41 1 80KB
COST BASED DECISION MAKING (TARGET COSTING, KAIZEN, LIFE CYCLE COSTING, TOC)
Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan penentuan biaya berdasaskan target (target costing), dimana perusahaan menentukan biaya (contohnya target) yang diperbolehkan untuk produk dan jasa, pada sebuah harga pasar yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat
mendapatkan laba yang diinginkan: Biaya target = Harga kompetitif – Laba yang diinginkan Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target: 1. Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen biaya yang lebih maju seperti pembiayaan berbasis aktivitas, dan mencari produktivitas yang lebih tinggi. 2. Dengan mendesain ulang produk atau jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyak perusahaan karena menunjukkan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap desain, penghematan
yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin. Penerapan sebuah pendekatan penentuan biaya berdasarkan target melibatkan lima tahap berikut: 1. Penentuan harga pasar. 2. Penentuan laba yang diinginkan. 3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan. 4. Penggunaan rekayasa nilai (value engineering) untuk mengidentifikasi cara-cara untuk
menghemat biaya produk. 5. Penggunaan biaya kaizen dan kendali operasional untuk penghematan biaya secara lebih baik. Rekayasa nilai (value engineering) digunakan dalam penentuan biaya berdasarkan target untuk menekan biaya produk dengan menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk (jenis fitur produk yang berbeda) dan biaya total produk. Langkah pertama yang penting dalam rekayasa nilai adalah untuk melakukan analisis pelanggan selama tahap desain dari produk baru atau yang diperbaiki. Analisis pelanggan mengidentifikasi preferensi penting pelanggan yang menentukan
fungsi yang diinginkan untuk produk yang baru. Kaizen berarti perbaikan secara terus-menerus, yaitu, pencarian yang sedang berlangsung dalam mencari cara baru untuk menekan biaya dalam proses pembuatan sebuah produk denagn desain dan fungsionalitas yang ada. Toyota dan sejumlah kecil perusahaan-perusahaan lain adalah pemimpin dalam penerapan perbaikan yang berkelanjutan. Toyota menggunakan kaizen untuk menekan biaya produksi pada kendaraan hybrid, sehingga dapat menurunkan penggunaan
premium yang saat ini digunakan untuk menjalankan kendaraan ini. Hubungan antara penentuan biaya berdasarkan target dan kaizen: Harga dianggap stabil atau menurun dari waktu ke waktu bagi perusahaan-perusahaan dimana penentuan biaya berdasarkan
target dianggap cocok untuk digunakan mengingat persaingan yang ketat pada harga, kualitas produk dan fungsi produk. Perusahaan-perusahaan ini menanggapi tekanan persaingan dengan mendesain ulang produk mereka secara berkala dengan menggunakan penentuan biaya berdasarkan target untuk menekan harga produk dan meningkatkan nilai produk-produk tersebut secara berkesinambungan. Periode waktu antara desain ulang produk adalah sekitar siklus hidup penjualan produk. Pada saat di antara desain ulang produk, perusahaan menggunakan kaizen untuk menekan biaya produk dalam proses produksi melalui penyederhanaan jarring-jaring pasokan dan meningkatkan baik metode produksi dan program produktivitas. Dengan demikian, penentuan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah metode pelengkap yang digunakan untuk menekan biaya dan meningkatkan nilai secara berkelanjutan. Penentuan biaya berdasarkan target dapat menguntungkan karena berikut ini: 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai desain yang berfokus pada nilai pelanggan. 2. Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien. 3. Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produk baru atau yang telah dirancang ulang. 4. Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk, melalui koordinasi desain yang telah ditingkatkan, produksi, dan manajer pemasaran. 5. Dapat membantu menyediakan sebuah batasan persaingan pada waktu resesi ekonomi. 6. Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desain telah ditingkatkan secara cermat dan isu-isu produksi dipertimbangkan secara tegas pada tahap
desain. Salah satu metode kunci yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan, yaitu teori kendala (TOC). Teori kendala (TOC) dikembangkan untuk membantu manajer mengurangi waktu siklus dan biaya operasional. Sebelum TOC, manajer sering memberikan usaha untuk menngkatkan efiisensi dan kecepatan melalui keseluruhan proses produksi daripada memfokuskan perhatian hanya pada kegiatan-kegiatan jadi kendala (seperti hambatan) dalam proses yang ada. Kendala (constraints) adalah kegiatan yang memeperlambat total siklus produk. TOC telah mengalihkan perhatian untuk meningkatkan kecepatan pada kendala yang menyebabakan sebuah penurunan yang menguntungkan dalam keseluruhan siklus waktu dan persediaan. TOC bisa dibandingkan terhadap produksi tepat waktu (just-in-time-JIT) yang pada keduanya ditujukan untuk mengurangi waktu siklus dan mengurangi tingkat persediaan. JIT menyelesaikan ini dengan metode yang mengkoordinasikan proses produksi sehingga bahan baku tersedia tepat waktu untuk proses tersebut dan menigkatkan keceptaan pemprosesan serta mengurangi atau menghilangkan
persediaan. Analisis TOC memiliki lima tahapan: 1. Mengidentifikasi kendala.
2. Menentukan komposisi produk yang paling menguntungkan ketika dihadapkan pada kendala yang ada. 3. Memaksimalkan arus melalui kendala yang ada. 4. Menambah kapasitas pada kendala. 5. Mendesain ulang proses produksi untuk fleksibilitas dan waktu siklus yang cepat. Ketika perusahaan berfokus pada peningkatan waktu siklus, menghilangkan hambatan, dan meningkatkan kecepatan pengiriman, pengukuran evaluasi kinerja tindakan juga berfokus pada factor-faktor keberhasilan yang kritis. Pendekatan yang umum adalah untuk melaporkan batas keluaran sebagimana data operasional yang terpilih dalam sebuah laporan terkendala. Laporan TOC bergunakan untuk mengidentifikasi produk yang paling menguntungkan dan untuk memantau
keberhasilan dalam mencapai factor keberhasilan yang kritis. Perusahaan yang menggunakan manajemen biaya seperti penetuan biaya berdasarkan target dan teori kendala yang umumnya menggunakan pembiayaan berbasis aktivitas (ABC). ABC digunakan untuk menilai peluang laba produk, sebagaimana seperti TOC digunakan yang telah dijelaskan sebelumnya.Perbedaanya adalah bahwa TOC mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis peluang laba sementara pebiyaan ABC mengembangkan suatu analisis jangka panjang. Analisis TOC memiliki focus jangka pendek karena penekanannya hanya pada biaya bahan terkait saja, sedangkan ABC meliputi semua biaya produk disisi lain seperti TOC, ABC tidak secara eksplisit menyertakan kendala sumberdaya dan kapasistas kegiatan produksi. Jadi, ABC tidak dapat digunakan untuk menentukan komposisi produk jangka pendek terbaik.ABC dan TOC dengan demikian merupakan metode komplementer; ABC menyediakan suatu analisisi komperhensif dani pengungkit biaya dan biaya unit akurat sebagai dasar untuk keputusan strategis tetang penetepan harga jangka panjang dan komposisi produk.Sebaliknya, TOC memberikan metode yang berguna untuk meningkatkan peluang laba jangka pendek dari pabrik melalui penyesuaian komposisi produk jangka pendek dan melalui perhatian terhadap kendala
produksi. Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga : Yang pertama adalah keputusan pesanan khusus yang dijelaskan pada Bab IIdi mana suatu peluang penjualan tidak berulang muncul, harga yang tepat dalam hal ini didasarkan pada analisis biaya relevan dan analisis strategi. Konteks kedua adalah penentuan biaya berdasarkan targetdijelasakn sebelumnya dalam baba ini di mana perusahan menghadapi sebuah harga pasar dan menetukan bagiamana untuk mencapai tingkat biaya yang diperlukan untuk membuat keuntungan, mengunakan desain produk dan kaizen. Jenis ketiga pengambilan keputusan harga-yang tidak melibatkan pesanan khusus atau harga yang ditetantuakn pasar-adalah focus bagian ini. Ini adalah, keputusan harga stategisjangka panjang yang menghadapi banyak manajer. Hal-hal tersebut adalah keputusan yang rumit melibatkan isu-
isu strategis dan penggunaan informasi biaya dengan sangat teliti. Untuk memabntu dalam pengambilan keputusan harga ini, akuntan manajemen mempersiapkan informasi biaya dari persepktif siklus hidup biaya, siklus hidup penjualan dan penggunaan metode penetapan harga
berbasis analisis. Penetapan harga berbasis biaya adalah pendekatan umum untuk perusahaan manufaktur dan jasa. Mereka adalah yang bersaing pada informasi biaya yang mengunakan kepemimpinan biaya (cost leadershhip) untuk meningkatkan efisinensi operasional untuk menurunkan biaya dan harga. Harga ditetapkan oleh produsen yang paling efisien: perusahan-perusahan yang berkompetisi
pada diferensiasi memiliki kewenangan lebih besar dalam menentukan harga. Informasi biaya untuk penetapan harga umumnya didasarkan pada salah satu dari empat metode yang ada: (1) biaya produksi penuh ditambah keniakan harga, (2) biaya siklus hidup ditmabah kenaikan harga, (3) biaya penuh dan persentase batas kotor yang diinginkan, dan (4) biaya penuh
ditambah pengambilan asset yang diinginkan. Penetapan harga startegis tergantung pada posisi produk datu jasa dalam siklus hidup penjualan. Ketikasiklus hidup penjalan menjadi lebih pendek (hanya terjadi untuk beberapa bulan di bebrapa industry seperti industry barang elektronik), analisis siklus hidup penjualan makin penting. Berbeda dengan siklus hidup biaya sperti yang pernah dijelasakan, siklus hidup penjualan mengacu pada tahap penjualan produk atau jasa dipasar, dari pengenalan produk atau jasa hingga pada penurunan dan penarikan produk dari pasar. 1. tahap pertama: pengenalan. Tahapa pertama melibatkan sedikit persaingan, dan penjualan naik perlahan-lahan ketika pelanggan sadar akan adanya produk atau jasa yang baru. Biaya relatif tinggi karena tingginya pengeluaran dan biaya modal untuk mengatur fasilitas produk dan usaha-usaha pemasaran. Harga relatif tinggi karena diferensiasi produk dan biaya yang tinggi pada tahap ini. Keberagaman produk masih terbatas. 2. tahap dua: pertumbuhan. Penjualan mulai meningkat dengan cepat seperti halnya keberagaman produk. Produk terus menikmati mafaat dari diferensiasi. Kompetisi meningkat, dan harga mulai jatuh. 3. tahap ketiga: Jatuh Tempo. Penjualan masih meningkat tetapi pada atingkat yang menurun. Menurunnya jumlah pesaing dan keberagaman produk. Harga jatuh lebih jauh, dan diferensiasitidak lagi penting. Persaingan didasarkan pada kualitas biaya dan fungsionalitas yang bersaing. 4. Tahap empat: Penurunan Penjualan. Penjualan dan harga terus menurun, seperti halnya jumlah pesaing. Pengendalian biaya dan jaringan distribusi yang efektif adalah kunci untuk
keberlangsungan siklus hidup produk. Pendekatan penetapan harga stategis terus berubah pada siklus hidup produk atau jasa. Pada tahap pertama, penetapan harga ditetapkan relatif tinggi untuk menutup biaya pengembangan dan
untuk mengambil keuntungan dari diferensiasi produk dan permintaan baru terhadap produk tersebut. Pada tahap kedua, penetapan harga cenderung tetap tinggi sebagiamana perusahaan berupaya untuk membangun peluang laba di pasar yang sedang berkembang pada tahap terakhir, penetapan harga menjadi lebih kompetitif, dan penetuan biaya berdasarkan target serta metode penentuan biaya siklus hidup digunakan ketika perusahaan menjadi lebih bersikap mengikuti harga daripada menetapakan harga dan membuat upaya-upayauntuk mengurangi biaya hulu dan hilir.