131 3 10MB
Dutch Pages [68]
KENANGANKU UNTUK A N A N D A TERTJINTA
TJUT MIKZADEWI KESÜMA JANG
TELAH
PADA TAHUN
PERGI
DJAUH
1961, T A N G G A L H A R l Banda
Atjeh.
10 Agustus
INI. 1972.
ATJEH jang ka ja Budaja CHch: T. Alibasjah Talsya.
Pearrbit : P U S T A K A MEUTXA — Banda Atjeh Djalan Sibola;a 2
J Hak tjipta pada Penjusun.
— 3 — SAMBUTAN K E T U A U M U M PANITIA PUSAT P E K A N K E B U D A J A A N A T J E H KE-II. Suatu kesempatan baik jang djarang terdjadi untuk dinikmati oleli setiap orang, baik para pengundjung dari dalam dan luar daerah, maupun kaum wisatawan luarnegeri, akan ditemui pada tanggal 20 Agustus s/d 2 September 1972 di Banda Atjeh, dalam arena Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II (The 2nd Atjeh Cultural Festival). Pesta budaja jang bersemarak ini padat dengan bcrbagai upatjara2 tradisionil dan aneka djenis pertundjukan kesenian, masing2 dengan tjorak dan tjirinja jang chas, jang akan mengungkapi wadjah dan tata-variasi kehidupan budaja Rakjat Atjeh sedjak zamau dahulu. Panitia Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II jang pembentukannja dilakukan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Daerah Istimewa Atjeh tanggal 25 Pebruari 1972 No. 38/1972, berthema Kebudajaan Dalam Rangka Pembangunan dan merupakan rangkaian daripada partisipasi aktif Rakjat Atjeh menundjang usaha2 pembangunan Nasional dan pembangunan Daerah. Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II jang telah dimufakati oleh Pimpinan Pemerintah Daerah, para unsur Muspida dan pemuka2 masjarakat Atjeh dengan restu Bapak Presiden R.I. ini, bertumnu pada titiktolak landasan idiilnja Pantjasila, landasan konstitusionil U U D 1945 dan landasan strukturil Negara Kesatuan Republik Indonesia jane: kokoh bersatu, bernedoman pada Pantja Krida Kabinet Pembangunan R.I. iantï dewasa ini merupakan program perdjuangan scluruh lanisan masiarakat Bangsa kita. AtVh ians: terbuka. madbi dan modern denman tata kehidunan ma^ïarakatnia ians; adil dan makmur merupakan pula titiktudjuan Pekan Kebudajaan Atieh ke-II. Didalam buku A T I E H JANG K A TA BTIDATA ini, pengarangnja mendjelaskan kepada pembatia berbasrai2 d'*enis ke^enï^n Rakjat Atjeh untuk mendjadi pengetahuan atau bahan pelengkap bagi setiap orang jang berminat untuk ini. Kami menghargai karya pengarangnja dan karena terbitnja bertepatan pada saat2 Pekan Kebudajaan Atieh ke-II berlangsung maka Kami mcnjampaikan utjapan terimakasih Panitia setinggi2nja. Banda Atjeh, 20 Agustus 1972, KETUA UMUM Panitia Pusat Pekan Kebudajaan Atjeh Ke-II (Drs. M A R Z U K I NJAKMAN) r
Wakil Gubernur Kepala Daerah
— 5 —
KAJA BUDAJA
ATJEH
B d a jnalaaa terang p u r n a n u , deaa2 di T a n a h A t j e h senaiiberlangir suasana p e s m j a a g meriah, aobingga begitu i n - a h n j a maKim2 begmi, k e r a p k a h membuat p a r a wt&ataron tertjeog»ng2 mengagurniaja. D j j a sencija telah berdjabat b r a t m a k m , Rakjat Atjeh raeaghadap, berbaga, kestoukan m a i a n i j a n g berlangir a n i a i J ^ c l e r a m a t a d a n pelerai hati, berupa aneka rag^fce^S tan2 j a n g mdah gemaiai d a n njanjjan j a a g l e m b u t m e m iXfeoaxa menggema dari berbagai pendjuru desa S e m u a j a a g berkumandang dan semua j a n g terpandane iltt k a j a r a j a dengan keindahan d a n v a r i a s i , k a r e a a d i a m p i n ï , a n a n dan njanjian peidjuangan, sadjak2 romantis meaambah Siorumnja kesegaran inalam, M a i a h a n , kelompok2 dara j a a g memunbuk padi, ü u p u n uoerapakan « u a t u fatamorgana paling romantis. B u n j i a l u £ e :umpa lesung bersahut2an m a i n g 2 dengan lentun i r a m a berbedaZ, diselang-selmg tawariang d a n sendagurau p a r a «adfe S
•ÏÏL ^toja
*j ' *i ^ B a n h a r u m bunga tjempaka d a r i sanggul2 l é b a t b e n j a m pwr wangi m a j a n g pinang j a n g sedang tmengorak kelopaknia ^ . T l - S^i2kehidupan malam A T J E H J A N G K A J A S
dl
tUmbUt
d
G
W
a
S
a
d
e
a
i
g
a
n
Se
m
ch
alan
tm
Semua j a n g dilihat indah sekab', segala j a n g didengar m e r Jimja sangat mengasjikkan bagi mata ,dan hati seorang penga; i t m keindahan. &
v
ö
K a m i s a d j i k a n b u k u A T J E H K A J A B U D A J A ini seba# u adjakan supaja Andïa djuga turnt bersama k a m i ' seseitah, hadir d -tengah2 indahnja tari, ditjelah2 i n d a h n i a n j a j i J a n disela2 segarnja wangi desa2 A T J E H J A N G K A J A B U DAJA. l
Banda Atjeh, t ö A g u s t u s 1972
n
Penjusua
:
— 6 —
E E N T J O N G Rentjong menduduki tempat jang penting ,dan memegang peranan besur didalam sedjarah perdjuangan rakjat Atjeh setiap zaman, semeradjak masa dahulu hingga dalam perdjuangan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena rentjong memipakan djuga setagai lambang keperwiraan dan bentuknja sangat in'dah, maka rakjat Atjeh umumnja menjisip sendjata ini dipinggang kemanapun merefea, pergi. la terbuat dari besi, bermata tadjam dan udjungnja runtjfag. Supaja mudah mentjabutnja mendadak bila diperlukan sebagai sendjata pertahanan, maka lazimnja rentjong disisipkan dipinggang bahagian kiri depan dan kadang2 pada bahagian pusat.
Bentuknja bukan sadja muridjian dari para pendengar. Apabüa Tjèh pertama selesai bemasip dalam suatu babak, maka Tjch seorang lagi menjambuuvja dengan kisah2 jang mirip dengan kisah Tjéh terdahulu. Dalam babak selandjutnja, Tjéh pertsma dipersilakan lagi untuk mengisahkan sesuatu .peristiwa lain, dan selesai itu, Tjèh kedua menjambut lagi dtengan kisah2 jang lain. Pu.itjak daripada peitandingan Nasip ialah ketika Tjéh pertama menguraikan sesuatu kisah, kadang2 berupa tek^teki jang pelik jang harus mampu dkljawab oleh Tjch lawannja setjara tepat. Kemudian Tjèh kedua mengutjapkan pula kisah2 jang pelik, tintuk didjawab oleh Tjch pertama. Disin'ilah terletak keindahan seni Nasip. Karena riwajat, uraian dan soal djawab didalam Nasip düakukan dengan k. a2 bersandjak maka setiap seniman Nasip adalah orang jang memiliki keahlian sastra Atjeh disamping kemahiran m?njusun rangkuman sadjak demi sadjak dan harus banjak menguasai setiap persoalan. Pembantu Tjèh jang mendampingi Tjèh merupakan peanoeri bahan büa Tjèh tidak mampu menjelesaikan sesuatu djawaban dan sering pula dia bertmdak mengambil alih sesuatu babak apabüa dianggapnjn Tjch sudah terlalu lelah ataupun ku rang lantjar didalam pcranannja. Nasip tidak merupakan soal djawab sadjak serangkum demi serangkum akan tetapi djika seorang Tjch selesai mengulaikan sesuatu masaalah hingga selesai jang memakan waktu hampir seöengah djam hunanja, barulah Tjch jang lain menjanabutnja dengan menggunakan waktu jang hampir sama.
— 41 — HADIH MADJA Üitcngah2 penghidupan rakjat Atjeh sedjak zaman dahulu hingga sekarang hidup subur berbagai peribahasa jang disebut Hadih •Madja atau Narit Madja. Hadih Madja atau Narit Madja merupakan rangkaian kalimat2 singkat tetapi mengandung arti jang padat dan djitu dengan tamsiian2 j a n g sangart mendaiam, sehingga ada diantaranja jang terlalu pelik untuk dapat dimengerti oleh awam. Tuturkata didalam upatjara2 adat, terutama jang menjangkut adat peikawinan penuh diselingi dengan utjapan2 Hadih Madja jang kaja dengan anekaragam variasi dan luas sekali pengertiannja, sehingga mempertinggi mutu dari upatjara2. Kalimat2 dari Hadih Madja tidak difahamkan menurut tatabahasanja, akan tetapi ditafsirkan dengan pengertian jang tersirat. Beberapa Hadih Madja kita terakan dibawah ini: Hadih Hadja: Keubeue pok keunambam, Leumoë pok taloë. Artinja : Kerbau menanduk tambang, sapi menanduk tali. -Maksudnja : Seseorang jang bersikap engkar terhadap sesuatu jang mestinja harus diterima dengan wadjar. Hadih Madja: Ban laku g e u p é h geundrang meunan tanari. Artinja : Seperti bunji genderang, begitu pula gerak tari. Maksudnja : Seseorang harus menjesuaikan diri dengan suasana. Hadih Madja: Lagèe aleue tan rantè. Artinja : Seperti lantai (bambubelah) Maksudnja : Katjaubalau, tidak teratur.
tak terikat.
Hadih Madja: Lagèe geutjok gunong ateueh ulèe. Artinja : Seperti dipindahkan gunung dari atas kepala. Maksudnja : Keiegaan, karena sesuatu masaalah pelik sudah teratasi. Hadih Madja: Lagèe tjawan keureudja. Artinja : Seperti mangkok dalam peralatan. Maksudnja : Seseorang jang tidak memelihara marwah diri, terombangambing oleh kcpentingan orang lain. Hadih Madja: Panjang iku. Artinja : Pandjang ekor. Maksudnja : Seseorang jang sombong atau serakah.
— 43 — GEUDEUE-GEUDEUE. Geudeue-geudeue atau disebut djuga Duè-duè ialah permainan ketangkasan jang terdapat dibahagian Atjeh Pidie. Disamping ketangkasan, gesit, keberanian dan ketabahan pemain geudeue-geudeue harus bertubuh tegap dan kuat. Permainan ini kadang2 menimbulkan akibat, karena ia merupakan adu kekuatan jang kadang2 mengerikan. Tjara memainkannja, ialah seorang jang berbadan tegap tampil diarena. Ia menantang dua orang lain jang djuga bertubuh tegap. Pihak pertama mengadjak (tuëng) pihak kedua jang terdiri dari 2 orang supaja menjerbu kepadanja. Ketika terdjadi penjerbuan, pihak perlama memukul dan menghempaskan penjerangnja (pok), sedangkan pihak jang pok (pihak kedua) menghempaskan pihak jang pertama. Dalam tiap2 permainan bertindak 4 orang djuru pemisah jang disebut „ureueng sèumubla" (djuri), jang berdiri selangseling mengawasi setiap pemain. Permainan ini sering dipertandingkan antara kampung dengan kampung dan kadang2 antara perseorangan jang berlangsung sore ataupun malam hari. Maksud permainan geudeue-geudeue ialah untuk peningkatan ketangkasan dan pemupuk ketahanan djiwa supaja berani.
— 44 — HABA
DJAMEUEN
Pada malam hari pcnduduk berkumpul dimeunasah2 untuk sembah: jang berdjema'ah, kemudian mendengar kuliah2 agama dan trv.ngku2 (orang alim). Setelah atjara2 pokok ini selesai, mereka duduk berbondong2, sebahagian membatja hikajat kisah2 lama, baik jang berthema roman2 pertjintaan, sedjarah kepahlawanan, petundjuk2 tentang Agama dan lain2 sebagainja. Disamping itu ada pula kelompok2 jang duduk berbei.... berscnda gurau setjara bebas.
an
Setelah selesai sembah jang 'isja mereka pulang kerumah sing2.
ia-
Anak2 muda jang belum berumah tangga tidur dirneunas; Hikajat2 jang mengatjarai \vaktu2 senggang mereka banjak terdapat di Atjeh, sehingga daerah ini terkenal pula dengan kekajaan literaturnja. Disamping hikajat, ditiap2 kampung terdapat ahli2 jang pandaj bertjerita, jang mengisahkan peristiwa2 masa lalu, baik kedjadian2 j g sestingguhnjn maupun tjerita2 jang bersifat legende; dalam bahasa Atjeh disebut „haba djameuen". Semua tjerita ataupun legende jang dikisahkan berthema pendidikan, keimanan, semangat satria, roman dan pula tamsil ibarat jang berguna, terutama bagi anak2 muda dan kanak2. Salah satu diantara haba djameuen jang terkenal di Atjeh ialah kisah Srang Manjang, jang meriuajatkan pendurhakaan six^rang anak terhadap orangtuanja, sehingga ia mengalami malapetaka. mendjadi batu.
— 45 — HIKAJAT P R A N G SABI. Di-tengah2 ket j a m u k n j a peperangan dahsjat antara B e l a n i a dan A t j e h j a n g b e r m u i a pada tanggal 26 Maret 1873, tamp i l l a h seorang U l a m a s a s t r a w a n besar bernama T e u n g k u H a d j i M u h a m m a d P a n t é Kiüti, j a n g kemudian terkenal dengan nama Teungku T j h i k P a n t é K u l u . Rebau mempersembahkan sebuah k a r j a n j a j a n g besar kepada rakjat j a n g sedang berdjuang, berupa tjiptaan sebuah HUtajat P r a n g Sabi. Hikajat tersebut apabila dibatja m a k a setrjara sertamerta mentjetuskan njala semangau j a n g b e r - k c b a r 2 dan m e l a h i r k a n gairah untuk sjahid d i d a l a m dada segenap pendengamja. K e t i k a B e l a n d a menduduki T a n a h A t j e h , H i k a j a t P r a n g Sabi disita dan penduduk diautjam hukuman apabila membat j a n ja. Oleh karena ifulah m a k a naskah H i k a j a t P r a n g Sabi amat baht memperolehnja sekarang, ketjuali j a n g tersembunji dipelosok2 desa. H i k a j a t tersebut, j a n g bagi R a k j a t A t j e h merupakan tjeme.fi j a n g meletjut hati d a n semangatnja untuk berperang metntdju mati sjahid, terbagi dalam 4 buah k i s a h , j a k n i : 1. 2. P -t.
Kisah Kisah Kisah Kisah
'Ainal Mardliah. P a s u k a n Gadjah, Sa'id Salmy, dan M u h a m m a d A m in.
Semua k i s a h dituturkan dengan bersadjak jang amat gi nilai sastranja. Beberapa baris d a r i H i k a j a t P r a n g Sabi berbunji : H a n t o m lón eue sigala n a n g g r o ë Sibagoi njoë h é j a Saidi "Ainal M a r d l i a h that s a m l a k o ë D i j u b l a n g è t njoë tan na sabc. Handjeuet s i k a l i t a n g i ë n g muka L e u b u i m a t a lazat beureuhi Handjeuet lón peugah sipheuet anggota R a b b u l ' a l a njang meungeutahwi Djibeudoh tjahja. h u ë m e u p u s é n g H a n a bande sigala h a n g g r i
ting-
— 46 — Habéh lön kalon sianeka Lazat teuka djaroë gaki Reubah lé sinan lön teuhanta üjipot Imgka lé putroë ti Djiseupreuek ië mawoë deungon 'athar Bè sjeuruga 'adjib sikali Po sainioinüë aum pot iingka Kipah meutia intan meuduri 'Oh tröih mav/oë nibak badan Njawong lön tuwan sang keumbali Lön beudoh lé duëk teusimpan Putroë intan kanan kiri 'Ainal Mardliah Putroë leunténg Hana bandiéng sigala nanggri Djiduëk rab lön sinan disampéng Digeujiiréng ateueh keurusi Djingiëng bak lön khém teuseunjom Bibië ranom sang mtan pari Sira djikheuen putéh lumat Wahc dèlat majoh kami Peunoh haté tröih ban had jat Peunulang Hadlarat Tuhanku Rabbi Djandji Tuhan Rabbul'ala Neobloê hamba bak prang sabi Kamoë njoë bandum darabarö P r è h tjut lintö ateueh keurusi Hé radja tjut meukat ngon Allah Njang meutuah bak .prang sabi. Njoë keu bulueng neubri lé Allah Badaj pajah joh lam nanggri Lön keu djud hé meueh mirah K a neubrië sah uléh Rabbi Untök ta-éh ngon don sa^at Mentjhén lön that keusuami Buka puasa euntreuk keunoë Sadjan kamoë aiteueh keurusi Meunan djikheuen putéh lumat Suara mangat na ban bangsi L6 tadjö lè ladju lö wa Po djroh rupa lom djikheuen krië Wahé teuengku peudeueng meutampök Malam njoë trok ban njan djandji Wahé teungku pajong nanggroë ó
— 47 —
Seunang dönja njoë ka hana lé Djak lam seueh prang dijak meukawén Ngon putéh litjèn budiiari Tuhan tori keugata sjeuruga indiah Njang that luah lagi tinggi Hingga sampoë bak padang prang K a guransang hana sukrië Djitadjo lè bungong keumang Peudeueng panjang nibak djari Abdö Wahéd pi ka sampoë Meutuah samlakoë bungong pari Samlakoë tjut that guransang Muda seudang hana lheueh 1c Watè pi aché 'ashar uroë Ladjuë geuwoë bak isteuri , M> Budiadari düm dipadang Tjit ka diblang djibeurheunti 'Oh ban reubah muda seudang Djimat ridjang deungon djari Djimuëng ulèe djisampöh darah Alhamdulillah, pudjoë Rabbi. (Petikan dari naskah asli melahu buku H.C. Zentgraaff : ATJEH).,
— 48 —
— 49 — PERANAN WANITA Riwajat Atjeh mengenal wanita2 besar jang memegang peranan •dalam bidang politik, militer, pemerintahan, sosial, pendidikan, adat dan pemerintahan Atjeh. Wanita Atjeh tampil kedrpah mengendalikan Keradjaan pada abad ke 17 seperti Sri Ratu Safiatuddin, Sri Ratu Nurul Alam, Sri Ratu Zakiatuddin, Sai Ratu Kamalatsjah dan Laksamana Keumala Hajati. Politik luarnegeri Sulthanah ini tegas tak mengenal kompromi dengan kolonialis dan susunan pemerintahan dimana perlu diperbaiki. Malahan untuk menambah keuangan Negara, diadakan padjak rumahtangga. Nurul Alam pandai bahasa U r d u dan Arab, sehingga hubu ngan politik dengan luar negeri bertambah lantjar, istimewa dengan negeri2 Islam. Ada Djenderal Laut seperti Laksamana Keumala Hajati jang telah meuMxrlihatkan kemampuannja sebagai Admiral Wanita jang ulung pada penghudung abad X V I . Agaknja Benua Asia belum mengenal Admiral wanita sehebat Malahajati. Didarat Djendcral2 Wanita berketjimpung dimedan perang ant a r a l a i n T j u t nja.k D ca, Tjut Meutia, Po tjut Asiah, Tjutpo Patimah, i'otjut Meurah, Potjut Baren dan lain-lain. Mereka dengan pakaian berwarna hitam, tjelana pandjang jang praktis bergerak dimedan pertempuran. Tjutnjak Dien mengembara dihutan, bergerilja, sampai ditawan oleh tcnlera Beianda dan meniuggi»! dalam pembuangan di Sumedang Djawa Barat. Tjut Meutia gugur dimedan perang. Potjut Asiah dengan suara lantang mengusir Belanda jang tjoba membantunja untuk membalut luka jang kena peluru. Dia lebih suka tewas daripada mendapat bantuan lawan. Potjut Patimah, isteri Tgk di Barat madju kedepan ketika suaminja kena tembakan. Belum sempat mempcrsiapkan diri, tembakan kedua menembusi dadanja dan dada suaminja tahun 1912. Kisah jang merawankan. Zentgraaff menulis: „Saja hanja hendak mengata kan bahwa tiap2 bangsa, djuga bangsa Belanda, akan merasa banega djika dapat menundjukkan perbuatan para wanitanja jang menjamai perbuatan wanita Atjeh". Wanita Atjeh mampu memberi keputusan tjepat dan bertindak, tidak hanja dalam damai, lcbih2 dalam perang. Tahan menderita labir batin. Bertahun2 tak djumpa suami, namun ia tetap setia. Nasi
— 50 — bungkus dan doa selamat diutjapkan bila suami bcrangkat Lamedan djihad. Anak jang tinggal dididiknja dengan an kepahlawanan, sedjak dari ajunan.
dendang dan
njanji
Isteri2 jang ditinggalkan disawah dan dilesung padi incajani kan doa bagi keselamatan suammja. D o ida idang Geulajang ka putoh taloë Beureudjang rajek boh h a t é nang Tadjak muprang büa nanggroë. D ö ida idang Bak keutapang ditengah nanggroë ' O h rajek gata hai uleebalang Djak bantu prang radja nanggroë. Djak kudödö, djak kudódö Boh tuló ngon boh tjèmpala ' O h rajek gata hai teungku linto Djak tjok djudö dalam ngaza.
— 51 — P U S T A K A BAHASA A T J E H Di Tanah Atjeh, selain bahasa Atjeh jang djuga merupakan iahasa kesatuan daerah, terdapat bahasa Gajo, bahasa Alas, bahasa Kluét, bhasa Singkel, bahasa Simeulu , bahasa Tamiang dan bahasa Ancuek Djamèe. ,, ë
Kepustakaan dalam bahasa Atjeh kaja raja dengan berbagai buku karangan pudjangga2 Atjeh dan sebagian besar diantaranja sa.gat diminati oleh orang2 asing. Sebagian dari buku2 tersebut terdiri dari :
—
52
—
Kisah, Haba, Kitab dan Risalah jang bernama: Hikajat M a l è m ls'agang, Hikajat Potjut Muhammad, Hikajat Prang Kompeuni, Hikajat Malèm Diwa, Hikajat Sugandi Ali, Hika jat N u n Parisi, Hikajat Banta Beuransah, Hikajat Malèm Diwanda, Hikajat Putroë Gumbak Meueh, Hikajat Banta Amat, Hikajat Indra Bangsawan, Hikajat Sjahkubat, Hikajat Diu Plinggam, Hikajat KamarÖL'anian, Hikajat Indra N u Alam, Hikajat Gadjah Tudjóh Ulèe, Hikajat Tjam Nadiman, Hikajat Putroë Baren, Hikajat Banta A l i , Hikajat Indrapatra, Hikajat Diwa Sangsjarèh, Hikajat Tjinta Buhan, Hikajat Meudeuhak, Hikajat Djuha Manikam, Hikajat Radja Bada, Hikajat Budak Meuseukin, Hikajat Abdó Mulók, Hikajat A b u Nawah, Hikajat Siri Rama, Hikajat Peureulèng, Hikajat Planta Sina, Hikajat Luóng, Hikajat Tjipèe Alam, Hikajat Putroë Btingong Djeumpa, Hikajat Diwa Akah, Hikajat Róseutamam, H i kajat Siti Dabidah, Hikajat Banta Ra'na, Hikajat Djugi Tapa, H i kajat Nabi Usuh, Hikajat Radja Djómdjómah, Hikajat Sjamaun, Hikajat Muhammad Napiah, Hikajat Abusamah. Hikajat Saijidina Hamzah, Hikajat Po Diamat, Hikajat Djambo, Hikajat Prang Sabi. Hikajat Sanggamara, Hikajat Robinson Crusoe. Hikajat Silindóng Geulima, Hikajat Putroë Idjó, Hikajat Putroë Naga, Hikajat Banta Keuman, Hikajat Nahuda Seukeuem, Hikajat Sariman Budi, H i kajat Kareuna M a Tuwan, Hikajat Tjahja Peunnata, Hikajat B u ngong Sitnngkói. Hikajat Buruhan Peunoh Harapan. Hikajat Tadjól Mulók, Hikajat Budiman Atjèh, Hikajat Tadjól Mulók Banpkawali, Hikajat Radja Kabarsjah, Hikajat L i l a Djuhari, Hikajat Put roë Ansari, Hikajat Asai Pasè, Hikajat Edeurih Kholani, Hikajat Jskandar AH, Hikajat Saijidina Husèn, Hikajat Indra Prutawi. H i k a jat Nasruan Adè, Hikajat Nabi Meutjukó, Hikajat Peulandök K a n tje, Hikajat Peura'un, Hikajat Prang Radia K i b a . Hikajat Printah Sa lam Hikaèjat Peudeweng Hikajat Radja Sulaiman, Hikajat Ruhe, H i k a t'at Ranto, Hikajat Radja Budak. Hikajat Radja Rubèk. Hikajat Si Pande. Hikajat Tudjoh Kisah, Hikajat Saijidina Hamzah. Hikaial Siti Dabidah, Hikajat Tamlikha, Hikajat Tamim A n ^ . Hikajat Siri Rama, Hikaiat Nubuët, Hikajat Radja Siudjud, Hikajat Sa'labab, Hikajat Djarid. Hikajat Rugoë Mubahra, Hikajat Btingong Rnmnnë, Kisah Peuduman Udep, Kisah Nasib Seuncrsara, Kisah Buntronr K e ilman c. Kisah Buncronp Stinteng. Kisah Buncor;"- M u b è r * . Kisah Bungon". Kisah Scuramoë Makah. Kisah Hasan Huson, Kisah D i V a Srurikandi. K k a h Keuneubah Djameuen. Kisah Indonesia A t h . Kisah Desia dan Scksa. Kisah si Dara La'nat. Kisah Siuhad" 7 » metm Nabi. Kisah Sidiarah Renntion?. Kisah Sidiudó Pahto-'^n Atjeh. Kisah Siti Aminah. Ki^ah AJeran Masa Kisah I Mbón Tiot -
;,,
ë
— 53 — Uroë, Kisah Keurukonan Ra'jat Atjeh, Kisah Inong Seutia, Kisah Bek Gadoh Ingat, Kisah Gcumpa di Atjeh, Kisah Seudó Deurita, Kisah Batjut Sapeue, Kisah lngat Guna, Kisah Peulahra Buleuen Puasa, Kisah Peubeudoh Seumangat, óKisah Pade, Kisah Masa Djeuet Dónja, Kisah Paón, Kisah Rubèk Peulandók, Kisah Leumo Kisah Bungong Ma\vo Dèjah Baro, Kisah Indra Budiman, Kisah Batjut Sapeue, Kisah Prang Bakongan, Kisah Prang Pandrah, Kisah Prang Tjumbok, Kisah Ië Raja di Atjeh, Kisah Peuduman Masjarakat, Kisah Aneuek Mcuntui, Kisah Abdullah Hadat, Kisah Beukeumeunan, Kisah Basa Djawoë, Kisah Djaka Bodo, Kisah Surat Kirèman, Haba Ni Keubajan, Haba Pak Pandè. Haba Simeuseukin, Haba Batea Mutungkóp. Haba Radja Bajeucn, Haba Srang Manjang, óKitab Akbaró Kariem, Kitab Tambihön Insan. Kitab Tambèh Tudjóh Blah, Kitab Tambihon Rampilin Sipheuet Duaplóh Kitab Abdau, Kitab Madjmuk Rasail, Kitab Masaila, Kitab 'Aka'idatul Iman, Kitab Affawaidul 'Asri, Kitab Arakanul Iman, Kitab 'Umdatul Ghulam, Kitab E'tikeued Limonglóh, Kitab Assa'ah Kitab Miftahul Ibadah, Kitab Hajakè Tudjóh, Kitab Hadat, Kitab Menhadjoi Abidin, Kitab Munadjat, Kitab Nalam Sipheuet Duaplóh Kitab N alam Djawo , Kitab Oteubaboirulam, Kitab Ratèb Inong, Kitab Sipheuet Duaplóh, Kitab Tambèh Tudjóhblah, Risalah Hi^rn, Risalah Puntia Bahasa. Risalah Sulóh. Risalah Risalah Khenendak Uahi, Risalah Abdoraman Abdokade. Risalah Bidjeh, Risalah Peunjahet Mata Risalah menjulèt Pes Bisalah Ulat Njang Kurek bak Padè, Risalah Narit Geutanio, Risalah Pcukaian Gcutanioe, Risalah Puntia Bagia, Risalah Mundjitul Anam Seumangat Atjeh, Nasip Atjeh Panton aneuek Mièt, Panton Mudamudi, Panton Nasihat, Lhee Gaboh Nang, Meutia, Bungong Rampoe, Irama Dairah Atjeh, Panton Ureueng Tuha, Himpónan Hadih Madja. ë
ë
ë
— 54 — BAHASA DAN SASXHA .
Diibidiora Keradjaan Atjeh, dizaman dahulu terdapat ia!nau2 jang terawat baik, diasuh oleh lermbaga2 Keradjaan ataupun nniik orang2 kaja dan orang terkemuka. Salah satu diantaranja bernama Taman Gairah dan' Darul Isjki, jang letaknja kira2 sek.tar Kraton dan Taman Sari sekarang '.. Betapa indah dan menarikaja taman Keradjaan tersebut telah dnukiskan oleh puujangga besar Keradjaan Atjeh Sjech Nuruddin A T namry ca.am uiucunjd jaag ttrKenal Bustanus b'alatin, dengan tatabahasa kesusastraan jang menarik, seperti aapat kita'ikuti (hbawah ini. (ASi.nja tertuns dengan aksara 4rab). , . "P-ada zaman bagindalah berbuat suatu taman, jaitu keoun, terialu indah, kira-kira seribu depa luasnja. Maka ditanaminj'a pelbagai bunga-bungaan dan neka-neka buah-buahan. Digelar baginda bustan itu "Taman Gairah". Adalah dewala taman itu daripada batu d.rapati, maka dit'urap dengan kapur jang amat bersih seperti perak rupanja, dan pintunja menghadap keistana, dan perbuatan pimunja im berkop, diatas kop itu batu diperbuat seperti biram berkelopak dan berkemuntjakkan dlaripada sangga pelinggam, terialu gemerlap sinaraja, bergemerlapan rupanja, bergelar Pintu Biram Indera Bangsa. Dan ada pada sama tengah taman itu sungai bernama Darul Isjki berturap dengan batu, terialu djernih airnja, lagi amat sedjuk, barang siapa meminum dia sehatlah tubuhnja. Dan adalah terbit mata air itu daripada pihak maghrib dibawah gunung Djabalul Ala. keluarnia daripada batu hitam. Sjahöan adalah pertemuan dewala Taman Gairah itu, jang pada sungai Darul Isjki itu, dua buah djambangan, bergelar Rambut Gemalai. Maka kedua belah tebing sungai Darul Isjki itu diturapnja dengan batu pantjawarna, bergelar Tebing Sangga Saffa. Dan adalah kiri kanan tebing sungai arah kehulu itu dua buah tangga batu hitam diikatnja dengan tembaga semburan seperti emas rupanja. Maka adalah disisi tangga arah kekanan itu suatu batu mengampar, bergelar Tandjung Indera Bangsa. Diatasnja suatu balai dJelapan segi, seperti peterana runanja.
— 55 — Sanalah Hadharat Jang Maha Mulia semajam mehgaü. Dan disisinja itu sepohon buraksa terialu rampak, nipatfja seperti pajung hidjau. Dan adalah sama tengah sungai Darul Isjki itu sebuah pulau, bergelar Pulau Sangga Marmar. Dikepala pulau itu sebuah batu mengampar, perusahaannja seperti tembus, bergelar Banar Nila Warna. Dan adalah kelümg pulau itu karang berbagai-bagai warnanja, bergelar Karang Pantjalogam.
Diatas pulau Sangga Marmar itu suatu pasu, jaitu peman dian, bergelar Sangga Sumak.
— 56 — Dan adalah isinja air mawar jazdi jang amat merebak baunja, tutupnja daripada perak, dan kelahnja daripada pefak, dan tjaraknja diripada fidlah jang abjadl Dan adalah kersik pulau terialu elok rupanja, putih seperti kapur barus. Bermula pantai sungai Darul Isjki itu diraputnja dengan batu jang mengampar, jang arah kekanan itu bergelar Pantai Ratna Tjuatja dan arah kekiri bergelar Pantai Sumbaga. Dan ada pada pantai itu seekor naga hikmat, dan ada pada mulut naga itu suatu saluran emas ber.permata, lakunja seperti lidah naga, sentiasa air mengalir pada saluran itu. Sjahdan adalah dihilir pulau itu suatu djeram, bergelar Djeram Tangisan Naga, terialu amat gemuruh bunjinja, barang-siapa mendengar dia terialu sukatjita hatinja. 1
Dan dihilir djeram itu suatu teluk, terialu permai, bergelar Teluk Dendang Anak, dan ada sebuah balai kambang diteiuk itu, kedudukannja daripada kaju djati, dan pegawainja daripada sewadaru, dan atapnja daripada timah, rupanja seperti sisik naga. Dan ada dihilir teluk itu suatu pantai, bergelar Pantai Indera Paksa, dan idihilir pantai itu suatu lubuk terialu dalam bergelar Lubuk Taghjir. Dan adalah dalamnja sarwa djenis ikan. Dan tebingnja terialu tinggi. Dan ada diatas tebing sepohon kaju, kaju labi-labi, terialu amat rmdang, bergelar Rindu Reka. Dan ada disisinja suatu kolam terialu luas bergelar Tïin•dur Hati. Maka adalah dalam kolam itu pelbagai bunga-bungaan, da ri pada bunga telepuk dan bunga djengke linir, dan teratai, 'dan serodja, dan bunga iram-iram, dan bunga tundj'ung. Dan ada dalam kolam itu beberapa ikan warnanja seperti emas. Dan pada sama tengah kolam itu sebuah Dtuau, diturapi de ngan batu putih bergelar Pulau Sangga Sembega.' Dan diatasnja suatu batu mengampar, seperti singgasana nipanja. Sebermula diseberang sungai Dartü Isjki itu dua buah kolam, suatu Tjita Rasa dan suatu koJam bergelar Tjita Hati. Adalah dalamnja berbagai-bagai djenis ikan' dan bunga-bungaan. iari pada tundjung putih dan tundjung merah. tundjung ungu
— 57 — dan tundjung biru, tundjung kuning dan tundjung dadu, danserba djenis bunga-bungaan adalah, disana. Dan ada ditebing kolam itu dua buah djambangan, suatu bergelar Kembang Tjerpu Tjina, suatu bergelar Peterana Sang; ga. Sjahdan dari kanan sungai Darul Isjki itu suatu medan ter talu amat luas, kersiknja daripada batu pelmggam, bergelar Me dan Chairani. Dan pada sama tengah medan itu sebuah gunung, diatasnja menara tempat semajaan, ibergelar Gegunungan Menara Per mata, üangnja daripada temtoaga, dan atapnja daripada perak se perti sisik rumbia, dan kepantjknja suasa. Maka apabila kena matahari tjemerlarglah tjahaja itu, Adalah dalamnja beberapa permata puspa ragam, Sulaiman dan Jamani. Dan ada pada gegunungan itu suatu guha,. pintunja bertingkap perak. Dan ada disini gunung itu kandiang baginda, dan dewala hungaan, daripada tjempaka, dan air mawar merah dan putih dan srigading. Oan ada tanam-tanaman atas gunung itu, beberapa bungakandang itu. diturap dengan batu putih, diukir pelbagai warna. dan nakas, dan selimpat, dan tembus dan mega arak-arakan. Dan barang siapa masuk kcdalam kandang itu, adalah dia mengutjap selawat kepada Nabi s.a.w. Dan adalah dewala jang didalaim itu beberapa beteterapan batu putih belazuwardi, perbuatan orang benua Turki. Dan tiang kandang itu bernama Tamriah, dan Naga Puspa, dan Dewadaru, dan pegawainja daripada kaju djentera mula. Dan adalah atap kandang itu dua lapis, selapis daripada japan dit jat dgn lumerik hitam, gemerlapan ruoa wammj t, seperti warna nilam, dan selapis lagi atap kandang itu daripada: tjat hidjau, warnanja seperti warna zamrud. Kemuntjaknja daripada mmamma dan sulur bajungnja daripada perak dan dibawah sulur bajungnja itu buah pedendang daripada tjermin, kilau-kilauan dipandang orang. Dan dihadapan kandang itu sebuah balai gading, tempat dianduri baginda. Dan disisi balai itu beberapa pohon pisang, daripada pisang emas dan pisang suasa. Dan ada disisi gunung arah tepi sungai itu suatu peterana brtu berukir, bergelar Kembang Lela Mashadi, dan arah kehuhmja suatu peterana batu warna nilam. bergelar Kembang Serodja Berkerawang.
— 58 — »ïïB Dan . dihadapan gunung itu pasimja daripada batu nilam dan ada sebuah balai keemasan perbuatan orang atas angin, ^an .disisinja ada sebuah rumah merpati. r Sjahuan adalah semua merpati nu sekaliannja tahu menari, bergelar Pedikeran Leka. Dan ada ditebing sungai Darul I,sjki itu suatu Balai Tjermin Perang. Maka semua pohon kaju dan bunga-bungaan jang hampir balai itu sekaliannja kelihatan dalamnja seperti tulisan. Dan ada dalam 'jaman sebuah mesdjid, terialu elok perbuatannja, bergelar Isjki Musjahadah, dan kemuntjaknja dari pada mulamma emas. Dan adalah dlalam mesdjid itu suatu mimbar batu berukir lagi bertjoit sangga rupa-rupa dan ruingkau-rungkau pantjawarna, terialu indah perbuatannja. • Dan berkeliling mesdjicK itu beberapa njiur gading, dan njiur karah, dan njiur manis, dan njiur dadih, dan njiur ratus, dan njiur ramtoai, dan berselang dengan pinang bulan, dan pinang gading, dan pinang bawang, dan pinang kat ju. Dan ada sepohon njiur gading bergelar Serbat Djanuri, ditambak dengan batu berturap dengan berkapur. Adalah pohonnja tjenderung seperti orang menjerahkan dirinja. . Njiur itulah akan persantapan Duli Sjah Alam, terialu nanis airnja. Sjahdlan adalah idisebelah sungai Darul Isjki itu pada pihak kiri suatu balai perbuatan orang benua Tjina, bergelar Balai Rekaan Tjina. Sekalian pegawainja berukir dan dindingnja bertjat berkerawang. Dan ukirannja segala margasatwa, ada gadjah berdjuang dan singa bertangkap dan beberapa unggas jang terbang, dan daripada setengah tiangnja naga membelit, dan pada sama tengahnja harimau hendak menerkam. Dan d hadapan balai itu djambangan batu berturap, bergelar Kembang Serodja. Dan ada sebuah lagi balai, sekalian balainja bertjat air emas jang merah, bergelar Balai Keemasan. Dan dihalaman balai itu ditambaknja dengan pasir pantjawarna güang gemilang, bergelar Kersik Indera Reka. Dan adalah antara kin kanan balai itu dua ekor naga: mengahr daripada mulut naga itu saluran suasa, maka sentiasa air mengalir daripada saluran mulut naga itu. 'Sjahdan adalah didarat Balai Keemasan itu, sebuah balai, tiangnja astakona, dindingnja berdjumbai bertjat sarwa bagai warna, dan atapnja daripada, papan bertjat kuning. Adalah kemuntjaknja dan salur bajungnja bertjat merah, berukir .av/an setangkai, bergelar Balai Kumbang Tjaja. ;
— 59 — Dan ada disisi Balai Keemasan hampir sungai Darul Isjki •tu sebuah batu berukir kerawang, bergelar Medabar Laksana,. Bermula ada hampir Kolam Djentera Hati itu sebuah balai gading bersendi dengan kaju arang T i m u r . ' " 1
Adapun' bumi taman itu ditambaknja daripada tanah kawi, dan ditanami sarwa bagai djenis bunga-bungaan, daripada bunga air mawar merah, dan air mawar unigu, dan A bunga air mawar putih, dan bunga tjempaka, dan bunga kenanga, dan bunga melur, dan bunga pekan, dan' bunga seberat, dan bunga kembang setahun, dan bunga serenjjghii,. dan., .,bunga.., deiiaTia wanta, dan bunga 'panljawarna, dan bunga srigading, d bunga meutia tabur, dan lawa-lawa, dan bunga sembewarna, d',n bunga pantjargaluh, dan bunga anggrek bulan, dan bunga anggrek sembawarna, dan tandjang-tandjung merah, dan b.i nga tandjung putih, dan bunga tandjung biru, dlan bunga kepadiah, dan bunga djengkelenir, dan bunga asadi, dan bunga tjempaka, dan bunga tjina, dan bunga perkula, dan "bunga gandasuli, dan bunga seganda, dan bunga kelapa, 'dan bunga serunai, dan bunga raja merah, dan bunga raja putih, dan bunga pandan, dan bunga warsiki, dan bunga kemuning, dan bunga sena, dian buinga telang putih, dan bunga telang biru. dan bunga buluh gading, dan bunga kesumba, dan bunga maderas pada djeram tangisan naga, dan andang merah, dan andang putih, pohon masmas, dan limau manis, dan limau kasturi, dian limau kentimun, dan limau kedangsa, dan limau gersik, dan Umau inderagiri, dan djambu bertih, dan bunga keremunting dan bunga serba rasa. ;r
a r i
•
Dan sekalian dalam taman itu daripada sarwa bagai buahbuahan, daripada buah serbarasa, dan buah tufah, dan buah anggur, dan buah tin, dan dedma, cian buah manggista, dan buah rambutan, dan buah tampoi, dan buah durian, dan buah langsat, dan djambu, dan ranum manis, dan setul ketjapi, dan tjermai, dan bindjai, dan rambai, dan nangka, dan tjeimpedak, dan sukun, dian mantjang, dan mempelam, dan pauh, dan tebu, dan pisang, dan njiur, dan pinang, dan gandum, dan katjang, dan kedelai, dan ketela, dan labu dan titmiun, dan kemendikai,. dan buah melaka, dan belimhng sagi, dan be.imbing buluh,. dan bidara, dan berangan, dan tembikai, dan buah djela, dan; djintan, dan djagung, dan djaba, dan sekci, dan enijelai".
— 60 —
»t
SAMAN GAJO Saman Gajo adalali senitari jang düakukan oleh pria, jang merupakan pengembangan dari senitari asalnja jang disebut „Tepol. Ane", jakni njanjian sadjak dengan diiringi tepukan tangan. Oleh ulama terkemuka dizaman dahulu „Sjcch Saman" kesenian ini didjadikan suatu media dakwah untuk mempertebal dan memperteguh keimanan dikalangan anggota masjarakat.
Gerakan tangan jang diiringi tepukan2 dada dan palia mengiringi njanjian2 jang diutjapkan dengan suara merdu para pelakunja. Permainan ini düakukan sambil duduk berdjadjar setjara berhitut dan sangat besar pengaruhnja terhadap masjarakat setempat.
— 61 — PELEBAT Pelcbat adalah sedjenis tari ketangkasan mempertaharikan diri dan untuk mentjari kemenangan dalam sesuatu sengketa. Pemainnja terdiri dari satu lawan satu ataupun dua Iawan dua pria dengan menggunakan sebagai alatnja bambu jang telah dibclah. diraut dan berudjung lantjip.
Kesenian ini dipertundjukkan pada waktu siang atau sore h a r i . nadakan dalam upatjara2 perkawinan, sunat Rasul, menjambut tamu2 agung dsbnja, diiringi alat bunji2an seperti tjanang, dan lain2. Pemainnja memakai pakaian adat terdiri dari bulang bulu, badju mesichat, tjelana pandjang dan kain sarung hingga atas lulut.
— 62 — B I NtE' S Tarian Bines düakukan oleh para wanita, dan berasal dari suatu kisah mengenai peristiwa seorang gadis bernama „Ode ni Melelang" jang dikenakan hukum dera karena tcrlandjur melakukan perbuatan jang tertjela. Karena gadisnja tewas, maka ibu „Ode ni M c lelang" dengan düiputi perasaan dukatjita meratap berhiba2 sambil berdjalan selangkah demi selangkah mengelilingi majat anaknja.
Sanak keluarga maupun para tetangganja jang turnt bersedii. hati atas peristiwa jang mengharukan itu menggabungkan diri dengan ibu malang jang sedang berhiba2 mengelilingi majat anaknja. Tarian Bines dimulai dengan utjapan Bismillahirrahmanirrahun, penarinja bergerak berlingkar sambil mcnjanjikan sadjak2 janv mcnjinggung berbagai segi kehidupan. Disamping Bines ada pula senitari jang disebut „Sining Bines dan düakukan oleh pria terdiri dari beberapa orang jang mengadakan gerak berlingkar dengan hentakan2 kaki jang teratur dan beri-
— 63 — D A F T A K
I S I Halaman
Sarnbutan Kema Umum Atjeh kaja Budaja Rentjong Seudati tari kepahlawanan Ratóih Duëk Rapai Dafoóh Rapai pulot Phó atau Bineueh Didong Grimphèng Saman Tari peudeneng Guru Didong Laweuet Kaju Medang Sengit Meuseukat Biula Tari anjung Geundrang Tari turun ku Lut Dike Nasip Hadih madja Geudeue-geudeue Haba Djameuen Hikajat perang Sabi Peranan wanita Pustaka Bahasa Atjeh Bahasa dan sastra Saman Gajo Pelebat Bines Daftar isi
••
3 5 7 10 13 14 *-» 18 20 21 • • 22 23 24 25 27 20 3 1
23 24 36 3 8
40 41 43 44 45 49 51 °4 6 0 6 1 6 2 6 3
D A F T A R
G A M B A
R2
Gambar No. :
Halaman
1. Tjakra Don ja, lontjeng raksasa dari zaman Keradjaan Atjeh — Kulit halaman II. 2. Pinto Khöb, tempat Permaisuri bersalin pakaian bila man di
6
3. Rentjong dalam berbagai bentuk
7
4. Seudati, tari kepahlawanan j g gempitaria
10
5. Tamasja di Lamno Daja
13
6. Tari daböh j g menakdjubkan karena kesaktiannja
15
7. Tari kesaktian jang mengerikan
16
8. Dara2 menarikan Phö dengan gemalai
18
9. Monument Makam Sulthan Iskandarmudia
21
10. Pedang dan aneka djen s sendjata2 tadjam
23
11. Mesdjid raja Baiturraehman jang megah
29
12. Alat2 seni suara
31
13. Tjanang, rapai, gong c3an geundrang
34
14. Pintu gerbang Mesdjid raja Biaiturrachman
38
15. Pakaian adat untuk upatjara
42
16. Rumoh (rumah) Atjeh 17. Dökarim, pudjangga Atjeh terkemuka
48 51
:
18. Gunongan, bangunan klasik dgn pahatan reliëf Atjeh 19. Kesenian Saman Gajo
5
6
5
^
20. Gunongan, bangunan klasik dengan pahatan reliëf Atjeh 21. Tari R'nes dari Tanah Alas
62
22. Upatjara duduk toersanding dipelaminan kulit .
IV