Laporan Pengecatan Bodi Kendaraan [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

PENGECATAN BODI KENDARAAN

LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan kepada Bpk. Agus Sholah untuk memenuhi salah satu tugas

Oleh : Than Eric Andias NIM 160513609674

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PRODI STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF OKTOBER 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala Rahmat, Taufiq, Hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktik Pengecatan Bodi Kendaraan pada program S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang. Laporan ini ditulis berdasarkan kegiatan-kegiatan yang diperoleh penulis saat kegiatan praktik. Dengan kerendahan hati, penulis dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dukungan dan saran. Melalui kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada: 

Bapak Dr. Tuwoso, M.P selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.



Bapak Agus Sholah selaku dosen matakuliah Praktik Sepeda Motor.



Bapak Yudi sebagai pemilik bengkel Cakara Bangkit yang telah berbagi ilmu pada kegiatan observasi.



Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari sebagai manusia tentunya tidak luput dari kekurangan

dan kesalahan. Maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan ini jauh dari sempurna dan harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi diri sendiri maupun pihak lain untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 12 Oktober 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. 1 DAFTAR ISI................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 3 1.2 Tujuan Praktik Pengecatan Body Kendaraan.......................................... 3 1.3 Hasil yang Diharapkan............................................................................ 4 1.4 Manfaat Praktik Pengecatan Body Kendaraan........................................ 4

BAB III KEGIATAN PRAKTIKUM 2.1 Pengecatan Bodi Kendaraan.................................................................. 5 2.2 Proses Pengecatan Bodi Kendaraan....................................................... 5

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................. 13

DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 14 LAMPIRAN.................................................................................................. 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seorang mahasiswa dituntut harus bisa mempelajari dan mempraktekkan teknik pengecetan bodi kendaraan. Kompetensi keahlian teknik pengecatan bodi kendaraan menyiapkan peserta didik untuk bekerja usaha/industri, instansi atau perusahaan pribadi (wirausaha). Kompetensi keahlian Teknik pengecetan otomotif diperoleh dengan mempelajari teknik pengecetan bodi otomotif. Berdasarakan paparan diatas maka perlu diadakannya kegiatan pelatihan praktik pengecatan bodi kendaraan. Kegiatan pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat melatih mahasiswa sehingga mampu secara kompeten melakukan pengecatan bodi kendaraan. Kegiatan pelatihan praktik pengecatan bodi kendaraan juga bisa menjadi salah satu bentuk implementasi ilmu oleh mahasiswa yang dikembangkan dikampus dan memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat.

1.2 Tujuan Praktik Pengecatan Bodi Kendaraan Secara umum tujuan praktik pengecatan bodi kendaraan ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang teknologi dan teknik pengecatan bodi kendaraan, sehingga diharapkan setelah melaksanakan praktik ini mahasiswa dapat pengalaman dan keterampilan, professional, cakap, terampil dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya yang nantinya dapat di terapkan di masyarakat Setelah melaksanakan praktik pengecatan bodi kendaraan ini, secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih modern sehingga dapat menambah wawasan berpikir sebagai tenaga kependidikan maupun sebagai tenaga professional. 2. Mengenal dan dapat menggunakan alat-alat, menerapkan teknik yang digunakan dalam bidang mesin khususnya dibidang otomotif.

3. Dapat memperbaiki cat bodi kendaraan. 4. Dapat melakukan perawatan cat bodi kendaraan.

1.3 Hasil Yang Diharapkan Setelah melaksanakan Praktik Pengecatan Bodi Kendaraan, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan wawasan, keterampilan dan pengetahuan dalam bidang otomotif mengenai teknik-teknik pengecatan bodi kendaraan. Selain itu mahasiswa juga mampu meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam melihat peluang kerja.

1.4 Manfaat Praktik Pengecatan Bodi Kendaraan 1. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dan data-data yang diperoleh selama praktik pengecatan bodi kendaraan dalam sebuah Laporan Praktik Pengecatan Bodi Kendaraan. 2. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini.

BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM

2.1 Pengecatan Bodi Kendaraan Setiap kendaraan digunakan tidak menutup kemungkinan untuk terjadi keccelakaan ringan ataupun berat. Misalkan saja dengan terjadinya kecelakaan ringan, hal itu tentunya juga akan menyebabkan bekas lecet pada body kendaraan. Kendaraan yang bodinya lecet tent saja akan mengurangi nilai tampilan pada kendaraan tersebut. Maka dari itu perlu perbaikan proses pengecatan pada bagian bodi yang lecet tersebut agar kembali mulus.

2.2 Proses Pengecatan Bodi Kendaraan 1. Pembersihan Bodi

Sebelum melakukan pengecatan sebaiknya kita membersihkan bodi atau panel yang akan menjadi area pengecatan. Disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bodi pada area yang akan dicat sudah bersih sehingga kotoran maupun karat pada bodi hilang. 2. Pengecekan Bodi Sesudah melakukan pembersihan langkah selanjutnya yaitu mengecek bodi kendaraan yang akan menjadi area pengecatan. Disini dimaksudkan untuk mengetahui apakan bodi yang akan dicat sudah rata

dengan bodi dengan sisi lain, dengan kata lain tidak ada cat dalam bodi itu sendiri. 3. Pendempulan Bodi Sebelum melakukan pendempulan, awali dengan mengamplas bagian panel yang lecet supaya bagian itu terlebih dahulu rata untuk memaksimalkan proses pendempulan. Definisi dari dempul sendiri yaitu digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Terdapat beberapa tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material yang akan digunakan. Dempul terdapat tiga jenis yaitu (1) polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur kasar, (2) epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part, tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari polyster, (3) lacquer putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah surfacer. Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.

Proses Pendempulan

a. Mengeluarkan Dempul

Seringkali terjadi, solvent, resin, dan pigment didalam kandungan putty menjadi saling terpisah didalam kaleng. Oleh karena putty tidak dapat digunakan dalam kondisi yang terpisah, maka putty harus diaduk dulu di dalam kaleng sebelum dikeluarkan, apabila pengencer (solvent) telah menguap dan dempul mengeras tuangkan pengencer ke dalam

kaleng, Hal yang sama juga berlaku pada hardener didalam tube. Pijitlah tube dengan seksama, agar isinya dapat tercampur secara merata. Ambil sejumlah putty base yang diperlukan, pada mixing plate. Kemudian tambahkan sejumlah hardener yang tepat, berdasarkan rasio campuran yang telah ditentukan. Jangan mengambil putty terlampau banyak sekaligus, sekalipun anda perlu menutup area yang lebih luas. Pada awalnya, ambilah putty seukuran telur, dan tambahkan lagi apabila masih diperlukan. b. Mencampur Dempul Dengan menggunakan spatula lakukan pencampuran dengan hati-hati dalam gerakan mengikis, sehingga udara tidak masuk kedalamnya

(1.) Tuang dempul dan penggeras ke alas pencampuran (Mixing Plate) secukupnya.

(2.) Gunakan tepi Spatula yang runcing untuk menyekop penggeras (Harderner) dan tem-patkan penggeras di atas dempul (Putty)

(3.) Gunakan tepi Spatula yang runcing untuk menyebar penggeras (Harderner) secara merata di seluruh permukaan dempul (Putty Base)

(4.) Pegang spatula dengan sedikit mengangkat ujungnya dan geserkan spatula di bawah putty serta angkat ke atas menyamping kiri alas pencampuran (Mixing Plate)

(5.) Setelah spatula menyekop kira – kira sepertiga bagian dempul, putarkan spatula dengan menggunakan sisi kanannya sebagai tumpuan (sumbu)

(6.) Tahan spatula secara hamper merata terhadap mixing plate, dan tekan spatula ke bawah. Pastikan tidak ada dempul yang tertinggal pada spatula terhadap mixing plate

(7.) Tahan spatula dengan sedikit mengangkat ujungnya dan sekop semua dempul yang telah tercampur pada mixing plate dalam step (6)

(8.) Putarkan dempul dalam arah yang berlawanan dengan step (5)

(9.) Sama dengan step (6) tahan spatula hamper rata dengan mixing plate dan tekan spatula ke bawah. Ulangi mulai step (4)

(10.) Sambil melakukan strep (4) sampai (9), maka dempul cenderung untuk berpindah ke arah atas ujung mixing plate. Sebelum dempul melebar ketepi mixing plate, sekoplah semua dempul dan putarlah kea rah dasar dari pada plate. Ulangi step (4) sampai step (9) hingga dempul tercampur dengan sempurna (merata).

c. Pengamplasan Bodi

Setelah dilakukannya pendempulan body selanjutnya yaitu pengamplasan, namun saat pengamplasan menyesuaikan kebutuhan dan ukuran. Pertama jika pada body awalnya diperbaiki atau terdapat pendempulan alangkah baiknya menggunakan amplas kasar terlebih dahulu seperti amplas ukuran 500 atau 800. Tujuan pengamplasan disini yaitu meratakan permukaan bodi yang akan dikenai cat sehingga dalam pengecatan nantinya akan memperoleh hasil yang maksimal. Apabila pendempulan body sudah rata atau tidak terdapat lubang selanjutnya dilakukan sedikit perataan dengan amplas kasar dan sesudah itu menggunakan amplas halus untuk meratakan ataupun membersihkan kotoran yang ada untuk sebagai sikap finishing sebelum dilakukannya peng-poxyan. Dalam pengampelasan itu sendiri juga harus diperhatikan prosedurnya. Untuk body yang keras seperti pintu mobil sebaiknya diampelas dengan bantuan kayu balok yang sepadan dengan ampelas yang kita pakai. Dalam hal ini dimaksudkan agar memudahkan atau meringankan pekerjaan dalam perataan body. Jika kotoran tersebut berbentuk keras ataupun sukar untuk dibersihkan seperti kotoran yang menempel berupa serpihan kayu kecil atau pun serpihan lainya bisa dibersihkan menggunakan kapi.

d. Pelapisan poxy Aplikasi pelapisan poxy pada area pengerjaan adalah untuk memproleh kerataan yang optimal dan mencegah terjadinya perkaratan dan guna mendasari agar cat dapat melekat dan halus sesuai yang diinginkan. Biasanya digunakan pengecatan dasar menggunakan epoxy Setelah permukaan dilap bersih semprot dengan cat epoxy secara merata. Cara mencaampuran thinner dan epoxy jangan terlalu encer. Aduk dahulu epoxy yang ada di kaleng cat sampai bagian yang mengendap tercampur merata. Pengecatan dasar yang baik terlihat dari warna yang flat/ dop dan ketika diraba permukaannya kasar. Setelah cat dasar kering amplas lagi dengan amplas no 360 ( kurang lebih ) sampai permukaan halus ketika diraba dan bintik pori hilang/ sangat kecil. jemur/panaskan bagian yang akan dicat agar cat lebih menempel. Bila bagian cat dasar ada yang habis diamplas, cat lagi dengan epoxy pada permukaan itu saja, dan haluskan ketika kering. Penting bahwa semua permukaan besi yang terbuka harus tertutup epoxy.

1) Bungkuslah area disekitar bagian yang terdapat metal (bare metal) terbuka. 2) Campurlah hardener dan thinner secara tepat, sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. 3) Semprotkan lapisan tipis [3 sampai 5,um (0,1 sampai 0,2 mils)]. 4) Keringkan lapisan selama kurang lebih 10 menit. 5) Lepas material masking setelah penyemprotan. e. Pengecatan Finishing Bodi

Untuk proses terakhir atau finishing dalam pengecatan body. Pada praktikum kali ini pengecatan dilakukan diluar ruangan dan digantung dengan bantuan tiang penggantung ataupun ditaruh dibawah dengan bantuan pengganjal kayu ataupun batu bata yang rata. Untuk aturan pengacatan sendiri sama dengan jabaran diatas yaitu dengan jarak 15-20

cm dengan sudut lurus 90 derajat menyesuaikan dengan permukaan bodi. Untuk perbandingan cat sendiri sama yaitu 1 : 1 dengan tiner. Untuk mencampurnya sendiri dalam praktikum ini menggunakan media botol bekas yang sudah dibersihkan dengan cara menakar ukuran cat menggunakan botol ukur. Selanjutnya untuk penyemprotan sendiri menggunakan spray gun, yang sudah bersih dari cat sebelumnya.untuk Penyetelannya menyesuaikan setelan pada spray gun tersebut, untuk pemutar paling atas sebgai pengatur model penyemprotan atau lebar kecilnya, yang berada dibawahnya untuk penyetel banyak tidaknya penyemprotan cat, dan paling bawah dekat dengan gagang penggenggam yaitu penyetel kadar udara dari kompresor, serta pada ujung spray gun untuk pengatur semprotan vertical atau horizontal. Dalam praktikum ini untuk udara menyuplai semprotan spray gun itu sendiri berasal dari kompresor listrik menggunakan 2 cabang penguluaran udara untuk meminimalisir dan menyesuaikan jumlah alat sehingga hanya menggunakan 2. Kompresor itu sendiri berkapasitas 1500 Mha dan disalurkan dari listrik tempat atau gedung praktikum yang berkapasitas listrik kurang lebih 3500 volt dan dilaksanakn diluar ruangan atau rungan terbuka sehingga meminimalisir kebisingan. Sebagai finishing berikutnya setelah cat kering kurang lebih 12-24 jam kemudian dilakukan cat pernis atau clear, namun pada praktikum kali ini tidak diaplikasikan karena ketersediaan bahan yang ada.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari keseluruhan kegiatan pengecatan yang diuraikan, penulis mendapat kesimpulan bahwa terdapat penambahan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan selama kegiatan praktik. Adapun penembahan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang didapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Mengetahui dan melaksanakan praktik pengecatan sesuai prosedur yang diarahkan. 2. Memperoleh keterampilan teknik dalam kegiatan pengecatan. 3. Dapat mengaplikasikan pengerjaan pengecatan sesuai dengan prosedur yang sudah dipelajari.

DAFTAR RUJUKAN Efendi, S. 2015. Praktikum Sepeda Motor . Laporan. Dalam: Praktikum Sepeda Motor di Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, 19 September. Argana, s. 2013. Pengecatan Body Kendaraan untuk SMK/MAK kelas XI. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

LAMPIRAN

1. Pengecekan panel

2. Pengamplasan panel

3. Pendempulan

4. Pelapisan poxy

5. Pengecatan