32 1 35KB
PERKARA GUGATAN PERDATA RUANG LINGKUP WANPRESTASI ATAU PMH? A. PARA PIHAK 1. Pengusaha/Supplier 2. Perusahaan/Konsumen 3. Direktur Perusahaan
: Penggugat : Tergugat I : Tergugat II
B. KASUS POSISI 1.
Bahwa pada mulanya Penggugat membuat penawaran Penjualan besi beton kepada Tergugat I yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak dengan cara pembayaran menggunakan Bilyet Giro/Cek yang jatuh temponya terhitung mundur antara 45 hari dan 60 hari, sejak diterimanya barang yang di order oleh Tergugat I.
2.
Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017 Tergugat I melakukan pre order (PO) yang pertama kali kepada Penggugat yaitu Beton Besi sejumlah78,6 Ton dengan Nominal sebesar Rp. 548.374.500,- ( Lima Ratus Empat Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Lima Ratus Rupiah).
3.
Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017 sampai dengan tanggal 18 Mei 2017, Tergugat I telah melakukan Pre Order (PO) kepada Penggugat sebanyak 17 (tujuh belas) kali dengan cara pembayaran yang sudah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.
4.
Bahwa terkait butir 4 di atas, ternyata Penggugat hanya menerima 8 (delapan) kali pembayaran menggunakan Bilyet Giro/Cek dari 17 (Tujuh Belas) kali Pre Order (PO) yang dilakukan oleh Tergugai I,sehingga terdapat 9 (sembilan) Pre Order (PO) yang belum dilakukan Pembayaran menggunakan Bilyet Giro/ Cek oleh Tergugat I.
5.
Bahwa dikarenakan tidak dapat dicairkannya Bilyet Giro/Cek yang diberikan oleh Tergugat I kepada Penggugat, maka per tanggal 23 Mei 2017 sampai dengan tanggal 9 Juni 2017, Tergugat I melakukan transfer ke rekening Penggugat dengan jumlah total sebesar Rp 900.000.000 (Sembilan Ratus Juta Rupiah).
6.
Bahwa pada tanggal 10 Juni 2017, Penggugat dan Tergugat I diwakili oleh Direkturnya yaitu Tergugat II mengadakan pertemuan di Surabaya terkait penyelesaian pembayaran Besi Beton yang belum terbayarkan,yang pada intinya membahas hal-hal sebagai sebagai berikut :
1
a. Bahwa 2 (dua) Minggu setelah Hari Raya Idul Fitri tahun2017 Tergugat I melalui Tergugat II harus melakukan pembayaran sejumlah 135.418.325,- (Seratus Tiga Puluh Lima juta Empat Ratus Delapan Belas Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Lima rupiah) kepada Penggugat. b. Bahwa setelah Hari Raya Idul Fitri tahun2017 Tergugat I melalui Tergugat II harus melakukan pembayaran sebesar Rp. 800.000.000,- (Delapan Ratus Juta Rupiah) kepada Penggugat. c. Bahwa sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun 2017, Tergugat I melalui Tergugat II harus melakukan pembayaran dengan cek kepada Penggugat sebesar Rp.300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah). 7.
Bahwa pada tanggal 14 Juni 2017 hingga 16 Juni 2017, Penggugat dan Tergugat II mengadakan pertemuan di Jakartasebagai tindak lanjut atas pertemuan sebelumnya pada tanggal 10 Juni 2017 di Surabaya.Namun, ternyata pembayaran tersebut baru dapat dilakukan pada tanggal 21 Juni 2017 Tergugat I melakukan pembayaran melalui transfer kepada Penggugat.
8.
Bahwa pasca libur Hari Raya Idul Fitri tahun 2017 dan kegiatan kantor mulai aktif pada tanggal 3 Juli 2017, Penggugat melakukan follow up terhadap janji-janji yang disanggupi oleh Tergugat II sebelumnya. Namun, apa yang dijanjikan tersebut kembali mundur hingga tanggal 27 Juli 2017, Tergugat I melakukan pembayaran kepada Penggugat melalui transfer sebesar Rp. 75.000.000 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah).
9.
Bahwa pada bulan Agustus 2017, Penggugat berusaha untuk terus melakukan follow up kepada Tergugat I dan Tergugat II terkait pelunasan kewajiban akan tetapi belum ada respon yang diberikan oleh para Tergugat. Bahkan akun WhatssApp Tergugat II yang di gunakan selama ini untuk berkomunikasi dengan Penggugat sudah tidak aktif.
10. Bahwa pada tanggal 3 Agustus2017 Terguggat II memberikan update kepada Penggugat untuk memberikan waktu kepada Tergugat II selambat-lambatnya 1-2 Minggu sejak tanggal tersebut untuk melakukan pembayaran. 11. Bahwa pada tanggal 7 Agustus 2017 hingga 10 Agustus 2017, Penggugat dan Tergugat I diwakili oleh Direkturnya yaitu Tergugat II mengadakan pertemuan di Jakarta yang pada intinya sebagai berikut: a. Pada bulan Agustus 2017, akan ada pemasukan dari Pihak Ketiga kepada Tergugat I yang kemudian dana tersebut akan diteruskan kepada Penggugat. b. Tergugat II menjamin 100% kepada Penggugat, bahwa berdasarkan surat dari pihak ketiga kepada Tergugat I terkait pencairan dana, pelunasan kewajiban para Tergugat akan dibayarkan kepada Penggugat pada tanggal 31 Agustus 2017. 2
c. Tergugat II bertanggung jawab akan menyelesaikan seluruh kewajiban Tergugat I kepada Penguggat. 12. Bahwa pada tanggal 9 Agustus 2017, Penggugat mengajukan surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan, yang kemudian di tandatangani oleh Tergugat II selaku direktur dalam kapasitasnya bertindak untuk Tergugat I. Namun, pada surat tersebut tidak dicantumkan tanggal pelunasaan kewajiban. 13. Bahwa pada bulan Agustus 2017, para Tergugat melakukan pembayaran kepada Penggugat melalui transfer yaitu pada tanggal 15 Agustus 2017 sebesar Rp.25.000.000 (Dua Puluh Lima Juta Rupiah),pada tanggal 29 Agustus 2017 sebesar Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah), dan pada tanggal 31 Agustus 2017 sebesar Rp. 70.000.000 (Tujuh Puluh Juta Rupiah). Sehingga, total pembayaran para Tergugat kepada Penggugat pada bulan Agustus 2017 sebesar Rp 195.000.000 (Seratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah).
14. Bahwa pada awal September 2017, para Tergugat kembali melakukan pembayaran kewajiban kepada Penguggat, yaitu pada tanggal 5 September 2017 sebesar Rp.100.000.000 (Seratus Juta rupiah) dan pada tanggal 7 September 2017 sebesar Rp. 60.867.793,- ( Enam Puluh Juta Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah). 15. Bahwa kemudian pada tanggal 14 September 2017, Penggugat menuju Semarang untuk menemui Tergugat II dan Syaugi Rusjdi selaku Komisaris dalam rangka melakukan rapat terkait kewajiban para Tergugat di salah satu mall di Semarang, sekaligus menagih janji Tergugat II untuk melakukan pembayaran kewajiban yang rencananya akan dibayarkan pada tanggal 15 September 2017. 16. Bahwa pada faktanya, pada tanggal 15 September 2017 Terguggat II tidak melakukan pembayaran sebagaimana yang telah dijanjikan sebelumnya. Bahwa pembayaran tersebut baru dilakukan pada tanggal 20 September 2017 sejumlah Rp. 50.000.000,(Lima Puluh Juta Rupiah), sehingga total pembayaran kewajiban para Tergugat kepada Penggugat di bulan September 2017 sejumlah Rp. 210.000.000 (Dua Ratus Sepuluh Juta Rupiah). 17. Bahwa pada pertemuan tanggal 15 September 2017 tersebut, Tergugat II juga menyatakan akan melakukan pembayaran kewajiban setiap 1 (satu) minggu kedepan sejumlah Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) hingga Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) yang akan di transfer kepada Penggugat.
3
18. Bahwa pada faktanya, pembayaran angsuran kewajiban yang akan dibayarkan setiap minggu sesuai yang diperjanjikan oleh Tergugat II kepada Penggugat tidak juga dilaksanakan oleh Tergugat II. 19. Bahwa pada bulan Oktober 2017, pembayaran angsuran kewajiban oleh para Tergugat kepada Penggugat hanya dilakukan sekali yaitu pada tanggal 10 Oktober Sebesar Rp.100.000.000 (Seratus Juta Rupiah). Bahwa tanggal 10 Oktober 2017 hingga 17 Oktober 2017,.
20. Bahwa pada tanggal 31 Oktober 2017, Penggugat mengirimkan email kepada Tergugat I dan Tergugat II yang pada intinya : a. Penggugat memberikan waktu terakhir kepada para Tergugat untuk melunasi kewajibannya pada tanggal 30 November 2017. Batas akhir yang diberikan Penggugat tersebut dikarenakan para Tergugat sudah kurang lebih selama 6 (enam) Bulan tidak memberikan respon positif dan hanya memberikan janji-janji dan Para Tergugat sendiri selalu tidak menepati. Sehingga proses pelunasan kewajiban tersebut semakin hari kian menurun. b. Penguggat meminta paraTergugat untuk memiliki komitmen yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan terkait angsuran pelunasan pembayaran yang selama ini tidak dilakukan para Tergugat secara baik. c. Penggugat mengharapkan ada pembayaran dengan jumlah besar yang dilakukan oleh Para Tergugat dengan nominal kisaran Rp.70.000.000 (Tujuh Puluh Juta Rupiah) hingga Rp. 1.000.000.000 (Satu Miliar Rupiah). Mengingat sisa kewajiban Para Tergugat masih sangat besar nominalnya. d. Apabila para Tergugat beritikad baik untuk melakukan angsuran pembayaran kewajibannya, dengan nominal yang sesuai diminta oleh Penggugat, maka segala asset yang telah dijaminkan kepada Penggugat akan di tangguhkan. 21. Bahwa terhadap email yang dikirmkan oleh Penggugat tersebut diatas, Tergugat I dan Tergugat II tidak memberikan respon atau tanggapan sama sekali. 22. Bahwa pada tanggal 19 Desember 2017, Tergugat II menandatangani Nota Kesepakatan Penyelesaian terkait kewajiban pembayaran para Tergugat.
4
23. Bahwa Penggugat melalui kuasa hukumnya telah memberikan Dua (dua) kali teguran (Somasi) kepada Tergugat I yaitu pada bulan November 2017 dan Desember 2107 agar Tergugat II atas kedudukannya sebagai direktur Terguggat I segera menyelesaikan seluruh kewajiban kepada Penggugat, namun, para Tergugat tidak dapat menyelesaikan kewajiban dimaksud. C. KLASIFIKASI PERBUATAN HUKUM PARA TERGUGAT 1. Apakah Perbuatan Para Tergugat termasuk ruang lingkup perbuatan wanprestasi dikarenakan tidak dibayarkannya/dilunasinya pembelian besi beton yang telah jatuh tempo kepada Penggugat? 2. Apakah Perbuatan Para Tergugat termasuk ruang lingkup PMH dikarenakan tidak dapat dicairkannya cek dan Billyet Giro yang diberikan kepada Penggugat sehingga bertentangan dengan pasal 4 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/43/PBI/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI/2006 Tentang daftar Hitam Nasional Penarik Cek Dan/Atau Bilyet Giro Kosong? 3. Dasar hukum PMH diatur dalam pasal 1365 BW. Unsur-Unsur PMH sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Adanya perbuatan; Perbuatan tersebut melawan hukum; Adanya kesalahan dari pihak pelaku; Adanya kerugian bagi korban; Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
4. Dasar Hukum wanprestasi diatur dalam Pasal 1243 dan 1244. Unsur-unsur wanprestasi adalah sebagai berikut : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi untuk dilakukanSalah 2. Melakukan apa yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimana diperjanjikan 3. Melakukan apa yang sudah diperjanjikan tapi terlambat 4. Melakukan sesuatu yang oleh perjanjian tidak boleh dilakukan 5. Sudah dinyatakan lalai tetapi tetap tidak melaksanakan isi perjanjian
yang
D. CARA PENYELESAIAN PERMASALAHAN HUKUM
5
- Menggunakan Argumentasi Hukum dengan dalil-dalil yang kuat berdasarkan dasar hukum dengan dikaitkan pada bukti-bukti yang dimiliki.
6