Panduan Gizi Stunting [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

BUKU PANDUAN PELAYANAN GIZI STUNTING DAN WASTING TAHUN 2022

Rumah Sakit Islam “ASSYIFA “SUKABUMI JL. Jenderal Sudirman No. 3 Kota Sukabumi Jawa Barat Telp. (0266) 222663 Telp/Fax. (0266) 223501 - 213433

DAFTAR ISI

BAB I

DEFINISI

BAB II

RUANG LINGKUP

BAB III

TATA LAKSANA

BAB IV

DOKUMENTASI

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 2

BAB I DEFINISI

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)1. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK2. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya. Stunting merupakan masalah yang urgen dan segera harus ditangani, karena dampak buruk yang ditimbulkan sangat serius dan meluas. Dampak tersebut dapat dibagi menjadi 2 : a. Dalam

jangka

pendek,

stunting

menyebabkan

gagal

tumbuh,

hambatan

perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme. b. Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 3

BAB II RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Stunting salah satunya dengan cara menurunkan angka prevalensi Stunting di Indonesia. Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. 1. Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam Pelayanan Asuhan pasien. Pelayanan asuhan kepada pasien dilakukan oleh Tim PPA untuk melakukan pelayanan kesehatan secara kolaboratif dan terintegrasi. Adapun tim PPA tersebut adalah sebagai berikut : a. Dokter Dokter berperan sebagai ketua tim asuhan gizi, yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun beberapa tugas dokter dalam asuhan gizi yaitu: - Menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi keseluruhan - Memberi penilaian akhir tentang status gizi pasien - Menetapkan preskripsi diet - Mengirim pasien ke dietisien untuk dilakukan konsultasi gizi - Melakukan evaluasi terhadap pelayanan gizi yang diberikan berdasarkan masukan dari dietisien dan perawat serta melakukan perubahan diet. b. Perawat Perawat merupakan penghubung utama antara pasien dengan anggota tim lain, karena perawat memiliki kontak secara terus menerus dengan pasien. Adapun tugas perawat dalam asuhan gizi, yaitu: Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 4

- Melakukan pemesanan makanan sesuai dengan preskripsi diet yang telah ditetapkan - Mengamati pasien sewaktu makan serta hal-hal yang muncul yang berkaitan dengan makanan atau diet yang diberikan. - Bertanggung jawab dalam pemberian makanan secara oral, enteral, maupun parenteral. - Memberi penjelasan secara garis besar kepada pasien dan keluarganya tentang makanan atau diet yang diberikan. c. Dietisien/ Ahli Gizi Dietisien/ Ahli gizi yang mempunyai keahlian khusus tentang hubungan antara makanan, zat-zat gizi, kesehatan, dan penyakit. Adapun beberapa tugas dietisien/ahli gizi, yaitu: - Mengkaji asupan makan dan zat-zat gizi pasien serta kemungkinan hubungannya dengan keadaan kesehatan dan penyakit pasien. - Memberi masukan kepada dokter tentang kemungkinan terapi diet yang perlu diberikan - Bertanggung jawab dalam menjelaskan preskripsi diet ke dalam menu makanan yang memenuhi syarat diet serta selera makan sehingga dapat diterima pasien 10 - Memberikan masukan kepada dokter tentang produk-produk diet dan suplemen gizi yang ada dipasaran untuk suatu keadaan tertentu - Memberikan konsultasi dan penyuluhan diet kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. d. Farmakolog Farmakolog adalah orang yang bertanggung jawab terhadap obat-obatan dan cairan parenteral yang dibutuhkan. Adapaun tugas farmakolog dalam asuhan gizi, yaitu: - Memberikan masukan tentang sifat-sifat obat, metabolisme obat, interaksi obat dengan obat, dan interaksi obat dan makanan - Memberikan penjelasan tentang produk-produk enteral dan parenteral yang ada di pasaran - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap cairan parenteral pendukung.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 5

Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan. Penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung. Target indikator utama dalam intervensi penurunan stunting terintegrasi adalah: a. Prevalensi stunting pada anak baduta dan balita b. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita d. Prevalensi wasting (kurus) anak balita e. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif f. Prevalensi anemia pada ibu hamil dan remaja putri g. Prevalensi kecacingan pada anak balita h. Prevalensi diare pada anak baduta dan balita Intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi spesifik ini umumnya diberikan oleh sektor kesehatan. Terdapat tiga kelompok intervensi gizi spesifik: a. Intervensi prioritas, yaitu intervensi yang diidentifikasi memilik dampak paling besar pada pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkau semua sasaran prioritas. b. Intervensi pendukung, yaitu intervensi yang berdampak pada masalah gizi dan kesehatan lain yang terkait stunting dan diprioritaskan setelah intervensi prioritas dilakukan. c. Intervensi prioritas sesuai kondisi tertentu, yaitu intervensi yang diperlukan sesuai dengan kondisi tertentu, termasuk untuk kondisi darurat bencana (program gizi darurat)

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 6

d. Tabel 1. Intervensi Gizi Sensitif Percepatan Penurunan Stunting

JENIS INTERVENSI

PROGRAM/ KEGIATAN INTERVENSI

Peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan Peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak

Peningkatan akses pangan bergizi

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 7

BAB III TATA LAKSANA

Penatalaksanaan stunting meliputi perbaikan nutrisi, mengatasi infeksi dan penyakit kronis yang ada, perbaikan sanitasi dan lingkungan, serta edukasi ibu atau pengasuh utama tentang perilaku hidup bersih dan sehat. 1) Perbaikan Nutrisi

Nutrisi merupakan komponen yang penting dalam penatalaksanaan stunting. Perbaikan nutrisi dapat dilakukan dengan pemberian MPASI berkualitas dan suplementasi vitamin.  Makanan Pendamping ASI Berkualitas Makanan pendamping ASI (MPASI) berkualitas merupakan kunci dalam pencegahan dan penanganan stunting. Strategi pemberian MPASI adalah tepat waktu (saat ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yaitu usia bayi sekitar 6 bulan), adekuat (memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien), aman dan higienis (proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman dan higienis), dan diberikan secara responsif (MPASI diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak. Pada bayi >6 bulan, WHO menganjurkan variasi makanan minimal mengandung 4 dari 7 kelompok bahan makanan berikut: -

Biji-bijian, akar-akaran, umbi-umbian

-

Kacang-kacangan

-

Produk susu (susu, yoghurt, keju)

-

Daging-dagingan (daging sapi, ikan, unggas, hati)

-

Telur

-

Buah dan sayur yang kaya vitamin A

-

Buah dan sayur lain [33

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 8

Keragaman bahan pangan dan konsumsi makanan dari sumber hewani berhubungan dengan perbaikan pertumbuhan linear.[13,14] Suatu studi menyatakan bahwa pemberian protein dan multi mikronutrien (zat besi, zinc, kalsium, iodine, dan vitamin A) berpengaruh terhadap pertumbuhan linear anak meski anak sudah berusia di atas 2 tahun. Untuk stunting tanpa wasting/gizi buruk (BB/TB di atas -2 SD), hitung kebutuhan kalori, protein, dan cairan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan BB ideal menurut umur tinggi. Bila dengan gizi buruk, lakukan manajemen gizi buruk. Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi Anak Umur

BB (kg)

Tb (cm)

Protein (g) 12 18

Lemak (g)

61 71

Energi (kkal) 550 725

0-6 bulan 7-11 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun

6 9

Serat (g)

Air (mL)

34 36

Karbohidrat (g) 58 82

0 10

800

13

112

1125

26

44

155

16

1200

19

130

1600

35

62

220

22

1500

27

142

1850

49

72

254

26

1900

 Pemberian Makanan Sumber Protein Hewani Protein adalah makronutrien yang terdiri dari asam amino. Tubuh manusia bisa menyintesis sejumlah asam amino (nonesensial), tetapi asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari makanan. Asam amino memiliki banyak peran pengaturan dalam pertumbuhan manusia dan metabolisme, seperti sintesis hormon (hormon pertumbuhan, insulin-like growth factor-1 (IGF-1), dan hormon tiroid), pengangkut protein membran sel atau reseptor, dan pembentukan tulang panjang dan sendi. Beberapa asam amino berperan besar bagi pertumbuhan linear seperti arginin, lisina, dan asam amino yang mengandung sulfur (metionin dan sistein). Banyak studi menyimpulkan bahwa ada hubungan antara Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 9

pertumbuhan linear dan protein, terutama sumber hewani dalam bentuk susu. Efek susu pada pertumbuhan linear lebih tinggi dari sumber protein hewani lain seperti daging atau telur, dan jauh lebih tinggi dari protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan, dan oat. Protein hewani mengandung lebih banyak asam amino esensial dan asam amino yang mengandung cincin sulfur, yang dapat menunjang pertumbuhan linear lebih baik. Asupan protein dengan protein energy ratio (PER) 12-15% dianjurkan untuk menunjang pertumbuhan linear.  Pemberian Makanan Pendamping Kaya Lemak Kualitas lemak pada makanan pendamping ASI sangat penting. Asupan long‐ chain‐polyunsaturated fatty acids, terutama omega 3 dan 6 sangat penting pada tahun-tahun pertama kehidupan. Asupan lemak yang rendah memiliki efek negatif pada perkembangan kognitif dan fungsi imun. Sumber omega 3 yang sering ditemukan antara lain ikan dan minyak nabati. Minyak kedelai dan rapeseed oil mengandung omega 3 yang tinggi; sedangkan minyak sawit, minyak bunga matahari, dan minyak kacang (peanut oil) memiliki kandungan omega 3 yang rendah. Rekomendasi persentase energi dari lemak pada MPASI adalah 30-45%. Beberapa susu formula yang tersedia kini sudah difortifikasi dengan omega 3 dan omega 6.  Suplementasi Zinc Zinc terbukti dapat menurunkan insidensi diare dan pneumonia, mendukung pertumbuhan linear, dan memiliki efek positif dalam menurunkan angka kematian terkait penyakit infeksi. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan Amerika menyimpulkan bahwa penggunaan zinc dengan dosis 5-40 mg/hari selama 2-12 bulan dapat memperbaiki pertumbuhan linear. Pada bayi usia 623 bulan, suplementasi zinc diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan sekali. Suplementasi 10 mg zinc setiap hari selama 24 minggu dapat menambah tinggi badan. Angka kecukupan zinc adalah 3-16 mg/hari.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 10

 Suplementasi Vitamin A Suplementasi vitamin A terbukti bermanfaat menurunkan angka kematian anak. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan Amerika menyimpulkan bahwa konsumsi vitamin A 5000-200.000 IU dengan selama 3-17 bulan dapat memperbaiki

pertumbuhan

linear

anak.

WHO

merekomendasikan

pemberian suplementasi vitamin A sebesar 100.000 U pada bayi usia 6-11 bulan, dan vitamin A 200.000 U tiap 6 bulan pada anak usia 12-59 bulan. Program ini sudah diimplementasikan ke dalam program Kementerian Kesehatan Indonesia setiap bulan Februari dan Agustus (bulan vitamin A). Rekomendasi WHO & Unicef mengenai makanan bayi: ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan Setelah 6 bulan ASI dilanjutkan, ditambah pemberian Makanan Pendamping ASI dengan: jumlah yang sesuai, kandungan zat gizi yang lengkap makanan yang bersih dan cara pemberian makan yang baik. KEBUTUHAN

JUMLAH

MAKANAN

Ukuran

jumlah

makanan

untuk

menggambarkan ADEKUAT adalah energi dalam satuan kilokalori (Kkal) Setelah 6 bulan ASI saja kurangan, energi yang harus dipenuhi oleh MP-ASI Untuk bayi 6 – 8 bulan butuh tambahan 200 Kkal per hari Untuk bayi 9 – 12 bulan 300 Kkal per hari Untuk anak 12 – 23 bulan 550 Kkal per hari. TEKSTUR MAKANAN a. Usia 6 bulan, bayi dapat makan bubur (makanan lumat), b. Usia 9 bulan , bayi dapat makan tim (makanan lembik), c. Usia 12 bulan, bayi sudah mulai belajar mengunyah, kebanyakan anak dapat makan makanan keluarga. Hati-hati dengan makanan yang dapat menyebabkan tersedak. Penambahan jumlah pemberian MP-ASI dapat dilakukan, seiring dengan bertambahnya usia anak , antara lain : Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 11

-

Usia 6 - 8 bulan membutuhkan 2 -3x pemberian makan tiap hari

-

Usia 9 - 23 bulan membutuhkan pemberian makan 3 - 4 kali per hari Juga diberikan 1 - 2 kali snack bergizi per hari.

Supaya kebutuhan energi dan kandungan semua zat gizi yang dibutuhkan tersedia, bahan makanan yang harus ada: 1. Bahan makanan pokok sebagai sumber utama energi dan karbohidrat (Bubur – Tim – Nasi ). 2. Bahan makanan hewani Seperti: ikan, ayam, telur, hati, dan produk susu 3. Kacang-kacangan Seperti: kacang polong, buncis, lentil, kacang tanah, kacang merah dan kacang kedelai. 4. Sayuran dan buah Seperti: sayur berdaun hijau tua, wortel, labuh, tomat, pepaya, pisang. Tambahkan sejumlah minyak untuk memberi ekstra energi. 2) Stimulasi Psikososial

Stimulasi psikososial dan stimulasi perkembangan sesuai usia diperlukan untuk mengatasi stunting dan mencegah komplikasi lebih lanjut (gangguan perkembangan). Memberi kesempatan anak untuk bermain dan belajar dengan gembira sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak agar optimal.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 12

3) Perbaikan Sanitasi dan Lingkungan

Perbaikan sanitasi, akses air bersih, dan kebersihan lingkungan juga dapat mendukung tumbuh kembang anak. Jamban yang layak dan akses air bersih penting untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan ramah anak. Lingkungan yang penuh kasih saying, pola asuh yang baik, dan dukungan masyarakat kepada ibu memberi dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan berkontribusi pada manajemen stunting. Perbaikan sosioekonomi masyarakat juga berkontribusi pada pencegahan dan penanganan stunting sehingga diperlukan keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera untuk mengatasi stunting.  Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran untuk meningkatkan kesehatan, individu, keluarga, dan masyarakat. PHBS di tingkat rumah tangga meliputi mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan menghindari rokok. Selain itu, PHBS juga meliputi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, dan pengukuran berat badan bayi dan balita secara berkala. 4) Terapi Suportif

Stimulasi

psikososial,

memperbaiki

lingkungan

tempat

tinggal

anak,

meningkatkan kebersihan lingkungan, dan edukasi tentang asupan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan sebagai bagian dari tata laksana stunting yang komprehensif. 5) Rujukan

Perawakan pendek yang mengarah ke kelainan endokrin atau penyebab nonmalnutrisi lainnya dirujuk ke spesialis terkait sesuai etiologi (spesialis anak atau spesialis anak konsultan endokrinologi). Stunting dengan penyulit dan atau Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 13

infeksi berat dapat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap dengan layanan spesialistik (spesialis anak atau spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik). Bila ada gangguan oromotor dapat dirujuk ke spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. Stunting yang tidak membaik dengan pemberian nutrisi yang adekuat dapat dirujuk ke dokter spesialis anak untuk evaluasi dan manajemen lebih lanjut.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 14

BAB IV DOKUMENTASI

PENILAIAN ANTROPOMETRI : - Ukur berat & panjang, Catat usia dan jenis kelamin, Bandingkan terhadap kurva Kurva BB/PB, PB/U dan BB/U.

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 15

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 16

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 17

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 18

Panduan Gizi Stunting and Wasting RSI Assyifa | 19