31 0 101KB
Diagram Fishbone Angka Incidence Rate ISPA di Puskesmas se-Kecamatan Cilincing Evaluation Man
Money Material patMethoddd tinggal yang padat sehingga memudahkan penularan penyakit ISPA
Tidak terlihatnya dampak dari pelaksanaan program
Kurang optimalnya petugas puskesmas serta kader dalam pemberian penyuluhan tentang ISPA Anggaran dana untuk pelaksanaan program penyuluhan ISPA tidak mencukupi Keterbatasan alat untuk melakukan penyuluhan informasi mengenai ISPA Tidak adanya pertemuan yang membahas mengenai hasil program Penyuluhan yang dilakukan terlalu sederhana
Pengadaan alat penyuluhan yang disediakan oleh Puskesmas sangat terbatas Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang berkompeten di Puskesmas Tidak ada alokasi dana khusus untuk pelaksanaan program ISPA Tidak adanya pendataan untuk melihat keberhasilan program Kurang optimalnya pelaksanaan penyuluhan mengenai ispa pada balita ia sosialisasi mengenai SOP kegiatan skrining untuk kasus Pneumonia Balita
Penyaluran siap pakai dari pemerintah tidak mencukupi untuk pelaksanaan seluruh program puskesmas oleh pemerintah utan dan pelatihan kader di masyarakat yang dapat mengenalidana penyakit Pneumonia Balita Kurangnya perekrutan petugas kesehatan yang berkompeten
Angka Penemuan
Tidak adanya anggaran khusus untuk program penyuluhan mengenai ISPA anya petugas kesehatan khusus untuk melaksanakan program terutama penyuluhan
Penderita (CDR) Pneumonia Balita sePuskesmas
asi dana khusus untuk melaksanakan perekrutan dan pelatihan kader Pneumonia Balita
Kecamatan Cilincing periode Januari –
ahuan petugas kesehatan mengenai kasus Pneumonia Balita
Desember 2015 Pembagian tugas Pelayanan kesehatan untuk program ISPA yang kurang optimal untuk petugas Kurangnya perencanaan untuk pelaksanaan program ISPA Kurang optimalnya pemantauan terhadap kesembuhan pasien ISPA dan penularannya kesehatan kesehatan tidak proporsional
tihan khusus tentang Pneumonia Balita pada petugas kesehatan
Pelaksana program kesehatan bertanggungjawab terhadap lebih dari satu pekerjaan Pelaksana program tidak terfokus pada pelayanan kesehatan
Kurangnnya kepedulian Kurangnya pengetahuan pasien akan bahaya dari penyakit ISPA masyarakat akan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
Kurangnya koordinasi antara anggota pelaksanaan program kesehatan Pelaksana program kesehatan tidak fokus terhadap pelaksanaan program
Keterbatasan waktu dan tempat serta ketidakseimbangan jumlah tenaga kerja dengan pengunjung pelayanan kesehatan
Kurangnya informasi yang diberikan oleh pelayanan kesehatan tentang bahaya ISPA n masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan Terbatasnya jumlah petugas kesehatan di puskesmas
Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap pelaksanaan dan keberhasilan
Environment
Controlling
Penderita Pneumonia Balita (CDR) di Puskesmas se-
antung pada kunjungan balita ke Puskesmas
Actuating
Organizing Planning
63
Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode januari – juli 2015 sebesar 0 % kurang dari target >85% Method
Material
Follow up pasien yang kurang efektif
Terbatasnya alat dan bahan yang Pasien hanya di follow up ketika datang ke puskesmas saja untuk diperlukan pemeriksaan Kurangnya waktu yang diperlukan untuk follow up dengan cara lain Alat dan bahan laboratorium banyak yang rusak dan tidak Belum ada cara lain untuk follow up pasien lebih baik
Money
Man
Petugas kesehatan kurang aktif dalam follow up pasien TB Kurangnya dana yang ada untuk follow up petugas TB yang banyak unuk dikerjakan oleh petugas program Tugas Banyaknya program yang terdapat di puskesmas dibandingkan dana dari pemerintah
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan di program TB
63
Kurangnya penyesuaian pembagian jumlah petugas kesehatan di tiap program
Kurangnya tanggung jawab petugas kesehatan untuk pemeliharaan alat dan bahan laboratorium
Tidak adanya dana untuk pemeliharaan alat dan bahan laboratorium
Penyaluran dana tidak merata dan menyeluruh untuk program Puskesmas
Kurangnya dana yang didapatkan puskesmas dari
Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmas Kelurahan Tidak ada perencanaan yang Cempaka Baru Tidak terorganisirnya petugas yang bertanggung jawab dalam program TB Pelaksanaan follow up penderita TB paru kurang baik Evaluasi untuk Pengetahuan warga mengenai penyakit TB paru kurang baik untuk follow up penderitaperiode TB januari program TB belum dilakukan dengan – juli 2015
Kurangnya tanggung jawab pemegang program Banyaknya format Penyuluhan mengenai TB paru oleh petugas kesehatan kurang Perencanaan tidak diperbaharui dan hanya berdasarkan perencaan yang sudah ada sebelu laporan yang harus Jumlah penderita TB paru lebih banyak dibanding petugas kesehatan program diisi oleh petugas TB Program pelaporan TB Sosialisasi yang kurang antara petugas kesehatan dengan warga nasional yang
Petugas kesehatan pada program TB hanya 2 Tanggung jawab pemegang program tidak hanya program TB saja Perencanaan sebelumnya yang sudah ada dianggap sudah cukup baik
Kurangnya kegiatan Kurangnya tenaga kesehatan puskesmas untuk program TB paru Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang Kurangnya inovasi petugas kesehatan untuk mencari cara lain pada masalah follow up penderita sosialisasi cara Jarang dilakukannya pertemuan antara penanggung jawab dan pelaksana program pengisisan laporan TB nasional
Environment
Controlling
Actuating
Organizing
Planning
63