23 1 230KB
Mata Kuliah
: Keperawatan Komunitas II
Dosen Pembimbing:Ns. Jumiarsih Purnama AL, S.Kep., M.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN KESEHATAN WANITA
KELOMPOK 2 AYU SRIWAHYUNI
201801006
INNA
201801008
NURANI ST. JUWAERIYAH
201801009
RESKY SHAFA
201801011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG STRATA SATU (S1) ITKes MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas dengan Kesehatan Wanita sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari makalah ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang. Demikian makalah ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon maaf dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Pangkajene, 27 Maret 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................ii BAB I TINJAUAN PUSTAKA LATAR BELAKANG......................................................................................1 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS......................................3 B. USIA DEWASA SEBAGAI KELOMPOK RESIKO..........................7 C. PENGERTIAN WANITA DEWASA..................................................8 D. PERKEMBANGAN USIA DEWASA.................................................10 E. KONSEP KANKER PAYUDARA......................................................14 F. ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................22 PENGKAJIAN.....................................................................................22 ANALISA DATA.................................................................................24 DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................24 INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................25 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..................................................30 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31
ii
BAB I LATAR BELAKANG Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO). Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting. Payudara merupakan salah satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan (kecantikan), karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus. Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan akan mengalami
cancer
mammae.
Setiap
tahun,
lebih
dari
250.000
kasus
cancer mammae terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis cancer mammae dan lebih dari 700.000 meninggal karena cancer mammae. (Mulyani & Nuryani, 2013). Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, jumlah pasien cancer mammae tahun 2011 sebanyak 872. Kemudian meningkat 14,7 % menjadi 1000
1
orang. Kemudian pada tahun 2012 menurun 16,4 % menjadi 846 orang. Cancer mammae di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moehammad Hoesin Palembang
menduduki
peringkat
pertama
setelah kanker
serviks.
(RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang, 2014). Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau 23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010). Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida. Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak dalam stadium dini.
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Keperawatan Komunitas Definisi Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif. Paradigma Keperawatan Komunitas Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat. 1) Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
3
2) Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu : - Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. - Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri. - Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. 3) Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Belum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
4
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual. Sasaran Keperawatan Komunitas Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu: 1. Tingkat Individu. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu 2. Tingkat Keluarga. Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga,
5
menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu : - Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik). - Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri. - Keluarga dengan tindak lanjut perawatan 3. Tingkat Komunitas Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien. a. Pembinaan kelompok khusus b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah. 4) Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif. -
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
-
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
6
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui. -
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
-
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
-
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila. B. Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko Masa dewasa awal dan tengah adalah
periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka. Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat urgent sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya. Jumlah yang mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alasan yang tepat untuk menjadikan kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih dalam asuhan keperawatan di komunitas.
7
C. Pengertian Wanita Dewasa 1. Pengertian Wanita Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. 2. Pengertian Dewasa Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa
pandangan
dewasa. Masa
egosentris menjadi
dewasa sikap
awal yang
adalah empati.
masa Pada
beralihnya masa
ini,
penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. 3. Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal
8
tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock : 1) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif. Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada
masa
ini,
alat-alat
reproduksi
manusia
telah
mencapai
kematangannya dan sudah siap untuk melakukan reproduksi 2)
Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam
kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa secara hukum. 3)
Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan
emosional. Ketegangan
emosional
seringkali
ditampakkan
dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam penyelesaian persoalan. 4)
Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan
nilai. Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
9
4. Pengertian Wanita Dewasa Secara etimologis (istilah) fiqih seorang wanita dianggap dewasa apabila sudah memasuki masa haid, biasanya saat usia 13 – 14 tahun. Setelah memasuki masa inilah berlaku kewajiban dan larangan agama seperti kewajiban salat lima waktu dan larangan bergaul dengan pria yang bukan muhrim. Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia 17 tahun saat di mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara penuh seperti hak untuk mengenyam pendidikan, berpartisipasi dalam pemilu, hak untuk menikah, memiliki KTP atau SIM serta kewajiban untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku. Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara. Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan psikologi, adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang. Pertumbuhan fisik yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental yang sempurna dan matang merupakan hal yang berbeda. D. Perkembangan pada Usia Dewasa Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti sebagai berikut: 1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam/ meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progressif) 2.
Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme itu terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip sitematik).
3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncatloncat (prinsip berkesinambungan).
10
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental Psycology(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock: a. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan b. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu c. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th d. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th e. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th f. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th g. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th h. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th i. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th j. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-….. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi periode/fase perkembangan manusia yang paling luas digunakan: –
Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari pembuahan hingga
kelahiran. Periodeini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan. – Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. –
Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan
11
kesiapan
bersekolah
(mengikuti
perintah,
mengidentifikasi
huruf),
dan
meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman-teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak-anak. – Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar. Keterampilanketerampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat. –
Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal
anakanak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. –
Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. – Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi
12
individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. – Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru. 5. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-40)
Memilih pasangan.
Belajar hidup dengan pasangan.
Memulai suatu kehidupan berkeluarga.
Memelihara anak.
Mengelola rumah tangga.
Memulai bekerja.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
Menemukan suatu kelompok yang serasi.
13
E. Konsep Kanker Payudara 1. Anatomi Payudara Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan dara yang artinya perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut glandhula mammae. Salah satu fungsi payudara adalah untuk menyusui. (Suryaningsih & Sukaca, 2009). Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi perempuan yang mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau iga ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut. Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang berwarna cokelat yang disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20 buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya. Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar,
14
bergabung dan membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah diambil dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan pelayanan persarafan dari saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011). 2. Fisiologi Payudara Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; Kemudian air susu mengalir lebih lancar dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin penting dalam merangsang pembentukan air susu. (Pearce, 2011). 3. Definisi Cancer mammae Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih & Sukaca 2013). Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara. (Romauli & indari, 2013). Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari
gen
yang bertanggung-jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012). Dari beberapa
definisi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa cancer mammae
adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali
15
pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas. 4. Faktor Resiko Cancer Mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca & Suryaningsih (2009) terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya cancer mammae, diantaranya: a. Gender Perempuan memiliki risiko terkena cancer mammae lebih besar dibanding pria. Perbandingannya seratus banding satu perempuan yang terkena cancer mammae dibandingkan pria. b. Pemakaian hormon Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan bermakna pada pengguna terapi Estrogen Replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko cancer mammae pada pengguna kontrasepsi oral, perempuan yang menggunakan obat ini untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon ini secara berlebihan maka akan lebih aman. c. Kegemukan (obesitas) setelah menopause Seorang
perempuan
yang mengalami obesitas setelah menopause akan beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena cancer mammae dibandingkan dengan perempuan yang berat badannya normal. d. Radiasi payudara yang lebih dini Sebelum
usia
30
tahun,
seorang perempuan yang harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko terkena cancer mammae. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk terkena cancer mammae di kemudian hari. e. Riwayat cancer mammae Seorang perempuan yang mengalami cancer mammae pada satu payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara
16
lainnya atau pada bagian lain dari payudara yang sama. Tingkat risikonyo bisa tiga sampai empat kali lipat. f. Riwayat keluarga Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut menurun. g. Periode menstruasi Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena cancer mammae yang sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode menstruasi yang lebih sehingga lebih banyak hormon estrogen dan progesteron. h. Umur atau usia Sebagian besar perempuan penderita cancer mammae berusia 50 tahun ke atas. Resiko terkena cancer mammae meningkat seiring bertambahnya usia. i. Ras Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan banyak mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebih. j. Perubahan payudara Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang perempuan memiliki peningkatan risiko cancer mammae. k. Aktivitas fisik Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen resiko cancer mammae. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah pada perempuan dengan berat badan normal. Dampak aktivitas fisikk tidak ditemukan pada perempuan dengan obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat
17
menurunkan berat badan sehingga menurunkan risiko cancer mammae dan berbagai macam penyakit. l. Konsumsi alcohol, Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan
beresiko
terkena
cancer
mammae
karena
alkohol
menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras sehingga sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh dan jumlahnya akan meningkat. m. Merokok Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya cancer mammae, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga yang mengidap cancer mammae. 5. Manifestasi Klinis Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain :
Adanya benjolan di payudara, 2.
Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa
3.
nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui. 4.
Perubahan bentuk dan besarnya payudara, 5.
Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut. 6.
Nyeri di payudara. Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas, maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah: - Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. - Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura. - Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru- paru dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas.
18
- Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang. - Fungsi hati abnormal. 6. Jenis Cancer mammae Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009); Santoso (2009)
menjelaskan
bahwa
terdapat
beberapa
jenis cancer mammae yang
sering terjadi : a. Ductul Carcinoma In Situ (DCIS) DCIS merupakan tipe cancer mammae noninvasif yang sering terjadi.
DCIS
terdeteksi
pada
mamogram
sebagai microcalsifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). DCIS muncul dari ductal epithelium dan masuk ke duktus. b. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) LCIS merupakan kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel terlihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu (lobulus). c. Invasive (infiltrating) Ductal Carcinoma (IDC) IDC terjadi di dalam saluran susu payudara lalu menjebol dinding saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. Bila dipalpasi akan terasa benjolan yang keras. Biasanya terjadi metastasis ke nodus lympha aksila. d. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma (ILC) ILC mulai terjadi di dalam lobulus (kelenjar) payudara, tetapi sering mengalami metastase (penyebaran) ke bagian tubuh yang lain. Berikut adalah beberapa jenis cancer mammae yang jarang terjadi : - Medullary Carcinoma Medullary mammae
carcinoma
ialah
jenis
cancer
inasif yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara
jaringan tumor dan jaringan normal. - Mucinous Carcinoma Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker yang memiliki mukus (lendir) dan biasanya mucul bersama tipe kanker lainnya. Pertumbuhannya lambat, namun lama-lama dapat meluas. - Tubular Carcinoma Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae invasif.
19
- Inflammatory Breast Cancer (IBC) Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran yang
menyumbat
tebal
yang
disebabkan
pembuluh
limfe
kulit
oleh
sel
pembungkus
kanker
payudara.
Pertumbuhannya cepat. - Paget’s Disease of The Nipple Paget’s disease of the nipple ialah jenis cancer mammae yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan puting payudara. Gejala yang tampak seperti kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan. - Phylloides Tumor Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat jinak ataupun ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif payudara yang dapat ditangani dengan operasi pengangkatan. 7. Stadium Cancer mammae Dijelaskan lebih rinci tentang stadium cancer mammae, yaitu :
Stadium 0 Disebut Ductal Carcinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker yang tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobulus) susu pada payudara.
Stadium 1 Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
Stadium IIA Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik saluran getah bening di ketiak.
Stadium IIB Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
Stadium IIIA Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar pada titiktitik di pembuluh getah bening ketiak.
Stadium IIIB Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan
bisa
juga
luka
bernanah
di
payudara
dapat
didiagnosis sebagai infalammatory breast cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di
20
ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
Stadium IIIC Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3.
Stadium IV Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
8. Program Deteksi Cancer mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) terdapat beberapa proses deteksi cancer mammae, yaitu : 1. -
Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
-
Thermografi Payudara
-
Mamografi Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan menggunakan sinar X berkadar rendah.
-
Ductography Ductography merupakan bagian dari mamografi.
-
Biopsi payudara
-
USG USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis payudara.
9. Pencegahan Cancer Mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009) terdapat beberapa cara mencegah cancer mammae, yaitu : Strategi Pencegahan Primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai resiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini dan melakukan pola hidup sehat untuk mencegah cancer mammae. Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena cancer mammae. Pada setiap perempuan yang normal serta memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk cancer mammae. Pencegahan ini
dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa
skrining melalui mammografi yang memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang terus-menerus dapat menjadi risiko cancer mammae
21
F. Asuhan Keperawatan Hasil pengkajian didaerah binaan diperoleh data sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa menderita kanker payudara ,selain itu, sebanyak 35% penderita sedih dengan keadaanya,20% sering menangis di malam hari, 35%takut akan kematian,10%menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat. Beberapa perempuan tersebut juga mengatakan tidak ingin bertemu dengan anggota keluarga atau teman-temannya. Penderita mengatakan sudah Lelah dengan penyakitnya. I.
Pengkajian a) DATA INTI Di Desa N, terdapat 34% perempuan usia dewasa menderita kanker payudara Umur : 36-45 tahun Pekerjaan :Sebagian besar perempuan yang menderita kanker payudara memilki pekerjaan ibu rumah tangga, dan perkerja kantoran Agama : Mayoritas Islam. Data statistik: Berdasarkan informasi dari kader setempat -
35% takut akan kematian
-
20% sering menangis di malam hari
-
10% menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat
b) DATA SUBSISTEM Lingkungan Fisik 1. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong- gorong di sungai sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan 2. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas. 3. Kebiasaan: wanita di desa N sering mengkonsumsi makanan junkfood daripada bikin sendiri di rumah 4. Transportasi: biasanya kalua para wanita di desaN menggunakan transportasi sepeda motor
22
5. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas 6. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market 7. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja 8. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial: Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas. - Ekonomi: Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga perbulan Rp. 500.000 – Rp. 3.000.0000. - Keamanan Dan Transportasi: Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi beraktivitas. - Pemerintahan:Posyandu flamboyant merupakan RT 02 dan RW 03 di Desa N, Kader yang dimiliki sebanyak 7 orang. - Politik: Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk mengajarkan kepada wanita yang sudah dewasa agarmemperhatikan pola makan dan makanannya dan kader menyarankan untuk membuat makanan sendiri di rumah jangan membeli junkfood - Komunikasi:Komunikasi oleh kader kepada warga perempuannya secara verbal dan non verbal .Informasi dari RT/RW setempat dialkuakn dengan menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid. - Pendidikan:Tingkat Pendidikan perempuan dewasa 20 orang lulusan SD ,18 orang SMP dan selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN di Desa N. - Rekreasi: Dari hasil wawancara, para wanita disana sering mnagdakan rekreasi setiap 1 bulan sekali menurut mereka jalan jalan yang mereka buat itu supaya mereka lebaih segar tidak berkutik dirumah atau dikantor melulu dan agar mempererat silahturahmi antar tetangga.
23
I.
Analisa Data No . 1.
Data
Etiologi
Masalah
- lingkugan fisik yang kurang bersih
kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Kurang dukungan sosial.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan
- Rata -rata perempuan disana makan makanan junk food - tingkat Pendidikan yang masih rendah di desa N - para wanita di desa N juga tidak pernah menyempatkan untuk olahraga di pagi hari. Karen amereka terlalu sibuk dengan urusannya masing masing 2.
- Data dari kader setempat 35% takut akan kematian 20% sering menangis di malam hari 10% menyalahkan
Tuhan
atas
cobaan yang berat
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
b.d
kurang
pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan. 2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang dukungan sosial.
24
IV.
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifa n pemeliharaan kesehatan b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan : 00099
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
Evaluasi
Intervensi
TUM Selama 5 kali kunjungan ke rumah, di harapkan dewasa wanita lebih memelihara kesehatan, dengan kriteria hasil : 1. Keseimbangan Gaya Hidup : 2013
Kriteria Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Psikomotor Psikomotor Respon verbal
NIC :
a) 201301: Mengenali kebutuhan untuk menyeimbangkan aktivitas-aktivitas hidup: dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5. b) 201302: Mencari informasi tentang startegi untuk aktivitas hidup yang seimbang : dipertahankan pada 2 ditingkatkan pada 4. 2. Pengetahuan : Manajemen Kanker : 1833
1. Berikan pendidikan kesehatan. 2. Peningkatan kesadaran kesehatan. 3. Lakukan Skrining kesehatan. 4. Berikan panduan pelayanan kesehatan. 5. Fasilitasi pembelajaran.
a) 183301 : hasil skrining abnormal : Dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. b) 183302 : Tanda dan gejala kanker : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. c) 183303 : Diagnosis kanker tertentu : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. 25
sistem
3. Pengetahuan : Manajemen Hipertensi : 1837 a) 183703 : Target tekanan darah dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5. b) 183705 : komplikasi potensial dipertahankan pada 2 ditingkatkan pada 4. c) 183706 : Pilihan pengobatan yang tersedia dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
hipertensi
d) 183707 : manfaat pengobatan jangka panjang dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. 4. Pengetahuan : gaya hidup sehat : 1855 a) 185522 : strategi pencegahan dipertahankan pada 2 ditingkatkan di 4.
penyakit
b) 185527 : Pentingnya skrining pencegahan dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
Dx. 2 Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d
c) 185535 : strategi meningkatkan keseimbangan hidup dipertahankanpada 2 ditingkatkan ke 4. Setelah 5 kali kunjungan ke rumah, dewasa muda bias memanajemen kesehatannya dengan kriteria hasil : Kriteria hasil : Perilaku patuh : 1600 a) 160001 : Menanyakan pertanyaan terkait kesehatan dipertahankan pada 2 ditingkatkan
Respon verbal
NIC :
Respon verbal Respon verbal
1. Membangun yang kompleks.
Respon verbal
2.
hubungan
Modifikasi perilaku.
26
kurang dukungan sosial : 00078
ke 4. Respon verbal b) 160002 : mencari informasi kesehatan dari berbagai Psikomotor macam sumber dipertahakan pada 2 ditingkatkan ke 4. c) 160003 : Menggunakan informasi kesehatan yang dapat Psikomotor dipercaya untuk mengembangkan strategi dipertahakan Psikomotor pada 2 ditingkatkan ke 4 Psikomotor
3.
Peningkatan koping.
4. Konseling. 5. Dukungan emosional. Panduan system pelayanan kesehatan
Respon verbal Respon verbal
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Rencana tindakan
Sasaran
Metode
Waktu
Tempat
PJ
PJ KADER
27
Sumber dana
Ketidakefekti fan pemeliharaan kesehatan b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan : 00099
Tujuan umum : Memberikan edukasi kepada masyarakat akan hidup sehat
12 Penyuluhan tentang makanan sehat 13 Lakukan skrining kesehatan 14 Memberikan panduan sistem layanan kesehatan
Warga Desa N Wanita yang terkena kanker Keluarga yang mempunyai kecendrung an mempunyai penyakit kanker
Komunika 26 si dan Februar y 2019 informasi (Lobi)
Balai desa RT 03
02/RW
Vabella & Davita
Ibu Sumiati
Ceramah, tanya jawab, diskusi Praktik langsung
28
Uang kas Desa
Dx. 2 Ketidakefekti fan manajemen kesehatan b.d kurang dukungan sosial : 00078
V.
Tujuan umum : Memberikan edukasi tentang dukungan social kepada masyarakat
G. Pemyuluhan tentang kesehatan H. Penyuluhan tentang cara memberikan dukungan kepada orang sedang sakit
Warga masyarakat RT 02, RW 03,
Komunika 27 si dan Februar observasi y 2019
Balai desa
Vera S&
Ibu
RT 03 RW 02
Insyafiat ul aminah
Yuli
Ceramah, tanya jawab, diskusi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
29
Uang Kas Desa
Diagnosa Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan
Implementasi 1. Berikan pendidikan kesehatan. 2. Peningkatan kesadaran kesehatan. 3. Lakukan Skrining kesehatan. 4. Berikan panduan sistem pelayanan kesehatan. 5. Fasilitasi pembelajaran.
Ketidakefektifan manajemen 1. Membangun hubungan yang kompleks. kesehatan b.d kurang 2. Modifikasi perilaku. 3. Peningkatan koping. dukungan sosial 4. Konseling. 5. Dukungan emosional. 6. Panduan sistem pelayanan kesehatan.
Evaluasi S: warga mengatakan tadinya blm mengerti pentingnya kesehtan sekarang sudah mengerti artinya pentingnta kesehatan O: para wanita disana sudah memeriksakan dirinya ke dokter , dan berhenti dari makanan yang junkfood A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan S: warga mengatakan betapa pentingnya dukungan social untuk para penderita kanker O: para wanita didesa N sudah saling support sesame penderita kanker, Rata rata menderiita kanker sudah tidak meratapi nansib yang ada tapi mereka sudah harus berjuang untuk sembuh A: Masalah teratasi sebgaian P: Intervensi dilanjutkan
30
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.
2013.
Angka
Kejadian
Kanker
Payudara
MasihTinggi. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2233. 2013. Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan
Diagnosis
Medis
&
NANDA.
Yogyakarta : Medi Action Publishing. Pearce, Evelyne C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Abdullah,
A.
(2011).
Kanker
Payudara.
Diambil
dari
http://medicastore.com/penyakit/1045/Kanker_Payudara.html. 13 Oktober 2017.
31