Kelompok 5 - ANALISIS KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN FASILITAS DI SEKOLAH [PDF]

ANALISIS KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN FASILITAS DI SEKOLAH MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengemba

39 0 192KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD PDF FILE

Kelompok 5 - ANALISIS KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN FASILITAS DI SEKOLAH [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

ANALISIS KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN FASILITAS DI SEKOLAH

MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajran Yang Diampu Oleh Ibu Sulastri, S. Pd., M.SA.

Disusun Oleh: Kelompok 5

Srimarlina (180421600143) Wilda Auwalina I. (180421621604)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI FEBRUARI 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Illahi Rabbi yaitu Tuhan Yang Maha Esa atas izin, berkat serta limpahan rahmat, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran. Dengan judul yang dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai Analisis Ketersediaan Sumber Belajar dan Fasilitas di Sekolah. Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan jasa beberapa pihak juga, oleh karena itu kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Yth. Ibu Sulastri, S.Pd., M.SA. selaku Dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran yang sudah sabar dan bersedia membimbing dalam proses pembuatan makalah sehingga makalah dapat dinikmati oleh pembaca yang membutuhkan informasi mengenai hal ini. 2. Segenap bagian anggota kelompok yang sudah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah dengan baik. 3. Sumber rujukan yang telah berkontribusi untuk memberikan tambahan penguat penjelasan mengenai materi yang ada di dalam makalah. Untuk itu melalui makalah ini, penulis berharap pembaca mampu menambah wawasan serta pengetahuan tentang analisis ketersediaan sumber belajar dan fasilitas di sekolah untuk diterapkan dalam pengembangan bahan ajar demi menyongsong pembelajaran yang lebih optimal. Kami juga menyadari bahwa pada makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami selaku penulis dengan kerendahan hati memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kemudian untuk mendukung kesempurnaan dari makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca agar dalam menyusun makalah berikutnya dapat lebih baik lagi. Sekian dan terima kasih.

Malang, Januari 2020

Kelompok 5

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI...................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...................................................................

2

1.3

Tujuan ......................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Pengertian Sumber Belajar ......................................................

4

2.2

Jenis-Jenis Sumber Belajar ......................................................

4

2.3

Fungsi Sumber Belajar .............................................................

5

2.4

Urgensi Sumber Belajar Bagi Peserta Didik ............................

5

2.5

Pemanfaatan Sumber Belajar yang Ada di Sekolah ................

6

2.6

Pengembangan Bahan Ajar Jika Sumber Belajar Tidak Tersedia atau Terbatas

....................................................................

8

2.7

Pengertian Fasilitas Belajar......................................................

8

2.8

Macam-Macam Fasilitas Belajar .............................................

9

2.9

Urgensi Fasilitas Belajar Bagi Peserta Didik ...........................

11

2.10 Pemanfaatan Fasilitas Belajar yang Ada di Sekolah................

11

2.11 Pengembangan Bahan Ajar Jika Sumber Belajar Tidak Tersedia atau Terbatas

....................................................................

12

Kesimpulan…………. .............................................................

13

DAFTAR RUJUKAN………………………………….. ..............................

14

BAB III PENUTUP 3.1

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan yaitu semakin berkembangnya teknologi yang juga merambah ke dalam dunia pendidikan. Tingkat kesulitan materi yang harus disampaikan kepada peserta didik juga mulai meningkat, mengingat perubahan kurikulum yang mengharuskan guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi sehingga peserta didik mampu menerima materi yang diberikan secara jelas. Istilah sumber belajar sudah sering diperbincangkan di lingkungan masyarakat kependidikan. Bila berbicara mengenai sumber belajar, maka yang terlintas adalah buku yang berperan sebagai sumber belajar baik itu buku pegangan guru maupun buku pegangan siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Bustari (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Rangka Peningkatan Mutu Sekolah yaitu “kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sumber belajar yang ada di sekolah sangat minim ketersediaannya, dan belum dikelola dengan baik, sehingga belum secara optimal dalam proses belajar mengajar, seperti belum dimanfaatkannya perpustakaan dan alat-alat peraga yang ada di laboratorium. Sumber belajar yang paling sering dimanfaatkan adalah guru, sumber belajar lain seperti lingkungan perpustakaan dan alat-alat peraga yang ada di laboratorium, lingkungan alam, lingkungan masyarakat, narasumber di masyarakat, bahan cetak, internet dan media masa elektronik sangat kurang dimanfaatkan. Begitu juga dengan fasilitas belajar atau sarana dan prasarana yang merupakan hal vital dan hal penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal berusaha untuk memberikan dan melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan orang tua murid. Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga pendidikan dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan prasarananya memadai 1

berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses belajar mengajar dapat meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu agar sarana dan prasarana yang ada dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam meningkatkan prestasi peserta didik, Sekolah harus dapat menyediaka dan melengkapi sarana prasarananya. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan fasilitas atau sarana dan prasara pendidikan, maka siswa-siswanya kurang bersemangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi anak menjadi rendah. Kelengkapan sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas: 1. Apa pengertian sumber belajar? 2. Apa jenis-jenis sumber belajar? 3. Apa fungsi sumber belajar? 4. Apa urgensi sumber belajar bagi peserta didik? 5. Bagaimana cara memaksimalkan sumber belajar yang ada di sekolah agar bermanfaat bagi peserta didik? 6. Bagaimana mengembangkan bahan ajar jika sumber belajar tidak tersedia atau terbatas? 7. Apa pengertian fasilitas belajar? 8. Apa macam-macam fasilitas belajar? 9. Apa urgensi fasilitas belajar bagi peserta didik? 10. Bagaimana cara memaksimalkan fasilitas belajar yang ada di sekolah agar bermanfaat bagi peserta didik? 11. Bagaimana mengembangkan bahan ajar jika fasilitas belajar terbatas atau tidak tersedia?

1.3 Tujuan Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Menjelaskan pengertian sumber belajar 2. Menjelaskan jenis-jenis sumber belajar 3. Menjelaskan fungsi sumber belajar 2

4. Menjelaskan urgensi sumber belajar bagi peserta didik 5. Menjelaskan cara memaksimalkan sumber belajar yang ada di sekolah agar bermanfaat bagi peserta didik 6. Menjelaskan cara mengembangkan bahan ajar jika sumber belajar tidak tersedia atau terbatas 7. Menjelaskan pengertian fasilitas belajar 8. Menjelaskan macam-macam fasilitas belajar 9. Menjelaskan urgensi fasilitas belajar bagi peserta didik 10. Menjelaskan cara memaksimalkan fasilitas belajar yang ada di sekolah agar bermanfaat bagi peserta didik 11. Menjelaskan cara mengembangkan bahan ajar jika fasilitas belajar terbatas atau tidak tersedia

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Belajar Menurut Sudjana (2007) sumber belajar adalah daya yang bisa di manfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan. Sumber belajar (learning resources) juga dapat dikatakan semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara kombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Pengertian lain mengenai sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Wina Sanjana: 2008). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang berupa sekumpulan bahan dan dapat dimanfaatkan dalam kepentingan proses belajar mengajar untuk memperoleh informasi dan pengalaman, sehingga dapat mempermudah aktivitas belajar.

2.2 Jenis-Jenis Sumber Belajar Menurut Prastowo (2012:61) Secara garis besar terdapat dua jenis sumber belajar yaitu: a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen system instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Selain itu ada juga sumber belajar elektronik sebagaimana yang dikatakan oleh Hasanah (2012) bahwa sumber belajar elektronik yaitu segala sesuatu berupa rekaman elektronik, web dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar. Tidak hanya itu, sumber belajar elektronik juga dapat berupa film, slide, video, model dan audio kaset, Rohani (1997). 4

Menurut Hasanah (2012) segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan sebagainya. Tidak hanya itu, sumber belajar non elektronik juga terdapat dalam bentuk perpustakaan, laboratorium, lapangan, Rohani (1997).

2.3 Fungsi Sumber Belajar 1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit. 5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

2.4 Urgensi Sumber Belajar Bagi Peserta Didik Seorang guru pasti menggunakan sumber belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar, dalam era globalisasi ini guru dituntut untuk tidak hanya menggunakan sumber belajar non elektronik seperti buku cetak, modul dan lain sebagainya. Tetapi juga menggunakan sumber belajar elektronik seperti menampilkan video pembelajaran sehingga lebih menarik motivasi siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aditia (2013) di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan 5

merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber belajar yang sudah ada di lingkungan sekolah. Perbedaan karateristik di setiap mata pelajaran, pada satu sisi ada materi ajar yang hanya membutuhkan sumber belajar berupa buku cetak dan semacamnya, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang membutuhkan sumber belajar elektronik. Misal, melatih siswa untuk mampu menyaring informasi yang berguna dalam pembelajaran di internet. Sumber belajar itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk peserta didik. Sumber belajar merupakan komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar, sumber belajar juga adalah sebagai daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar.

2.5 Pemanfaatan Sumber Belajar yang Ada di Sekolah Salah satu sumber belajar yaitu perpustakaan. Menurut Bafadal (2011: 5) perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah, indikasi bermanfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, manyaring dan menilai informasi, murid-murid terbasa belajar mandiri, terlatih ke arah tanggung jawab, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya. Pemanfaatan sumber belajar elektronik dalam kegiatan pembelajaran salah satu contohnya adalah presentasi. Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan komputer/laptop dan LCD/proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan sumber belajar elektronik diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2014) menunjukkan hasil bahwa pemanfaatan sumber belajar berbasis multimedia memberikan dampak positif dalam pembelajaran sejarah. Terlihat dari kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik serta suasana pembelajaran yang interaktif dan demokratis. Hal ini juga dapat digunakan untuk semua jenis mata pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan semangat siswa. Sedangkan Sumber Belajar non elektronik adalah semua sumber dalam proses pembelajaran yang 6

berbentuk buku teks, media cetak, narasumber dan sebagainya. Sumber belajar non elektronik dapat dilakukan in door yaitu dalam ruangan kelas, out door luar lingkungan kelas namun masih dalam lingkungan sekolah serta outing, di luar lingkungan sekolah. Ketersediaan bahan ajar dan sarana belajar merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Setiyani, 2010). Sumber belajar akan lebih bermanfaat bila disediakan secara bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan dasar dan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pemenuhan dan pemanfaatan sumber belajar disetiap sekolah berbeda, tergantung bagaimana kemampuan sekolah untuk melengkapi kebutuhan sumber belajar siswa maupun bagaimana kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar tersebut. Masyarakat beranggapan bahwa sekolah swasta tidak memiliki sumber belajar yang lengkap dibandingkan dengan sekolah negeri. Begitu pula dengan guru yang memanfaatkan sumber belajar tersebut dinilai lebih tinggi negeri dibandingkan dengan swasta karena pada sekolah negeri kebanyakan guru sudah diangkat PNS yang berarti guru tersebut dinilai sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk lebih memanfaatkan sumber belajar yang ada yang selanjutnya disampaikan kepada siswa. Namun keadaan di lapangan mencerminkan kurangnya kemampuan sekolah negeri dalam memanfaatkan sumber belajar baik berupa buku teks maupun alat peraga. Beberapa sekolah terdapat buku penunjang dan alat peraga yang tidak langsung dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran siswa melainkan tetap bertumpuk dikardus. Padahal penulis menilai bahwa alat peraga tersebut sangat berguna dalam pembelajaran siswa. Seharusnya antara sekolah negeri dan swasta tidak terdapat perbedaan dalam hal pemenuhan dan pemanfaatan sumber belajar. Mengingat tujuan sekolah ialah sama untuk mencerdaskan peserta didik dan berkualitas. Namun, tidak bisa dipungkiri jika banyak faktor yang mempengaruhi sekolah dalam hal pemenuhan dan pemanfaatan sumber belajar tersebut. Baik dari luar sekolah maupun dari dalam sekolah itu sendiri. Tiap sekolah juga memiliki kemampuan yang berbeda untuk melengkapi sumber belajar siswa. Penggunaan sumber belajar yang tepat dan lengkap dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian penulis beranggapan bahwa tidak semua sekolah mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dengan baik.

7

2.6 Pengembangan Bahan Ajar jika Sumber Belajar Tidak Tersedia atau Terbatas Hasil belajar sangat berpengaruh oleh kualitas guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah tidak memiliki peran yang sama seperti guru. Pemanfaatan sumber belajar selain guru sangatlah selektif dan sangat ketat dibawah kontrol guru. Disamping itu guru sering memaksakan penggyunaan sumber yang kurang relevan dan kredibel karena sumber tersebut terbatas. Keterbatasan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Padahal ketika ceramah saja itu siswa mudah bosan. Mislanya dalam 40 menit belajar, maka pada awal pelajaran perhatian siswanya berkisar antara 12-15 menit dan ketika pelajaran mulai usai konsentrasi menjadi berkurang yaitu berkisar 3-5 menit. Dari banyaknya waktu guru berceramah entah yang masuk berapa persen, oleh karena itu guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan pembelajaran yang ada. Pemanfaatan sumber belajar disekolah baik dirancang maupun yang tinggal dimanfaatkan belum berjalan secara baik dan optimal. Banyak guru yang masih menggunakan pradigma lama yaitu mengajar hanya mengggunakan bahan ajar yang ada, dan masih belum memiliki motivasi untuk menciptakan sumber belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajarannya. Guru kurang kreatif dalam membuat sendiri media pembelajaran maupun bahan ajar yang dibutuhkannya.

2.7 Pengertian Fasilitas Belajar Mauling (Tatang M. Amirin dkk, 2011: 76) menyatakan bahwa fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Hal serupa juga diungkapkan oleh Dwi Siswoyo, dkk (2011: 146) yang menyatakan bahwa fasilitas atau alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 yang berisi sebagai berikut. a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

8

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dari beberapa pengertian tersebut, menunjukan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mempermudah dan melancarkan proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Fasilitas yang dimaksud adalah situasi, tindakan, sarana dan prasarana belajar yang ada di butuhkan siswa untuk belajar sekolah maupun di rumah.

2.8 Macam-Macam Fasilitas Belajar Ibrahim Bafadal (2004: 2) mengungkapkan bahwa fasilitas belajar juga dapat dibedakan menjadi sarana dan prasarana belajar. Sarana belajar adalah segala sesuatu yang secara langsung berpengaruh dengan proses belajar siswa, sedangkan prasarana belajar adalah fasilitas pendukung yang tidak langsung berhubungan langsung dengan proses belajar siswa. a. Sarana Pendidikan Tatang M. Amirin, dkk (2011: 76) menyatakan bahwa “sarana dilihat dari fungsinya atau peranannya dapat dibedakan menjadi alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran”. 1) Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat yang dapat digunakan siswa atau guru dalam pelajaran. Berkaitan dengan alat pelajaran Ibrahim Bafadal (2004: 2) menyatakan bahwa alat pelajaran dapat digolongkan menjadi barang yang habis pakai yaitu contohnya kapur tulis, spidol, pensil, buku tulis, dan karet penghapus. Barang yang tidak habis pakai antara lain bangku sekolah, mesin tulis, peralatan olahraga, dll. 2) Alat peraga Alat peraga adalah alat pelajaran yang tampak dan dapat diamati, sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Alat peraga yang 9

dapat dipakai di zaman sekarang yaitu dapat berupa benda alami maupun benda buatan, benda alami dapat berupa tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar siswa, sedangkan benda buatan dapat berupa peta, globe, gambar, microskop, berbagai macam bentuk bangun datar dan bangun ruang, dll. 3) Media pembelajaran Sekolah sebagai tempat penyelenggaraan proses belajar bagi siswa, juga harus didukung oleh media dalam proses penyampaian materi dari guru ke siswa, sehingga materi

dapat

tersampaikan

dengan

baik.

(Ibrahim

Bafadal,

2004:

14)

mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut. a) Media pandang diproyeksikan. Contohnya yaitu overhead projector dan sekarang yang lebih modern yaitu LCD proyektor. b) Media pandang tidak diproyeksikan. Contohnya yaitu gambar, bagan, grafis, dan tabel. c) Media dengar. Contohnya tape, radio, dll. d) Media pandang dengar. Contohnya televisi dan film.

b. Prasarana Pendidikan Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas, bahwa prasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Yang termasuk ke dalam prasarana sekolah antara lain sebagai berikut. 1) Gedung sekolah 2) Perpustakaan 3) Kantor sekolah Mauling (Tatang M. Amirin dkk, 2011: 76) menyatakan bahwa fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Hal serupa juga diungkapkan oleh Dwi Siswoyo, dkk (2011: 146) yang menyatakan bahwa fasilitas atau alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan.

10

2.9 Urgensi Fasilitas Belajar Bagi Peserta Didik Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana yang membantu memudahkan proses belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Adanya fasilitas belajar yang lengkap di sekolah dapat mempermudah aktivitas belajar dan keberlangsungannya. Penggunaan fasilitas belajar yang efektif dan efisien dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran, biasanya peran peserta aktif ini dikarenakan peserta didik tertarik dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Apabila peserta didik memiliki kelemahan dalam belajar, biasanya akan tertarik kembali ketika pendidik peka terhadap permasalahan peserta didik. Bila permasalahan peserta didik dikarenakan oleh isi materi yang sulit dipahami dan penyampaian pendidik yang kurang menarik dan monoton, pendidik perlu menggunakan fasilitas belajar yang mendukung terjadinya interaktif di dalam kelas.

2.10 Pemanfaatan Fasilitas Belajar yang Ada di Sekolah Tatang M. Amirin (2010: 82) mengemukakan bahwa ”terdapat dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi”. Prinsip efektivitas berarti pemakaian segala perlengkapan belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah. Prinsip efisiensi berarti pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan berhati-hati. Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, akan tetapi semua peralatan atau fasilitas harus diadakan sesuai dengan kebutuhan. Jika semua peralatan dan fasilitas sudah ada, maka harus dimanfaatkan dan dikelola secara baik dan benar. Kegiatan pegelolaan meliputi: perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. Sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan suasana yang menyenagkan baik bagi guru maupun murid, sehingga prestasi belajar dapat meningkat dan lembaga pendidikan dapat pula meningkatkan mutu pembelajarannya, karena fasilitas sudah memadai untuk semua proses pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya belum semua lembaga pendidikan memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang prestasi belajar siswanya serta meningkatkan mutu proses pembelajaran yang ada disekolah. Namun pemerintah selalu berupaya untuk selalu meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dari semua jenjang pendidikan yang 11

ada. Begitupula dari pihak sekolah selalu berupaya melengkapi sarana dan prasarana belajar yang ada agar peserta didik dapat meningkatkan prestasinya secara maksimal dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu agar sarana dan prasarana yang ada dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam meningkatkan prestasi peserta didik, sekolah harus dapat menyediakan dan melengkapi sarana prasarananya. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan fasilitas atau sarana dan prasara pendidikan, maka siswa-siswanya kurang bersemangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi anak menjadi rendah. Kelengkapan sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2.10Pengembangan Bahan Ajar jika Fasilitas Belajar Terbatas atau Tidak Tersedia Keterbatasan sarana prasarana pendidikan akan menghambat pelaksanaan pembelajaran dan ketercapaian tujuan. Oleh karena itu untuk mengatasi keterbatasan itu perlunya kreativitas guru dalam penyampaian kepada siswa, dengan cara seperti strategi belajar yaitu suatu tindakan yang dilakukan guru dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana pendidikan. Yang pertama adalah melakukan strategi yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, kemudian pemilihan materi dan kurikulum yang cocok pada sekolah itu. Kemudian memodifikasi sarana dan prasarana, materi, serta memodifikasi alokasi waktu.

12

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan Sumber belajar merupakan aspek yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar dapat dirancang, diciptakan, dan dikembangkan sendiri oleh guru dan peserta didik dengan memanfaatkan lingkungan yang ada. Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab seorang pendidik untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik salah satunya dapat memnafaatkan sumber belajar dengan baik. Untuk itu kepada pendidik harus mampu menggunakan sumber belajar sebagai fasilitator pembelajaran. Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana yang membantu memudahkan proses belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Fasilitas belajar yang lengkap dan nyaman dapat mendorong motivasi belajar peserta didik sehingga dapat menunjang dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan runtutan perubahan karena adanya proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pihak guru dan sekolah harus bekerja sama dengan mengusahakan sarana dan prasarana agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik minimal mengikuti standar pemerintah dalam sarana prasarana pemerintah.

13

DAFTAR RUJUKAN

Amsal, Oka. 2015. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Belajarterhadap Aktivitas Belajar Siswa Padamata Pelajaran Ppknkelas Viiismpt15tkb Mandiribandar Lampungtahun Pelajaran. Online.(http://digilib.unila.ac.id/26161/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAH ASAN.pdf). Diakses tanggal 2 Februari 2020. Aridhianto, Nur Cahyo. 2019. Analisis Kondisi Fasilitas Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Se-Gugus Ii Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Online. (http://eprints.uny.ac.id1108244070%20pdf.pdf). Diakses tanggal 25 Januari 2020. Hasanah, Aan. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka Setia. Kemenag

Sumsel.

2014.

Pengembangan

Sumber

Belajar.

Online.

(https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/PENGAMBANGANSUMBER BELAJAR.pdf). Diakses tanggal 30 Januari 2020. Mawarni, Inten Mega. 2018. Pemenuhan Dan Pemanfaatan Sumber Belajar Bagi Siswa Smp Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Kota Kediri. Online. (http://ap.fip.um.ac.id/wpcontent/uploads/2017/01/ARTIKEL-inten.pdf). Diakses tanggal 25 Januari 2020. Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sanjana, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Tatang M. Amirin, dkk. (2011). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Wahyuningrum, Kartika. 2015. Pengaruh Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dabin Iv Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Online. (https://lib.unnes.ac.id/21211/1/1401410492-s.pdf). Diakses tanggal 26 Januari 2020.

14