24 0 217KB
CRITICAL JURNAL REVIEW HÖREN B1
Dosen Pengampu : Linda Aruan.S.Pd,M.Hum
Nama Mahasiswa
: Wardani Febrina
NIM
: 2203332008
Kelas
: C Deutsch 2020
Mata Kuliah
: Hören B1
Semester / TA
: Ganjil (3) / 2021
FAKULTAS BAHASA DAN SENI ( FBS ) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan , yang telah memberikan segala nikmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “ CRITICAL JURNAL REVIEW” ini dengan baik. Critical
Jurnal
Review
adalah
sebuah
tugas
yang
diberikan
dosen
kepada
mahasiswa/mahasiswi untuk mengulas dan mengevaluasi Jurnal secara kritis dengan tujuan agar dapat mengetahui isi dari Jurnal lebih dalam. Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan kata maaf karena saya menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, dengan demikian kami mengharapkan adanya kritik serta saran yang kedepannya mampu menjadi perbaikan untuk diri saya. Tidak lupa pula saya ucapkan ribuan Terima kasih kepada Ibu Linda Aruan.S.Pd,M.Hum sebagai dosen pengampuh mata kuliah ini yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini. Dalam menyusun Critical Jurnal Review ini, saya telah berusaha untuk dapat memberi yang terbaik dan sesuai harapan, walaupun dalam pembuatan penulis masih banyak kali kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan sumber referensi serta keterampilan yang saya miliki Dengan segala harapan dan doa semoga tugas ini berhasil dibuat sesuai dengan kriteria yang diberikan. Menyadari pentingnya wawasan / pengetahuan menjadi landasan saya dalam menyelesaikan Tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya untuk para pembaca.
Medan, 30 September 2021
Wardani Febrina Nim : 2203332008 1
DAFTAR ISI Kata Pengantar.......................................................................................................
1
Daftar Isi................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
3
1.1. Latar Belakang................................................................................................
3
1.2. RumusanMasalah ...........................................................................................
3
1.3. Tujuan.............................................................................................................. 4 1.4. Manfaat............................................................................................................ 4 BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ..................................................................... 5 2.1. Identitas Jurnal.................................................................................................. 5 2.2. Ringkasan Jurnal Pertama ................................................................................ 5 a. Pendahuluan ................................................................................................ 5 b. Metode Penelitian ...…................................................................................ 7 c. Hasil Penelitian …....................................................................................... 8 2.2. Ringkasan Jurnal Kedua .................................................................................. 8 BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 11 3.1. Jurnal Pertama ………..................................................................................... 11 3.2. Jurnal Kedua ………........................................................................................ 12 BAB IV PENUTUP................................................................................................. 15 4.1. Kelebihan Jurnal Pertama ................................................................................ 15 4.2. Kelemahan Jurnal Pertama .............................................................................. 15 4.3. Kelebihan Jurnal Kedua ................................................................................... 15 4.4. Kelemahan Jurnal Kedua ................................................................................. 15 BAB V PENUTUP................................................................................................... 16 5.1. Kesimpulan........................................................................................................ 16 5.2. Saran.................................................................................................................. 16 Daftar Pustaka........................................................................................................... 18
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembuatan laporan Critical Jurnal Review, adalah satu tugas dari 6 jenis tugas yang didasari untuk membekali para mahasiswa agar ketika mereview Jurnal dengan mudah dan tepat. Critical Jurnal Review ini juga di buat agar mahasiswa mampu memahami lebih dari satu Jurnal yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penunjang perkuliahan. Critical jurnal adalah hasil kritik tentang suatu topik materi yang pada umumnya ada diperkuliahan terhadap jurnal yang berbeda. Penulisan kritikal jurnal ini pada dasarnya adalah membandingkan atau menganalisis satu atau lebih jurnal yang saling berhubungan yang akan dijadikan sumber referensi. Setiap jurnal yang dibuat oleh penulis tertentu pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing – masing. Kelebihan dan kelemahan tersebut dapat diketahui dengan memahami dan menganalisis masing – masing isi jurnal tersebut. Terlebih lagi untuk kita calon pendidik bangsa. Banyak jurnal-jurnal yang beredar sekarang ini yang bisa dikritik. Baik dari segi penulisan, cocok tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas penyajian makalah ini. Karena makalah ini dibuat dari sudut opini pembaca.
1.2.Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah : A. Apa Identitas Jurnal? B. Apa Hasil Review Jurnal?
3
C. Apa Kelebihan dari kedua Jurnal ? D. Apa Kekurangan dari Jurnal?
1.3.Tujuan Tujuan Critical Jurnal Review adalah untuk menambah wawasan Selain itu, Tujuan Critical Jurnal Review adalah untuk mengulas isi jurnal tepatnya mengulas kedua isi jurnal tersebut. Selain mengulas isi jurnal tujuan lainnya adalah mengetahui informasi apa saja yang terdapat dalam kedua jurnal tersebut. Tujuan Critical Jurnal Review ini juga melatih diri agar bisa berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh kedua jurnal tersebut. Tujuan lainnya adalah untuk membandingkan isi dari kedua jurnal tersebut.
1.4.Manfaat Critical Jurnal Review inibermanfaatuntuk : 1. Mengetahui latar belakang isi Jurnal tersebut . 2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hören B1. 3. Untuk menambah pengetahuan tentang Bagaimana penggunaan audio pada pembelajaran Hören B1. 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Jurnal yang dikritik.
4
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL 2.1 Identitas Jurnal a. Jurnal Pertama Judul Jurnal
: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA JERMAN
Penulis
: C. Asri Budiningsih
Volume
: Volume 6
Nomor
: No 1
Tahun
: April 2019
Halaman
: 1-13
b. Jurnal Kedua Judul Jurnal
: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENDENGAR BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 11 MAKASAR
Penerbit
: Agnes Rapi Pabumbun
Volume
: Volume 2
Nomor
: No 1
Tahun
: 2017
Halaman
: 1-7
2.2. Ringkasan Jurnal Pertama a. PENDAHULUAN Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang sekarang ini banyak dipelajari di dunia, termasuk Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Goetheinstitut, Badan Pendidikan Sekolah Luar Negeri (ZfA), dan Deutscher 5
Akademischer Austauschdienst (DAAD) pada tahun 2015, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam hal jumlah pembelajar bahasa Jerman dengan jumlah pembelajar sebanyak 187.000 orang. Jumlah pembelajar bahasa Jerman di sekolah-sekolah naik signifikan sebanyak 52.500 orang (Goethe-Institut, 2015). Data tersebut sudah menunjukan bahwa penguasaan akan bahasa ini menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan oleh banyaknya informasi mengenai ilmu pengetahuan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, kesusastraan, seni, ataupun teknik yang ditulis dengan menggunakan bahasa Jerman. Selain itu, pada saat ini sudah terjalin kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman dalam memajukan dunia pendidikan nasional. Hal ini dapat dilihat dengan banyak pelajar dari Indonesia yang sudah dikirim ke Jerman untuk belajar. Agar bahasa Jerman dapat dikuasai dengan baik oleh setiap peserta didik, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik. Proses
pembelajaran
memiliki
peranan
yang
cukup
penting
dalam
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran memiliki peran dalam menghasilkan lulusan yang berkompeten. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dituntut untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik, sehingga materi pembelajaran dapat dimengerti oleh semua peserta didik. Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 (Presiden Republik Indonesia, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan undangundang tersebut maka dapat diketahui bahwa, pada proses pembelajaran, guru perlu menggali potensi dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang berkualitas dan dapat berguna bagi masyarakat. Hal tersebut berlaku bagi semua mata pelajaran yang diajarkan di setiap instansi pendidikan, termasuk mata pelajaran bahasa Jerman Pembelajaran bahasa Jerman sudah berlangsung di berbagai lembaga kebahasaan, baik itu lembaga formal maupun lembaga non-formal. Semua lembaga tersebut memfokuskan pembelajaran pada keempat keterampilan kebahasaan, yaitu keterampilan berbicara (sprechen), keterampilan menulis (schreiben), keterampilan membaca (lesen), dan keterampilan menyimak (hören). Keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan ke dalam keterampilan aktif-produktif, sedangkan keterampilan menyimak dan keterampilan membaca dikategorikan ke dalam keterampilan aktifreseptif. Pada lembaga formal, pengajaran bahasa Jerman tidak hanya mengacu pada kurikulum nasional yang berlaku melainkan juga mengacu pada Gemeinsamer Europäischer Referenzrahmen (GER). 6
b. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) untuk menghasilkan multimedia pada pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman. Tahap penelitian pendahuluan dibagi menjadi dua tahap, yaitu studi lapangan dan studi pustaka. Pada tahap desain instruksional, penelitian ini dibagi ke dalam tujuh tahap, antara lain, melakukan analisis instruksional, menganalisis pembelajar dan konteks, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, mengembangkan instrument penilaian,menyusun strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan membuat flowcharts dan storyboard. Tahap pengembangan multimedia pembelajaran terdiri dari 6 tahap, antara lain, menyiapkan teks, menulis kode program, membuat grafis, merekam audio dan membuat video, menyatukan bahan-bahan, dan menyiapkan materi pendukung. Sedangkan tahap evaluasi terdiri dari dua tahap, yaitu uji alpha (Expert Judgment) dan uji beta (uji lapangan. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian antara lain, kuesioner untuk ahli media, kuesioner untuk pengguna, serta soal pretest dan posttest. Data penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari masukan dan saran ahli materi, ahli media, dan peserta didik. Masukan dan saran tersebut digunakan untuk merevisi produk yang telah dikembangkan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa penilaian yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, dan peserta didik yang telah dikonversikan ke dalam skala Likert dengan skala 5. Pada skala ini, produk yang dikembangkan dikatakan layak jika penilaian yang diberikan minimal 4 atau berkategori baik. Informasi mengenai keefektifan multimedia pembelajaran diperoleh melalui peroleh hasil pretest dan postest peserta didik. Sebelum digunakan, insterumen tes terlebih dahulu divalidasi dan diujicobakan kepada peserta didik. Uji coba dilakukan untuk mengetahui indeks kesukaran dan indeks daya pembeda setiap butir soal. Jumlah butir soal yang diujicobakan sebanyak 30 soal dan berbentuk multiple choice dengan menggunakan 4 opsi jawaban. Tes yang telah diujicobakan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan aplikasi Iteman versi 3.0. Output tiap-tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran. Tingkat kesukaran dapat ditentukan dengan menganalisis kolom prop. correct, sedangkan daya pembeda dapat ditentukan dengan melihat kolom point biserial. 7
c. HASIL PENELITIAN Hasil Pengembangan Instrumen Penilaian Pengembangan instrumen penliaian bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta didik dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman. Instrumen penilaian disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Penilain terhadap pemahaman peserta didik dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pretest dan postest. Pretest dilakukan sebelum peserta didik belajar dengan menggunakan multimedia, sedangkan postest dilakukan setelah peserta didik belajar dengan menggunakan multimedia. Sebelum digunakan, soal-soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas tiap butir soal. Pada awalnya, soal pretest dan posttest berjumlah 30 butir soal yang berbentuk multiple choice. Setelah dilakukan uji coba, maka jumlah soal yang dinyatakan gugur sebanyak 5 butir soal, sedangkan 25 butir soal dinyatakan lolos uji. Adapun uji coba butir tes diberikan kepada peserta didik yang sudah mempelajari materi Kennenlernen, yaitu peserta didik kelas XI MIPA 2 yang berjumlah 32 orang. Hasil uji item berdasarkan kategori indeks kesukaran dan indeks daya beda dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Secara keseluruhan, total indeks daya kesukaran butir soal diperoleh skor sebesar 0,400 sehingga dikategorikan “Sedang”. Pada kategori indeks daya beda, total skor yang diperoleh sebesar 0,544 sehingga dikategorikan “Baik”. Sedangkan koefisien reliabilitas soal diperoleh skor sebesar 0,758 sehingga dikategorikan “Sangat Tinggi”.(Dosi et al., 2019)
2.3. Ringkasan Jurnal Kedua Pendidikan bahasa yang diperoleh di sekolah memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa asing dalam kedudukannya sebagai ilmu pengetahuan memiliki peran penting yaitu sebagai alat komunikasi. Bahasa asing dapat memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan masyarakat di negara lain. Bahasa Jerman memilki peminat yang tergolong banyak dan dijadikan sebagai mata pelajaran peminatan. Selain itu pembelajaran Bahasa Jerman memiliki empat kompetensi yaitu, Membaca,Menulis,Mendengar,dan Berbicara.. Terdapat berbagai potensi kesulitan dalam proses pembelajaran mendengar bahasa Jerman. Pembelajaran mendengar bahasa Jerman memiliki tambahan huruf umlaut juga 8
pengucapannya yang cenderung berbeda pada huruf konsonan dan huruf vokal mengakibatkan siswa harus berusaha beradaptasi dengan setiap kata yang. mengandung huruf umlaut. Faktor dari luar juga berpotensi menjadi masalah yang menghambat proses pembelajaran seperti fasilitas laboratorium bahasa yang tidak digunakan secara maksimal dan berbagai masalah-masalah yang menjadi kendala siswa maupun guru untuk menunjang kemampuan mendengar bahasa Jerman. Ghufron (2014) yang menyatakan “Problematika pengajaran Bahasa asing di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu: problem linguistik, problem metodologis dan problem sosiologis. Pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut Rachmawati dan Daryanto (2015: 81) “pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Menurut Trianto (2009), Nurmi (2017) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Berdasarkan makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang ntens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses mendapatkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan tujuan tertentu.Menurut Mager dalam Rachmawati dan Daryanto (2015:7) mengemukakan bahwa “tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.”Sudrajat (2009:1) memberikan rumusan “tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskriptif yang spesifik.” Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah pencapaian yang diharapkan dalam proses pembelajaran . Kemampuan merupakan segala upaya yang dapat diakukan baik secara fisik maupun mental. Kushartanti (2005:216) mengungkapkan bahwa “kemampuan adalah pengetahuan tentang bahasa yang ada di dalam akal dan budi seseorang”.Pendapat lain 9
yaitu Soelaiman (2007:112) yang menyatakan bahwa “kemampuan adalah sifat yang di bawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik”. Menyimak merupakan proses mendengarkan dengan penuh pemahaman dan apresiasi. Menurut Tarigan (2008:28) “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”. Russel dan Russel dalam Tarigan (2008: 82-86) “menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.”Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan disertai dengan pemahaman dan apresiasi. (Pabumbun & Dalle, 2019)
10
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Jurnal Pertama Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini bertujuan untukmendeskripsikan kemampuan menyimak bahasa Jeeman pengembangan multimedia mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan Research and Development (R&D) Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) untuk menghasilkan multimedia pada pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman. Tahap penelitian pendahuluan dibagi menjadi dua tahap, yaitu studi lapangan dan studi pustaka. Pada tahap desain instruksional, penelitian ini dibagi ke dalam tujuh tahap, antara lain, melakukan analisis instruksional, menganalisis pembelajar dan konteks, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, mengembangkan instrument penilaian,menyusun strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan membuat flowcharts dan storyboard. Tahap pengembangan multimedia pembelajaran terdiri dari 6 tahap, antara lain, menyiapkan teks, menulis kode program, membuat grafis, merekam audio dan membuat video, menyatukan bahan-bahan, dan menyiapkan materi pendukung. Sedangkan tahap evaluasi terdiri dari dua tahap, yaitu uji alpha (Expert Judgment) dan uji beta (uji lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan tes. Observasi digunakan untuk melihat kemampuan menyimak seseorang. Angket digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami dalam kegiatan menyimak bahasa Jerman. Tes digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan dalam kegiatan menyimak bahasa Jerman. Berdasarkan observasi saat penelitian, tema yang disajikan, tempo bicara, dan kosakata yang diperdengarkan dalam kegiatan menyimak sesuai dengan kemampuan seseorang. Kemudian juga sangat terbantu dalam kegiatan menyimak dikarenakan kondisi ruangan belajar yang cukup besar dan nyaman serta fasilitas (speaker danCD) yang dalam keadaan baik. Selain itu, siswa terbantu dalam kegiatan menyimak dikarenakan kondisi ruangan belajar yang tenang. seseorang akan kesulitan dalam kegiatan menyimak apabila ruangan dalam kondisi ramai, hal ini akan mempengaruhi 11
konsentrasi dalam kegiatan menyimak. Namun masih mengalami beberapa faktor penghambat dalam menyimak, jarang sekali diberikan materi-materi pelajaran yang berhubungan dengan kegiatanmenyimak. Mereka juga tidak dapat berlatih menyimak secara mandiri di rumah, hal ini mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan saat pemateri memberikan pelajaran menyimak di ruang belajar. Semua ini terjadi karena kurangnya intensitas kegiatan menyimak yang diberikan oleh pemateri, sehingga sulit beradaptasi dengan kegiatan menyimak.
3.2. Jurnal Kedua Pembelajaran Mendengar dalam bahasa Jerman dilakukan dengan berbagai kreatifitas antar guru dan siswa. Beragam metode pembelajaran dilakukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif serta efisien. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalah dalam pembelajaran menyimak bahasa Jerman Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi: kondisi sekolah, kondisi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana Pada penelitian kualitatif yang menjadi intrumen yaitu peneliti itu sendiri pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara dan panduan observasi serta di dukung oleh angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara dan kuesioner. Observasi yang dimaksud untuk mengamati lingkungan sekitar, situasi, pola interaksi, dan tingkah laku siswa selama berlangsungnya pembelajaran menyimak bahasa Jerman.Wawancara mendalam dilakukan untuk untuk mengetahui masalah-masalah pembelajaran mendengar bahasa Jerman yang dirasakan oleh subjek penelitian yang dapat memberikan gambaran konkret tentang masalah mendengar Bahasa Jerman. Angket sebagai data penunjang yang memberikan temuan tentang meliputi kesan siswa terhadap pembelajaran, dan pengalaman berkegiatan pembelajaran kemampuan menyimak, dan penghambat dalam pembelajaran menyimak bahasa Jerman. Ruangan yang cenderung terbuka dengan banyaknya jumlah jendela membuat suara yang yang berasal dari luar ruangan menjadi terdengar sehingga mengganggu proses pembelajaran. Terdapat pula masalah yang disebabkan oleh posisi tempat duduk, 12
yaitu pada saat pagi hari terdapat pantulan sinar matahari di papan tulis sehingga dibeberapa bagian tempat duduk siswa menjadi tidak efektif melihat kearah depan dikarenakan mata yang menjadi silau. Tidak terdapat fasilitas dalam kelas yang menunjang secara spesifik pembelajaran kemampuan mendengar bahasa Jerman. Metode yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran menyimak bahasa Jerman yaitu, pemberian tugas, Hören und Sprechen, Gruppenarbeit, dan metode ceramah. Guru kerap kali meningkatkan minat bahasa Jerman siswa dengan memotivasi sebelum belajar selain itu yang kerap kali dilakukan oleh guru yaitu menambah wawasan siswa tentang kultur Jerman sehingga siswa lebih termotivasi dan tertarik mempelajari tentang bahasa Jerman, guru juga mempersilahkan dan menganjurkan siswa untuk mencari referensi kebudayaan Jerman melalui internet, hal tersebut didukung oleh sekolah yang menyediakan wifi, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses internet. Guru memberikan teguran pada siswa yang kurang perhatian pada saat proses pembelajaran bahasa Jerman karena ribut dan malas mencatat pada saat proses pembelajaran. Guru cenderung memberikan permainan atau games kepada siswa untuk memecahkan kejenuhan siswa sehingga siswa lebih bersemangat dalam proses pembelajaran mendengar bahasa Jerman.Kegiatan pembelajaran Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran mendengar bahasa Jerman belum dapat dikatakan maksimal karena masih terdapat kekurangan terutama pada sarana dan prasarana yang tidak menunjang proses pembelajaran. selain itu proses mendengar bahasa Jerman belum dapat secara maksimal dikarenakan situasi belajar yang belum efektif. Materi pembelajaran yang terdapat di SMA Negeri 11 Makassar cenderung kurang karena sumber materi berupa buku tidak dimiliki oleh keseluruhan siswa. Selain itu sumber informasi mengenai pembelajaran bahasa Jerman yang masih tergolong minim untuk ditemukan, menunjukkan kurangnya potensi materi untuk dikembangkan. Pemberian tugas pada pembelajaran bahasa Jerman tidak berdampak siknifikan pada pengembangan ilmu pengetahuan bahasa Jerman siswa, hal tersebut dikarenakan masih maraknya budaya mencontek di kalang pelajar menimbulkan hanya sebagian kecil siswa yang memahami materi pembelajaran mendengar bahasa Jerman. Selain itu tidak adanya variasi metode pembelajaran mendengar membuat siswa cenderung jenuh. Media pembelajaran yang masih tergolong minim dapat ditinjau dari kurangnya buku pegangan. Kurangnya siswa yang memiliki buku penunjang bahasa Jerman menjadi kendala dalam proses pebelajaran terutama sekolah tidak menjual buku paket 13
bahasa Jerman sebagai penunjang, buku bahasa Jerman yang tersedia di perpustakaan sekolah juga tidak dapat mencangkup kebutuhan seluruh siswa karena tidak seimbangnya jumlah buku dengan jumlah siswa yang lebih banyak.Laboratorium bahasa yang ada di sekolah tidak digunakan secara maksimal dikarenakan earphone yang tidak berfungsi dengan baik dan jumlah siswa dalam satu kelas yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah earphone dalam kelas bahasa. Proses Pembelajaran Kesulitan siswa memahami bahasa Jerman terutama dalam pembelajaran mendengar bahasa Jerman dikarenakan penguasaan akan huruf umlaut yang belum dikuasai siswa disertai dengan interferensi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran. Siswa yang tidak fokus dalam proses pembelajaran mendengar bahasa Jerman dikarenakan siswa yang fokus bermain handphone dalam pembelajaran sehingga untuk mengantisipasinya guru mengumpulkan handphone saat pembelajaran mendengar bahasa Jerman. Berdasarkan temuan di lapangan bahwa siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran menyimak bahasa Jerman dengan efektif dalam kondisi sakit maupun dalam kondisi tubuh yang menurun. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik yang menurun dapat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran menyimak bahasa Jerman. Kurangnya kebiasaan siswa untuk mendengarkan bahasa Jerman sesuai dengan temuan pada data angket tentang intensitas penggunaan bahasa Jerman dalam kehidupan sehari hari siswa masih jarang, siswa juga jarang berkomunkasi dengan native speaker, tetapi siswa belajar dengan teman sebaya untuk menanggulangi kesulitan mendengar bahasa Jerman. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan guru yang menyatakan sumber informasi siswa masih kurang untuk memperoleh sumber pembelajaran mendengar bahasa Jerman. Hal serupa juga tergambar pada observasi yang memperlihatkan siswa cenderung bertanya atau berkomunikasi dengan teman saat tidak mengerti pembelajaran yang guru jelaskan.
14
BAB IV KESIMPULAN 4.1.Kelebihan Jurnal Pertama Ada pun kelebihan yang ada pada Jurnal terbut : 1) Penulisan jurnal di jelaskan dengan baik dan dapat di mengerti. 2) Penjelasan yang disampaikan pada landasan teori memaparkan cukup jelas. 3) Menyajikan hasil pembahasan dari temuan penelitian. 4) Menggunakan metode penilitian yang baik. 5) Isi jurnal benar- benar dapat di terapkan untuk mempelajari Bahasa Jerman. 6) Jurnal dapat menjadi Referensi untuk Mahasiswa.
4.2.Kelemahan Jurnal Pertama Pada dasarnya Jurnal ini memiliki kekurangan, namun pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam Jurnal karena kurang dalam materinya. 1) Isi pada jurnal yang disampaikan susah untuk di mengerti, 2) Tidak menggunakan kaidah penulisan Jurnal.
4.3.Kelebihan Jurnal Kedua Dari segi pembahasan materi setiap materi yang berada dalam jurnal dijabarkan dengan detail sehingga kita lebih mengerti apa maksud dan tujuan dari jurnal tersebut, dalam penyusuna isi jurnal juga disusun secara sistematis sehingga saat kita menganalisis tidak membingungkan. Dalam penggunaan tata bahasa juga menggunaan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit.
4.4.Kelemahan Jurnal Kedua 1. Dalam jurnal/artikel tersebut kurangnya penjelasan akan kaitan antar kompetensi dengan kompetens-kompetensi lainnya dalam mempelajari bahasa Jerman. 2. Terlalu banyaknya penyampaian pendapat-pendapat para ahli yang berbeda-beda sehingga membuat pembaca merasa simpangsiur.
15
BAB V PENUTUP
4.1. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak (Hören) siswa kelas XI Keterampilan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan temuan-temuan yang didapat peneliti dari observasi yang dilakukan selama penelitian dan juga diperkuat dengan hasil nilai tes yang dilakukan selama tiga kali saat penelitian berlangsung. Hanya ada beberapa kesulitan kesulitan dan faktor-faktor penghambat yang dialami dalam kegiatan menyimak. Hal ini terjadi karena kurangnya intensitas kegiatan menyimak. Selain itu juga masih kurang dalam perbendaharaan kosakata dan jarang berlatih menyimak secara mandiri di rumah. Pada Jurnal Pertama berdasarkan penelitian dan pengembangan terhadap multimedia pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman maka dapat disarankan beberapa hal berikut, diantaranya, (1) multimedia pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Jerman diimplementasikan pada materi Kennenlernen (Berkenalan) Multimedia tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar oleh peserta didik untuk kegiatan belajar mandiri, (2) multimedia pembelajaran perlu diimplementasikan lebih lanjut pada cakupan yang lebih luas agar dapat diidentifikasi kelemahan dan kekurangan produk dalam proses pembelajaran, (3) materi yang digunakan sebagai konten dalam multimedia perlu ditambahkan. Kemudian pada Jurnal Kedua, Hal yang mempengaruhi pembelajaran mendengar bahasa Jerman siswa kelas XI SMA Negeri 11 Makassar ditinjau dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas penguasaan aspek kebahasaan lainnya yang kurang dikuasai siswa, minat siswa yang kurang, kondisi fisik siswa, persepsi siswa terhadap pembelajaran menyimak bahasa Jerman dan kondisi psikologis siswa. Faktor eksternal terdiri atas kondisi Lingkungan, guru,bahan ajar, sarana dan prasarana. 4.2. Saran Akan lebih baik jika dibuat perbandingan dengan sekolah-sekolah lain yang menerapkan pembelajaran bahasa Jerman dengan kondisi internal dan eksternal yang pastinya berbeda. Sehingga pembaca dapat melihat sisi-sisi lain dalam hal mendengar.
16
Kemudian dalam penulisan makalah Critical Junal Review ini, saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Saya berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga keterampilan membaca bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dosi, F., Budiningsih, C. A., Negeri, U., Jl, Y., & No, C. (2019). http://journal.uny.ac.id/index.php/jitp. 6(1), 1–13. Pabumbun, A. R., & Dalle, A. (2019). Problematika Pembelajaran Kemampuan Menyimak Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi Sman 11 Makassar. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 1(2), 88–94. https://doi.org/10.26858/eralingua.v1i2.4403 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-jerman/article/view/327 file:///C:/Users/ASUS/Downloads/15068-62919-5-PB.pdf
18