36 1 215KB
Nama: Alvita Ulfa Pradita NIM : 108694013 / S1 Akuntansi 2010 A
Ringkasan BAB 7 (Akuntansi Internasional)
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
A. PENGERTIAN PERUBAHAN HARGA 2 konsep yang mencakup pengertian perubahan harga : Tingkat harga umum – timbul ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah. Tingkat harga khusus – timbul ketika harga barang atau jasa tertentu berubah seiring naik turunnya permintaan dan penawaran. Laporan keuangan di masa perubahan harga berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak akurat, penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya : 1. Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan 2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran 3. Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
1. 2. 3. 4.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan: Kenaikan dalam proporsi pajak. Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja. Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu : a. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini. b. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga. c. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut B. JENIS-JENIS PENYESUAIAN INLASI 1. Model historical cost-constant purchasing power – daya beli tetap-biaya historis jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum (mata uang tetap –biaya historis)
2. Model currett-cost – biaya-kini aset dinilai dari biaya kininya daripada biaya historisnya laba dideinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan 3. Biaya Kini disesuaikan dengan tingkat harga umum merupakan gabungan dari Model historical cost-constant purchasing Model currett-cost menggunakan indeks harga umum maupun khusus
power dan
C. PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI INFLASI DI BEBERAPA NEGARA Amerika Serikat Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa : 1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan. 2. Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar. 3. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan dengan beban kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir: 1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya. 2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini. 3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih. 4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulhkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum). 5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi. 6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini. 7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini. 8. Dividen per saham biasa. 9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa. 10. Tingkat Indeks HArga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan. Untuk meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapat disajikan : a. Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun). b. Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
Inggris Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah: Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu : 1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis. 2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini. 3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu: 1. Penyesuaian modal kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. 2. Mekanisme penyesuaian memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
Brasil Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsional.
D. INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD (IASB) Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Laba atau rugi daya beli yang terkait dengan posisi liabilitas atau aset moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan : 1. Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan dalam daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan. 2. Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini. 3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan. 4. Laba atau rugi moneter bersih selama periode tersebut (tahun berjalan)
E. HAL-HAL TERKAIT INFLASI
1) 2) 3) 4)
Saat membaca laporan, hal-hal yang perlu disesuaikan dengan inlasi : apakah pengaruh inflasi dapat diukur secara lebih baik oleh dolar tetap atau biaya kini perlakuan akuntansi untuk laba dan rugi inflasi akuntansi inflasi asing pengaruh gabungan dari tingkat inflasi dan bursa efek.
Laba dan Rugi Inflasi Perlakuan terhadap laba dan rugi atas pos-pos moneter seperti kas, utang, dan piutang merupakan isu yang kontroversial. Amerika Serikat, Laba atau rugi pos-pos moneter dihitung dengan cara menyajikan ulang saldo awal, saldo akhir, serta semua transaksi dari seluruh aset dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang) dalam dolar tetap. Perlakuan ini menganggap laba dan rugi pada pos-pos moneter berbeda dengan jenis laba lain. Inggris. Laba atau rugi pos-pos moneter dikelompokkan menjadi modal kerja moneter dan penyesuaian utang modal yang keduanya dihitung menurut perubahan harga khusus. Penyesuaian utang modal menunjukkan penerimaa (atau beban) yang diperoleh pemegang saham dari utang pembiayaan selama masa perubahan harga. Saldo ini ditambahkan atau dikurangkan pada laba operasional biaya-kini untuk memperoleh saldo kekayaan bersih setelah pajak (laba biaya-kini terkait pemegang saham). Brasil. Tidak menyesuaikan aset dan kewajiban lancar secara eksplisit karena saldo keduanya dinyatakan dalam nilai yang dapat diuangkan. Rugi daya beli diakui untuk penyesuaian ekuitas yang melebihi penyesuaian aset permanen yang merupakan bagian dari model kerja yang dibiayai oleh ekuitas. Beban biaya-kini dari saji ulang laba biaya-historis selama inflasi dapat tertutup oleh pengurangan beban utang jasa yang digunakan untuk membiayai pos-pos operasional tersebut. Laba dan rugi Modal Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian : 1) Laba operasi (selisih antara pendapatan lancar dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
2) Laba yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aset tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya. Inflasi Asing Para investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan dividen, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada dividen dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan dividen berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa. Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu dividen masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini. Menghindari Double-Dip Ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda (Double-Dip) tergantung pada kurs dan perbedaan inflasi dan berhubungan secara negatif. Double Dip muncul karena inflasi lokal mempengaruhi nilai tukar yang digunakan dalam translasi secara langsung. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi besarnya laba untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Karena pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang, perubahan kurs valuta asing diantara laporan keuangan yang berurutan yang umumnya disebabkan oleh inflasi menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan. Untuk menghindari proses penyesuaian terhadap pengaruh inflasi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercemin dalam hasildari suatu perusahaan.
KAJIAN PUSTAKA
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Sundartini ,Nurfajrianti. 2012. Akuntansi Internasional (http://antilicious.wordpress.com/), (diakses 03 April 2013).
BAB
7,
(online).