35 1 120KB
MAKALAH SOSIAL BUDAYA PADA MASA NEONATUS BAYI BALITA Dosen Pengampu : Rahayu Dwi Kanti, S.ST,M.Keb
Disusun oleh : Kelompok 1 Angela Oktapia
P17324420007
Ardila Putri Setiawan
P17324420008
Deyna Choirunnissa
P17324420011
Elvira Putri Azzahra
P17324420015
Hasna Maziyyah
P17324420020
Indryani Safitri
P17324420022
Meyshya Maudy
P17324420028
Nabilah Cinta Sari
P17324420030
Putri Dita Rosmawati
P17324420033
Putri Janisa Wilhelmina
P17324420034
Rena Anzelia
P17324420037
Romlah
P17324420041
Shavana Houri Azzahra
P17324420044
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PRODI KEBIDANAN KARAWANG TAHUN 2020/2021 KATA PENGANTAR 1
Segala puji bagi Allah SWT yang menghiasi nurani hamba-hambanya dengan cahaya hidayah, dan mendidik jiwa mereka dengan keindahan. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Sosial Budaya Pada Masa Neonatus Bayi Balita” guna menyelesaikan tugas mata kuliah Kebidanan. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad S.A.W . Semoga sejahtera tetap terlimpahkan untuk keluarga baginda, Para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan.
Karawang, 1 Desember 2020
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI ii BAB 1 4 A.Latar Belakang
4
B.Rumusan Masalah
4
BAB II PEMBAHASAN
7
A. Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir
7
B. Perkembangan aspek sosial budaya tersebut pada masa sekarang BAB III PENUTUP A.Kesimpulan B. Saran
11
11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I PENDAHULUAN 3
7
A. Latar Belakang Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah berbagai perlakuan yang diberikan pada bayi baru lahir yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari
atau
tidak,
faktor-faktor
kepercayaan
dan
pengetahuan
budaya
seperti berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan bayi. Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Terutama yang berkaitan dengan aspek sosial budaya pada bayi baru lahir.
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir? 2. Bagaimana perkembangan aspek sosial budaya tersebut pada masa sekarang?
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir. 2. Untuk mengetahui perkembangan aspek sosial budaya tersebut pada masa sekarang.
BAB II 4
PEMBAHASAN
A. Aspek Sosial Budaya Pada Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang normal (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dengan panjang 45-55 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 % dari berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika seorang bayi yang baru lahir memerlukan perawatan yang baik dari ibu. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku dan berbagai budaya ada. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai bayi baru lahir. Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir.
Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL) BBL atau Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut : a) Berat badan 2500-4000 gram b) Panjang badan 48-52 cm c) Lingkar badan 30-38 cm d) Lingkar kepala 33-35 cm e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.
5
f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turunsampai 40 x/menit. g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa. h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna. i) Kuku agak panjang dan lemas. j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan). k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk. m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam. Pada kongres “EUROPEAN PERINATAL MEDICINE II’ di London tahun 1970, diusulkan defenisi BBLR sebagai berikut : 1) Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu (249 hari). 2) Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 sampai empat puluh dua minggu (259 sampai 293 hari). 3) Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih). Mitos di Daerah Banten Sebagian besar masyarakat Banten sudah banyak yang meninggalkan mitos atau aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir. Namun, masih ada beberapa orang yang 6
mempercayai mitos tersebut. Mitos atau aspek budaya yang masih dipercayai dan diyakini yaitu : 1. Kepala bayi dipakai asem dan kencur agar bayi tidak flu 2. Pusar bayi yang baru lepas tali pusat nya ditindih pakai uang logam agar tidak bodong 3. Cabe di tusuk ke pipi agar ada lesung pipi 4. Di tempat tidur bayi di simpan cermin, sapu lidi, al-quran agar roh-roh jahat takut. 5. Buat api unggun di samping rumah agar bayi hangat dan menguris roh-roh jahat. 6. Baby walker dapat membantu anak belajar jalan 7. Tumbuh gigi bisa menyebabkan bayi demam. 8. Perut bayi di ikat pakai gurita agar membentuk pinggang.
B. Perkembangan Aspek Sosial Budaya tersebut pada Masa Sekarang Aspek sosial pada bayi baru lahir tersebut merupakan kebudayaan yang turun temurun. Budaya tersebut masih berlangsung hingga saat ini, tetapi hanya sebagian orang yang melakukannya tergantung pada permintaan keluarga. Hal tersebut karena masyarakat telah mengikuti perkembangan zaman.
7
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat masih mempercayai mitos-mitos yang kebenarannya kadang tidak masuk akal bahkan ada yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perawatan bayi baru lahir. Bidan berperan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh masyarakatterkhusus bagi para ibu nifas agar dapat memberikanyang terbaik untuk sang bayi.Materi penyuluhan ialah yang berkaitan dengan mitos-mitos yang merugikan sedangkankita memberikan bimbingan pada masyarakat tentang mitos baik yang tetap diyakini agartak ada kesalahpahaman dalam mengartikan mitos yang ada. Karena kebudayaan antarasuatu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda. B. Saran Sebagai masyarakat yang baik seharusnya cermat dalam memilih perawatan BBL. Aspek-aspek sosial budaya yang membahayakan bagi kesehatan BBL seharusnya tidak dilakukan. Dalam menghadapi mitos-mitos yang telah berkembang di masyarakat, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://hany96.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/01/06/aspek-sosial-budaya/ https://www.scribd.com/document/372481771/Aspek-Sosial-Budaya-Yang-Berkaitan-Dengan-BayiBaru-Lahir https://www.carinfomu.com/2015/01/makalah-bbl-aspek-sosial-budaya-pada.html?m=1
9