36 1 610KB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA (STIKes PERTAMEDIKA) Oktora Fergitias Sagita Lestari 21120046/Akt. X/2021 Program Profesi SI Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN 1. Definisi Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah periode dimana ovum telah dibuahi dan berkembang didalam uterus mengalami proses diferensiasi dan uterus berkembang sampai bisa menunjang sendiri kehidupan diluar uterus (Syaiful, 2019). Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Hutabarat, 2020) Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014). 2. Proses Terjadinya Kehamilan a) Pembuahan / Fertilisasi Bertemunya sel telur (ovum) wanita dengan sel benih (spermatozoa) pria. b) Pembelahan Sel (Zigot) Hasil pembuahan tersebut.
c) Nidasi Implantasi Zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri). d) Pertumbuhan dan Perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru. Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormone aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama masa kehamilan (Margareth, 2013). 3. Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut (Elizabeth, 2015) Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan yaitu : a) Tanda dugaan hamil 1) Amenorea (berhentinya menstruasi), Konsepsi dan nidas menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. 2) Mual (nausea) dan muntah (emesis), Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes. Bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum. 3) Ngidam (menginginkan makan tertentu), Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. Ngidam sering terjadi pada bulan bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan 4) Syncope (pingsan), Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan 6) Payudara Tegang, Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progestron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormonhormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum 7) Sering miksi, Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus ke kandung kemih 8) Konstipasi atau obstipasi, Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB. 9) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (Linea nigra=grisea) b) Tanda Kemungkinan (Probability Sign) 1) Pembesaran perut, Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. 2) Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak) 3) Tanda goodel, Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir. 4) Tanda chadwick, Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks. 5) Tanda piscaseck (pembesaran uterus yang tidak simetris) 6) Kontraksi braxton hicks (kontraksi kecil uterus bila mendapat rangsangan) 7) Teraba ballottement (adanya pantulan janin dan cairan amnion akibat penekanan mendadak pada uterus) 8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
c) Tanda Pasti 1) Gerakan janin dalam rahim, Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. 2) Denyut jantung janin, Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu. 3) Bagian bagian janin, Bagian bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG. 4) Kerangka janin, Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupn USG 4. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Menurut (Syaiful, 2019) perubahan fisiologis pada ibu hamil adalah sebagai berikut : a) Trimester I 1) Rasa mual dan muntah (Morning Sickness) Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat dari perubahan hormonal. Rasa mual dapat dijumpai pada 50-70% kehamilan. 2) Gangguan berkemih Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hormone oksitosin yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah.
3) Obstipasi Kesulitan BAB yang dialami ibu hamil disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestive menurun akibat pengaruh hormone progesterone yang mengakibatkan mortalitas saluran pencernanaan berkurang. 4) Epidis, merupakan keadaan hipertopi dan hiperemis pada gusi. 5) Varises Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa kehamilan selain itu juga faktor hormonal seperti bendungan vena dalam panggul. 6) Payudara membesar Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. 7) Sakit Kepala/Pusing Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala. b) Trimester II 1) Uterus Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram mengalami hipertropi dan hyperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat kehamilan. 2) Serviks, terjadi perubahan warna dan konsistensi
3) Vagina dan vulva Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan 4) Ovarium Terjadi kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu 5) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormone estrogen, progesterone, seomatommatropin. 6) Perubahan sistem respirasi Selama periode kehamilan, system respirasi berubah. Hal ini terkadi karena kebutuhan oksigen semakin meningkat. Disamping itu terjadi pola desakan diafragma karena dorongan rahim. 7) Sistem muskulokeletal Sendi pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung. 8) Sistem perkemihan Pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya berkemih. 9) Terjadi peingkatan berat badan ibu c) Trimester III 1) Uterus Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selajutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan usia kehamilan sangat penting diketahui untuk membetuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologis, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatosa dan sebagainya. 2) Vagina dan vulva Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign). Leukorrhea adalah lender putih kental, cairan yang kental dan banyak ini terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron & estrogen. 3) Mammae Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Payudara membesar. 4) Pernapasan Bekerja lebih berat (kebutuhan O2 meningkat 15-20%) dan 50% digunakan untuk uterus/janin. Progresteron mempengaruhi ventilasi paru sehingga mengurangi resistensi pulmonary. Diafragma terdesak ke atas namun terdapat kompensasi yang melebarkan rongga thorak sehingga kapasitas paru tidak berubah. Namun, karena pendesakan diafragma maka wanita hamil sering merasa sesak 5) Jantung Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran ke ibu dan janin. Biasanya meningkat pada minggu ke-5. Volume darah meningkat 40% pada usia kehamilan mencapai 20-24 minggu. Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis karena pembesaran janin dalam rahim. 6) Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, keluhan sering berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan. 7) Kulit Hiperpigmentasi pada areola mammae, papilla mamae dan linea alba (garis berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam). Pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah). Pada dinding perut ditemukan Striae Gavidarum (garis-garis pada abdomen yang berwarna putih keabuan), Striae Albicans (garis-garis serupa namun berwarna putih), Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena multigravida. 8) Endokrin Peningkatan prolactin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi kontraksi uterus. HCG (Hormon ini menyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormon-hormon kelamin progesterone dan estrogen), Estrogen (menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, pembesaran genetalia eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasikan ligamentum pelvis, sehingga persendian sakroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini akan mempermudah pasase fetus melalui jalan lahir), Progesteron (membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum implantasi, karena progesterone secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista, dll)
5. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Perubahan psikososial yang sering terjadi pada kehamilan antara lain pada trimester I, menerima kehamilan; trimester II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran bayi sebagai akhir dari kehamilan. Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon terhadap kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih. Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas perkembangan. Selain ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada sedikit hal yang dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan suami istri mengikuti kelas pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama dengan pasangannya. Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/janin dalam kandungan. Terutama jika ibu hamil memiliki riwayat abortus spontan, persalinan prematur, ketuban pecah dini, maka hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan atau sebelum akhir trimester 3 (Karjatin, 2016)
6. Pathway Trimester I
Trimester II TRIhi fiSThR II
Perubahan fisioJogis
Sist.reproduksi
Perubahan
Sist respirssi
Sist.GIT BB
Vaskiilarisasi
meningkat
meningkat
Sekresi aldosteron
bd Saliva & asain
2
Na'
Sensitifitas
m cning;kat
Perub.cardiac
Rangsang
uterus ke
Proses
ada t Bsi
diafragina
syaraf him bal
Mual,
muntah
D esakan
Penelanan
meningkaJ
aervikB
volume plasma
« I
Aktivitas otot
lambing RetenBi
Masa
Peningkatan penggunaan
paru tidak
baru
dalam Merangsang reseptor
keluarga
Trimester III
7. Komplikasi Kehamilan Menurut (Mochtar, 2012) Komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan antarra lain : a) Hiperimesis gravidarum Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. b) Preeklamsi Tekanan darah tinggi/hipertensi dapat terjadi pada ibu hamil. Preeklamsi merupakan salah satu gangguan hipertensi dalam kehamilan. Preeklamsia adalah penyakit kehamilan yang berkisar dari hipertensi ringan sampai berat dan disertai dengan mendasari sistemik patologi yang dapat memiliki dampak ibu dan janin yang parah c) Abortus (keguguran dan kelainan dalam dalam tua kehamilan ) Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. d) Ketuban Pecah Dini e) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik) Adalah kehamilan dengan hasil konsepsi perimplentasi diluar endometrium rahim.
B. KONSEP ANTENATAL CARE (ANC) 1. Definisi ANC Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan (Elizabeth, 2015). Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo, 2016).
2. Tujuan ANC a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu juga bayi. c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,kebidanan, dan pembedahan. d) Mempersiapakan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e) Mempersiapakan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Elizabeth, 2015)
3. Jadwal Pemeriksaan ANC Jadwal pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut : a) Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. b) Pemeriksaan ulang Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan, Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester dua dan dua kali pada trimeter ketiga (Elizabeth, 2015).
4. Pelayanan Standar ANC Menurut (Elizabeth, 2015) pelayanan standar Antenatal meliputi : a) Timbang berat badan tinggi badan Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata rataantara 6,5 kg sampai 16 kg. b) Tekanan darah Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole : 120/80 mmHg. c) Pengukuran tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan)
No.
TFU
1
12 cm
Umur Kehamilan dalam minggu 12
2
16 cm
16
3
20 cm
20
4
24 cm
24
5
28 cm
28
6
32 cm
32
7
36 cm
36
8
40 cm
40
Tinggi fundus uteri normal
d) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
e) Pemberian imunisasi TT Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri, kemerah kemerahan dan bengkak untuk 1 dan 2 hari pada tempat penyuntikan. f) Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. g) Pemeriksaan protein urine Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi. h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum / penyakit menular seksual, antara lain syphilish. i) Pemeriksaan urine reduksi Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. j) Perawatan payudara Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah merangsang kelenja kelenjar susu sehingga produksi ASI lancer. Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan. k) Senam ibu hamil Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencagah sembelit.
l) Pemberian obat malaria Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil. m) Pemberian kapsul minyak beryodium Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium.
C. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil 1. Pengkajian a) Riwayat kehamilan secara menyeluruh. Kaji riwayat klien meliputi : (Karjatin, 2016) 1) Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di rumah, Berat badan, tinggi badan). 2) Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit yang dapat diturunkan secara genetik). 3) Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir (HPHT). 4) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan, neonatal, dan post partum/nifas. 5) Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan). 6) Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein (minum kopi dan teh). 7) Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif). 8) Rencana persalinan. b) Pemeriksaan Fisik 1) Melakukan pemeriksaan TTV (TD, suhu, pernapasan, nadi) 2) Kepala dan leher : Inspeksi bentuk kepala simetris atau tidak, benjolan, dan rambut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak
3) Konjungtiva dan sklera : Lihat apakah konjungtiva ibu anemis (pucat) atau tidak. Sklera apakah ikterik/kuning atau tidak 4) Hidung : Inspeksi Simetris, benjolan 5) Bibir dan gigi gigi : Inspeksi membran mukosa bibir lembap atau kering. Gigi utuh atau ada karies/bolong 6) Telinga dan mastoid : Inspeksi ada massa pada telinga, tulang mastoid ditekan apakah mengalami nyeri tekan 7) Dada dan jantung : Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah jantung dan paru–paru. 8) Payudara : Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran. 9) Kulit : Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum. 10) Ekstremitas : Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex hammer 11) Abdomen : Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit. 12) Pemeriksaan Leopold (a) Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil. (b) Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil.. (c) Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian presentasi/bawah uterus ibu hamil (d) Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP).
Hasil : •
Jika pada saat mempalpasi merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
•
Jika merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin.
•
Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin.
•
Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
•
Pada Leopold III, Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin tersebut, apakah kepala masih goyang atau terfiksasi.
13) Vagina vulva : Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan. c) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan data
tentang
perubahan
fisiologis
dalam
kehamilan
dan
untuk
mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi. Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat proteinuri atau glukosuria).
2. Diagnosa Keperawatan Trimester I a) Nausea berhubungan dengan biokimiawi (peningkatan progesterone dan HCG) b) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan c) Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal d) Kesiapan Penigkatan menjadi orang tua
Trimester II a) Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik (kehamilan) b) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan) c) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (kehamilan) Trimester III a) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru b) Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinaria c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologi kehamilan
3. Intervensi Keperawatan TRIMESTER I
No
Diagnosa Keperawatan
1
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan defisit nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil: SLKI L.03030 1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat. 2. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi. 3. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat. 4. Nafsu makan membaik.
Rencana Tindakan SIKI I.03119 (Manajemen Nutrisi) Observasi : 1. Identifikasi makanan yang
disukai 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient 3. Monitor asupan makanan Terapeutik : 4. Fasilitasi dalam menentukan
pedoman diet 5. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Edukasi : 6. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Rasional 1. Untuk meningkatkan nafsu makan ibu hamil. 2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. 3. Untuk mengetahui progress dari program diet yang telah direncanakan. 4. Agar ibu hamil dapat menjalani program diet dengan baik. 5. Untuk meningkatkan nafsu makan. 6. Agar ibu hamil tahu akan kebutuhan nutrisi yang harus didapat bagi ibu dan janinnya. 7. Untuk menentukan program diet yang tepat bagi ibu hamil.
Kolaborasi : 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu. 2.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan konstipasi dapat teratasi dengan kriteria hasil:
SIKI I.04155 (Manajemen Konstipasi) Observasi :
1. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses, Keluhan defekasi lama (konsistensi, bentuk, volume, dan sulitt menurun dan warna) 2. Identifikasi factor resiko Mengejan saat defekasi konstipasi (kehamilan) menurun Peristaltic usus membaik Terapeutik : Klien tidak merasakan 3. Anjurkan pasien diet tinggi mual dan muntah serat 4. Berikan enema atau irigasi fekal bila perlu
SLKI L.04033 1. 2. 3. 4.
Edukasi : 5. Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
1. Untuk mengetahui tingkat keparahan konstipasi yang dialami oleh pasien 2. Untuk memberikan terapi yang tepat sesuai dengan factor resiko 3. Untuk meningkatkan motilitas usus 4. Merangsang peristaltic usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi 5. Agar pasien tidak mengalami konstipasi kembali 6. Agar pasien terlatih dalam mengatasi konstipasi yang di alami 7. Untuk melunakkan feses pasien
6. Anjurkan peningkatan asupan cairan Kolaborasi :
4.
Kesiapan Penigkatan menjadi orang tua
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 × 24 jam diharapakan ibu siap akan perubahan peran sebagai orang tua dengan Kriteria Hasil (SLKI L.13119) 1. Verbilisasi harapan terpenuhi meningkat 2. Verbilisasi kepuasan peran meningkat 3. Adaptasi peran menimgkat
7. Kolaborasikan obat pencahar, jika perlu SIKI I.131495 (Promosi Pengasuhan) Terapuetik : 1. Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan sedini mungkin 2. Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat resiko 3. Fasiltasi orang tua dalam menerima transisi peran 4. Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan pengasuhan 5. Fasilitasi orang tua dalam mengebangkan keterampilan social dan koping
1. Untuk mendukung ibu dalam melakukan perawatan pre natal sejak sedini mungkin 2. Untuk memberikan informasi kesehatan melakui kunjungan rumah 3. Untuk memberikan edukasi dan infromasi ibu dalam peran barunya nanri sebagai oang tua 4. Untuk memberikan ibu fasilitas melalui video video dalam cara mengasuh anak 5. Untuk mendukung ibu suapaya ibu bisa mengembangkan keterampilan yang dimilikinya
TRIMESTER II No 1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik (kehamilan)
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 × 24 jam diharapakan tingkat nyeri berkurang dengan Kriteria Hasil : SLKI L.13495 1. Keluhan nyeri menurun 2. Meringis menurun
Rencana Tindakan SIKI I.108238 (Manajemen Nyeri) Observasi : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperingan nyeri Terapeutik :
Rasional 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri 2. Mengetahui tingkatan nyeri yang dirasakan 3. Mengetahui penyebab yang ditimbulkan 4. Membantu dalam memperingan nyeri 5. Mengurangi rasa nyeri, serta dapat meningkatkan relaksasi
4. Berikan terapi nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri Kolaborasi :
2.
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan keletihan dapat teratasi dengan kriteria hasil : (SLKI L.05046)
5. Berikan analgetik, jika perlu SIKI I.05178 (Manajemen nyeri) Observasi : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
1. Untuk mengetahui bagian tubuh pasien yang bermasalah dan berdampak pada kelelahan.
3.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (kehamilan)
1. Verbalisasi kepulihan energi meningkat. 2. Tenaga meningkat. 3. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat. 4. Verbalisasi lelah menurun. 5. Lesu menurun.
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional. 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ansietas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
SIKI I.09213 (Reduksi ansietas)
(SLKI L.09093) 1. Verbalisasi kebingungan menurun
2. Untuk mengontrol kelelahan fisik dan emosional pada ibu hamil. 3. Untuk menghindari faktor pemberat Terapeutik : kelelahan. 4. Untuk mengurangi 4. Berikan aktivitas distraksi kelelahan pada ibu hamil. yang menenangkan. 5. Untuk membiasakan ibu Edukasi : dalam melakukan aktivitas tanpa kelelahan 5. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap. secara bertahap. 6. Ajarkan strategi koping untuk 6. Untuk meminimalisir kelelahan. mengurangi kelelahan.
Observasi : 1. Identifikasi tanda-tanda ansietas Terapeutik : 2. Pahami situasi yang membuat ansietas 3. Diskusikan perencanaan tentang kehamilan
1. Untuk mengetahui keparahan ansietas yang dimiliki klien 2. Untuk mengetahui penyebab ansietas sehingga dapat mengontrol ansietas 3. Memberikan peningkatan informasi pada klien
2. Verbalisasi kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi menurun 3. Perilaku gelisah menurun 4. Perilaku tegang menurun
Edukasi : 4. Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi
4. Untuk mengurangi ketegangan dan membuat klien merasa tenang
TRIMESTER III
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola napas membaik dengan kriteria hasil :
SLKI (1.01012) Manajemen jalan napas Observasi : 1. Monitor pola napas (Frekuensi, kedalaman, usaha napas). 2. Monitor tanda-tanda vital. 3. Monitor bunyi napas Terapeutik 4. Berikan posisi untuk memaksimalkan ventilasi (miring kanan kiri)
1. Untuk mengetahui keadekuatam pernapasan. 2. Untuk memantau kondisi klien. 3. Untuk menetahui apakah ada sumbatan jalan napas 4. Posisi miring kanan diberikan pada ibu hamil, karena dapat mengurangi tekanan pada paru-paru.
SLKI (L.01004) 1. Dispnea menurun. 2. Frekuensi napas membaik . 3. Tanda-tanda vital dalam rentan normal.
2.
Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinaria
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologi kehamilan
SLKI (1.04152) Manajemen eliminasi urin Observasi : 1. Monitor eliminasi urin (frekuensi,konsistensi, warna) Terapautik : SLKI (1.04034) 2. Catat waktu dan keluaran berkemih. 1. Desakan berkemih Edukasi : menurun. 2. Frekuensi BAK membaik 3. Anjurkan minum yang cukup di siang hari. 3. Sensasi berkemih dalam 4. Anjurkan mengurangi minum batas normal menjelang tidur 5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul atau perkemihan SLKI (1.05174) Setelah dilakukan asuhan Observasi : keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi pola aktivitas dan jam diharapkan pola tidur tidur membaik dengan kriteria 2. Identifikasi faktor hasil : pengganggu tidur (fisik dan SLKI (1. 05045) psikologis) Teraupetik 1. Keluhan sulit tidur 3. Modifikasi lingkungan menurun. (mis.pencahayaan, bising, dll) 2. Keluhan pola tidur berubah menurun. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan eliminasi urin membaik dengan kriteria hasil :
1. Untuk mengetahui pola perubahan eliminasi urin 2. Untuk mengetahui waktu dan jumlah urin yang keluar. 3. Untuk memenuhi kebutuhan cairan akibat sering BAK. 4. Untuk mencegah sering BAK pada malem hari yang dapat mengganggu istirahat 5. Agar klien mampu mengontrol berkemih
1. Untuk mengetahui pola aktivitas dan tidur ibu hamil. 2. Untuk mengetahui penyebab sulit tidur. 3. Modifikasi lingkungan dapat meningkatkan kualitas tidur. 4. Untuk meningkatkan kenyamanan saat ingin tidur.
3. Keluhan istirahat tidak cukup menurun.
4. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis.pijat, pengaturan posisi) Edukasi 5. Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi musik.
5. Musik merupakan salah satu terapi yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami gangguan pada tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, S. & Endang, P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press . Hutabarat. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Zifatama Jawara. Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. Margareth, S. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Syaiful, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya: CV. Jakad Publishing. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Ed.3. Jakarta : DPP PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI. Wagiyo. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : CV. Andi.