49 1 43KB
Nama : M. Radyan Norhadi Putra, A.Md.Gz NIP
: 19931211 202203 1 001
Gol 2 Angkatan 6 Kelompok 1
Upaya membangun budaya BerAKHLAK dlm melaksanakan tugas sehari-hari sebagai ASN yg profesional pada Puskesmas: 1. Berorientasi pada pelayanan Sebagai ASN dalam praktek berorientasi pelayanan pada di Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada siapapun dalam melayani masyarakat yang datang ke Puskesmas. Ramah dengan penerapan (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun), cekatan, solutif dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan di Puskesmas. Melakukan perbaikan tiada henti dalam memberikan pelayanan di Puskesmas. 2. Akuntabel Sebagai ASN dalam praktek Akuntabel yaitu menggunakan barang milik Puskesmas secara bertanggung jawab, jujur, berintegritas tinggi, efektif dan efesien. Memiliki sifat menjaga dan merawat barang-barang yang dipakai di puskesmas secara bertanggung jawab. Memperhatikan absensi datang dan absensi pulang harus sesuai aturan yang berlaku. 3. Kompeten Sebagai ASN dalam praktek Kompeten yaitu perlunya meningkatkan kompetensi diri untuk siap menghadapi tantangan yang selalu berubah-ubah. Pelayanan di Puskesmas yang mengikuti sesuai SOP akan memberikan pelayanan yang prima. Dan memberikan penyuluhan tentang ilmu dan informasi kesehatan terbaru. Mengerjakan laporan sesuai tugas yang diberikan dan sesuai kompetensi dibidangnya masing-masing. 4. Harmonis Sebagai ASN dalam praktek Harmonis yaitu membangun lingkungan kerja yang kondusif dan saling membantu serta melayani tanpa melihat latar belakang pada saat pelayanan di puskesmas. 5. Loyal Sebagai ASN dalam praktek Loyal yaitu Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945 serta mentaati undang-undang tentang kesehatan yang berlaku. Menjaga nama baik sesama petugas di puskesmas, menjaga nama baik pimpinan yaitu kepala
puskesmas, menjaga nama baik instansi puskesmas tersebut. Menjaga kerahasian rahasia pasien dari pihak yang bukan berkepentingan. 6. Adaptif Sebagai ASN dalam praktek Adaptif yaitu dapat menyesuaikan diri menghadapi perubahan dengan perbaikan terus menerus pelayanan di Puskesmas serta terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas pelayanan di Puskesmas. 7. Kolaboratif Sebagai ASN dalam praktek Kolaboratif yaitu Saling kerjasamanya petugas kesehatan dan non kesehatan yang menjadi pegawai yang bekerja di puskesmas dalam memberikan pelayanan. Terbuka dan memberikan kesempatan kepada lintas sector untuk
berkontribusi
menghasilkan
nilai
tambah
pelayanan
di
Puskesmas.
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama baik pemanfaatan sumber alam maupun sumber daya manusia untuk melakukan kerjasama secara kolaboratif.
Identifikasi potensi penghambat & cara mengatasinya terkait upaya membangun budaya BerAKHLAK dlm melaksanakan tugas sebagai ASN yg profesional No Core Values Penghambat Cara Mengatasi 1 Berorientasi pada Lingkungan kerja yang Melakukan kegiatan yang penuh dengan tekanan bersifat kebersamaan agar pelayanan Sebagai ASN dalam ditambah lagi jumlah dapat saling melakukan praktek berorientasi petugas yang sedikit komunikasi yang baik. pelayanan pada di daripada pasien yang akan Penambahan jumlah Puskesmas memberikan diberikan pelayanan dan petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan komunikasi yang buruk memberikan pelayanan kepada siapapun dalam antara petugas dengan yang prima. melayani masyarakat petugas maupun petugas yang datang ke dengan pasien. Puskesmas. Ramah dengan penerapan (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun), cekatan, solutif dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan di Puskesmas. Melakukan perbaikan tiada henti dalam memberikan pelayanan di Puskesmas. 2 Akuntabel Menggunakan barang Memiliki kesadaran yang Sebagai ASN dalam milik puskesmas secara tinggi atas perbuatan yang praktek Akuntabel yaitu tidak bertanggung jawab melanggar perarturan yang menggunakan barang tidak adanya rasa memiliki berlaku. Saling milik Puskesmas secara barang tersebut untuk mengingatkan sesama bertanggung jawab, merawat. Pelanggaran pegawai yang lain agar jujur, berintegritas yang sudah menjadi pelanggaran tersebut tidak tinggi, efektif dan kebiasaan dikalangan terulang. efesien. Memiliki sifat rekan kerja serta sikap acuh menjaga dan merawat tak acuh sesame pegawai. barang-barang yang dipakai di puskesmas secara bertanggung jawab. Memperhatikan absensi datang dan absensi pulang harus sesuai aturan yang berlaku. 3 Kompeten Merasa kompetensi yang Perlunya mengasah Sebagai ASN dalam dimiliki sudah paling baik kompetensi baik dalam praktek Kompeten yaitu padahal sudah tidak dapat bidang akademis maupun perlunya meningkatkan disandingkan dengan di luar akademis agar kompetensi diri untuk kebutuhan jaman sekarang. bertambahnya mutu siap menghadapi Selalu mau belajar agar kompeten diri. Adanya tantangan yang selalu kompetensi yang dimiliki Lomba penelitian bagi
4
5
6
berubah-ubah. Pelayanan di Puskesmas yang mengikuti sesuai SOP akan memberikan pelayanan yang prima. Dan memberikan penyuluhan tentang ilmu dan informasi kesehatan terbaru. Mengerjakan laporan sesuai tugas yang diberikan dan sesuai kompetensi dibidangnya masing-masing. Harmonis Sebagai ASN dalam praktek Harmonis yaitu membangun lingkungan kerja yang kondusif dan saling membantu serta melayani tanpa melihat latar belakang pada saat pelayanan di puskesmas. Loyal Sebagai ASN dalam praktek Loyal yaitu Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945 serta mentaati undangundang tentang kesehatan yang berlaku. Menjaga nama baik sesama petugas di puskesmas, menjaga nama baik pimpinan yaitu kepala puskesmas, menjaga nama baik instansi puskesmas tersebut. Menjaga kerahasian pasien dari pihak yang bukan berkepentingan. Adaptif Sebagai ASN dalam praktek Adaptif yaitu dapat menyesuaikan diri menghadapi perubahan dengan perbaikan terus menerus pelayanan di
akan cepat berkembang. Pengembangan kompetensi bagi pegawai yang masih kurang dalam hal penelitian, pelatihan maupun pengembangan kompetensi lainnya untuk peningkatan mutu pelayanan.
pegawai dan reward untuk pegawai yang melakukan penelitian dalam bidang mutu pelayanan .
Keterbatasan tatap muka secara langsung dikarenakan masa pandemic covid-19 mengakibatkan jarangnya tatap muka secara langsung komunikasi yang secara langsung.
Keterbatasan tersebut bias di atasi dengan menggunakan komunikasi secara tidak langsung melalui grup WhatsApp, melalui aplikasi zoom untuk rapat bulanan dan rapat lainnya
Pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku dikarenakan ketidak tahuan petugas tentang isi undang-undang kesehatan terbaru. Kurang nya rasa menerima penempatan pada tempat kerja yang baru dikarenakan kurangnya rasa mencintai pekerjaan dan tempat kerja, yang akan mengakibatkan rasa Loyal menurun.
Perlunya sosialisasi kepada pegawai oleh kepala puskesmas tentang undang-undang yang kesehatan terbaru guna meningkatkan pelayanan yang prima. Sikap menerima penempatan yang di pilih saat pendaftaran karena diri sendiri yang memilihnya dengan rasa mencintai pekerjaan dan tempat kerja akan menumbuhkan rasa Loyal pada pimpinan dan sesame pegawai puskesmas.
Kurangnya kemampuan pegawai dalam menerima teknologi terbaru. Kurangnya mengikuti seminar maupun pelatihan terkait pelayanan kesehatan di puskesmas.
Melakukan pembelajaran mandiri maupun bertanya langsung ke rekan kerja lainnya. Mengusulkan seminar maupun pelatihan serta proaktif mencari informasi terbaru untuk
7
Puskesmas serta terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas pelayanan di Puskesmas. Kolaboratif Sebagai ASN dalam praktek Kolaboratif yaitu Saling kerjasamanya petugas kesehatan dan non kesehatan yang menjadi pegawai yang bekerja di puskesmas dalam memberikan pelayanan. Terbuka dan memberikan kesempatan kepada lintas sector untuk berkontribusi menghasilkan nilai tambah pelayanan di Puskesmas. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama baik pemanfaatan sumber alam maupun sumber daya manusia untuk melakukan kerjasama secara kolaboratif.
menunjang pelayanan yang prima.
Sikap tidak mau kerjasama antar petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Kurangnya komunikasi antar puskesmas dengan lintas sector untuk memberikan pelayanan yang saling membantu sesuai bidangnya masingmasing, karena akan sulit terlaksana suatu kegiatan yang harusnya melibatkan lintas sector.
Menguatkan komitmen dengan penanda tanganan saling kerjasama dalam hal memberi pelayanan terbaik. Menjalin hubungan komunikasi antara pimpinan sebagai pemberi kuasa untuk dapat mengatur pegawai untuk saling bekerjasama mencapai pelayanan terbaik.
Learning jurnal (rekaman suara) https://drive.google.com/file/d/1YnZg9T4ia4pNVe38j3DxOgHxVwE9W5ij/view?usp =sharing