Makalah Konsep Dasar Organisasi Dan Administrasi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

Konsep Dasar Organisasi dan Administrasi Kesehatan

Mata Kuliah : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Dosen Pengampu : Putri Permatasari, SKM, MKM

Di susun oleh : Kelompok 1 Raden Roro Kirani Annisa Anjani (2010713001) Dhanifa Aldeana Maheswari

(2010713003)

Khoirunnisa Ghefira

(2010713005)

Putri Regita Miolda

(2010713007)

Syafira Ratu Fauzi

(2010713008)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMABNGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Konsep Dasar Organisasi dan Administrasi Kesehatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari dosen pengampu mata kuliah ini, yaitu Ibu Putri Permatasari, SKM, MKM

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi dunia kesehatan dan pendidikan.

Jakarta, Februari 2021

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1 A. Latar Belakang………………………………………………………………………….1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………2 C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..3 A. Unsur Pokok Administrasi……………………………………………………………...3 B. Perencanaan……………………………………………………………………………..5 C. Pengorganisasian……………………………………………………………………….11 D. Pelaksanaan…………………………………………………………………………….14 E.. Pengawasan dan Evaluasi………………………………………………………………17 PENUTUP…………………………………………………………………………………21 A.Kesimpulan………………………………………………………………………………21 B. Saran…………………………………………………………………………………….21 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..22

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem sosial yang sangat kompleks. Keberadaan organisasi pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh masyarakat karena aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembangunan organisasi pelayanan kesehatan perlu dilakukan karena bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas sehingga derajat kesehatan dapat tercapai (Satrianegara, 2014). Pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud jika mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 dituliskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Pemenuhan kriteria pelayanan kesehatan yang terjangkau bukan berarti harus meninggalkan kualitas pelayanannya. Pelayanan yang berkualitas akan selalu berupaya untuk memuaskan pelanggannya. Dalam manajemen pelayanan publik, ketanggapan (responsiveness) diperlukan untuk memuaskan pelanggan (Setiawan, 2016). Perhatian terhadap ketepatan waktu tunggu pelayanan merupakan hal yang perlu dibangun organisasi pelayanan kesehatan untuk menjaga dimensi mutu ketanggapan (responsiveness). Peningkatan dimensi mutu pelayanan 2 merupakan hal yang penting dilakukan ketika organisasi pelayanan kesehatan ingin memuaskan pelanggannya. Hal ini harus didukung dengan keinginan tenaga medis serta staf organisasi pelayanan kesehatan yang mau memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat (Bustami, 2011). Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu harus membuat tenaga medis dan staf meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus. Perlu cara alternatif untuk membuat pelayanan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sarana manajemen dapat dijadikan alat untuk membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu. Sarana tersebut dapat membantu tenaga medis dan staf sehingga mempermudah kegiatan di organisasi pelayanan kesehatan (Alamsyah, 2011). Menurut Bappenas (2015) kegiatan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan membuat seluruh 1

kegiatan pelayanan berada pada satu sistem informasi yang efektif dan efesien. Efektif dan efesien pelayanan kesehatan dapat terlaksana jika penyedia layanan kesehatan dapat memberikan kebutuhan pasien melalui tindakan yang tepat dan cepat. B. Rumusan Masalah 1. Ada berapa banyak unsur pokok di dalam administrasi kesehatan ? 2. Bagaimana perencanaan di dalam administrasi kesehatan ? 3. Bagaimana pengorganisasian di dalam administrasi kesehatan ? 4. Bagaimana pelaksanaan di dalam administrasi kesehatan ? 5. Bagaimana penerapan pengawasan dan evaluasi di dalam administrasi kesehatan ? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan memahami mengenai banyaknya unsur pokok administrasi kesehatan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penerapan serta evaluasi di dalam administrasi kesehatan.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Unsur Pokok Administrasi Kesehatan Unsur-unsur pokok administrasi kesehatan, antara lain: 1) Masukan (input), yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan masukan ini dikenal juga dengan perangkat administrasi (tools of administration), antara lain :  Sumber (resources), yaitu segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa, dapat dibedakan: sumber tenaga (labour resources), sumber modal (capital resources), sumber hukum (legitimate resources), sumber alamiah (natural resources).

 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (science and technology) adalah tata cara kerja dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

 Kemampuan dan Kesanggupan (skill / capacity) adalah pengetahuan dan keadaan fisik, mental biologis tenaga pelaksana. Ada juga yang membedakan input ini menjadi manusia (man), modal (capital), manajerial dan teknologi. Pembagian lainnya yang banyak dikenal masyarakat adalah 4 M, yaitu: manusia (man), uang (money), material dan metode (material and method) dan ada juga 6 M yaitu: manusia (man), uang (money), material (material), metode (method), pasar (market) dan mesin (machinery). Pada hakekatnya, unsur-unsur masukan (input) administrasi harus mampu menjawab 5W dan 1 H (Who, What, When, Why, Where, dan How) a) Man, berarti sumber daya manusia, yaitu tenaga yang akan terlibat dalam kegiatan b) Money, berarti pendanaan / anggaran yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan 3

c) Method, berarti acuan, pedoman, dan aturan yang akan digunakan untuk kegiatan d) Material, yaitu semua bahan dan peralatan (yang tidak menggunakan mesin / motor penggerak) yang akan digunakan untuk kegiatan e) Machine, yaitu semua bahan dan peralatan yang menggunakan mesin / motor penggerak yang akan digunakan untuk kegiatan f) Market, yaitu sasaran kegiatan 2) Proses (process), yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses ini dalam ilmu administrasi dikenal dengan sebutan fungsi administrasi (functions of administration). Pada umumnya fungsi administrasi menjadi tanggung jawab pimpinan. Beberapa fungsi administrasi yang dikemukakan oleh para ahli, ada yang mengatakan 4 (empat) fungsi, ada yang mengatakan 5 (lima) fungsi, dan sebagainya. Fungsinya antara lain yaitu planning, organizing, implementing, dan evaluating. 3) Keluaran (output), yaitu hasil dari suatu pekerjaan administrasi. Bila ditinjau dari pengertiannya, keluaran yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :  Pengertian sempit (kegiatan perkantoran). Keluaran yang dihasilkan adalah, catatan surat masuk dan keluar, kumpulan surat masuk dan keluar, daftar nama pegawai, daftar inventaris barang, daftar gaji pegawai, dan lain-lain.  Pengertian luas, terdiri dari : • Hasil dari proses. Keluaran yang dihasilkan adalah pengembangan organisasi,

kegiatan

organisasi,

pengembangan

pegawai,

petunjuk

pelaksanaan / petunjuk teknis, tugas-tugas / personil kepanitian, dan lainlain. • Hasil dari fungsi/tugas. Keluaran yang dihasilkan adalah kebijakan, program kegiatan, hasil pengawasan, hasil pengorganisasian. •

Kelembagaan.

Keluaran

yang

dihasilkan

adalah

fungsi/aktivitas

kelembagaan, sistim, layanan umum (in servise dan public service). Untuk

4

sektor pemerintahan adalah pelayanan publik, untuk sektor perusahaan/swasta adalah jasa dan produksi 4) Sasaran (target group), yaitu tujuan keluaran yang dihasilkan atau dengan kepada siapa hasil kegiatan tersebut ditujukan atau kepada siapa kebijakan yang dihasilkan ditujukan. Untuk kebijakan publik, sasaran yang dimaksud dapat dibedakan perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct target group) ataupun bersifat sasaran tidak langsung (indirec target group). 5)

Dampak (impact) akibat yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dan akan meningkatkan derajat kesehatan. Dampak terdiri dari dua hal yaitu kebutuhan kesehatan (health need) dan tuntutan kesehatan (health demand).  Kebutuhan kesehatan (health need) : 

Bersifat objektif



Masalah nyata perseorangan, keluarga, kelompok, masyarakat



Mutlak dipenuhi

 Tuntutan kesehatan ( health demand) : 

Bersifat subjektif



Fakultatif untuk diepnuhi



Dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan

B. Perencanaan Melaksanakan suatu rencana merupakan hal yang pasti dilakukan oleh semua orang. Melakukan kegiatan sehari-hari tanpa kita sadari sebenarnya kita sudah membuat rencana yang akan dilakukan. Misalnya, ketika ingin pergi berlibur ke luar negeri pasti memiliki rencana perjalanan/daftar tempat wisata yang akan dituju. Selain itu, ketika ingin tidur, kita memiliki rencana apa saja yang akan dilakukan besok seperti bangun, beribadah, mandi, sarapan dan belajar di sekolah. Hal tersebut merupakan contoh perencanaan dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya dengan perencanaan ini akan membuat tujuan yang hendak diacapai akan menjadi lebih mudah. (Taufiqurokhman, 2008) 5

Perencanaan administrasi pun juga sama seperti rencana dalam kehidupan seharihari. Namun, rencana administrasi lebih terstruktur dan terkoordinasi lebih baik. Perencanaan administrasi harus dilakukan sebagai persiapan dan syarat bagi tiap lembaga maupun organisasi baik individu dan kelompok. Menurut Nurhadi tahun 1983 Fungsi perencanaan yang mencakup berbagai kegiatan seperti menentukan kebutuhan, diikuti dengan penentuan strategi pencapaian tujuan, yang kemudian dilanjutkan dengan penentuan program untuk melakukan strategi pencapaian tujuan tersebut. (luthfi, 2020) Menurut Leavy dan Loomba, perencanaan adalah proses untuk memahami dan menganalisa mengenai suatu sistem, perumusan tujuan umum dan khusus, perkiraan segala kemampuan yang dimiliki, penguraian segala kemungkinan rencana kerja yang bisa dilaksanakan dalam mencapai tujuan umum dan khusus tersebut, menganalisa efektifitas dari berbagai alternatif rencana dan memilih satu diantaranya yang dipandang baik serta menyusun rencana kegiatan dari rencana yang terpilih secara lengkap agar dapat dilaksanakan dan mengikutinya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus sehingga tercapai hubungan yang optimal antara rencana tersebut dengan sistem yang ada. (Sudirman, 2016) Menurut George R. Terry perencanaan adalah memilih dan mengaitkan fakta dan pembuatan serta penggunaan asumsi tentang masa depan dalam visualisasi dan merumuskan kegiatan yang diusulkan diyakini diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan sedangkan menurut Longest tahun 2002 perencanaan adalah fungsi administrasi yang mengharuskan manajer untuk menetapkan arah dan menentukan apa yang perlu dicapai dalam melaksanakan setiap kegiatan yang akan dilakukan, artinya menetapkan prioritas dan menentukan target kinerja. (Thompson et al., 2011) Perencanaan adalah kombinasi dari kompilasi dan analisis, informasi memimpikan ide, menggunakan logika dan imajinasi dan penilaian untuk mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Perencanaan program kesehatan adalah suatu strategi dalam merumuskan masalah masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan perencanaan kesehatan adalah suatu proses mendefinisikan masalah dalam kesehatan di masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan dan sumber daya, menetapkan tujuan prioritas, dan menetapkan tindakan administratif yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. (Jira et al., 2004) Fungsi dan manfaat perencanaan dalam dunia modern semakin mendapat tempat yang paling penting karena di samping nilai manfaat juga fungsinya pun semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi perencanaan dapat disimpulkan, sebagai berikut: (Mamik, 2014) 1. Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garisgaris tujuan baik yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut. 6

2. 3. 4. 5.

Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi. Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus. Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali. Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

Ciri-ciri perencanaan program kesehatan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bagian dari sistem administrasi, Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan, Berorentasi pada masa depan, Mampu menyelesaikan masalah, Mempunyai tujuan, Bersifat mampu Kelola

Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain: (Hasibuan, 2020) 1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana: a. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun. b. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun. 2. Dilihat dari tingkatannya: a. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. c. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin. 3. Ditinjau dari ruang lingkupnya: a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah. b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. d. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan. 7

Unsur-unsur perencanaan meliputi : (Dhaci, 2016) 1. Rumusan Misi Suatu perencanaan yang baik harus mengandung rumusan tentang misi yang dianut oleh organisasinya. Uraian yang tercantum dalam misi mencakup ruang lingkup yang sangat luas, antara lain tentang latar belakang, cita-cita, tujuan pokok, tugas pokok serta ruang lingkup kegiatan organisasi. Perantara penting misi dalam perencanaan, sebagai pedoman bagi mereka yang akan melaksanakan rencana yang telah tersusun, untuk memperoleh dukungan dari pihak ketiga, misalnya dukungan dana dari pihak donor, perizinan dari pemerintah. 2. Rumusan Masalah Suatu rencana yang baik haruslah mengandung rumusan tentang masalah (problem statement) yang ingin diselesaikan. Rumusan masalah yang baik memiliki beberapa persyaratan penting diantaranya: a. Harus mempunyai tolok ukur Tolok ukur yang dimaksud paling tidak mencakup lima hal pokok yaitu tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, di mana masalah ditemukan, bilamana masalah terjadi serta berapa besarnya masalah. b. Bersifat netral Dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya masalah dan atau cara mengatasi masalah. 3. Rumusan Tujuan Secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu a. Tujuan umum Pembuatan rumusan tujuan umum (goal) mempunyai persyaratan, secara sederhana dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi 2. Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin diatasi 3. Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai b. Tujuan khusus Suatu rumusan tujuan khusus (obyektif), kecuali harus memenuhi semua persyaratan rumusan tujuan umum juga harus mempunyai tolok ukur. Tolok ukur tersebut dibedakan lima macam yakni: tentang apa masalah yang ingin diatasi oleh rencana kerja yang akan dilaksanakan, siapa yang akan memperoleh manfaat apabila rencana kerja dilaksanakan, berapa besar target yang akan dicapai, serta berapa lama rencana kerja akan dilaksanakan. Dari kelima tolok ukur tersebut, tiga diantaranya dapat diperoleh dari rumusan masalah dan mengenai besarnya target dan lama waktu pelaksanaan memerlukan pertimbangan sendiri. 4. Rumusan Kegiatan Rumusan kerja yang baik harus mencantumkan rumusan kegiatan (activities) yang akan dilaksanakan. Kegiatan dimaksud di sini adalah di satu pihak dapat mengatasi maslah yang dihadapi dan dipihak lain dapat mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan. Suatu kegiatan sangat ditentukan dari masalah serta tujuan 8

dari rencana kerja itu sendiri. Jika ditinjau dari peranannya dalam mengatasi masalah serta mencapai tujuan, kegiatan dapat dibedakan atas dua macam: a. Kegiatan Pokok (Mollar Activities) Yaitu kegiatan yang bersifat mutlak dan merupakan kunci bagi keberhasilan rencana. b. Kegiatan Tambahan (Molucular Activities) Yaitu kegiatan yang bersifat fakultatif, artinya kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan menentukan keberhasilan suatu rencana, tetapi apabila kegiatan tersebut dilaksanakan, pelaksanaan rencana akan lebih sempurna. Untuk memudahkan pelaksanaannya, semua kegiatan disusun secara runtun dan untuk kepentingan praktis, berbagai kegiatan tersebut sering dikelompokkan ke dalam tiga macam yaitu 1. Kegiatan Persiapan (preparation activities) 2. Kegiatan Pelaksanaan (implementation activities) 3. Kegiatan Penilaian (evaluation activities) 5. Asumsi Perencanaan Rencana yang baik harus mengandung uraian asumsi perencanaan. Secara umum dibedakan atas dua macam: a. Asumsi positif Adalah uraian tentang berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada dan berperan dalam memperlancar pelaksanaan rencana. b. Asumsi negatif Adalah uraian tentang berbagai faktor penghambat yang diperkirakan ada dan berperan kendala pelaksanaan rencana. 6. Strategi Pendekatan Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang strategi pendekatan (strategi of approach) yang akan dipergunakan pada pelaksanaan rencana. Secara umum strategi tersebut berkisar antara dua kutub utama sebagai berikut: a. Pendekatan institusi Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan sangat memerlukan dukungan legalitas, dan karena itu lazimnya sering menerapkan prinsip-prinsip kekuasaan dan kewenangan. Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah dapat mempercepat pelaksanaan program. Tetapi kekurangannya hasil yang dicapai tidak bersifat langgeng karena seolah-olah ada pemaksaan. b. Pendekatan komunitas Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat sendiri. Keuntungannya adalah perubahan yang dicapai akan bertahan lama karena memang bertolak dari adanya kesadaran. Kerugiannya, pelaksanaan program akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Strategi yang dipandang sesuai adalah dengan memadukan secara serasi dan seimbang kedua strategi tersebut. Penerapan tentu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Jika situasi dan kondisi memang memerlukan, tidak ada salahnya menerapkan pendekatan institusi. 7. Kelompok Sasaran

9

Lazimnya pada setiap program kesehatan ditemukan adanya kelompok sasaran (target group), yakni kepada siapa program kesehatan tersebut ditujukan. Kelompok sasaran ini jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam: a. Kelompok sasaran langsung (direct target group) Adalah anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung program kesehatan. Misalnya bayi untuk imunisasi dasar atau ibu-ibu hamil untuk program antenatal. b. Kelompok sasaran tidak langsung (indirect target group) Adalah kelompok sasaran antara. Misalnya ibu-ibu membawakan anaknya untuk imunisasi dasar, dan peran suami untuk keberhasilan program keluarga berencana. 8. Waktu Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang jangka waktu pelaksanaan rencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan rencana, termasuk yang terpenting adalah: a. Kemampuan organisasi dalam mencapai target b. Strategi pendekatan yang diterapkan 9. Organisasi dan Tenaga Pelaksana Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta susunan tenaga pelaksana yang akan menyelenggarakan rencana. Sangat dianjurkan, uraian tentang tenaga pelaksanaan dapat dilengkapi dengan pembagian tugas serta kewenangan masing-masing (job description and authority). 10. Biaya Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Besarnya biaya yang diperlukan amat bervariasi, karena semua tergantung dari jenis serta jumlah kegiatan yang akan dilakukan. 11. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang metode penilaian serta kriteria keberhasilan (method of evaluation and milestone) yang akan dipergunakan. Metode yang dapat dipergunakan, secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam: a. Kriteria keberhasilan unsur masukan Yaitu yang menunjukkan pada terpenuhinya unsur masukan. Misalnya tersedianya tenaga, dana dan sarana sesuai dengan rencana. b. Kriteria keberhasilan unsur proses Yaitu yang menunjukkan pada terlaksananya unsur proses. Misalnya terselenggaranya penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana atau terselenggaranya pertemuan dengan masyarkat sesuai dengan rencana. c. Kriteria keberhasilan unsur keluaran Yaitu menunjukkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya berhasil menurunkan angka komplikasi sesuatu dengan target yang telah ditetapkan. 10

C. Pengorganisasian Tidak hanya rencana yang diperlukan dalam membuat suatu program, pengorganisasian juga diperlukan agar tujuan yang hendak dicapai bisa terealisasikan secara maksimal. Suatu rencana tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada orang yang menjalankan dan menggerakannya sehingga pengorganisasian sangat penting. Organisasi dan pengorganisasian merupakan hal yang saling berhubungan. Organisasi secara sederhana dipahami sebagai wadah atau kumpulan individu yang saling berinteraksi menjadi kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi mengisyaratkan adanya komitmen bersama individu di dalam kelompok. Sedangkan pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan individu, alat, tugas dan tanggungjawab sehingga organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. (Agus purwanto, M.pd, 2020) Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alatalat, tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan batasan tersebut diatas, pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material, dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun yang harus dilakukan dalam pengorganisasian dalam buku Shoimatul tahun 2013 adalah sebagai berikut: (Febriyanti, 2019) 1. 2. 3. 4. 5.

Menentukan tugas-tugas untuk mencapai tujuan Membagikan beban kerja Menggabungkan pekerjaan Menetapkan mekanisme pekerjaan agar berjalan harmonis Melakukan monitoring

Dalam buku Yusak Burhanudin tahun 2005 bahwa pengorganisasin adalah salah satu cara menghindari tumpang tindihnya suatu pekerjaan, sehingga tidak terjadi pembebanan yang tidak merata. Organisasi yang baik menurut Purwanto, hendaklah memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut: 1. Memiliki tujuan yang jelas 2. Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut 3. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran; 4. Adanya kesatuan perintah 11

5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota Menurut Henri Fanyol, berikut adalah prinsip-prinsip pengorganisasian. (Arifin et al., 2013) 1. Pembagian Kerja Organisasi Dengan adanya pembagian kerja dan tanggungjawab kepada setiap individu akan memberikan pengaruh baik dalam organisasi dan menghindarkan sekelompok orang yang terkonsentrasi pada pekerjaan tertenu sementara pekerjaan lain terbengkalai. Pembagian kerja ini membuat setiap tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasikan dengan maksimal. 2. Pendelegasian Wewenang Pendelegasian wewenang sangat penting agar setiap elemen dalam organisasi memiliki rasa tanggung jawab. Prinsipprinsip organisasi ini di satu sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain merupakan pelimpahan tanggung jawab. Di samping itu, pendelegasian wewenang sangat penting fungsinya dalam komando. 3. Disiplin Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturan-peraturan menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu menjadi tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para pelaksananya. Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah prinsip-prinsip organisasi yang sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. 4. Kesatuan Komando Komando dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang bisa didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun, hakikatnya, komando tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat organisasi bergerak tidak fokus pada tujuan. 5. Kesatuan Tujuan Organisasi Tujuan organisasi harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi tersebut. Sebab, tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja. Kesatuan tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok keberhasilan organisasi tersebut dalam mengorganisasi elemen-elemennya. 6. Prioritas Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan masing-masing. Kadangkadang, kepentingan individu itu berjalan selaras dengan kepentingan organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan, setiap anggota organisasi semestinya mendahulukan kepentingan organisasinya. 7. Penghargaan atas Prestasi dan Sanksi Kesalahan Penghargaan dan sanksi adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota organisasi. Ini merupakan bentuk apresiasi. Bentuknya tidak harus selalu uang atau nilai-nilai nominal. Tiap-tiap organisasi perlu menerapkan penghargaan dan sanksi ini dalam 12

bentuk-bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut. Prinsip-prinsip organisasi ini juga sangat penting diterapkan. 8. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan Sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Organisasi yang baik menerapkan prinsip-prinsip organisasi ini secara proporsional. Ada hal-hal yang tidak bisa disentralisasikan kepada pemimpin manajemen dan begitu juga sebaliknya. Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah yang melibatkan seluruh elemen. Tingkat-tingkat keputusan itu dikembangkan sesuai jenjang dan kapasitas masing-masing. 9. Wewenang Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis wewenang sehingga tidak terjadi kelambatan birokratis atau sebaliknya. 18 Henry Fayol, Administration Industrielle et Générale (Dunod, 1999). 16 Prinsipprinsip organisasi berupa garis wewenang ini juga berfungsi menegaskan kembali kesatuan komando. 10. Tata Tertib Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan berjalan dengan optimal. 11. Keadilan dan Kejujuran Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam organisasi. Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada jenjang-jenjang di bawahnya sampai level akar rumput. Kejujuran ini akan membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan. 12. Stabilitas dan Regulasi Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan merangsang pembaruanpembaruan. Namun, di sisi lain, harus dipikirkan agar regulasi tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran dan pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada efektivitas kerja dan efisiensi biaya. 13. Inisiatif Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan inisiatif anggota dari berbagai jenjang. Inisiatif adalah prinsip-prinsip organisasi yang juga sangat penting. 14. Keselarasan dan Persatuan Hubungan interpersonal antaranggota organisasi memiliki pengaruh sangat besar dalam kinerja anggota. Tanpa hubungan yang baik dan selaras, organisasi tidak akan berjalan baik. Di samping itu, keselarasan tersebut sangat penting agar tiap anggota dapat memelihara persatuan dan kesatuan. Prinsip-prinsip Organisasi (Wekadigunawan, DVM, MPH, Ph.D, 2020) 1. Mempunyai pendukung Umum (Goal) 13

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Dalam suatu organisasi yang dibentuk ada orang atau anggota yang memberikan dukungan atas organisasi yang didirikan berdasar kesepakatan yang dilakukan sebelumnya. Dukungan yang besar menunjukan makin kuatnya organisasi tersebut. Mempunyai tujuan Tujuan sangat penting dalam pembentukan organisasi, tanpa tujuan maka organisasi tidak akan terarah dan tidak mampu untuk mengikat anggota atau pendukung organisasi itu sendiri. Mempunyai kegiatan Khusus (Objectives) Organisasi yang baik adalah organisasi yang aktif dalam berbagai kegiatan, sehingga dengan keaktivan itulah yang membuat suatu organisasi semakin terarah. Mempunyai pembagian tugas Ada bermacam – macam kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian oleh karena itu di perlukan pembagian tugas agar pendukungnya dapat melaksanakan tugas masing – masing secara terartur dan tanggung jawab. Mempunyai perangkat organisasi (“PrinsipFungsional”) Perangkat organisasi disebut juga dengan satuan organisasi merupakan pendukung yang diberikan kepercayaan/ kewenangan dalam mengerjakan beberapa tugas yang lebih inti. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang Setiap satuan organisasi memiliki peranan yang berbeda maka diperlukan pembagian dan pendelegasian wewenang. Memutuskan hal yang penting merupakan wewenang satuan organisasi pimpinan, sedangkan pengambilan keputusan harus didelegasikan ke satuan organisasi awal. Mempunyai kesinambungan kegiatan,kesatuan perintah dan arah Organisasi mempunyai suatu tujuan oleh karena itu organisasi harus bersifat continue, punya prinsip kesatuan serta adanya arahan yang jelas.

D. Pelaksanaan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia pelaksanaan memiliki arti proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya). Pelaksanaan disebut juga dengan penggerakan atau actuating. Pelaksanaan adalah sebuah tindakan dari suatu rencana yang telah disusun secara matang serta terperinci. Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan atau wadah secara terencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan. Secara sederhana pelaksanaan dapat diartikan sebagai penerapan. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau badan secara terencana yang tersusun secara matang, 14

teratur dan terarah yang merupakan rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah kebijakan ditetapkan yang terdiri dari pengambilan keputusan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut George, R. Terry, penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) adalah upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap staff dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya. Menurut Westra pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. Menurut Bintoro Tjokroadmudjoyo pelaksanaan adalah sebagai proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek. Menurut Siagian S.P pelaksanaan adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya mereka mau bekerja secara ikhlas agar tercapai tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia pelaksanaan adalah upaya agar tiap pegawai atau tiap anggota organisasi berkeinginan dan berusaha mencapai tujuan yang telah direncanakan. Adapun fungsi pelaksanaan dalam administrasi kesehatan seperti :  Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja untuk dapat berkerja dengan efektif dan efisien dalam pencapaian suatu tujuan.  Memberikan tugas dan penjelasan rutin terkait pekerjaan.  Menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.  Proses implementasi program agar dapat dijalankan seluruh pihak dalam organisasi dan proses memotivasi agar semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan kesadaran dan produktifitas yang tinggi. 15

Tujuan dalam pelaksanaan administrasi kesehatan seperti :  Menciptakan kerja sama yang lebih efisien.  Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staff.  Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.  Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staff.  Membuat organisasi berkembang secara dinamis. Manajer merupakan pimpinan suatu organisasi. Seorang manajer harus mampu bersikap secara objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter staffnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Untuk dapat melaksanakan rencana, seorang manajer perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan : a) Motivasi Upaya untuk memunculkan pembangkit tenaga dalam diri seseorang atau sekelompok masyarakat agar bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b) Komunikasi Proses yang akan menghubungkan individu dengan individu lainnya dengan tujuan tertentu. Merupakan salah satu hal penting dalam penggerakan staff disuatu organisasi. Selain itu, merupakan hal terpenting dalam manajemen, karena proses manajemen baru akan terlaksana jika komunikasi telah dilakukan. c) Kepemimpinan Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan pada perilaku orang lain, baik langsung ataupun tidak langsung. Kepemimpinan yang efektif harus mempertimbangkan social basis. d) Pengarahan

16

Upaya mewujudkan keputusan, rencana dan program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat diartikan pula memberikan bimbingan serta mengendalikan para pekerja dalam melakukan tugas guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. e) Pengawasan Merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi telah tercapai. f) Supervisi Melakukan pengamatan langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan. Apabila ditemukan masalah maka akan segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.

E. Pengawasan dan Evaluasi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia pengawasan memiliki arti penilikan dan penjagaan. Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut dengan controlling. Pengawasan adalah sebuah proses yang menjamin semua kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi diarahkan kepada pencapaian sasaran atau target yang telah direncanakan. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai. Pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya apakah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak, serta mengukur tingkat kesalahan yang terjadi sehingga kedepannya dapat diperbaiki ke arah yang lebih baik. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia evaluasi memiliki arti penilaian. Evaluasi dalam bahasa Inggris di sebut dengan evaluation. Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan

17

dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi akan mengambil keputusan mengenai nilai atau manfaatnya. Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Menurut Suharsimi Arikunto evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Menurut Worthen dan Sanders evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula. Tujuan pengawasan menurut Situmorang dan Juhir :  Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan perintah.  Menertibkan koordinasi kegiatan  Mencegah pemborosan dan penyelewengan  Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang dihasilkan  Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi Manfaat pengawasan dalam adminitrasi kesehatan adalah :

18

 Tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaiannya dan selanjutnya pencapaian tersebut dalam kualitas dan kuantitas tertinggi yang telah direncanakan.  Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi apa yang telah ditetapkan, dan bahkan mungkin dapat ditekan, sehingga efisiensi dapat ditinggalkan.  Pengawasan yang baik akan dapat memacu karyawan berprestasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tujuan Evaluasi adalah memberikan masukan informasi secara menyeluruh mengenai hasil serta tujuan, baik dilihat saat kegiatan sedang berlangsung ataupun dilihat dari hasil akhirnya dengan menggunakan beragam cara penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan guna tercapainya sebuah tujuan yang telah direncanakan. Di dalam pengawasan administrasi kesehatan juga terdapat proses-prosesnya seperti :  Mengukur hasil pekerjaan Langkah

pertama

dalam

mengukur

hasil

pekerjaan

dimulai

dengan

mempersoalkan masalah-masalah pengukuran. Pengukuran adalah sebuah tindakan untuk memastikan jumlah entitas yang digariskan dengan baik.  Membandingkan hasil pekerjaan dengan standar dan memastikan perbedaan (Apabila ada perbedaan) Hal tersebut pada dasarnya memiliki arti mengevaluasi hasil pekerjaan. Penentuan standar mencakup kriteria untuk semua lapisan pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. Standar ialah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan.  Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan Dapat dianggap sebagai suatu tindakan yang memaksa agar operasi-operasi disesuaikan guna mancapai hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Apabila ditemukan sebuah penimpangan-penyimpangan penting maka tindakantindakan cepat dan efektif merupakan suatu keharusan. 19

Prinsip Pengawasan di dalam administrasi kesehatan :  Pengawasan yang dilakukan pimpinan harus dimengerti staff & hasilnya mudah diukur.  Fungsi pengawasan dan pengendalian (Wasdal) sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi untuk menghindari penyalahgunaan wewenang.  Standar kerja harus dijelaskan kepada semua staff. Teknik Pengawasan di dalam administrasi kesehatan :  Pengawasan Langsung Untuk berhasilnya suatu supervisi, pengamatan langsung yang dilakukan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maka ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan, yaitu : a. Sasaran pengamatan b. Objektivitas pengamatan c. Pendekatan pengamatan  Kerjasama Terdapat komunikasi yang terjalin dengan baik antara pelaksana dengan sasaran (Bawahan). Terdapat empat langkah penting dalam proses pengawasan manajerial :  Merumuskan rencana, tujuan dan standar pengawasan.  Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai oleh staff atau organisasi.  Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan standard.  Menarik kesimpulan dan melaksanakan tindak lanjut Pendekatan Evaluasi :  Formal Menggunakan metode statistik dan cenderung komprehensif. 20

 Informal Tidak menggunakan metode statistik.  Proses Menentukan bagaimana proses berjalan dengan baik.  Komprehensif survei (Comprehensive Survey) Mengumpulkan & menganalisa data untuk keperluan evaluasi baik sumatif maupun formatif.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu administrasi kesehatan pastinya memiliki komponen yang mendukung, seperti unsur pokok administrasi keseshatan yang meliputi input, proses, output, sasaran, serta dampaknya dan dibutuhkan juga organisasi di dalamnya untuk saling bekerja sama. Hal itu harus diawali dengan perencanaan agar lebig terstruktur lalu kita dapat langsung bisa melakukan pelaksanaannya. Suatu organisasi juga harus diawasi dalam melakukan pelaksanaannya. Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem sosial yang sangat kompleks. Keberadaan organisasi pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh masyarakat karena aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembangunan organisasi pelayanan kesehatan perlu dilakukan karena bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas sehingga derajat kesehatan dapat tercapai. Dan dari suatu program organisasi yang telah kita lakukan, kita bisa melakukan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan yang adad n mempertahankan yang telah baik. Pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud jika mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 dituliskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. B. Saran 21

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis memohon kritik yang membangun dari para pembaca. Untuk kedepannya, penulis akan memaparkan makalah secara lebih detail dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. 

DAFTAR PUSTAKA Agus purwanto, M.pd, D. N. (2020). Administrasi Pendidikan. 2014(April), 1–224. https://repositories.lib.utexas.edu/handle/2152/39127%0Ahttps://cris.brighton.ac.uk/ws/port alfiles/portal/4755978/Julius+Ojebode%27s+Thesis.pdf %0Ausir.salford.ac.uk/29369/1/Angela_Darvill_thesis_esubmission.pdf %0Ahttps://dspace.lboro.ac.uk/dspace-jspui/ha Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika; Yogyakarta Arifin, S., Rahman, F., Wulandari, A., & Anhar, V. Y. (2013). Buku Dasar-dasar Manajemen Kesehatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Astiena, Adila Kasni. Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan. Padang: Andalas University Press, 2015. Awan Sari Setiawan. 2018. MAKALAH EVALUASI DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN Azwar, A, .Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi III. Binarupa Aksara, Jakarta. 201 Bustami.2011.Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Agus purwanto, M.pd, D. N. (2020). Administrasi Pendidikan. 2014(April), 1–224. Arief

Rachman

Gunawan.

2018.

MAKALAH

EVALUASI

DAN

PENGAWASAN

PEMBANGUNAN) Dachi, Rahmat Alyakin. Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan (Suatu Pendekatan Konseptual). Deepublish, 2017. Dhaci, R. A. (2016). Modul Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan, 1–55. Febriyanti, D. (2019). Konsep Dasar, Proses dan Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan. https://doi.org/10.31219/osf.io/gts6a 22

Hasibuan, R. (2020). Bahan Ajar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 156–159. Jira, C., University, J., Feleke, A., University, G., Mitike, G., & University, A. A. (2004). Health Planning and Management. November. Luthfi, alqori. (2020). Konsep Dasar, Fungsi dan Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan. Mamik. (2014). Manajemen mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. Rapotan Hasibuan, M.Kes. 2020. BAHAN AJAR ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN Siti Fatimah.2019. PAPER KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN Sudirman. (2016). Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 1–55. https://osf.io/pkm4y/download/?format=pdf Satrianegara, M. Fais. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta : Salemba Medika, 2014. 2.

Taufiqurokhman. (2008). Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. 1–98. Thompson, J. M., Buchbinder, S. B., & Shanks, N. H. (2011). An Overview of Healthcare Management Learning ObjeCtives. Healthcare Management, 1–16. Wekadigunawan, DVM, MPH, Ph.D, D. cri sajjana. (2020). Pengorganisasian Kegiatan / Program Kesehatan Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Ksm 122, 1–10.

23

24