Pemeriksaan Darah Lengkap [PDF]

REFRAT ORAL MEDICINE Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap Pembimbing: Dr. Ananta Rurri, drg., Sp.P

41 0 275KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD PDF FILE

Pemeriksaan Darah Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

REFRAT ORAL MEDICINE Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap

Pembimbing: Dr. Ananta Rurri, drg., Sp.PM

Disusun Oleh: Inneke Rachmawaty Syam (2014 – 16 – 167) Ismaeil Bahanan

(2014 – 16 – 168)

Kania Indah Ambarwati

(2014 – 16 – 169)

Kusuma Nabila

(2014 – 16 – 170)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) 2015

PENDAHULUAN

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, mengalir dalam arteri menuju kapiler dan dilanjutkan ke vena, mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan sebagai penghasil energi dan membawa karbondioksida serta limbah lainnya masuk ke jaringan ekskresi untuk dibuang (seperti keringat). (Wikipedia, 2009) Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari 2 komponen yaitu plasma dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping-keping darah), leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah), masing-masing memiliki fungsi dan jumlah berbeda dalam tubuh.1 Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang baik. Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, presentase dari setiap sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Dengan mengatahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, dapat membatu mendiagnosis suatu penyakit. Selain itu pemeriksaan darah lengkap dapat mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam darah, oleh karena itu pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian awal saat pasien berobat di rumah sakit. Selain sebagai pemeriksaan awal, hitung darah lengkap juga kerap dilakukan pada pemeriksaan rutin atau medical check-up. (Wikipedia, 2009) Pemeriksaan hematologi rutin atau darah rutin meliputi 9 jenis pemeriksaan; Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit (White Blood Cell / WBC), Trombosit (platelet), Eritrosit

(Red Blood Cell / RBC), Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC), Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR), Hitung Jenis Leukosit (Diff Count), dan Red Cell Distribution Width (RDW). Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak-anak dan remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian. Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok umur diatas.2 Tujuan penulisan refrat ini adalah memberikan informasi dan mengkaji cara membaca hasil pemeriksaan darah lengkap. Manfaat penulisan refrat ini diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan pembaca terutama praktisi di bidang kedokteran gigi agar dapat memahami dalam membaca interpretasi hasil laboratorium darah lengkap.

INTERPRETASI PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

1. HEMOGLOBIN

Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Melalui fungsi ini maka oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh. (Evelyn, 2009)2 Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indek kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Evelyn, 2009).2,3 Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin.3

Kelompok Umur Bayi baru lahir Bayi umur 1 minggu Bayi umur 1 bulan Anak-anak Pria dewasa Wanita dewasa Ibu Hamil Pria lanjut usia

Batas Nilai Hemoglobin (gm/dL) 17 – 22 15 – 20 11 – 15 11 – 13 14 – 18 12 – 16 11,0 12.4 – 14.9

Wanita lanjut usia

11.7 – 13.8

Tabel 1 Batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin.2

Interpretasi Hasil Pemeriksaan2,3 

Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin, antineoplastic (obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin,



rifampin, dan trimetadion. Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.

Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).2,3

2. TROMBOSIT Trombosit (keping-keping darah) adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks dan tidak berinti. Jumlah trombosit normal dalam darah tepi adalah sekitar 150.000-400.000 sel/mm3 pada orang dewasa dan 150.000-450.000 sel/mm3 pada anak-anak dengan proses pematangan selama 7-10 hari. Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit

dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Peran lain dari trombosit adalah mencegah pendarahan. Apabila terjadi cedera pada pembuluh darah, trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang cedera.4,6 Interpretasi Hasil 

Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada



1.000.000 sel/mm3.5 Trombositopenia Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit kurang dari 200.000/mm3 dalam sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan risiko pendarahan hebat, bahkan dengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil.6 Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit otoimun yang ditandai oleh pembentukan antibodi terhadap trombosit. Misalnya pada :6  Penggantian darah yang masif atau transfuse ganti (karena platelet tidak  

dapat bertahan di dalam darah yang ditransfusikan) Pembedahan bypass kardiopaskuler Keadaan-keadaan yang melibatkan pembekuan dalam pembuluh darah (komplikasi kebidanan, kanker, keracunan darah, akibat bakteri gram negative, kerusakan otak traumatik. Sebab-sebab Trombositopenia sekunder adalah berbagai obat atau infeksi

virus atau bakteri tertentu. Misalnya pada penyakit: 

Infeksi HIV



Obat-obatan (heparin, kunidin,kuinin, antibiotic yang mengandung sulfa,

   

beberapa obat diabetesper-oral, garam emas, rifamicin) Infeksi berat disertai septicemia (keracunan darah) Leukemia kronik pada bayi Limpoma Purpura trombositopenik idiopatik (ITP)6

Trombositosis Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit melebihi atas normal. Penelitian yang dilakukan oleh Matsubara dkk dan Heng melaporkan bahwa penyebab terbanyak trombositosis adalah infeksi, penyakit infeksi terbanyak adalah infeksi sistem respiratori.7

3. HEMATOKRIT Hematokrit merupakan proporsi dan volume dari darah yang terdiri dari sel-sel darah merah.9 Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume/PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. 8 Hematokrit ( HCT ) dinyatakan sebagai persentase. Misalnya, hematokrit 25 % berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Nilai normal hematokrit adalah pada pria 0.400.54/40-54%, pada wanita 0.36-0.46/36-46%, pada bayi baru lahir 0.53-0.69/53-69%. 9,10 Penyebab dari meningkatnya hematokrit diantaranya, anemia (eg, deficiency anemia, aplastic anemia, thalassemia), perdarahan ( perdarahan akut karena trauma, blood loss from trauma , proses destruksi RBC (proses autoimun hemolitik, drug-induced

hemolytic anemia, sickle cell disease, splenomegaly), Bone marrow suppression atau underproduction (leukemia, myelodysplasia, chemotherapy), Malnutrition and nutritional deficiencies (defisiensi folat, vitamin B12 deficiency, kwashiorkor, infeksi, dan kehamilan. Penyebab dari menurunnya hematokrit diantaranya,

dehidrasi, penyakit

jantung kongenital dan hypoxia.9 Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.8 Nilai normal Hematokrit: 8 Anak : 33-38% Laki-laki Dewasa : 40-50% Perempuan Dewasa : 36-44% Penurunan hematokrit, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus peptikum. Peningkatan hematokrit, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.8

4. LEUKOSIT Leukosit atau sel darah putih adalah unit mobile dari sistem pelindung tubuh. Mereka terbentuk sebagian di sumsum tulang (granulosit, monosit dan beberapa limfosit) dan sebagian di dalam jaringan getah bening (limfosit dan sel plasma). 13 Tugas utama leukosit adalah ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain, seperti bakteri yang ada di dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit dikenal sebagai fagosit

Gambar 1 Proses Fagositosis pada Leukosit.14

Karakteristik umum Leukosit Jenis Sel Darah Putih. Enam jenis sel darah putih yang biasanya hadir dalam darah. Diantaranya neutrofil polimorfonuklear, eosinofil polimorfonuklear, basofil polimorfonuklear, monosit, limfosit, dan, kadang-kadang, sel plasma. Selain itu, ada sejumlah besar trombosit, yaitu megakaryocyt. Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap invasi organisme oleh fagositosis. Limfosit dan sel plasma berfungsi terutama dalam kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan fungsi trombosit secara khusus untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah. Manusia dewasa memiliki sekitar 7000 sel darah putih per mikroliter darah (dibandingkan dengan 5 juta sel darah merah). Dari total sel darah putih, persentase normal dari berbagai jenis yang kira-kira sebagai berikut: 13    

Polimorfonuklear eosinofil 2,3% Neutrofil polimorfonuklear 62,0% Basofil polimorfonuklear 0,4% Monosit 5,3%



Limfosit 30,0%

Implikasi Klinik Hitungan WBC kurang dari 4 x 109 / L menunjukkan leukopenia. Hitungan WBC lebih dari 11 x 109 / L menunjukkan leukositosis. Leukopenia terlihat ketika pasokan sel darah putih berkurang akibat infeksi atau pengobatan seperti kemoterapi atau terapi radiasi, atau ketika kelainan sel induk hematopoietik tidak memungkinkan pertumbuhan normal / pematangan dalam sumsum tulang, seperti sindrom myelodysplastic atau leukemia. Leukopenia (penurunan WBC) yang paling sering disebabkan oleh penurunan jumlah neutrofil, disebut sebagai neutropenia. Secara karakteristik, jumlah neutrofil kurang dari 1,5 x 109 / L. Peningkatan WBC yaitu leukositosis, terlihat sebagai respon terhadap infeksi, stres, gangguan inflamasi (disebut leukositosis sebagai reaktif), atau produksi yang abnormal seperti pada leukemia. Peningkatan jumlah WBC dapat disebabkan komponen sel individu atau kombinasi, tergantung pada penyebabnya. Malaise, menggigil, dan demam, yang berkaitan dengan infeksi, secara klinis terlihat di kedua leukopenia dan leukositosis neutrophilik. Leukositosis reaktif dapat diklasifikasikan atas dasar jenis sel darah putih yang terkena. Kriteria serta penyebab umum adalah di bawah ini. Leukositosis neutrofil terjadi ketika neutrofil lebih besar dari 7,5 x 10 9 / L. Penyebab umum adalah sebagai berikut:  

Infeksi bakteri akut Steril nekrosis inflamasi / jaringan terlihat pada infark miokard, luka bakar, luka sobek.

Leukositosis eosinophilic terjadi ketika eosinofil lebih besar dari 0,4 x 10 9 / L. Penyebab umum adalah sebagai berikut: 15   

Gangguan alergi seperti demam asma Infeksi parasite Reaksi obat Leukositosis basophilic terjadi ketika basofil lebih besar dari 0,1 x 10 9 / L.

Penyebab termasuk reaksi alergi langka (IgE mediated). Monositosis terjadi ketika monosit lebih besar dari 0,8 x 109 / L. Penyebab umum meliputi: 15      

Infeksi kronis seperti TBC Endokarditis bakteri Rickettsiosis Malaria Penyakit vaskular kolagen Radang usus Limfositosis terjadi ketika limfosit yang lebih besar dari 3,5 x 10 9 / L. Penyebab

umum adalah sebagai berikut: 15   

Menyertai monositosis Infeksi virus seperti hepatitis A, cytomegalovirus (CMV), virus Epstein-Barr (EBV) Bordetella pertussis.

5. HITUNG ERITROSIT Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. 12 Eritrosit mengalami diferensiasi terminal, tidak memiliki inti dan dipenuhi oleh protein hemoglobin pembawa O2. Seperti kebanyakkan sel darah mamalia, eritrosit manusia yang tertahan dalam suatu medium

isotonic merupakan cakram bikonkaf yang fleksible (gambar ). Sel – sel tersebut berdiameter sekitar 7,5 µm, dengan tebal 2,6 µm di bagian tepi dan tebal hanya 0,75 µm di bagian tengah. Konsentrasi eritrosit normal dalam darah sekitar 3,9-5,5 juta per microliter pada wanita dan 4,1-6 juta per microliter pada pria. 11

GAMBAR 2 Eritrosit manusia normal. 11 Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Cara menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual yaitu menggunakan bilik hitung. Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. 8 Nilai Normal8 Dewasa laki-laki

: 4.50 – 6.50 (x106/μL)

Dewasa perempuan

: 3.80 – 4.80 (x106/μL)

Bayi baru lahir

: 4.30 – 6.30 (x106/μL)

Anak usia 1-3 tahun

: 3.60 – 5.20 (x106/μL)

Anak usia 4-5 tahun

: 3.70 – 5.70 (x106/μL)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Interpretasi Hasil Pemeriksaan8 

Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis,



kehamilan, hidrasi berlebihan. Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskuler.

6. INDEKS ERITROSIT (MCV,MCH,MCHC) Indeks RBC atau yang biasa disebut indeks eritrosit memiliki fungsi utama yaitu sebagai transportasi oksigen melalui peredaran darah. Indeks dimaksudkan untuk memberikan perkiraan ukuran rata-rata eythrocytes yang beredar (mean corpuscular volume, MCV), konsentrasi rata-rata hemoglobin per eritrosit (mean corpuscular hemoglobin konsentrasi, MCHC) dan kuantitas rata-rata hemoglobin dalam eritrosit (mean corpuscular hemoglobin, MCH). Nilai indeks eritrosit berguna untuk mendiagnosis atau mengklasifikasi dan menentukan perawatan pada tiap jenis anemia.16,17 Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks eritrosit diantaranya: 

Mean Corpuscular Volume (MCV)

MCV=Hematokrit/(RBC (in millions) ) x10 Indeks MCV ini memberikan hasil rata rata volume dari sampel eritrosit. Hasil nilai indeks MCV dilaporkan dengan satuan femtoliters (Fl) atau unit per volume 10-15. Nilai noral MCV adalah 80 - 100 femtoliter. MCV menunjukkan ukuran sel darah merah

tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran kecil >100 fL).17,18 

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

MCH=(Hemoglobin (in grams))/(RBC (in millions)) x10 Indeks MCH adalah ukuran dari perkiraan berat haemoglobin dalam sampel eritrosit dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah. Hasil nilai indeks MCH dilaporkan dengan satuan picograms, micro micrograms, atau 1x10-12 gr. Nilai normal dari MCH adalah 27 - 31 picograms/cel.18 

Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration (MCHC)

MCH=(Hemoglobin (in grams))/Hematocrit x10 Indeks

MCHC

adalah ukuran konsentrasi hemoglobin dalam rata-rata sirkulasi eritrosit; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung pada Hb dan Hct. Hasil indeks MCHC dilaporkan dengan satuan gram/desiliter (g/dL). Nilai normal dari MCHC adalah 32 - 36 grams/deciliter.18 MCH dan MCV meningkat pada anemia megaloblastik seperti anemia vitamin B12, dan anemia defisiensi folat, anemia perdarahan akut, anemia hemolitik kronik, anemia aplastic, hiportiroidisme dan penyakit liver. Sedangkan MCH dan MCV menurun

merupakan indikator anemia hypochromic dan mirocytic, hipertiroidisme, anemia defisiensi besi dan α – thalassemia.17 MCHC yang meningkat dikarenakan spherocytosis herediter, artinya bahwa eritrosit berbentuk bulat, atau memiliki bentuk antara bola dan disk cekung. Sedangkan MCHC yang menurun dikarenakan anemia defisiensi zat besi. Memahami hubungan antara MCV, MCH, dan MCHC membantu untuk lebih memahami apa yang terjadi ketika seorang pasien anemia karena hemoglobin yang rendah dalam setiap RBC dan pasien yang mengalami anemia karena jumlah RBC rendah.17

7. ERITROSIT SEDIMENTATION RATE (ESR) / LAJU ENDAP DARAH (LED) Eritrosit Sedimentation Rate ( ESR )/Laju Endap Darah (LED) merupakan indikator non-spesifik aktivitas penyakit dan sering digunakan oleh dokter dalam membantu diagnosis dan tindak lanjut dari banyak gangguan inflamasi, pemeriksaan laboratorium yang paling umum untuk mendeteksi terjadinya inflamasi sistemik dan merupakan tes yang paling sering digunakan untuk diagnosis dan pemantauan dari berbagai kondisi khususnya pada penyakit rematik dan infeksi. Cara menguji ESR adalah dengan mengukur jarak eritrosit yang jatuh dalam kolom vertikal pada darah yang telah diberi antikoagulasi di bawah pengaruh gravitasi selama 1 jam.19,20,22 Nilai normal ESR rata-rata adalah 53,16 ± 4,92 mm / jam. ESR meningkat pada beberapa keadaan fisiologis seperti kehamilan. Namun dapat juga meningkat pada keadaan patologis, biasanya karena peradangan, anemia, paraproteinemia, fibrinogen tinggi, aglutinin dingin, dan dalam beberapa kasus untuk alasan yang tidak diketahui. Secara empiris ,peningkatan ESR dikaitkan dengan peradangan akibat infeksi serta penyebab non - infeksi, seperti rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, nekrosis

jaringan, dan penyakit inflamasi usus. Penurunan ESR dikaitkan dengan sejumlah penyakit darah di mana sel-sel darah merah memiliki bentuk yang tidak teratur atau kecil yang menyebabkan pengendapan lambat. Pada pasien dengan polisitemia, terlalu banyak sel darah merah sehingga mengurangi kekompakan jaringan Rouleau serta menurunkan ESR.20,21,22 8. HITUNG JENIS LEUKOSIT Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masingmasing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl). 8 Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL. 8

Nilai normal leukosit: 8 Dewasa : 4000-10.000/ µL

Bayi / anak Bayi baru lahir

: 9000-12.000/ µL : 9000-30.000/ µL Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Jenis

Nilai normal

Basofil

0,4-1% 40-100/µL

Melebihi nilai normal

Kurang dari nilai normal

inflamasi, leukemia, tahap stress, reaksi hipersensitivitas, penyembuhan infeksi atau

kehamilan, hipertiroidisme

inflamasi Eosinofil

1-3% 100-300/µL

Umumnya pada keadaan

stress, luka bakar, syok,

atopi/ alergi dan infeksi

hiperfungsi adrenokortikal.

parasit Neutrofil

55-70% (2500-7000/µL)

Inflamasi, kerusakan

jaringan, peyakit Hodgkin, autoimun/idiopatik, pengaruh leukemia mielositik,

Bayi Baru Lahir 61% Umur 1 tahun 2% Segmen 50-65% (25006500/µL)

Infeksi virus,

obat-obatan

hemolytic disease of newborn, kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat

Batang 0-5% (0-500/µL) Limfosit

20-40% 1700-3500/µL

infeksi kronis dan virus

kanker, leukemia, gagal ginjal, SLE, pemberian steroid yang berlebihan

BBL 34%

1 th 60% 6 th 42% 12 th 38% Monosit

2-8% 200-600/µL

Infeksi virus, parasit,

Leukemia limfositik, anemia

anemia hemolitik, SLE
100 mm/jam) mempunyai nilai prediksi 90% untuk penyakit berat seperti infeksi penyakit pembuluh darah kolagen, atau keganasan (terutama myeloma). Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl). Red cell distribution widht (RDW atau RCDW) adalah ukuran variasi sel darah merah (RBC) Volume yang dilaporkan sebagai bagian dari perhitungan darah lengkap standar. Evaluasi indeks sel darah merah dapat memberikan informasi status oksigenasi pasien dan berguna dalam mengidentifikasi (atau mempersempit) potensi etiologi terlibat dalam anemia.

REFERENSI

1. Analis R. Makalah Trombosit. Wordpress (Karya Individual). 13 Agustus 2012 (diakses pada 16 Juni 2015). Tersedia di http://www.ridwananalis.wordpress.com 2. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta 2011; 22-23 3. Davis PC. Hemoglobin. MedicineNet (Worldwide web). 4 November 2014 (Diakses tanggal 29 Juni 2015). Tersedia di: http://www.medicinenet.com/hemoglobin/page2.htm 4. Handayani W, Haribowo A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008: 11-12) 5. Unknown. Membaca hasil laboratorium darah rutin. Rhesus Negatif. 3 Mei 2012 (Diakses tanggal 18 Juni 2015). Tersedia di: http://www.rhesusnegatif.com) 6. Widmann F. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 9. Jakarta: EGC; 1989: 118,127-128) 7. Dewi S, Subanada I, Purniti P, Ariawati K. Trombositosis pada pneumonia. Jurnal Ilmu Kesehatan Anak. 2012 Des; 1(1): 19.) 8. Kumala F. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Blogger (karya individu). 4 Mei 2010. (Diakses 19 Juni 2015). Tersedia di: http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-hematologi/ 9. Shiel C.W. Jr. Hematocrit. MedicineNet.com (world wide web). 4 Oktober 2014 (Diakses tanggal 29 Juni 2015). Tersedia di: http://www.medicinenet.com/hematocrit/article.htm#what_is_the_hematocrit 10. O'Leary M.F. Hematocrit. Medscape: drug and diseases (world wide web). 4 September 2014 (Diakses tanggal 29 Juni 2015). Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/article/2054320-overview#a2 11. Mescher, Anthony L. Histologi dasar Junqueira : teks &atlas / penulis, Anthony L. Mescher; alih bahasa, Frans Dany; editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto.Ed. 12.12-Jakarta: EGC, 2011. 12. Leeson, C. Roland. Buku Teks Histologi = Textbook of histologi/C.Roland Lesson, Thomas S. Leeson, Anthony A. Paparo; alih bahasa, Tambayong dkk. - Ed.5. Jakarta: EGC, 1989. 13. Arthur C. Guyton, John E. Hall.—11th ed “Medical Physiology” chapter.33 eleventh edition page: 429 14. http://d3analis2012.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/Tugas2Word.pdf 15. http://emedicine.medscape.com/article/2054452-overview#a2

16. Kim Y., Kim K., dan Park Y. Measurement Techniques for Red Blood Cell Deformability: Recent Advances. Blood Cell – An Overview of Studies in Hematology: Chapter 10. 2012; 167 17. Christensen R.D, Jopling J., Henry E. and Wiedmeier S.E. 2007. The erythrocyte indices of neonates, defined using data from over 12 000 patients in a multihospital health care system. Journal of Perinatology. 18. Muhamad L. Eritrosit (Sel Darah Merah). Blogger (karya individu). 8 Januari 2013 (Diakses 20 Juni 2015). Tersedia di: http://sidedoang.blogspot.com/2013/01/eritrosit-seldarah-merah.html 19. Vennapusa B., Cruz L., Shah H., Michalski V., and Zhang Q. 2011. Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) Measured by the Streck ESR-Auto Plus Is Higher Than With the Sediplast Westergren Method: A Validation Study. American Journal of Clinical Pathology, 135, 386-390. 20. Jeremiah Z.A., Leonard I.,and Ezinma A.C. 15 Februari 2013. Discordantly Elevated Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) and Depressed C-Reactive Protein (CRP) Values in Early Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis Patients in Maiduguri, Nigeria. Open Journal of Blood Diseases, 2013, 3, 74-77. 21. Singh G. 9 Januari 2014. C-reactive protein and erythrocyte sedimentation rate: Continuing role for erythrocyte sedimentation rate. Advances in Biological Chemistry, 2014, 4, 5-9. 22. Brigden L.M. 1 September 1999. Clinical Utility of the Erythrocyte Sedimentation Rate. Am Fam Physician. 1999 Oct 1;60(5):1443-1450. 23. "Red Cell Distribution Width". Family Practice Notebook. Retrieved 18 October 2013 24. RDW-CV and RDW-SD. Med-Health.net (world wide web). 27 Juni 2015 (Diakses tanggal 19 Juni 2015). Tersedia di: http://www.med-health.net/Rdw-Cv-And-RdwSd.html