Kak Abatisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (ABATISASI)

A. Pendahuluan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang tersebar di kawasan Asia Tenggara sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, yang dapat menyerang pada semua umur. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko terjangkit penyakit DBD, karena virus penyebab dan nyamuk tersebar baik dirumah maupun tempat2 umum, kecuali ketnggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Oleh karena itu untuk pencegahan diperlukan peran serta masyrakat dalam membasmi jentik/nyamuk penularannya yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Nyamuk Aedes Aegypti adalah nyamuk penular virus Demam Berdarah yang memiliki empat siklus hidup yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa, dengan lama siklus antara satu setengah hinggga tiga minggu. Pencegahan

Demam

Berdarah

paling

ampuh

adalah

dengan

memberantas nyamuk Aedes Aegypti dengan Gerakan menguras, menutup, mengubur (3M), melakukan pengasapan (Fogging) dan Abatisasi dengan larvasida yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, serta penyuluhan kepada masyarakat. Abatisasi adalah suatu kegiatan memberikan zat abate (temefos), suatu zat dari golongan organo fosfat pada media berkembangnya nyamuk untuk membunuh larva nyamuk ataupun insekta lainnya.

B. Latar belakang Abatisasi merupakan cara yang paling ampuh dalam memutuskan siklus kehidupan atau mata rantai dari nyamuk aedes aegypti, karena abate akan bisa membunuh jentik-jentik nyamuk sehingga tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa. Abatisasi dilakukan dengan cara melarutkan abate kedalam media

1

perkembangbiakan nyamuk seperti air tergenang, bak mandi, jambangan bunga, dan bak mandi. Abate tidak efektif untuk sumur dan air mengalir. Agar usaha abatisasi menjadi maksimal maka harus dilaksanakan secara serentak oleh warga di suatu wilayah, dengan pemberian 1 gram abate untuk 10 liter air yang diulang setiap tiga bulan sekali

C. Tujuan umum dan tujuan khusus 1.

Tujuan umum: Mencegah dan menanggulangi kejadian Demam Berdarah

2.

Tujuan khusus: a.

Mengatasi kejadian wabah demam berdarah

b.

Mencegah penyebar an penyakit demam berdarah

c.

Mencegah kasus baru demam berdarah

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan 1.

Kegiatan pokok: memberikan abate kepada warga/mayarakat yang ditemukan adanya jentik-jentik nyamuk di lingkungan atau penampungan air di rumah dan sekitarnya.

2.

Rincian kegiatan: a.

Memberikan Abate

b.

Melakukan pengawasan berkala

E. Cara melaksanakan kegiatan Setelah dipastikan adanya kejadian DBD dan ditemukannya suspek infeksi Dengue, serta ditemukan adanya jentik lebih dari 5% dari jumlah rumah yang dilakukan PE radius 100 meter dari rumah penderita, maka abate diberikan kepada rumah-rumah yang ditemukan terdapat jentik-jentik nyamuk. Abate diberikan dan diulang pemberiannya setiap tiga bulan, disertai dengan penyuluhan tentang pemberantasan sarang nyamuk secara menyeluruh.

F. Sasaran Terlaksananya kegiatan abatisasi setiap bulan dan secara situasional bila ditemukan adanya kasus atau wabah DBD. G. Jadwal pelaksanaan kegiatan

NO

Kegiatan

2018

2

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nop

Des

Abatisasi

Feb

Jan

1

 





















H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan sebulan sekali dilaksanakan oleh penanggung jawab promkes dan membuat laporannya kepada kepala puskesmas. Apabila ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama pelaksana kegiatan harus mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

I. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan Pencatatan harus dilakukan pada setiap petugas yang melaksanakan kegiatan dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan. Pelaporan dilakukan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas melalui Kasubag TU, untuk dikompilasi dengan laporan kegiatan lainnya. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat evaluasi tengah tahun dan rapat evaluasi akhir tahun.

Disahkan oleh, Kepala Puskesmas Ketawang

dr. Wahyu Widiyanti

3