40 0 981KB
ANALISIS STRATEGI PT UNILEVER TBK (MATRIKS SWOT DAN MATRIKS BCG) KELOMPOK II : Lasman Situmorang Anggita Dwi Kesuma Muhammad Arif Susilo Mutia Nurhaliza Anita Permata Sari Rustam Hasibuan Adek Trisma Dina Nina Annisa
2020030026 2020030027 2020030035 2020030036 2020030042 2020030043 2020030046 2020030053
LATAR BELAKANG Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian dunia yang menjadi tanpa batas dan perusahaan yang saling terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka dan dapat melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti bahwa perusahaan lebih cenderung untuk bersaing dimanapun. Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka dimanapun, memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan pengembangan (R&D), dan melakukan produksi dimanapun. PT. Unilever Indonesia Tbk adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai barang konsumen di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan. Mengingat banyaknya pesaing yang berkiprah di dunia internasional, maka sangat diperlukan adanya strategi yang sangat jitu dari perusahaan yang mampu mengangkat namanya di benak para konsumen di berbagai Negara. Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT. Unilever tentang strategi yang digunakan dalam memenangkan persaingan.
Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Analisis SWOT PT Unilever Tbk? 2. Bagaimanakah Matrix BCG (Boston Consulting Group) PT Unilever Tbk?
Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Analisis SWOT PT Unilever Tbk. 2. Untuk mengetahui Matrix BCG (Boston Consulting Group) PT Unilever Tbk.
SEJARAH PT UNILEVER TBK PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken N.V dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
VISI DAN MISI PT UNILEVER TBK VISI “To become the first choice of consumer, costumer and community”
MISI 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.
TUJUAN PT UNILEVER TBK Memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat di manapun mereka berada ➢ Mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan. ➢
Akar kami yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di dunia merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Kami akan menyertakan kekayaan pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam melayani konsumen lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional yang benar-benar multi-lokal.
SASARAN PRODUK PT UNILEVER TBK Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
ANALISIS SMART PT UNILEVER TBK SPECIFIC Visi dan misi perusahaan yang telah dipahami guna untuk menetapkan tujuan yang spesifik, perushaan harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan yang ingin dicapai perusahaan yaitu “To become the first choice of consumer, custumer and community”.
MEASUREABLE Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan.
ATTAINABLE Target harus realistis dan dapat dicapai, target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai.
RELEVANT Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan.
TIMEABLE Memberikan deadline pencapaian target. Komitmen kepada deadline akan membantu tim untuk menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat waktu, atau bahkan lebih cepat.
ANALISIS SWOT PT UNILEVER TBK
STRENGTHS (KEKUATAN) ➢ Promosi produk yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut. ➢ Gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar. ➢ Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia. ➢ Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran. ➢ Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream. ➢ Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan. ➢ PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani. ➢ PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
WEAKNESS (KELEMAHAN) ➢ PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
➢ ➢
➢ ➢ ➢ ➢ ➢
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu. Jumlah karyawan yang tambun. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
OPPORTUNITIES (PELUANG) ➢ Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83%.
THREATS (ANCAMAN) ➢ Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
➢ ➢
➢ ➢ ➢
➢ ➢ ➢ ➢ ➢
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Melemahnya daya beli konsumen. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
ANALISIS IFAS DAN EFAS PT UNILEVER Tbk
IFAS untuk mengetahui Kekuatan (Strenghs) PT Unilever Tbk Faktor Strategis Promosi Produk yang Efektif
Pemimpin Pasar Consumer Goods Tim Produksi yang Terampil Kerjasama Erat dengan Para Pemasok Jaringan Distribusi Hingga Ke Daerah – Daerah TOTAL
Nilai
4
Bobot Rating Skor
4
0,8
4
0,2 0,2
4
0,8
4
0,2
3
0,6
3
0,6 0,8
4
0,2
4
0,2
4
20
1
3,6
IFAS untuk mengetahui Kelemahan (Weakness) PT Unilever Tbk Faktor Strategis Jumlah Karyawan Yang Tambun Lambatnya Konsolidasi Intern dalam Pengambilan Keputusan Rendahnya Penjualan Terhadap Produk Tertentu Ketidakjelasan Sertifikat Halal Terhadap Produk Tertentu Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar Departemen yang Mempunyai Agenda Jadwal Sendiri – sendiri TOTAL
Nilai Bobot Rating Skor 2
4
0,56
2
0,14 0,14
3
0,42
4
0,29
1
0,29
4
0,29
2
0,58
2
0,14
3
0,42
14
1
2,3
EFAS untuk mengetahui Peluang (Opportunities) PT Unilever Tbk Faktor Strategis Tingginya Kepuasan Konsumen Banyaknya Pemain Pasar Nasional dengan Cara Produksi yang Rendah Stabilitas Ekonomi yang Relatif Baik Tingginya Tingkat Ketergantungan Masyarakat Luasnya Potensial Market TOTAL
Nilai 4
Bobot Rating Skor 4
0,9
3
0,22 0,17
4
0,7
4
0,22
2
0,4
4
0,22
3
0,7
3
0,17
4
0,7
18
1
3,4
EFAS untuk mengetahui Ancaman (Threats) PT Unilever Tbk Faktor Strategis Kenaikan Biaya Bahan Baku Nilai Tukar Rupiah yang Tidak Stabil Maraknya Pemalsuan dan Penyelundupan Produk Cina Pengahapusan Subsidi BBM
Nilai 4
Bobot Rating
Skor
4
0,8
4
0,21 0,21
3
0,6
4
0,21
4
0,8
3
0,16
3
0,5 0,8
Produk Pesaing yang Harganya Lebih Rendah
4
0,21
4
TOTAL
19
1
3,2
MATRIKS SWOT PT UNILEVER Tbk
Analisis Matrik SWOT PT Unilever Tbk 1.
2.
Koordinat Analisis Internal (Skor Total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3 Koordinat Analisis Eksternal (Skor Total Peluang - Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2
1. Strategi SO a. Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada. b. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan dimasa depan. c. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim. d. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW dan SW. e. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan. 2. Strategi WO a. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif. b. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi. c. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan. d. Penguatan struktur permodalan. e. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
3. Strategi ST a. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif dalam hubungan antara pusat dan daerah. b. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan standar yang berlaku. c. Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO). d. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to people”. e. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi. f. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan. 4. Strategi WT a. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan. b. Penguatan sistim manajemen SDM. c. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing perusahaan. d. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional. e. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi. f. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.
STRATEGI PT UNILEVER Tbk DALAM MEMASARKAN PRODUK
1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate) Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus mengembangkan upaya peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka keuangan perusahaan tidak terganggu. 2. Strategi Manajemen Keuangan Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. 3. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.
4. Strategi Manajemen Operasional Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis yang lebih baik kinerjanya. 5. Strategi Manajemen Perusahaan Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Es tea (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Strategi PT Unilever Tbk dalam memasarkan produk Strategi Bisnis Unit (SBU) yang diterapkan oleh PT Unilever Tbk yaitu menciptakan produk baru yang unik dengan harga terjangkau. Strategi bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris yaitu strategi yang di lakukan dengan menambah produk baru yang maqsih terkait dengan produk yang saat ini dan memiliki keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
MATRIKS BCG (Boston Consulting Group) PT UNILEVER Tbk
Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio. Matriks BCG secara grafis menunjukkan perbedaan di antara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks). 1. Stars (Bintang) Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar
.
2. Cash Cows (Sapi Perah) Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen kepada pemegang saham. 3. Dogs (Anjing) Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian.
4. Question Marks (Tanda Tanya) Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Analisis Matriks BCG Pada PT Unilever Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki 2 divisi yaitu Home & Personal Care dan Food & Ice Cream. Berdasarkan Boston Consulting Group (BCG) Matrix, divisi Home & Personal Care memiliki kontribusi terbesar dalam persentase penjualan, yaitu 78% dari total revenue Rp 12.545 Milyar, dengan Growth Rate rata-rata sebesar 22%. Sedangkan divisi Food & Ice Cream hanya 22% dan Growth Rate sebesar 19%. Sesuai dengan diagram BCG Matrix, Divisi Home & Personal Care dianggap sebagai Stars karena memiliki kontribusi pertumbuhan penjualan yang besar dengan pangsa pasar yang relatif besar juga. Contoh produk: Pepsodent, Kecap Bango, Blue Band, Molto, Rinso, Sunlight, Wall’s, Royco, Sari Wangi. Dengan posisi Stars, PT Unilever Indonesia Tbk dapat memilih untuk melakukan strategi seperti Market Penetration, Market Development, Product Development, Backward Integration, Forward Integration, Horizontal Integration. Sedangkan divisi Food & Ice Cream dianggap sebagai Cash Cows karena tingkat pertumbuhan penjualannya lebih rendah tapi mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi. Contoh produk: Axe, Dove, Rexona, Citra, Lux, Buavita, Lifebouy, Super Pel, Clear, Ponds. Di posisi Cash Cows, dapat mencoba melakukan strategi Product Development atau Concentric Diversification. Sedangkan pada posisi Question Mark yaitu posisi yang menyatakan bahwa produk berada di Growth Market yang kuat dan Share Market yang tidak begitu kuat. Contoh produk yang tergolong dalam Question Mark adalah Fair & Lovely, Tresemme, Vaseline, dan Lipton. Dan yang terakhir adalah posisi Dog, posisi ini dimana Growth Market dan Share Market dari suatu produk sama-sama lemah. Sehingga tindakan harus diambil oleh perusahaan agar tidak bangkrut. Contoh produk pada posisi Dog yaitu produk Surf, Cif, dan Domestos.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap perusahaan penghasil produk kebutuhan kontinual masyarakat diatas, yaitu PT Unilever Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa PT Unilever jauh lebih memiliki keunggulan dibandingkan dengan perusahaan lain. PT Unilever selalu berinovasi dalam menciptakan sebuah produk serta terus melakukan pengembangan terhadap produk yang sudah ada. Image yang sudah tercipta pada PT Unilever yang selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman serta memahami kebutuhan masyarakat modern yang kian waktu kian konsumtif dan cenderung lebih selektif terhadap suatu produk yang akan dibeli karena di pasaran produk sejenis dapat diperoleh dengan berbagai macam merk yang cukup kompetitif dalam segi penjualan produknya karena kualitasnya pun bersaing. PT Unilever sangat jeli dalam mengamati pasar dan seolah juga sangat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.
SARAN Saran kami bagi perusahaan adalah seyogyanya perusahaan lebih meningkatkan strategi penjualan produk-produknya dengan cara yang lebih inovatif dan memperbaiki produk dari segi kualitas agar konsumen tidak mudah berpindah ke produk dari brand lain. Pendekatan terhadap konsumen sudah sangat bagus dengan menberikan stimulan-stimulan yang jarang dilakukan oleh perusahaan pesaing. Perlu ada tindak lanjut maupun pengembangan inovasiinovasi baru agar konsumen tidak merasa jenuh dan menghindari percontohan dari perusahaan pesaing. Selalu memperhatikan keamanan maupun kelayakan produk yang akan diberikan atau didistribusikan kepada konsumen, baik melalui berbagai macam bentuk menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia atau seringdi sebut ISO (International Organization for Standardization).
THANKS! CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.