: “Nah , Kalau untuk makannya itu ibu masak sendiri atau beli diluar Bu?”

Pasien

: “Saya seringnya masak sendiri Mba, tapi kalau lagi sibuk ya kadang suami saya atau anak saya beli diluar , kaya ikan bakar / camilan camilan lainnya.”

Ahli Gizi

: “Nggih bagus niku ibu, memang masakan keluarga itu yang paling sehat ya bu. Oh iya ibu tadi bilang sering masak bacem nggih , itu pake gulanya seberapa ?”

Pasien

: “Ya saya cenderung suka manis Mba , pokoknya sampe manis dan tahunya berwarna coklat pekat gitu terus bacemnya saya goreng. Ayam juga saya pake kecap dan tambahkan gula jawa sedikit.”

Ahli Gizi

: “Kalau dimasak selain itu kurang suka atau gimana bu ?”

Pasien

: “Ya , yang sering sih dibacem , selaine paling dimasak terik atau di goreng tepung biasa Mba.”

Ahli Gizi

: “Oh begitu ya bu , Kalau sehari – hari ibu nyemil bagaimana bu? Biasanya nyemil apa ?”

Pasien

: “Saya mah kalo di habis dari pasar, biasnya beli kue bolu , talam , lapis , molen , naga sari dan gorengan – gorengan gitu Mba , saya makan dirumah terus biasanya sambil minum teh anget sama nata jahitan kalu lagi ada jahitan gitu.”

Ahli Gizi

: “Nah ,kalau bikin es teh gitu pakai gulanya seberapa bu untuk segelas biasanya ?”

Pasien

: “Biasanya sih 3 sendok Mba.”

Ahli Gizi

: “Wah , lumayan banyak juga ya bu , suka minuman yang manismanis begitu ya Bu ?”

Pasien

: “Iya Mba , kalau gulanya sedikit kurang mantep menurut saya. tapi semenjak dokter ngomong kalau saya kena DM jadi saya berusaha buat ngurangin tapi susah juga ya bu udah kebiasaan soalnya.”

Ahli Gizi

: “Iya bu tidak apa-apa. Dimulai dengan mengurangi sedikit-sedikit nanti jadi terbiasa kok Bu.”

Pasien

: “Iya Mba , tapi kok susah.”

Ahli Gizi

: “Baik bu , nanti kita diskusikan hal itu. Tadi kan ibukan dirumah sambil mengerjakan jahitan ,kalau buat olahraga gitu biasanya ada waktu kapan Bu?”

Pasien

: “Jarang banget Mba kalau olahraga, saya kan kerja tiap hari ngsauh cucu ya sambil jahit . Kadang kalau jahitan lagi banyak ya sampe gasempet ngapa – ngapain . Paling ya , jalan – jalan sore sama cucu saya di sekitar rumah”

Ahli Gizi

: “Oh gitu, cucunya umur berapa bu ?” hehee

Pasien

: “Umur 4 an tahun Mba masi TK.”

Ahli Gizi

: “Wah , lagi aktif – aktifnya nggih Bu.”

Pasien

: “Iya Mba, sampe capek saya.”

Ahli Gizi

: “Hehee , iyaa bu .Emm, kemarinkan iu periksa ke dokter Adi, beliau juga sudah memaparkan mengenaik penyakit Ibu , berkitan diabetes mellitus. Nah Ibu sudah pahamkah , kalau factor pola makan ibu ini sebagi salah satu pemicu terjadinya Dm ?”

Pasien

: “Balum tau Mbaa , kalau soal ini saya juga sempet kaget kalau saya ternyata punya penyakit ini . Dan tetangga saya ad yg meninggal /karena diabet atau orang – orang pada nyebutnya penyakit gula ya Mba”

Ahli Gizi

: “Iya betul Diabetes Melitus atau biasanya disebut sakit kencing manis atau sakit gula. Tapi ibu tidak perlu khawatir nanti saya bantu untuk selalu mengontrol gula darah bu. Kalau dari riwayat keluarga ada yang mengidap penyakit ini Bu ?”

Pasien

: “Kalau dari orang tua sih ngga ada Mba, tapi almarhum Mbah saya meninggal gara-gara penyakit kencing manis.”

Ahli Gizi

: “Oh ya brati dapat saya simpulkan , kalau penyakit diabetes mellitus yang ibu derita ini , karena pola makan ibu yang sering konsumsi makanan dan minuman manis serta di dukung juga karena adanya factor resiko dari keturunan.”

Pasien

: “Iyaa Mba , lalu gimana ya Mbaa ?”

Ahli Gizi

: “Sebelum saya menjelaskan soal penyakit kencing manis ini, saya akan tunjukkan beberapa tujuan dari diet untuk penyakit ini bu (mengambil leaflet DM). Nah bisa ibu baca yang tujuan dari diet ini ?”

Pasien

: “Menurunkan dan mengontrol kadar gula darah, mencapai berat badan normal dan mempertahankan status gizi normal.”

Ahli Gizi

: “Nah bu, berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang tadi sudah kita lakukan, status gizi ibu ini sudah normal ya. Walau sempet terjadi penurunan , Nah dipertahankan ya bu, jangan sampai turun lagi berat badannya.”

Pasien

: “Iya , Mba saya juga banyak dibilang kurusan sama tetangga.”

Ahli Gizi

: “Jadi pada penderita DM itu penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dan penyakitnya bersifat kronik atau berlangsung lama. Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan DM ini dengan menjaga pola makan nggih bu, jadi pola makan DM itu meliputi 3J, yaitu jumlah, jenis dan jadwal.”

Pasein

: “Oh iya , itu maskutnya gimana Mba ?”

Ahli Gizi

: “Nah , kita perhatikan Untuk jadwal makan ibu sendiri sudah benar ya bu, 3x sehari itu makanan utama ya bu seperti makanan pokok, lauk, sayur, dan buah juga harus setiap hari ya bu, dan ibu perlu menambahkan selingan juga bu. Namun, ibu perlu memperhatikan jenis bahan makanan yang ibu konsumsi . Nah leaflet sudah ada kelompok bahan makanan yang dihindari , dibatasi dan di anjurkan ya bu. Tolong diperhatikan . Nah untuk jadwal makanya bisa diatur. Nah , untuk selingannya dan jenis masakkan yg biasanya ibu masak bisa kah untuk dirubah ?”

Pasien

: “Hmm, Iyaa Mba sebaiknya gimana ya mba saya seringnya makan dan minum manis.”

Ahli Gizi

: “Nah, makan selingan itu baiknya jangan telalu sering makan kue kue manis , tapi kombinasikan dengan berbagai macam buah yg mana buah ini kadar gulanya aman. Kemudian untuk tehnya kalau dikurangi gulanya 1 sedok makan gimna ?”

Pasien

: “Iya Mba, insyaAllah saya coba. Tapi tetep bisa minum teh kan Mba ?

Ahli Gizi

: “Iya bu masi bisa , tapi gulanya yg lebih di control. Lalu ibukan biasanya masak bacem dan ayam kecap yg ditambah gula jawa sampe cokalt pekat. Nah bagaimana kalau olahan masakknya diganti ?”

Pasien

: “Wah , diganti ya mba ? saya dan keluarga suka bacem dan bumbu kecap mba , kalau ga dimakan itu kadang malah enggak termakan.”

Ahli Gizi

: “Oh begitu ya bu , yaa mungkin kalau masakk dibacem, untuk penggunaan gula jawanya dikurangi dan jangan terlalu sering diolah seperti itu , misal biasanya seminggu masak bacem 3x ya mungkin 1x saja bu dalam seminggu. Dan masakan bisa dikombinasikan dengan olahan lain seperti di terik, di pepes atau diolah yang tidak memakai gula terlalu banyak.”

Pasien

: “Oh iya baik Mbaa saya coba , lebih mengurangi masakan yang manis kalau seminggu 2x bagaimana Mba ?”

Ahli Gizi

: “Ya tidak apa – apa . Namun penggunaan gulanya di kurangi ya bu, bisal biasanya pake 3 – 4 glondong gula jawa yaa dikurangi setegahnya.”

Pasien

: “Oh iyaa Mbaa , Paham akan saya coba.”

Ahli Gizi

: “Lalu , berkaitan porsi nasinya ibu kan biasanya segini lebih ya bu ? (sambil menunjukan food model) dan masih memkan sisa makanan cucunya”

Pasien

: “Iyaa Mba , segitu biar kenyang.”

Ahli Gizi

: “Nahh , gimana kalau porsinya dikurangi , jadi sekitar segini buy a sekitar 1centong nasi ukuran sedang ? (Sambil menunjukkan food model ) dan misal udah makan sisa makanan cucu ya jangan makan lagi jdi harus teratur makan sesui dengan 3J yg telah saya sampaikan sebelumnya.”

Pasien

: “Baik mba saya , coba untuk kurangi porsi nasinya. Kalau masih lapar gimana Mba?”

Ahli gizi

: “Ya jadi, misal masih lapar ibu bisa kombinasikan dengan bahan makanan yang sudah direkomendasikan di leaflet ini ya ? Misal bisa dikombinasikan dengan makan nasi jagung , singkong , dan buah buahan ya Bu.”

Pasien

: “ Oh begitu yam baa , baik kalu gitu . Saya juga suka makan nasi jagung.”

Ahli Gizi

: “Nah bisa juga nasi di ganti dengan nasi jagung bu , atau gaplek itu kadar gulanya rendah”

Pasien

: “Baik Mba , lalu saya harus giman lagi ya ? saya gapengen sakit – sakit terus kaya gini , kasian cucu saya.”

Ahli Gizi

: “Jangan khawatir bu kalau Ibu , bisa melakukan rekomendasi saya InsyaAllah gula darah Ibu bakalan terkontr. Nahselian pola mkanya ibu juga harus memperhatikan untuk aktivitas fisik atau olahraga ibu yang seperti ibu bilang jarang melakukannya ya Bu?”

Pasien

: “Iya Mba , gimana ya Mba gaada waktu soalnya ?”

Ahli Gizi

: “Nah ibukan dirumah , mungkin bisa sering aktivitas fisik dengan bersih – bersih rumah , terus lebih sering buat jalan – jalan sama cucu dan menyempatkan waktu sekitar 30 mnt untuk menggerakan badan setiap hari.”

Pasien

: “Kalau bersih – bersih rumah si ya hampir setiap hari tapi kalau menyemptakn untuk olahraga 30 mnt setiap hari , saya belum terbiasa dan belum tentu sempat Mba.”

Ahli Gizi

: “Ya, misal belum bisa setiap hari mungkin bisa 30 menit 3x dalam seminggu , bagaimana Bu ?”

Pasien

: “Baik Mba , saya usahakan kalau seminggu 3x.”

Ahli Gizi

: “Nah, sekarang apakah sudah jelas bu terkait diet DM ? Tadi tujuannya apa saja ya? Apakah ibu ingat?”

Pasien

: “Sudah Mba, sudah jelas. Intinya Mengontrol dan menurunkan kadar gula ya Mba ?”

Ahli Gizi

: “Betul sekali bu, dan tetap pertahankan status gizi ibu ya, jangan sampai berat badannya turun lagi. Terus tadi ada beberapa kesepakatan yg telah kita buat berkaitan deng prinsip pola makan untuk ibu , bisa diutarakan lagi Bu?”

Pasien

: “Hmm, dengan 3J ya bu? Jumlah jenis jadwal itu ya Mba ?”

Ahli Gizi

: “Iya bu betul sekali, lalu kalau makanan yang harus dihindari atau dibatasi apa aja Bu?”

Pasien

: “Batasi olahan masakan bacem dan bubu kecap

kuranggi

penggunaan gulanya , lalu kurangi gula saat buat teh sengan 1 sdm gula, lalu selingan jangan yg manis – manis dikombinasi dengan buah – buahan sesuai leflet ini ya Mba ?” Ahli Gizi

: “Iya bu betul, jangan lupa untuk menyempatkan olahraga minimal 30 menit , 3x dalam seminggu.”

Pasien

: “Iya Mba, kira kira selain jalan – jalan bisa olahraga apa ya Mba ?”

Ahli Gizi

: “Ya ibu , misal suka senam ya bisa senam dengan gerakan – gerakan sederhana.”

Pasien

: “Oh iya mba , saya akan menjalakankan rekomendasi yg sudah dijelakan. Saya pengen terus sehat.”

Ahli Gizi

: “Wah , semangat sekali ya Ibu , semoga ibu sehat selalu. Dan bisa lebih mengtur pola makanya. Dan nanti setelah tes darah lagi kesini ya bu, kita lihat apakah gula darah ibu sudah menurun atau belum.”

Pasien

: “Baik Mba,.”

Ahli Gizi

: “Kira – kira kapan , rujukan dokter untuk tes gula darah lagi Bu ?”

Pasien

: “Kemarin dokter bilang , sebulan lagi Mba.”

Ahli Gizi

: “Baik , besok setelah mendapatkan hasil laboratoriumnya , Ibu bisa kembali konsultasi dan bisa mengevaluasi terkait kepatuhan ibu dalam menjalankan diet.”

Pasein

: “Oh yaa Mbaa , Terimakasih banyak .”

Ahli Gizi

: “Sama – sama bu , Terimakasih juga, sudah berkunjung kesini, ini leafletnya bisa dibawa pulang bu dan jika ada hal g ingin ditanykan bisa kontak saya ya bu , ini kartu nama saya.”

Pasien

: “Oh ini buat saya ya Mba, Terimakasih.”

Ahli Gizi

: “Iya bu sama-sama. Semangat dan sehat selalu .Hati-hati dijalan ya Bu.”

(ahli gizi dan pasien berdiri lalu berjabat tangan, pasien kemudian meninggalkan ruangan)