Makalah Analisis Kebutuhan Pelatihan Kel.1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

MAKALAH KONSEP ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN Dosen Pengampu : Fauzi Kurniawan,S.Psi,M.Psi

Disusun Oleh : Kelompok 1 Desni Insani Harefa

( 1192171010 )

Lita Try Pasurida

( 1193171021 )

Nadia Pratiwi Harahap

( 1192471002 )

Nurul Aulia Sukma

( 1192171006 )

Sry Ayu Anggraini

( 1192471004 )

JURUSAN PENDIDIKAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah Analisis Kebutuhan Pelatihan dengan judul “Konsep Analisis Kebutuhan Pelatihan”. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Fauzi Kurniawan,S.Psi,M.Psi selaku dosen pembimbing karena telah memberi bimbingan kepada kami, dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, oleh karenanya pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurnanya apa yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi/materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan penulisan makalah ini. Jika ada kesalahan kata dalam penulisan mohon dimaafkan.

Medan, 22 Februari 2021

Kelompok 1

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar............................................................................................i Daftar Isi.......................................................................................................i Bab 1 Pendahuluan......................................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................1 1.3 Tujuan Masalah................................................................................1 Bab 2 Pembahasan......................................................................................3 Bab 3 Penutup..............................................................................................10 3.1 Kesimpulan.......................................................................................10 3.2 Saran.................................................................................................10 Daftar Pustaka.............................................................................................11

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi dalam usaha mencapai. Hanggraeni mengungkapkan bahwa proses analisis kebutuhan pelatihan ini sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada organisasi mengenai jenis pelatihan dan pengembangan apakah yang dibutuhkan oleh pekerja guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dan Siagian (1998) mengatakan bahwa pelaksanaan pelatihan dimaksudkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan keterampilan yang baik, kemampuan dan sikap yang baik untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang tinggi yang mampu menghasilkan kinerja yang baik. Berkaitan dengan kebutuhan pelatihan tersebut, maka harus diketahui pengetahuan dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan karyawan untuk bekerja dan pengetahuan serta keterampilan apa saja yang telah dimiliki. Pelatihan memiliki peranan penting

untuk meningkatkan kinerja organisasi atau individu maupun

masyarakat tersebut. Oleh karena itu pelatihan sangat penting bagi organisasi, individu maupun masyarakat atau perusahan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi atau perusahan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah : 1.2.1

Apakah pengertian dari analisis kebutuhan pelatihan?

1.2.2

Bagaimanakah arti dan pentingnya analisis kebutuhan pelatihan?

1.2.3

Apakah tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan?

1

1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1.3.1

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis kebutuhan pelatihan

1.3.2

Untuk mengetahui bagaimana arti dan pentingnya analisis kebutuhan pelatihan

1.3.3

Untuk mengetahui apa tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Analisis Kebutuhan Pelatihan Analisis kebutuhan pelatihan atau Training Need Assessment (TNA) adalah suatu langkah yang dilakukan sebelum melakukan pelatihan dan merupakan bagian terpadu dalam merancang pelatihan untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang materi, alokasi waktu tiap materi, dan strategi pembelajaran yang sebaiknya diterapkan dalam penyelenggaraan pelatihan agar pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu organisasi pada saat ini dan juga di masa yang akan datang. Organisasi tidak dapat menentukan pelatihan begitu saja tanpa menganalisis dahulu kebutuhan dan tujuan apa yang ingin dicapai. Penilaian kebutuhan merupakan road map untuk mencapai tujuan organsasi. Analisis kebutuhan pelatihan merupakan sebuah analisis kebutuhan di tempat kerja yang secara spesifik dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam menggunakan sumber daya (waktu, dana, teknologi, dan sebagainya) secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan. Menurut Irianto, analisis kebutuhan pelatihan dapat dipahami sebagai sebuah investigasi sistematis dan komperhensif tentang berbagai masalah dengan tujuan mengidentifikasi secara tepat tentang beberapa dimensi persoalan. Hal tersebut dilakukan sedemikian rupa, sehingga akhirnya organisasi atau perusahaan dapat mengetahui apakah masalah tersebut memang perlu dipecahkan melalui program pelatihan atau tidak. Menurut Mangkunegara, analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu studi sistematis tentang suatu masalah pendidikan dengan pengumpulan data dan informasi

3

dari berbagai sumber, untuk mendapatkan pemecahan masalah atau saran tindakan selanjutnya. Analisis kebutuhan pelatihan merupakan sebuah analisis kebutuhan workplace yang secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam menggunakan sumberdaya (waktu, dana, dan lain-lain) secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan. Menurut Rivai dan Sagala, analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnosa untuk menentukan masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dipenuhi oleh program pelatihan dan pengembangan. Sedangkan menurut Rosset dan Arwady, analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam analisis untuk memahami permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru. Analisis Kebutuhan Diklat menurut Rosset dan Arwady (dalam Konsep Dasar AKD LAN) menyebutkan bahwa “Training Needs Assessment (TNA) adalah suatu istilah yang digunakan dalam analisis untuk memahami permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru. Dinyatakan Rosset bahwa Training Needs Assessment yang selanjutnya disebut analisis kebutuhan diklat atau penilaian kebutuhan diklat sering kali disebut pula sebagai analisis permasalahan, analisis pra diklat, analisis kebutuhan, atau analisis pendahuluan. 2.2 Arti Dan Pentingnya Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada

dasarnya,

pelatihan

diselenggarakan

sebagai

sarana

untuk

menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kinerja saat ini dengan kinerja standard atau yang diharapkan untuk dilakukan oleh pegawai. Oleh karena itu, analisis kebutuhan pelatihan merupakan alat untuk mengidentifikasi gapgap yang ada dan melakukan analisis apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan, pihak penyelenggara pelatihan dapat memperkirakan manfaat-manfaat yang bisa

4

didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi peserta pelatihan sebagai individu maupun bagi perusahaan. Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan untuk meminimalisir biaya yang mubadzir. Pelatihan tidak selalu memberikan yang diinginkan, namun disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga analisis kebutuhan pelatihan sangatlah penting dilakukan. Analisis kebutuhan pelatihan memegang peran penting dalam setiap program pelatihan, sebab dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu organisasi pada saat ini dan juga dimasa yang akan datang, yang berarti dalam tahap analisis kebutuhan pelatihan ini dapat diidentifikasi jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh pegawai dalam pengemban kewajibannya. Berikut beberapa poin mengenai pentingnya analisis kebutuhan pelatihan, yaitu: 1) Pelatihan menjadi solusi yang kurang tepat dalam mengatasi masalah kinerja karyawan (padahal solusi yang seharusnya dilakukan adalah dengan memberi motivasi karyawan, 12 desain pekerjaan yang benar, komunikasi yang lebih baik tentang kinerja yang diharapkan perusahaan) 2) Program pelatihan bisa jadi memiliki materi, tujuan dan metode yang keliru 3) Peserta pelatihan bisa jadi diikutsertakan mengikuti program pelatihan padahal merekatidak memiliki keterampilan dasar, ketrampilan yang disyaratkan atau rasa percaya dirimengikuti pelatihan tersebut 4) Pelatihan tidak menyampaikan pembelajaran yang diharapkan, perubahan perilaku atauhasil keuangan yang diharapkan perusahaan 5) Pemborosan dana untuk program pelatihan yang kurang diperlukan karena tidak berhubungan dengan strategi bisnis perus. Kebutuhan pelatihan dapat diketahui sekiranya terjadi ketimpangan antara kondisi (pengetahuan, keahlian dan perilaku) yang senyatanya ada dengan tujuan yang diharapkan tercipta pada suatu organisasi. Kebutuhan pendidikan (education needs) atau kebutuhan pelatihan (training needs) adalah kesenjangan yang dapat 5

diukur antara hasil yang ada sekarang dan hasil yang diinginkan atau dipersyaratkan. Tidak semua kesenjangan atau kebutuhan mempunyai tingkat kepentingan yang sama untuk segera dipenuhi. Maka antara kebutuhan yang dipilih dengan kepentingan untuk dipenuhi kadang terjadi masalah atau selected gap. Fungsi Training Need Assessment : a) Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja b) Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context c) Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional d) Melibatkan stakeholders dan membentuk dukungan e) Memberi data untuk keperluan perencanaan. Menurut Sumantri (2005), pelatihan juga memiliki dampak yaitu sebagai berikut : 1) Meningkatnya prestasi kerja melalui perubahan pengetahuan dan keterampilan 2) Terukurnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh (Cost Benefit Ratio) 3) Spesifikasi tujuan pelatihan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan tugas yang ada 4) Adanya peningkatan yang dapat diukur di dalam pencapaian tujuan organisasi atau lembaga. 2.3 Tujuan Analisis Kebutuhan Pelatihan Analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: 1) Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki

atau

meningkatkan

kinerja

pegawai

dan

produktivitas

Instansi/Lembaga 2) Memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar-benar orangorang yang tepat

6

3) Memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu 4) Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan 5) Memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikapsikap kerja; bukan oleh alasanalasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan 6) Memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana. Adapun tujuan dan Manfaat Pelatihan, menurut Mangkunegara (2002), diantaranya: a) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi b) Meningkatkan produktivitas kerja c) Meningkatkan kualitas kerja d) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia e) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja f) Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi secara maksimal g) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja h) Menghindari keusangan (obsolence) i) Meningkatkan perkembangan karyawan. Tujuan diselenggarakan pelatihan menurut Simamora diarahkan untuk membekali,

meningkatkan,

dan

mengembangkan

kompetensi

kerja

guna

meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuantujuannya sebagai berikut: 1) Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan, kendatipun tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif,

7

progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini. 2) Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan

melalui

pelatihan,

sehingga

kemajuan

teknologi

dapat

diintgrasikan dalam organisasi secara sukses. 3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai output dan standar mutu yang diharapkan. 4) Membantu memecahkan msalah orperasional. Para manejer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis. 5) Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan. 6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa penyelenggara

orientasi

melakukan

upaya

bersama

dengan

tujuan

mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar. 7)

Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan

8

aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.

9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Analisis kebutuhan pelatihan merupakan sebuah analisis kebutuhan di tempat kerja yang secara spesifik dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa

analisis

kebutuhan

pelatihan

adalah

bagaimana

cara

mengidentifikasi suatu masalah yang terdapat pada perusahaan atau organisasi melalui program pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan memegang peran penting dalam setiap program pelatihan, sebab dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu organisasi pada saat ini dan juga dimasa yang akan datang, yang berarti dalam tahap analisis kebutuhan pelatihan ini dapat diidentifikasi jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh pegawai dalam pengemban kewajibannya. Salah satu tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan yaitu memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas Instansi/Lembaga. 3.2 Saran Dengan adanya makalah ini yang berjudul Konsep Analisis Kebutuhan Pelatihan dapat menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca mengenai permasalah yang dikaji didalam makalah.

10

DAFTAR PUSTAKA Ajrina & Erni. 2016. Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance Dan Departemen Engineering PT Milko Beverage Industry, Bogor. Jurnal Visionida, Volume (2), Nomor (2), Tahun 2016 Gede, dkk. 2016. Analisis kebutuhan pelatihan karyawan. Jurnal manajemen, Volume (04), Nomor (1), Tahun 2016. Harding, dkk. 2018. Pelatihan Dan Pengembangan SDM Sebagai Salah Satu Upaya Menjawab Tantangan MEA. Jurnal Psikologi sains dan Profesi, Volume (2), Nomor (2), Agustus 2018.

11