Laporan PKL Hijauan Makanan Ternak [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsentrasi studi peternakan sekolah tinggi ilmu pertanian (STIPER) telah menjalankan fungsinya dalam mendidik mahasiswanya dengan berbagai teori yang diberikan di kampus. Pada kesmpatan ini demi memperkuat teori yang telah di terima mahasiswa telah di programkan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL). Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan diharapkan akan membawa Bapak positif bagi mahasiswa yang menjalaninya, karena di sana mahasiswa di haruskan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang peternak yang mempunyai kemampuan teori yang lebih dan akan mendapatkan pengetahuan tentang teknis lapangan serta segudang pengalaman menarik dalam hal berternak. UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB) UPTD PIB merupakan wadah pelatihan dan sumber pengetahuan peternakan, yang meyediakan berbagai macam bentuk kegiatan pemeliharaan ternak dan pemeliharaan hiajauan makanan ternak. Diantaranya pemeliharaan rusa, ayam buras, sapi pejantan unggul (bull), sapi bibit, kambing dan budi daya HMT, dalam pelaksanaanya, PIB dikelola oleh orang - orang yang ahli dalam bidang peternakan dan siap berbagi ilmunya kepada kelompok sosial yang ingin mencari informasi serta pengetahuan. PIB sangat baik dijadikan tempat pelatihan, hal ini ditunjukan dengan silih bergantinya siswa dan mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan di PIB.

1

Pentingnya Hijauan Makanan Ternak (HMT) HMT merupakan salah satu pakan ternak yang sangat di butuhkan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan populasi ternak, oleh karena itu HMT sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan,

terutama

bagi

peternakan

ruminansia

yang

setiap

harinya

membutuhkan banyak hijauan, telah di ketahui bersama bahwa untuk menunjang usaha peternakan maka diperlukan manajemen pakan yang baik, itu sebabnya biaya pakan dalam usaha ternak lebih besar dari pada biaya lainnya. Demi ketersediaan HMT yang tetap sapanjang tahun maka diperlukan budidaya HMT, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau pengalakan cara pengolahan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian kekurangan

kekurangan akan HMT dapat di atasi sehingga nantinya dapat

mendukung usaha peternakan yang akan di lakukan. Dalam mengusahakan HMT utntuk mendaptkan produksi HMT yang tinggi maka perlu di usahakan secara maksimal melalui pemilihan lokasi, jenis HMT, penanaman, pemupukan hingga pemanenan.

2

1.2 Tujuan PKL Adapun tujuan dalam praktek kerja lapangan ini yaitu: 1. Untuk menggetahui manajemen pemeliharaan HMT 2. Untuk mengetahui proses pengolahan HMT 3. untuk mengetahui tatalaksana ladang ternak

1.3 Manfaat PKL Adapun manfaat dari PKL kali ini, yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan merasakan hal – hal yang mungking belum di dapat di ruang kelas 1. Dapat mengetahui hal hal teknis terkait manajemen pengolahan lading ternak 2. Dapat menerima dan memberi informasi mengenai HMT 3. Mahasiswa dapat berinofasi dan berkreatif berdasarkan pengetahuannya

3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Sistem Pengolahan Ladang Ternak Agar mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi daya tanaman

makanan ternak perlu perlakuan

pengelolaan yang baik dan cepat untuk

mendapatkan pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan ini mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan penanaman, pengolahan tanah dan penanaman. 2.1. Pemilihan lokasi Dalam menentukan tempat atau lokasi yang hendak dipakai sebagai areal penanaman hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan, sebaiknya di pilih lokasi yang memiliki kemiringan kurang dari 600 karena akan membahayakan keselamatan ternak dan peternak. 2.2. Pemilihan bibit dan bahan penanaman Pemilihan bibit sekiranya sesuai dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola dan kemungkinan bisa memberikan produksi yang lebih tinggi. Sedangkan bahan penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit ialah biji, pols dan stek. 2.3. Pengolahan tanah dan penanaman Maksud pengolahan tanah yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimal bagi suatu tamanan dan umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau. Sedangkan tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing, pembajakan dan penggaruan.

4

a.

Membersihkan areal (Land-clearing) Bermaksud membersihkan areal dari pepohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya dengan mempertimbangkan beberapa jenis pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan pencegah erosi.

b. Pembajakan (Ploughing) untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah sehingga mempercepat proses mineralisasi bahan-bahan organik. c.

Penggemburan (Harrowing) Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Penanaman dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah tanah itu selesai diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam dengan syarat produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya cukup baik, toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan tanah dan iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup tinggi (Suyitman, 2003). Tanah akan mempengaruhi padang rumput sesuai dengan kandungan humusnya, kompenen zat gizinya seperti keseimbangan nitrogen, kadar pospat yang tersedia serta unsur-unsur renik seperti tembaga dan seng. Misalnya bila kadar nitrogen tanah rendah, maka kandungan nitrogen padang rumput akan rendah dan rumput akan tumbuh lambat (Reskohadiprodjo, 1985).

5

2.2

Sistem Pemeliharaan Hijauan Makanan Ternak Tanaman yang berkualitas tinggi selain dari tata laksana ladangnya, yang

harus

diperhatiakan

pemeliharaan

adalah

diantaranya

pelaksanaan

dengan

cara

pemeliharaannya.

pemberantasan

Pelaksanan

siangan

(weeds),

pendangiran dan pemupukan ulangan. Siangan yang tumbuh berupa rumputrumput liar atau tanaman-tanaman penganggu disingkirkan. Pendangiran dilakukan guna untuk menggemburkan kembali tanah yang menjadi padat akibat terjadinya hujan lebat. Pemupukan ulang berarti memberikan kembali pupuk atau zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada tanaman agar perkembangannya semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah tersebut (Edo, 2012). Perlakuan pemupukan dapat diberikan setelah penanaman, seperti pemberian N, P dan K bersamaan setelah tanam, sedangkan untuk pupuk N seperti pupuk urea dapat diberikan 15-20 hari setelah tanam selain itu juga dapat digunakan pupuk kandang. Pada tanaman penghasil hijauan pupuk nitrogen dibutuhkan dalam perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan dari penghasil biji. Pupuk P dan K dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberantasan hama dapat secara mekanis, ditangkap dengan tangan atau pakai jala, sedangkan pemberantasan penyakit dengan penyemprotan fungisida atau membongkar dan membuang tanaman yang diserang penyakit (Pratomo, 1986). Setelah melakukan peremajaan, selanjutnya tanaman dipotong mengambil bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia ataupun oleh renggutan ternak itu sendiri sewaktu digembalakan yang disebut defoliasi.

6

Defoliasi dilakukan pada saat akhir vegetatif atau menjelang berbunga (Edo,2012). Kesuburan tanah akan merosot jika tanah tersebut sering ditanami dan tidak pernah diberi pupuk. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara kontinyu, maka salah satu jalan yang harus ditempuh ialah memperbaiki keadaan tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat. Hijauan bisa dipupuk dengan pupuk buatan ataupun pupuk organik seperti pupuk kandang ataupun pupuk kompos (Kartadisastra, 1997). 2.3

Jenis Hijauan Hijauan adalah semua bentuk bahan pakan yang berasal dari tanaman atau

rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996). Hijauan adalah segala bahan makanan yang tergolong pakan kasar yang berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia (Reksohadiprodjo, 1985). Hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan yang tak tercerna, relatif tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ternak ruminansia membutuhkan sejumlah serat kasar dalam ransumnya agar proses pencernaan berjalan secara lancar dan optimal. Sumber utama dari serat kasar itu sendiri adalah hijauan (Siregar 1994). Seperti diketahui secara umum, ternak tidak dapat melangsungkan kehidupannya tanpa adanya asupan pakan. Produktivitas ternak tinggi jika asupan

7

pakannya seimbang yakni tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas pakan. Pakan memiliki peran yang penting bagi ternak, baik bagi pemenuhan kebutuhan hidup pokok, bunting, laktasi, produksi (telur, daging dan susu) maupun untuk kepentingan kesehatan ternak yang bersangkutan. Karena ternak jika salah diberi pakan juga dapat menimbulkan penyakit yang merugikan bagi ternak dan peternak. Jenis pakan yang umumnya diberikan pada ternak adalah hijauan dan konsentrat (Kanisius, 1983). Salah satu jenis pakan ternak yaitu hijauan segar. Hijauan segar merupakan bahan pakan ternak yang diberikan pada ternak dalam bentuk segar, baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh ternak dari lahan hijauan pakan ternak. Hijauan segar umumnya terdiri dari daundaunan yang berasal dari rumput-rumputan (Gramineae) dan tanaman biji-bijian atau kacang-kacangan (Leguminosa) (AAK, 1983). 2.3.1 Rumput (Gramineae) Rumput merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun membelit (Siregar, 1994). Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan serta responsif terhadap pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum,

8

Pannicum Maximum, Euchlaena Mexicana, Setaria Sphacelata, Pannicum Coloratum dan Sudan grass (AAK, 1983). Rumput gembala merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara lain : tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau injakan, memiliki perakaran yang kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok ini antara lain: Brachiaria brizhantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica, Brachiaria Humidicola, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris gayana, African star grass (Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983). 2.3.2 Legum (Leguminosae) Legum yaitu tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupukupu. Hijauan pakan jenis leguminosa (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara, itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah. Contohnya:

Kaliandra

(Calliandra

callothyrsus),

Siratro

(Macroptilium

antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Banhinia (Rufescens lam) dan Turi (Sesbania Grandivora) (Tillman.dkk, 1991). Di UPTD PIB API API terdapat ± 6 jenis hijuan, yang sempat kami lihat secara fisik diantaranya Rumput gajah (Pennisetum Purpureum),

9

king graas,

Taiwan Graas, Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena glauca), Turi (Sesbania Grandivora). a. Rumput gajah (Pennisetum Purpureum) Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di indonesia, mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, napier grass, uganda grass dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan Tropika. Rumput gajah merupakan tanaman

tahunan

(parennial),

tumbuh

tegak

membentuk rumpun dan memiliki rhizoma yang pendek, perakaran cukup dalam, tinggi tanaman Gambar, 1.Rumput gajah (Pennisetum Purpureum)

dapat mencapai 3-4, 5 meter dan apabila dibiarkan tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter. Panjang

daun 30-120 cm dan lebar daun 10-50 mm. Pelepah daun berbulu dengan dasar bonggol yang berbulu. Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga berbentuk spike (bulir) dengan panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya 15-30 mm. Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan. Butiran dikelilingi oleh bulu-bulu yang kaku dan pendek (Apik, 2012). Tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah yang dalam, berstruktur lemah, subur dan drainase yang baik. Tanaman ini merupakan tanaman hari pendek yang tidak akan tumbuh apabila tanaman tersebut ternaungi dan akan tumbuh dengan sangat baik apabila mendapat cahaya penuh (Indoagro, 2011).

10

Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols. Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60 hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak antar satu pohon ke pohon lain antara 70×70 cm atau 70×100 cm. Waktu penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen dengan sistem potong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik. Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika, varietas Hawai dan varietas Taiwan. Rumput gajah Taiwan ini termasuk spesies terbaik. Varietas lainnya seperti Afrika dan Hawai memiliki karesteristik yang berbeda dimana varietas Afrika yang ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai, sedangkan varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi dan berbunga.

11

b. Brachiaria humidicola

Tanaman rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan rizoma dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Batang vegetatif prostrate pada bagian bawah dimana dibentuk akar dari buku yang lebih bawah. Helai daun lebar 5-16 mm, dan panjang sampai 25 cm. Tangkai bunga tegak, tinggi 20-60 cm. Gambar, 2. BH. (Brachiaria Humidicola)

Inflorescence panjang 7-12 cm,

dengan 2-5 tandan, kelompok bunga berbulu. Ditanam untuk padang gembala permanen dan sebagai penutup tanah untuk menahan erosi dan gulma. Dapat digunakan sebagai hay dan untuk menekan nematoda pada sistem tanaman pangan, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).

B. humidicola tumbuh sangat agresif dan mencegah spesies lain tumbuh sehingga sangat berguna pada penanaman padang gembala di daerah tropis lembab karena dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar. Untuk alasan yang sama, tanaman ini tidak cocok ditanam dengan hampir semua jenis legum, tetapi dapat tumbuh baik bersama legum seperti Desmodium heterophyllum , D. heterocarpon subsp, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).

12



Ekologi

Tumbuh pada beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak subur (pH 3,5), tanah dengan Alumunium tinggi, tanah liat berat merekah, sampai tanah pasir berbatu pH tinggi. Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap tanah berpengairan buruk dan sering ditemukan pada tanah liat basah musiman, curah hujan yang dibutuhkan1000-4000 mm tahunan dengan suhu tropis ketingian 1000m dan dataran rendah pada lintang 27o . Tumbuh terbaik pada sinar matahari penuh tetapi daya tahan naungan sedang, Kurang tahan naungan dibanding Stenotaphrum secundatum, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992). 

Perkembangan reproduksi

B. humidicola biasanya berbunga pada tengah musim panas dan berbunga dengan lebat pada garis lintang >10o. 

Penggembalaan/pemotongan

Tumbuh paling baik dibawah kondisi penggembalaan sedang sampai berat karena kemampuan tumbuh stolon yang sangat kuat, memberi penutupan tanah yang baik meski dibawah kondisi penggembalaan berat. Dibawah kondisi penggembalaan ringan, lapisan daun dan batang yang tebal akan membentuk tumpukan hjjauan berkualitas rendah, (ovalifolium, Arachis spp, CIAT 1992).

13



Penanaman

B. humidicola tumbuh dengan cepat dengan potongan batang (stek) yang ditanam dengan jarak 1m x 1m. Juga dapat ditanam dengan menyebarkan stolon diatas tanah yang sudah disiapkan kemudian ditutup sedikit secara merata.

Dapat ditanam dengan biji 2-8 kg/ha (tergantung pada persentasi germinasi). Paling baik bila ditanam pada bedengan yanag sudah disiapkan dengan baik kemudian ditutupi sedikit dengan merata, (Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B. (eds)1996) 

Nilai nutrisi

Nilai nutrisi baik (PK 5-17%) mengingat rendahnya kesuburan tanah dimana tanaman ini tumbuh. Kecernaan berkisar dari 48-75%. Biasanya kualitas lebih rendah dibanding spesies Brachiaria yang lain (B. decumbens , B. brizantha atau B. ruziziensis ) dengan kecernaan menurun dengan cepat bila tidak digembalai.

Palatabilitas sedang dan langsung dimakan ternak ketikan tanaman dipertahankan tetap rendah dan banyak daun, palatabilitas dapat menjadi rendah ketika ditanam pada tanah asam tidak subur karena helai daun menjadi sangat berserat dan berpigmen tinggi, (Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B. (eds)1996).

14



Potensi produksi

Produksi BK dipegaruhi sangat kuat oleh kesuburan tanah dan berkisar sekitar 7-34 ton/ha/tahun. Dapat memberikan kenaikan berat badan yang tinggi per hektar karena tanaman ini dapat menahan tingkat penggembalaan yang tinggi. Di Panama, padang gembala murni digembalai dengan 4 ekor/ha, memberikan kenaikan berat badan 0,32 kg/ekor/hari dan 501 kg/ha/tahun sementara dengan Pueraria phaseoloides , kenaikan berat badan ternak adalah 0,38 kg/ekor/hari dan 585 kg/ha/tahun. Didaerah tropis lembab di Vanuatu, ternak digembalakan pada padang gembala rumput koroniva/legum mendapat kenaikan berat badan 0,74, 0,68 dan 0,55 kg/ekor/hari pada tingkat penggembalaan masing-masing 2, 2,5 dan 3,5 ekor/ha, selama masa penggembalaan 2 tahun, (Schultze-Kraft, R. and Teitzel, J.K. 1992). 

Produksi biji

Biji dapat dipanen tangan. Panen dapat mencapai sekitar 200-300 kg/ha. Biji mungkin dorrman selama 9 bulan dan harus disimpan dalam suhu rendah dan kondisi kelembaban rendah untuk mencegah penurunan kualitas biji, yang bisa sangat parah. Pembentukan bunga terbatas dan produksi biji rendah pada garis lintang rendah, (SchultzeGambar,3.Biji

Kraft, R. and Teitzel, J.K. 1992)

B.Humidicola

15



Keunggulan

o

Tumbuh baik pada tanah tidak subur.

o

Mudah ditanam dan menyebar dengan cepat dengan potongan batang.

o

Kemampuan sangat baik untuk menekan gulma.

o

Tetap menutup tanah dengan baik dibawah kondisi penggembalaan berat.

o

Daya tahan memadai terhadap spittlebugs.

o

Kenaikan berat badan per ha tinggi karena kemampuannya untuk mendukung tingkat penggembalaan yang tinggi.



Keterbatasan

o

Tidak disukai ternak, terutama domba.

o

Sulit mempertahankan legum yang ditanam bersama.

o

Memerlukan

penggembalaan/pemotongan

yang

mempertahankan kualitas. o

Rentan terhadap penyakit karat.

o

Kualitas lebih rendah dibanding Brachiaria spp lain.

16

sering

untuk

c. Rumput Raja (Pennisetum purpureum Schumach)

Rumput Raja adalah salah satu jenis dari Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach) yang ada di Indonesia. Rumput ini adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides. Batang dan daunnya berukuran paling besar dibandingkan dengan rumput lainnya, oleh karena itu disebut sebagai King Grass. Rumput Gambar, 4. King Grass

Raja memiliki batang yang keras dengan daun berbulu kasar serta memiliki bercak berwarna hijau

muda. Produktivitas Rumput Raja jauh lebih tinggi dari rumput-rumput unggulan lainnya, serta mempunyai kandungan zat makanan yang cukup bergizi. Menurut hasil penelitian, didapat data sebagai berikut :

o o

Produksi hijauan segar : 1076 Ton/ha/tahun Produksi bahan kering :

110 Ton/ha/tahun

o

Prosentase perbandingan batang dan daun pada hijauan segar = 48 : 52

o

Prosentase perbandingan batang dan daun pada bahan kering = 32 : 68

17

Sedangkan kandungan zat makanan yang ada dalam Rumput Raja adalah :

Protein kasar 13,5%

Lemak

NDF

Abu

Ca

P

3,5 %

59,7%

18,6%

0,37%

0,35%

Table, 1. Kandungan zat makanan king Grass Rumput Raja mudah ditanam di segala kondisi tanah, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Rumput Raja menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Akan tetapi, untuk penanaman skala besar, tetap harus memperhitungkan beberapa faktor sbb : 

Sumber air, karena air merupakan salah faktor yang sangat vital pada saat masa pertumbuhan Rumput Raja. Dengan adanya saluran air, juga mempermudah penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.



Kondisi Tanah, agar sesuai dengan keperluan petumbuhan Rumput Raja. Untuk PH tanah yang terlalu “asam” (PH dibawah 7) dapat ditambahkan kapur, sedangkan untuk pH tanah terlalu “basa” (PH diatas 7) dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).



Topografi, penting untuk perencanaan pengolahan lahan dan sistem penanaman rumput. Pada kemiringan tanah diatas 18 0 sudah tidak efektif lagi untuk penanaman. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan

18

tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah. 

Penyiapan Bibit Rumput Raja

Rumput Raja ditanam dengan menggunakan : o Stek, yang dipotong-potong dengan ukuran panjang 25 cm atau dipilih yang memiliki jumlah “mata” minimal 2 buah. o Rumpun anakan (sobekan akar /pols), pilih yang sudah mempunyai tinggi sekitar 20 – 25 cm.

Bibit ditanam dengan jarak tanam : 60 x 100 cm, dengan 2 stek setiap lubangnya. Dengan

demikian

kebutuhan

bibit

rumput

perkiraan dalam

hamparan tanah seluas 1 hektar adalah : (10.000m2 / 0,60) x 2 stek = 33,332 stek. Apabila rata-rata 1 kg bibit

Gambar,5. Stek King Grass

rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg. Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan pennggantian apabila terdapat stek atau pols yang mati.

19



Perawatan Rumput Raja Perawatan dilakukan dengan cara : Pendangiran/penyiangan,yaitu

membersihkan tanamanan liar dan penggemburan tanah disekitarnya atau langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut. 

Pemupukan Rumput Raja Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu

menggunakan urea dengan dosis 50 kg/ha. Selanjutnya pemupukan dilakukan ± 34 kali per tahunnya, dan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama. 

Pemotongan (defoliasi) Rumput Raja Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan

sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.

20



Peremajaan Rumput Raja Peremajaan rumput dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4

tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap tersedia, (Anonim 2013 acres-wild.com).

d. Taiwan Grass Taiwan: Cukup raksasa, dapat mencapai 4 -5 meter. Kultivar ini yang disenangi dan dianjurkan oleh BIB Lembang untuk ditanam.

Batangnya

lunak,

daun

lebar

berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik. Ciri ciri lain adalah pada batang muda pangkal batangnya bawah yang dekat ke tanah berwarna kemerah merahan. Namun beberapa rekan peternak di Lembang Gambar,7. Taiwan Grass

kurang

menyukai

kultivar

ini

karena

lunaknya batang tersebut sehingga cenderung mudah roboh apabila diterpa angin kencang. Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan optimal. Selain itu, Taiwan (juga King Grass) membutuhkan air yang cukup banyak. Pengamatan kami, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.

21

Cara perawatan dan penaganan rumput ini sama seperti rumput gajah dan king grass, (Anonim 2013)

N

P

K

Ca

Mg

S

10-30kg

2-3kg

30-50kg

3-6kg

2-3kg

2-3kg

Table, 2. Kandungan nutrien setiap ton bahan keringTaiwan Grass e. Gamal a.

Gamal berasal dari Amerika Tengah dan Brazilia yang beriklim kering. tumbuhan ini telah lama dibudidayakan dan bernaturalisasi di wilayah tropika Meksiko, Amerika Tengah, dan bagian utara Amerika Selatan, sampai pada ketinggian 1.500 m. Jenis ini juga telah diangkut kewilayah Karibia dan kemudian ke Afrika Barat,

Gambar, 7. gamal

Ia di introduksikan ke Filipina oleh orang

Spanyol pada awal tahun 1600-an, dan ke Sri Lanka dalam abad ke-18l dari sana tumbuhan ini mencapai negara Asia lain, termasuk Indonesia (kira-kira tahun 1900), Malaysia, Thailand dan India. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan. Gamal berbentuk pohon,semak, daun majemuk bersirip ganjil,bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun,bunga berwarna merah jambu, buah polongan,akar cukup dalam.

22

Fungsi tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi. Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan, (Anonim 2013). BK

PK

SK

ABU

Ca

P

CP

29,1

23

20,7

20,7

7600

76,000

55,3

Tabel ,3. Kandungan Nutrien Gamal f. Turi (Sesbania Glandifora) Berasal dari daerah Srilangka.Tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000 mm/tahun.Termasuk

sejenis

tanaman

semak.Di Indonesia banyak ditanam di pematang sawah. Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu g. Gambar, 8. Turi (sesbania glandifora)

cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk seperti

kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan

23

bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. Digunakan sebagai makanan ternak karena : -

Merupakan

sumber

vitamin,terutama

pro

vitamin

A,Vitamin

B,C,E.

- sumber mineral,terutama Ca,dan P. Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas: PK

EK(KKAL/G) SDN(%) LIGNIN(%) ABU(%) Ca(%)

P (%)

27

4.825

0,4

24,4

2,7

7,5

1,5

Tabet, 4. Komposisi zat gizi daun turi g. Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) Berasal dari amerika tengah dan Selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200 m DPL,dengan struktur tanah sedang sampai berat,dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur.Curah hujan 7001.650 mm/tahun,temperature 20-30oc. Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m dan memiliki Gambar,9.Lamtoro(Leucaena leucocephala)

akar

yang

cukup

dalam.Daunnya

kecil-bentuknya

lonjong,bunganya

bertangkai.Tanaman ini toleran terhadap hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5,57,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia

24

mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas sesudah pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya adaptasi yang cukup luas tetapi kalah populer dibandingkan dengan gliricidia. Lamtoro dapat digunakan sebagai tanaman makanan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama dapat dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat diulangi 4 bulan sekali. (Anonim 2013)

25

III. METODE PRAKTEK LAPANG

3.1

Waktu dan Tempat Waktu dan tempat praktek lapang ini dilakukan pada tanggal 6 Juli 2013

bertempat di UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB), Desa Api Api, Kec. Waru, Kab. Panajam Pasir Utara, Prov.Kalimantan Timur. 3.2

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan faktor penting hal ini berkaitan

dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

26

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan metode angket dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peternak yang ada di lokasi, selain dengan metode angket, kami juga melakukan metode observasi dengan melihat secara langsung dan merekam segala kejadian di lapangan dan metode wawancara juga dilakukan dalam pembuatan laporan ini yaitu dengan bertatap langsung dengan peternak dan memberikan sejumlah pertanyaan. Dalam hal ini yang diteliti adalah breeding ternak dan hijauan, feeding dan manejemen pengolahan perkandangan, pemeliharaan ternak, tata laksana ladang, sistem pemeliharaan manejemen hijauan makanan ternak dan pengolahan pakan ternak. 3.3

Pengolahan Data

3.3.1

Breeding Hijauan Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/

anakan. Bibit juga didatangkan dari berbagai negara misalnya Rumput gajah Taiwan berasal dari negara Taiwan. 3.3.2

Feeding Pemberian pakan (feeding) untuk ternak dilakukan setiap hari, baik itu

pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30% hijauan. 3.3.3

Manajemen Pengolahan Manajemen Tata Laksana Ladang

27

Manajemen tata laksana ladang pada UPTD PIB ini dengan menggunakan traktor dan mengunakn sistem TTOT (tanam tampa olah tanah).

Manajemen Hijauan Makanan Ternak Manajemen

hijauan

makanan

ternak

dengan

pengembang-biakan

menggunakan anakan dan stek. Manajemen Pengolahan Pakan Ternak Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan.

28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN 4.1 HASIL 4.1.1

Profil UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan (PIB) Unit pelaksana teknis daerah pembibitan dan inseminasi buatan dinas

peternakan Kalimantan timur, berawal dari pusat penangkaran rusa pada tahun 1990/1991 berfungsi sebagai pusat penangkaran rusa dan pengembangan hijauan makanan ternak percontohan kambing dan ayam buras, berdasarkan surat keputusan gubernur Kalimantan timur nomor 03 tahun 2001 tanggal 24 april tentang pembentukan struktur organisasi dan tatakerja dinas dinas provinsi kalimantan timur telah ditetapkan bahwa dinas peternakan mendapatkan organisasi berupa 2 UPTD. Salah satunya adalah UPTD pembibitan dan inseminasi buatan yang terlatak di Desa Api Api Kecematan Waru Kabupaten Pasir Utara Kalimantan timur. Untuk mendukang program tersebut pemerintah pusat telah memberi bantuan memberikan bantuan 4 ekor sapi elite bull 2 simental dan 2 limosin pada desember 2001 .PIB memiliki luas areal 50 hektar 30 hektar di gunakan untuk tanaman hijauan ternak dan 15 hektar untuk penangkaran Rusa selebihnya di gunakan untuk membangun perkantoran, kandang laboratorium dan gudang serta jalan dan dan ligkungan. UPTD ini di pimpin oleh bapak Ngurah sebagai kepala UPTD dan di dukung dengan beberapa orang staf, serta dalam pelaksanaanya PIB memiliki

29

seorang Dokter Hewan selaku penanggung jawab atas tindakan medis ternak, selain itu PIB juga memiliki 2 orang ahli di laboratorium IB untuk memproduksi semen beku, dan di laboratorium velfet untuk memprodusi kapsu velfet. PIB juga di lengkapi dengan serjana peternakan serta tenaga hari dari masyarakat local untuk mengatasi hal hal teknis dilapangan maupun pemeliharaan di kandang. Fokus pengembangan PIB adalah pengembangan hijaunan, sapi bibit, sapi bull untuk memproduksi semen beku, rusa, kambing dan ayam buras. Adapun komoditas lain seperti produksi felvet yang merupakan obat penambah stamina serta meningkatkan daya seks dan dapat memelihara kesehatan tubuh velfet terbuat dari ekstrak tanduk rusa, kasiat dari velfet telah teruji dan produk ini telah membuming di nusantara. Selain itu juga PIB bisa direkomendasikan menjadi tempat pelatihan peternakan. Karena selain velfet dan semen beku, PIB juga memproduksi pupuk cair dan pupuk kompos yang merupakan hasil olahan dari limbah ternak sapi, yaitu feses dan urine, hal ini di lakukan untuk kepentingan keilmuan kemasyarakatan. Keseriusan PIB dalam membangun peternakan serta menjadi sumber pengetahuan dan pelatihan ditunjukan dengan adanya beberapa fasilitas umum seperti mess, penginapan, gedung pelatihan, laboratorium IB dan Lab. Velfet. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan ternak PIB memiliki 3 unit kendaraan yang terdiri dari 1 unit traktor, 1 unit mobil pik up, 1 unit damtruk dan 2 unit traktor kecil.

30

Bagi anda yang ingin atau akan mengunjungi PIB dapat

menempuh

berjarak kurang lebih 150km dari kota Samarinda atau 4,5 jam perjalanan darat dan sekitar 32km dari pelabuhan feri panajam. 4.2

Pembahasan

4.2.1 Breeding 

Hijauan Proses breeding hijauan pada UPTD PIB ini melalui stek dan rade/ anakan

(pols). Pada PIB ini dikembangbiakan sekitar 5-6 jenis hijauan diantaranya rumput gajah (Pennisetum Purpureum), rumput gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum), rumput rumput tropis (Brachiaria Humidicola) dan Sorgum (Sorghum vulgare). Jenis legumenase di antaranya, gamal, Turi ( Sesbania grandiflora ), dan Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala). Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols. Panen pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60 hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak antar satu pohon ke pohon lain antara 100 ×100cm untuk King Grass dan sejenisnya, dan 50×50 cm untuk jenis B, humidicola. Waktu penanaman yaitu

31

permulaan musim hujan. Semua jenis dipanen dengan sistem potong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik. Mengunakan pupuk kandang dan kimia (Urea, KCL) pada setia 10 hari setelah panen.

4.2.2

Feeding Feeding merupakan pemberian pakan untuk ternak dimana pemberian

pakan (feeding) untuk ternak dilakukan dengan adlibitum setiap hari, baik itu pakan hijauan maupun konsentrat dengan presentase 70% konsentrat dan 30% hijauan. Jenis hijauan yang biasa diberikan yaitu rumput dan legume, pada PIB ini rumput yang paling banyak dikembangkan adalah rumput gajah, Brachiaria Humidicola dan king Grass. Sedangkan legum yang dikembangbiakkan adalah lamtoro, Turi dan gamal. Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah, rumput alam maupun jerami padi dan tongkol jagung, yang diberikan pada pagi dan sore hari, setelah pakan konsentratnya diberikan. Untuk memudahkan dan efektifitas dan Karena letak kebun rumput yang agak jauh dari kandang maka untuk mengangkut rumput tersebut digunakan 1 unit traktor gandengan dan pik up. Pakan hijauan diberikan ini tampa terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper). Karena cohopper di maksudkan untuk hijauan yang keras dan di angap tidak mampu dim amah oleh ternak, Pencincangan ini dimaksudkan untuk mempermudah perenggutan

32

sekaligus mengurangi hijauan yang terbuang saat perenggutan, sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan. Adapun pemberian air pada sistem feedlot dilakukan setiap hari pada saat sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan kembali pada sore hari untuk kebutuhan ternak pada malam hari.

4.2.3

Manajemen Pengolahan

o Tatalaksana ladang ternak Sistem pengolahan lahan yang ada di PIB ini mengunakan dua cara yaitu, sistem mekanis dan non mekanis. Sistem mekanis mengumakan traktor untuk lahan hijauan nongembala, mula mula lahan di land cering dengan mengunaakan tenaga kerja local, kemudian di lanjutkan dengan ploughing atau pembajakan dengan mengunakan tenaga traktor, hal ini berbeda untuk lahan gembala lahan gembala tidak mengunakan traktor atau tidak di ploughing karena alasanya adalah efisiensi tenaga. Dalam pengelolahan lahan dapat memakan waktu antara 4-5 bulan hal ini tergantung pada medan kerja, teknologi yang di gunakan serta jumlah tenaga kerja. Sempat kami mengamati di PIB pada waktu yang bersamaan dengan PKL sedang membuka lahan baru seluas 5 hektar dengan tenaga kerja 2 orang. o Manajemen Hijauan Makanan Ternak Manajemen

hijauan

makanan

ternak

dengan

pengembang-biakan

menggunakan anakan dan stek. Pengadaan pakan hijauan untuk kebutuhan unit penggemukan pada PIB ini tidak merupakan kendala, karena PIB juga mengelola

33

unit pasture. Sebagian besar lahan pasture ditanami rumput gajah sebagai sumber pakan hijauan dan untuk mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis rumput alam yang dikombinasikan dengan legum yang dapat dijadikan pakan ternak. Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang digemukkan dengan sistem feedlot pada PIB dilakukan setiap hari. Karena letak kebun rumput yang agak jauh diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk mengangkut rumput tersebut digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput yang telah dipotong diangkut ke lokasi penggemukan untuk kemudian dicincang dengan menggunakan mesin pemotong rumput sebelum diberikan kepada ternak. Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakan hijauan yang melimpah belum dapat menjamin keberhasilan usaha penggemukan. Hal ini disebabkan karena pakan hijauan tidak dapat mensuplai seluruh zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Oleh karena itu, ternak yang dipelihara untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat. Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan. o Manajemen Pengolahan Pakan Ternak Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan. Yang teramati bahwa di PIB pakan hijauan tidak di olah atau pun di beri perlakuan khusus sebelu di berikan pada ternak, hal ini di karenakan beberapa faktor yaitu, PIB memiliki ketersediaan hijauan yang cukup untuk kebutuhan ternaknya, kedua teeknologi yang akan di gunakan untuk mengelolah pakan kurang memadahi. Lazim hijauan di PBI di berikan pada ternak setiap paginya, yaitu hijauan yang

34

telah di panen sehari sebelumnya. Dari tangan para pengarit hijauan lansung di bawa kekandang untuk di derikan ke ternak sapi. Setiap harinya PIB memanen hijauan 4 ton untuk sapi. Belum termasuk legum untuk ternak kambing.

35

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sepanjang pengalaman saat di lapangan praktek hingga ahirnya menyusun laporan ini, dapat di simpulkan bahwa PIB sangat baik di manfaatkan untuk tempat pelatihan peternakan, karena disana terdapat unit pemeliharaan sapi, (bibit dan Bull), rusa, kambing dan unggas serta budidaya HMT. PIB mempunyai tenaga tenaga ahli dari latarbelakang akademi peternakan serta memiliki fasilitas umum yang memadai. Dalam pengeelolaan lahan HMT, PIB mengunakan sistem mekanis dan sistem TTO dan pemeliharaan di lakukan secara berkala setia periode pemanenan yaitu pemberian pupuk dan penyiangan untuk rumput king grass dan sejenisnya. PIB memiliki Luas lahan HMT yaitu 30 hektar, yang di Tanami beberapa jeni HMT diantaranya Brachiaria Humicola, King Graas, Rumput gajah, sergum, lamtoro, gamal, dan turi. Jenis hijauan yang banya di budidayakan yaitu Brachiaria Humidicola karena sebagian BH di rasa mudah dalam penganan dan diantara ternak yang di pelihara jumlah sapi paling mendominasi jumlahnya. 5.2

Saran. Sedikit saran untuk pelaksana PKL berikutnya di harapkan dapat

membangun koordinasi lebih intens sebelum berangkat ketempat tujuan PKL agar tidak terjadi kesalah pahaman. Sebelum PKL di harapkan setiap mahasiswa dapat mengajukan program kerja agar tidak terjadi miskomunikasi dengan coordinator dilapangan.

36

DAFTAR PUSTAKA AAK. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. 1983. Annonim. Beralih ke Sapi. http://Sapi2010.wordpress.com/. 2010. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. ______. Hijauan Pakan Ternak. http://ilmuternakkita.blogspot.com/. 2010. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2013. ______. Livestock. http://livestock.com/. 2011. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2013. Akoso, B.T. Kesehatan Sapi. Yogyakarta: Kanisius. 1996. Apik. Jenis Pakan Ternak http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/ . 2011. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012. Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2013. Indoagro. Hijauan Pakan Ternak. http://indoagrow.wordpress.com/. 2011. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012. Kanisius, A. A. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Erlangga. 1983. Kartadisastra, H.R. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta: Kanisius. 1997. Pratomo, B. Cara Menyusun Ransum Ternak. Yogyakarta: Poultry Indonesia 1986. Reksohadiprodjo, S. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropic. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Universitas Gadjah Mada. 1985. Siregar, S.B. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 1994. Sumarno, B. Penuntun Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/ Dinas Peternakan Jawa Tengah. 1998. Suyitman, dkk. Agrostologi. Padang: Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 2003. Tillman, A.D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo, S. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1991.

37

38