27 0 3MB
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 2 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE SUMMARY OF REVISION SHEET This page is a record of all revisions of the procedure and the following revision (s) has (have) been made to this procedure. REV.
DATE
PAGE
00
14 December, 2016
All pages
BRIEF OF REVISION First Issue
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 3 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Daftar Isi Par. 1 2 3 4 5 6 7 7.1 7.2 7.3 7.4 8 9 9.1 9.2 9.3 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 11 12 13 14 15 16 17
Uraian Tujuan Ruang Lingkup Persyaratan Keselamatan Referensi-referensi Definisi–definisi Qualifikasi dan Tanggung Jawab Personnel Peralatan Alat–alat Ultrasonic Search Units Couplant Blok Kalibrasi Procedur Kalibrasi Screen Height Linearity Amplitud Control Linearity Menentukan Beam Spread pada Arah Vertikal Persyaratan Kalibrasi Umum Ultrasonic Systems Temperature Kalibrasi Reference untuk Sensitivity Setting Kalibrasi Probe Normal Teknik Kalibrasi Probe Sudut Pengujian Evaluasi Pengukuran Cacat Pembersihan Akhir Setelah Pengujian Dokumentasi Criteria Penerimaan Pengujian Setelah Perbaikan Lampiran / Gambar
/ Par. 1 2 3 4 5 6 7 7.1 7.2 7.3 7.4 8 9 9.1 9.2 9.3 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 11 12 13 14 15 16 17
Table of Content Description Purpose Scope Safety Requirements References Definitions Personnel Qualification and Responsibility Equipment(s) Ultrasonic Equipments Search Units Couplant Calibration Block Procedure Calibration Screen Height Linearity Amplitud Control Linearity Determination of Beam Spread in the Vertical Line General Calibration Requirements Ultrasonic Systems Temperature Calibration Reference for Sensitivity Setting Straight Beam Calibration Angel Beam Calibration Technique Examination Evaluation Sizing of Indication Post Examination Cleaning Documentation Acceptance Criteria Examination of Repairs Ultrasonic Report Attachments / Figures
Page 4 5 7 8 8 9 9 9 10 11 11 13 13 13 15 16 17 17 17 17 17 18 18 21 23 24 25 25 26 26 27 - 28 29 ~ 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 4 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 1
Umum a. Prosedur ini untuk digunakan sebagai petunjuk Ultrasonic Examination kontak langsung secara manual pada joint lasan fusi Ferritic and austenitic steel material. b. Velocity untuk ferritic material ( 5920 ± 50 ) m/s untuk longitudinal waves dan ( 3255 ± 30 ) m/s untuk transverse waves. Velocity untuk austenitic material ( 5740 ± 20 ) m/s untuk longitudinal waves c. Kemampuan ultrasonic untuk pengujian lasan pada material austenitic adalah sangat terbatas dibanding dengan ferritic sebab dengan adanya butiran yang panjang yang tidak beraturan, yang sering terbentuk teratur struktur kolom, adalah karakteristik dari lasa austenitic . Tipe struktur butiran ini bisa menyebabkan sifat ultrasonic yang tidak beraturan, yang sangat kontras dengan sifat beraturan dan homogen dari lasan yang dibuat dari carbon atau alloy steel. d. Ukuran, tata letak, dan sifat elastik yang tidak beraturan daro butiran yang berbeda menyebabkan penyebaran yang tinggi ( noise / rumput yang tinggi dan atenuasi yang tinggi ) diikuti dengan efek mode coversion, beam distorsi, dan variasi dari ultrasound velocity dengan arah dan posisi pada lasan. e. Ultrasonic beam harus melalui daerah yang berbeda pada parent metal dan pada weld metal, yang velocity dari gelombang akan ber-beda2 sepanjang jangkauan ini dan ini bisa merubah arah dari sound beam; kosekuensinya ini bisa menyebabkan ke tidak akuratan penentuan posisi cacat. f. Procedure ini terdiri dari versi Enggris dan Indonesia, jika ada konflik antara keduanya maka versi Enggris yang dipakai.
1
General a. This procedure provides guidance for conducting direct contact manual Ultrasonic Examination of fusion welded joints in Ferritic and austenitic steel. b. The velocity for ferritic material are ( 5920 ± 50 ) m/s for longitudinal waves and ( 3255 ± 30 ) m/s for transverse waves. The velocity for austenitic material is ( 5740 ± 20 ) m/s for longitudinal waves c. The capabilities of ultrasonics for the examination of welds in austenitic materials are restricted compared to the ferritic because of presence of large elongated anisotropic grains , often forming an ordered columnar structure, which are characteristic the austenitic weld metal. This type of grain structure can lead to anisotropic ultrasonic behavior contrasting with the isotropic behavior of homogenous welds made in carbon or alloy steels. d. The size, the arrangement, and the elastic anisotropy of different grains result in high scattering ( relatively high noise level / grass and high attenuation ) associated with mode coversion effects, beam distortion, and a variation of ultrasound velocity with direction and position in the weld. e. The ultrasonic beam has to cross different regions in parent metal and in the weld metal, which the velocity of sound may vary along this path and this may change direction of the sound beam; consequently this may result in accuracy in determining reflector positions. f. This procedure consists of English and Indonesian versions, shall there is conflict between these versions the English version shall govern.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 5 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 2 2.1
Ruang Lingkup Prosedur ini digunakan persyaratan dan standar acceptance untuk Ultrasonic Examination kontak secara manual pada: a. Lasan full penetrasi ferritic and austenitic steel material dengan ketebalan sama atau lebih besar dari 10 mm, yang pada temperature objek antara 00 sampai 400 C b. Lasan yang komosisinya sejenis dengan material induknya. c. Lasan pada akhir fabrikasi beda ketimbang pada inspeksi pada barang yang sudah dipakai, yang diinformasikan detail dari fabrikasi pengelasan ( weld geometry, welding process, heat input, heattreatment, etc. ). Informasi yang diperlukan bisa didapat dari sample lasan yang mewakili. Tujuan pokok dari procedure ini adalah 2.2 untuk mendeteksi ketidak fusian sepanjang daerah fusi antara lasan dan material induknya. Akan tetapi cacat lainnya bisa juga dideteksi secara memuaskan. Assessment dari indikasi untuk penerimaan 2.3 harus sesuai dengan salah satu dari teknik sebagai berikut : a. Evaluasi yang utamanya berdasarkan panjang dan echo amplitude signal indikasi b. Evaluasi berdasarkan pada ciri – ciri dan ukuran dari indikasi dengan menggerakkan probe, 2.4 Performance Test Keseluruhan. Jika diminta, performance test keseluruhan dari sensitivity system dari procedure harus dilaksanakan di lapangan. Performance test harus didesain untuk meyakinkan semua berfungsi dari seluruh rangkaian parameter termasuk peralatan, probes, couplant, surface characteristics, joint configuration dan welding process. Technik untuk ultrasonic testing pada weld 2.5 pada austenitic stainless-steel dan ferriticaustenitic ( duplex ) harus diqualifikasi menggunakan peralatan probes, couplant,
2 2.1
Scope This procedure provides the requirements and acceptance standards for the direct contact manual Ultrasonic examination for: a. Full penetration welds of ferritic and austenitic steel material with thickness equal or greater than 10 mm, which at object temperature from 00 to 400 C. b. Welds similar composition to the parent metal c. Welds at post fabrication rather than inservice inspection, which informed about relevant details of weld fabrication ( weld geometry, welding process, heat input, heat-treatment, etc. ). Information required may be derived from representative weld samples.
2.2
2.3
The main propose of this procedure is to detect lack of fusion along the fusion lines of weld and parent metal interface. However, other defects may be satisfactorily detected. The assessment of indication for acceptance purpose shall be by either of the following technique : a. Evaluation based primary on length and echo amplitude of signal indication. b. Evaluation
2.4
2.5
based on characterization and sizing of the indication by probe movement technique. Overall Performance Test. When specified, an averall performance test of system sensitivity of each procedure shall be carried out on site. The performance test shall be designed to ensure a proper funtioning of entire chain of parameters including the equipment, the probes, couplant, surface characteristics joint configuration and welding process. Technique for ultrasonic testing of welds in austenitic stainless-steel and ferriticaustenitic ( duplex ) shall be qualified using the equipments , the probes,
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 6 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
2.6
2.7
2.8
2.9 2.10
surface characteristics, joint configuration dan welding process yang digunakan. Kategori inspeksi structure harus di aplikasi ke drawing ( IC-I, IC-II, IC-III ). Final inspeksi dan NDT dari lasan structure steel tidak boleh dilaksanakan sebelum 48 jam setelah komplet, kecuali bila PWHT diperlukan. Waktu penundaan bila disetujui bisa dikurangi untuk grade NV 36 atau lebih rendah dan untuk NV 420 atau lebih rendah untuk plate kurang dari 40 mm, jika telah konsisten didokumntasikan rate kegagalan untuk penundaan crack rendah untuk material dan konsumable las tsb. Jika heat treatment dilaksanakan, final NDT harus dilaksanakan setelah semua heat treatment sudah komplet. Semua lasan harus di visual !00% dan diterima sebelum melakukan NDT. Semua NDT harus didokumentasikan dengan benar sehingga bisa testing ulang. Report harus menjelaskan semua defect yang melebihi acceptance criteria atau jika tidak ada reporting yang lebih ketat telah disetujui. Semua pekerjaan repair lasan harus didokumentasikan.
2.6
2.7
2.8
2.9 2.10
couplant, surface characteristics joint configuration and welding process used. The inspection structural categories shall be applied to the drawing ( IC-I, IC-II, ICIII ). Final inspection and NDT of structural steel welds shall not be carried out before 48 hours after completion, except where PWHT is required The time delay may upon agreement be reduced for NV 36 grades or lower and for NV 420 grades or lower for plate thickness less than 40 mm, if consistent low failure rate of delay cracking has been documented for the materials and welding consumables in question. When heat treatment is performed, the final NDT shall be carried out when all heat treatments have been completed. All welds shall be 100% visually inspected and accepted prior to cariying out NDT. All NDT shall be properly documented in such vary that the performed testing can be duplicate. The reports shall identify all defects exceeding the acceptance criteria unless more stringent reporting requirements have been agreed. All weld repair work shall be documented.
2.11 Cakupan NDT 2.11 Extent of NDT 2.11.1 Kalo tidak ada persetujuan lain, NDT 2.11.1 Unless otherwise agreed, NDT shall be harus dilaksanakan tidak kurang yang carried out not less than required in Table dibutuhkan di Table 3-1. 3-1. Sampling lasan representative, dengan A representative sampling of welds, with mempertimbangkan fabrikasi assembly due regard to fabrication assembly and dan kesulitan las, harus dilaksanakan. welding methodologies, shall be performed 2.11.2 Jika konsisten rendahnya kegagalan NDT 2.11.2 If consistently low NDT failure is didokumentasikan, jumlah inspeksi NDT documented, the extent of NDT inspection yang dibutuhkan untuk elemen primer required for elements within structural dalam kategori bisa dikurangi, tapi tidak category primary may be reduced, but shall boleh kurang dari kategori inspeksi III. not be less than for inspection category III. Repair rate harus di sediakan secara Repair rate shall be submitted regularly regular seperti mingguan. e.g. weekly basis. 2.11.3 Seringnya repair menyebabkan dinaikkan 2.11.3 Frequent repairs shall result in increased jumlah NDT. Jumlah NDT harus dinaikkan extent of NDT. The extent of NDT shall be
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 7 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE dengan cara bahwa semua cacat yang ditemukan di area yang diperhatikan dan perwakilan sampling dilaksanakan pada semua lasan. Jika quality level telah diatasi, jumlah pengujian boleh diturunkan dengan persetujuan dengan Customer.
incresed in a manner such that all relevant defects are discovered in the areas of concern and that representative sampling is carried out on all welds. When the weld quality level has been restored, the extent of examination may be reduced in agreement with the Customer. 2.11.4 Jika defect yang bahaya ( seperti crack dan 2.11.4 If severe defects ( i.e. cracks and other planar atau slag line panjang ) terjadi berplanar defects or excessive slag lines ) ulang2, maka semua lasan yang dibuat occure repeatedly, all wedls made with the dengan welding procedure yang sama, same welding procedure during the period harus di uij seluruh panjangnya. in question, shall be examined full length. 2.11.5 Seringnya kejadian porosity yang parah 2.11.5 Frequent occurence of excessive porosity bisa jadi tanda dari kurang bagus handling can be indicative of inadequate handling of welding consumable. Jika benar kurang welding consumable. If inadequate bagus handling, lasan yang dibuat dalam handling is confirmed, the welds made period ini harus diinvestigasi dengan during the period in question shall be metode yang cukup untuk hydrogen investigated by adequate methods for penyebab crack. hydrogen induce cracking. 3
Persyaratan Keselamatan a. Persyaratan keselamatan kerja PT. BILL EMAS SARNO harus diikuti. b. SAFETY ( S.H.E INSTRUCTION ) elalu menggunakan PPE such as Safety shoes, hand glove, safety glass, and helmet. Waspada tempat yang licin dan benda jatuh Waspada benda berbahaya sekitar tempat kerja Berhenti kerja dan lapor ke client an supervisor untuk tempat kerja yang tidak aman Pakai alat pengaman ketinggian jika kerja diatas 2 m Pungut sampah dan buang ditempat yang tersedia Jangan membuang pelumas, oli atau cairan bekas test ke lantai
3
Safety Requirements a. PT. BILL EMAS SARNO’s safety regulation shall be followed during examination.
b. SAFETY ( S.H.E INSTRUCTION ) Always use PPE such as Safety shoes, hand glove, safety glass, and helmet. Watch out for slippery and falling object. Watch out for the hazard around the areas. Stop the activities and report to client and supervisor for unsafe working condition. Use fall protection equipment if working above 2 m. Collect all waste and put it in agreed place. Do not expose any lubricant, oil or test fluid to the ground.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 8 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 4 4.1
Referensi PT. BILL EMAS SARNO’s Written Practice Procedure ISO 17640, Ultrasonic Testing of Welds, 2010 Ed. DIN EN ISO 17635, Non-destructive testing of welds — General rules for metallic materials.
4 4.1
5 5.1
Definisi–Definisi Primary Gain (level): respon dari ultrasonic dari refector di blok kalibrasi pada jarak sound path tertentu, secara electronic di atur sampai persen tertentu dari ketinggian screen.
5 5.1
5.2
Corrected Primary Gain : Primary Gain plus transfer correction DAC: Distance Amplitude Correction kurva. Probe (Probe): sebuah alat electro acoustic digunakan untuk meneruskan atau menerima ultrasonic energy. Transducer: sebuah alat electro acoustical untuk merubah energi listrik ke energi getaran dan sebaliknya. Probe atau transducer akan digunakan didalam prosedur ini dengan pengertian yang sama. Probe index : titik perpotongan antara sound beam axis dengan probe surface Kalibrasi: hubungan dari respon sistem ultrasonic dengan kalibrator.
5.2
Straight beam: sebuah gelombang getaran pulsa yang berjalan normal (tegak lurus) dengan permukaan yang di tes. Angle beam: terminologi digunakan untuk menyatakan sudut datang atau pembiasan selain tegak lurus dengan permukaan yang di tes, salah satu beam sudut gelombang shear atau longitudinal harus digunakan dalam prosedur ini.
5.8
4.2 4.3
5.3 5.4
5.5
5.6 5.7
5.8
5.9
4.2 4.3
5.3 5.4
5.5
5.6 5.7
5.9
References PT. BILL EMAS SARNO’s Written Practice Procedure ISO 17640, Ultrasonic Testing of Welds, 2010 Ed. DIN EN ISO 17635, Non-destructive testing of welds — General rules for metallic materials. Definitions Primary Gain (level): the ultrasonic response from the basic calibration reflector at the specified sound path distance, electronically adjusted to a specified percentage of the full screen height. Corrected Primary Gain : Primary Gain plus transfer correction DAC: Distance Amplitude Correction curve. Search Unit (Probe): an electro acoustic device used to transmit or receive ultrasonic energy. Transducer: an electro acoustical device for converting electrical energy into acoustical energy and vice versa. Probe or transducer will be used in this procedure with the same meaning. Probe index : Intersection point of the sound beam axis with the probe surface Calibration: correlation of the ultrasonic system respond(s) with calibration reflector(s) Straight beam: a vibrating pulse wave train travelling normal to the test surface. Angle beam: a term used to describe an angle of incidence or refraction other than normal to the surface of the test object, either angled beam shear or longitudinal waves shall be used in this procedure.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 9 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 5.10
Symbol Symbol DDSR h l lx ly p t x
6
5.10 Definition Diameter reflector bentuk piringan bulat Ukuran indikasi kearah dalam Panjang dari indikasi Ukuran panjang indikasi kearah x Ukuran panjang indikasi kearah y Jarak Full skip Tebal material induk ( tebal yang diuji ) Posisi indikasi ke arah longitudinal
Symbol DDSR h l lx ly p t x
y
Posisi indikasi ke arah transversal
y
z
Posisi indikasi ke arah dalam
z
Kualifikasi dan Tanggung Jawab 6 Personnel Personel yang melakukan pengujian untuk 6.1 memenuhi syarat – syarat dari spesifikasi ini harus di qualifikasi sesuai dengan written practice PT. BILL EMAS SARNO’s Written Practice Procedure sesuai SNT-TC-1A atau ASNT Central Certification Program ( ACCP ) atau EN ISO 9712. Personel yang menentukan keberterimaan 6.2
6.1
6.2
a.
b.
c.
d.
Perlengkapan Peralatan Ultrasonic yang digunakan untuk test harus sesuai dengan EN 12668 ( all parts ) Peralatan Ultrasonic harus mampu dengan menggunakan tehnik pulse-echo dan tehnik double probe. Peralatan Ultrasonic harus mampu mebedakan echo dengan amplitude 5% full screen height. Peralatan Ultrasonic harus dilengkapi dengan screen datar yang bisa dari depan untuk menggambar DAC atau dilengkapi dengan display presentasi DAC digital Frekwensi Pengujian ini harus dilaksanakan dengan menggunakan instrumen ultrasonic pulsa gema yang bisa menimbulkan frekwensi
Definition Diameter of disk-shaped reflector Extension of the indication in depth direction Length of the indication Projected length of indication in the x direction Projected length of indication in the y direction Full skip distance Thickness of parent maerial ( thickness part ) Position of the indication in the longitudinal direction Position of the indication in the transverse direction Position of the indication in depth
Personnel Qualification and Responsibility Personnel performing examinations to the requirements of this specification shall be qualified in accordance with PT. BILL EMAS SARNO’s Written Practice Procedure compliance to SNT-TC-1A or ASNT Central Certification Program ( ACCP ) or EN ISO 9712. Personnel determining the acceptability to the requirements of this procedure shall be qualified to Level II or Level III – ASNT or ACCP Profesional Level III
sesuai persyaratan prosedur ini harus mempunyai qualifikasi Level II atau Level III– ASNT atau ACCP Profesional Level III
7 7.1
Symbol
7 7.1
a.
b.
c.
d.
Equipments Ultrasonic Equipment used for testing shall comply with the requirements of EN 12668 ( all parts ) Ultrasonic Equipment shall be able for pulse-echo technique and for double probe technique. Ultrasonic Equipment shall be able distinguish echoes with amplitudes of 5% of full screen height. Ultrasonic Equipments shall be equipped with a flat screen accessible from the front for direct plotting of DAC or equipped with digital DAC-display presentation. Frequency This examination shall be conducted with a pulse-echo ultrasonic instrument capable of generating frequencies over the range of
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 10 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE minimum antara 1 MHz sampai 6 MHz dan harus mempunyai gain kontrol step 2.0 dB atau kurang mencakup range minimum 60 dB. Instrumen dengan frequensi lain bisa digunakan, jika setara atau lebih baik sensitivitasnya dapat didemonstrasikan dan didokumentasikan.
at least 1 MHz to 6 MHz and shall be equipped with a stepped gain control in units of 2.0 dB or less over the range of minimum 60 dB. Instrument operating at other frequencies may be used, if equal or better sensitivity can be demonstrated and documented.
7.2 7.2.1
Search units Frequensi transducer harus MHz sampai 5 MHz.
7.2.2
Straight beam transducer single atau twin crystal dengan dimension 10 sampai 25 mm harus digunakan. Steel plates dengan nominal thickness T < 60 mm menggunakan twin crystal probe. Steel plates dengan nominal thickness T ≥ 60 mm menggunakan single atau twin crystal probe. Single crystal probes harus punya dead zone 15% dari plate thickness atau 15 mm, mana yang lebih kecil Ukuran probe lain bisa digunakan, jika sensitivitas setara atau lebih baik dapat didemonstrasikan dan didokumentasikan.
7.2.2
7.2.3
Probe sudut. Pengujian harus dilaksanakan dengan mode gelombang longitudinal dan shear dari probes yang sudut nominalnya di material adalah 45, 60, 70 derajat dan mode gelombang longitudinal probe normal dengan teknik kontak langsung. Note : Probe sudut longitudinal wave mode digunakan untuk austenitic material. Probe sudut shear wave mode digunakan untuk ferritic material.
7.2.3
7.2.4
Ukuran probe yang digunakan, probe sudut 8x9 mm atau 20x22 mm Ukuran probe lain bisa digunakan, jika sensitivitas setara atau lebih baik dapat didemonstrasikan dan didokumentasikan. Untuk permukaan silinder atau bulat, kopling antara bawah probe dan permukaan yang diuji harus di check dengan rumus :
7.2.4
diantara 2
7.2 7.2.1
Search units The frequencies of the transducer shall be from 2 MHz to 5 Mhz. The straight beam transducer single or twin crystal with dimension 10 up to 25 mm shall be used. Steel plates with nominal thickness T < 60 mm shall use twin crystal probe. Steel plates with nominal thickness T ≥ 60 mm shall use single or twin crystal probe. The single crystal probes shall have dead zone 15% of plate thickness or 15 mm, whichever is smaller. The other dimensions may be used, if equal or better sensitivity can be demonstrated and documented. Angle Beam. Examination shall be performed with longitudinal and shear wave mode angle beam search units whose nominal angles in the material are 45, 60, 70 deg. and longitudinal wave mode straight beam search unit direct contact technique. Note : The angled longitudinal wave mode is used for austenitic material. The angled shear wave mode is used for ferritic material. Angle beam search units dimension 8x9 mm or 20x22 mm. The other dimensions may be used, if equal or better sensitivity can be demonstrated and documented. For cylindrical or spherical surface, the coupling between bottom of probe and surface being examined shall be checked by the equation :
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 11 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
7.2.5
7.2.6
7.3 7.3.1
7.3.2
Dimana, g adalah gap antara bawah probe dan permukaan yang diuji a adalah ukuran ( dalam mm ), dari sepatu probe ke arah scanning D adalah diameter ( dalam mm ), dari component. Kopling gap, g , tidak boleh lebih dari 0.5 mm. Ini bisa dikerjakan dengan machining atau dengan menaruh kertas ampelas pada komponen dan sepatu probe digosok ke komponen. Direkomendasikan untuk menambah sepatu (sepatu 3 mm mika) pada probe, dengan menggunakan lem super glue, sebelum mulai proses penyetelan. Kemudian yang digosok adalah sepatu flexi glasnya. Harus hati–hati supaya tidak ada udara yang terjebak ketika proses pengeleman. Toleransi yang dizinkan dari sudut beam adalah +2°/-0°. Jika deviasi dari sudut beam melebihi toleransi ini, harus dibetulkan dengan cara menggerinda salah satu ujung dari permukaan sepatu. Couplant Couplant yang mempunyai karakteristik pelicin seperti oli mesin #20 to #30, grease, C.M.C. dicampur dengan glycerin (80% glycerin konsentrasi), C.M.C.atau metylant harus digunakan. Couplant yang digunakan untuk pengujian harus sama dengan couplant yang digunakan saat kalibrasi.
7.4 Block 7.4.1 Blok Kalibrasi a. Untuk Ferritic steel, Calibration Bocks IIW – V1 atau V2 di fabrikasi dari
7.2.5
7.2.6
7.3 7.3.1
7.3.2
Where, g is gap between bottom of probe and surface being examined a is the dimension ( in mm ), of the probe shoe in direction scanning D is the diameter ( in mm ) of the component. The coupling gap, g , shall not exceed 0.5 mm. It can be done by machining or by applying grinding paper on the component and matching the probe shoe to the component. It is recommended that an extra wear plate (3 mm plexi glass probe shoe) be attached to the probe, using Eastman/super glue, before starting the fitting process. Fitting then takes place using the plexiglas probe shoe. Care is to be taken that no bubbles are trapped in the glue where the shoe adheres to the probe. A tolerance of +2°/-0° in beam angle is permissible. Where the beam angle deviation exceeds this tolerance, it is to be corrected by grinding more at one end of the wear probe shoe. Couplant Couplant having good wetting characteristics such as #20 to #30 machine oil, grease, C.M.C. mixed with glycerin (more than 80% concentration of glycerin), C.M.C or metylant shall be used. The couplant for examination shall be the same with the couplant used in calibration
7.4 Blocks 7.4.1 Calibration Blocks a. For Ferritic steel , Calibration Bocks IIW – V1 or V2 fabricated from ferritic
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 12 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE ferritic steel dengan velocity of 5920 ± 50 ) m/s harus digunakan b. Untuk Austenitic steel , Calibration Bocks IIW – V1 atau V2 yang di fabrikasi dari austenitic s steel dengan velocity of 5740 ± 20 m/sec. harus digunakan
c. V2 yang mempunyai radius 25 mm dan 50 mm atau 50 mm dan 100 mm harus digunakan, asalkan celocity cocok dengan material yang diuji.
steel with a velocity of 5920 ± 50 ) m/s. shall be used. b. For Austenitic steel , Calibration Bocks IIW – V1 or V2 fabricated from austenitic steel with a velocity of 5740 ± 20 m/sec. shall be used. c. V2 has radii 25 mm and 50 mm or 50 mm and 100 mm shall be used, provided the velocity meet the material being examined.
7.4.2 Reference Blocks a. Reference Block material induk Untuk ferritic material. Figure 1. Ini harus difabrikasi dari material yang sejenis dengan material yang diuji dan harus mempunyai tanda identifikasi. b. Untuk austenitic material. Figure 2. Reference Block Lasan harus mempunyai tanda identifikasi, harus difabrikasi seupa dengan lasan yang diuji dan dibuat dengan menggunakan Welding Procedure specification yang sama. Semua variable harus dipertimbangkan, termasuk weld preparation, weld position,, heatinput, cooling rate, dll.
7.4.2 Reference Blocks a. Reference Block from parent material For ferritic material. Figure 1. It shall be fabricated from material acoustic properties similar with material under examination and shall have identification marking. b. For austenitic material. Figure 2. Weld Reference Block shall have identification marking, it shall be fabricated material acoustic properties similar to the weld being examined and made using the same Welding Procedure specification. All variables shall be respected, including those weld preparation, weld position,, heat-input, cooling rate, etc.
7.4.3
Reference Block Material Flat atau dengan Diameter lebih Besar dari 20 inci (508 mm). Untuk pengujian pada material dimana surface diameter lebih besar dari 20 inches (508 mm), harus menggunakan blok yang mendekati bentuk curvanya, atau alternatif dengan flat reference blok ( lihat Figure 1 dan 2 ).
7.4.3
Reference Block Materials Flat or with Diameters Greater Than 20 inches (508 mm). For examination in materials where the examination surface diameter is greater than 20 inches (508 mm),a block of essentially the same curvature, or alternatively, flat reference block (see Figure 1 and 2 ), shall be used.
Reference Block Material dengan Diameter 20 inci (508 mm) dan Lebih Kecil. a. Blok kalibrasi harus dibentuk curva untuk material dengan diameter 508 mm dan lebih kecil. Kecuali yang di nyatakan dalam paragrap ini, single blok kalibrasi
7.4.4
Reference Block Materials with Diameters 20 inches (508 mm) and Less.
7.4.4
a. The reference block shall be curved for materials with diameters 508 mm and less. Except where otherwise states in this article, a single curved reference block
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 13 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE bentuk curva boleh digunakan untuk mengkalibrasi surface benda uji dengan range dari curva mulai 0,9 sampai 1,5 kali blok kalibrasi diameter. b. Reference block configurasi dan reflector harus seperti pada Figure 1 dan 2. Thickness T, harus didalam range ± 25% dari thickness nominal dari componen yang di uji. Ukuran block dan lokasi reflector harus cukup untuk melakukan kalibrasi dengan probe sudut dan dengan jarak range yang dipakai.
may be used to calibrate the examination on surfaces in the range of curvature from 0.9 to 1.5 times the reference block diameter. b. The reference block configuration and reflectors shall be as shown in Figure 1 and 2. Thickness T, shall be ± 25% of the nominal thickness of component to be examined. The block size and reflector locations shall be adequate to perform calibrations for beam angle(s) and distance range(s) to be used.
8 Procedur 8.1 Persiapan Permukaan a. Base Metal (permukaan kontak) Base metal pada setiap sisi lasan harus bebas dari spater, permukaan yang tidak teratur, atau benda asing yang mungkin mengganggu dalam pengujian. b. Weld Metals. Jika permukaan lasan mengganggu dalam pengujian, lasan harus di persiapkan secukupnya supaya tidak mengganggu dalam pengujian (sesuai peraturan permukaan bisa di buat/digerinda sampai rata dengan permukaan base metal). Persiapan permukaan dengan mesin gerinda atau mesin proses
8 Procedure 8.1 Surface Preparation. a. Base Metal (contact surface) The base metal on each side of the weld shall be free of weld spatter, surface irregularities, or foreign matter that might interfere with the examination. b. Weld Metals. Where the weld surfaces interfere with the examination, the weld shall be prepared as needed to permit examination (as a rule, weld surface should be finished up to the same surface as the base metal). The method of surface preparation may be by grinding or machining.
9 Kalibrasi 9.1 Prosedur Kalibrasi a. Horizontal Linearity. Linearitas Horizontal dari instrumen penguji harus di kalibrasi ulang setelah setiap 3 ( tiga ) bulanpenggunaan instrumen dalam setiap range jarak pada saat instrumen itu akan digunakan. Prosedur berikut harus digunakan :
9 Calibration 9.1 Equipment Calibration a. Horizontal Linearity. The horizontal linearity of the test instrument shall be recalibrated after each 3 (three) months of instrument use in each of the distance ranges that the instrument will be used. The following procedure shall be used :
1. Probe Normal harus ditempatkan pada IIW sedemikian rupa sehingga mendapatkan 10 indikasi pada set range. 2. Refleksi balik pertama dan kesepuluh harus disesuaikan ke lokasi yang tepat
1. A straight-beam search unit shall be coupled to the IIW as necessary to attain 10 back reflections in the setting range. 2. The first and tenth back reflections shall be adjusted to their proper locations with
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 14 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE dengan menggunakan kalibrasi jarak dan penyesuaian kelambatan nol. 3. Setiap indikasi harus disesuaikan terhadap level referensi dengan gain atau kontrol atenuasi untuk pengamatan lokasi horizontal 4. Setiap defleksi lokasi pada indikasi intermediate harus masih dalam range +/2% dari lebar sreen b. Screen height linearity
3.
4.
use of the distance calibration and zero delay adjustments. Each indication shall be adjusted to reference level with the gain or attenuation control for horizontal location examination. Each intermediate trace deflection location shall be correct within 2% of the screen width.
b. Screen height linearity
Screen height linearity dari instrumen penguji harus di kalibrasi ulang setelah setiap 3 ( tiga ) bulan Prosedur berikut harus digunakan :
The screen height linearity of the test instrument shall be recalibrated after each 3 (three) months The following procedure shall be used :
1. Posisikan probe sudut pada basic calibration block sehingga muncul indikasi dari dari side drilled hole ½T and ¾T basic calibration block. Atur posisi dari probe sehingga perbandingan amplitude aantara dua indikasi tersebut 2 : 1, yang mana indikasi yang besar di set 80% full screen height. Tanpa menggerakkan probe , dengan menggunakan gain disetting atur berurutan indikasi yang besar dari 100% sampai 20% full screen height, dengan kenaikkan 10% ( atau 2 dB step jika pengaturan yang lebih kecil tidak ada ), dan baca indikasi yang kecil. 2. Pembacaan dari indikasi yang kecil harus 50% dari yang amplitud besar, dalam range 5% full screen height. 3. Seting dan pembacaan harus di estimasi mendekati 1% of full screen height.
1. Position an angle beam search on the basic calibration block until so that indications can be observed from both the ½T and ¾T side drilled holes in a basic calibration block. Adjust the search unit position to give a 2 : 1 ration of amplitudes between the two indications, with the larger set 80% of full screen height. Without moving the search unit, adjust sensitivity (gain) to successively set the larger indication from 100% to 20% of full screen height, in 10% increments (or 2dB steps if a fine control is not available), and read the smaller indication at each setting. 2. The reading of the smaller indication shall be 50% of the larger amplitude, within 5% of full screen height. 3. The settings and readings must be estimated to the nearest 1% of full screen height. 4. Alternatively, straight beam search unit may be used on any basic calibration block which will provide amplitude differences, with sufficient indication separation to prevent overlapping of the two indications.
4. Sebagai alternative, bisa menggunakan probe normal pada basic calibration block yang bisa memunculkan beda amplitude indikasi, dengan jarak kedua indikasi yang cukup untuk menjaga tidak overlapping.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 15 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE c. Amplitude control linearity Amplitude control linearity dari instrumen penguji harus di kalibrasi ulang setelah setiap 3 ( tiga ) bulan Prosedur berikut harus digunakan :
c. Amplitude control linearity The amplitude control linearity of the test instrument shall be recalibrated after each 3 (three) months The following procedure shall be used :
1. Ultrasonic instrument harus mempunyai amplitude control yang akurat dalam range ±20% dari perbandingan nominal amplitude, untuk memungkinkan pengukuran indikasi diluar linear range dari vertical display pada screen. 2. Posisikan probe sudut pada basic calibration block sehingga muncul indikasi tertinggi pada screen dari side drilled hole ½T. Dengan menaikkan dan menurukkan attenuasi kontrol yang tertera pada table “ Amplitude Control Linearity ” indikasi harus dalam batas range yang sudah ditentikan. 3. Reflector lainnya yang cocok bisa digunakan dengan probe sudut ataupun probe normal. 4. Hasil dari kalibrasi Ultrasonic Instrument harus di record pada “ UT INSTRUMENT CALIBRATION RECORD “ .
1. The ultrasonic instrument shall utilize an amplitude control accurate over its useful range ±20% of the nominal amplitude ratio, to allow measurement of indications beyond the linear range of the vertical display on the screen. 2. Position an angle beam search unit so that the indication from ½T hole in a basic calibration block is peaked on the screen. With the increases and decreases in attenuation control shown in the table “ Amplitude Control Linearity ” , the indication must fall within the specified limits. 3. Other convenient reflectors from any calibration block may be used with angle or straight beam search units.
9.2 Kalibration dari Search Units. a. Kalibrasi dari Search Unit probe sudut Dengan menggunakan Blok Kalibrasi yang diaprove, setiap angle - beam search unit harus dicek setiap 4 (empat) jam setelah digunakan, untuk mengetahui permukaan kontak masih rata , bahwa angle - beam search unit masih betul, dan bahwa sudut probe masih dalam toleransi yang diizinkan ± 2° . Search unit yang tidak memenuhi syarat harus dibetulkan atau dibuang. Sound path transducer harus dicek atau ditentukan dengan procedure berikut :
4. The result of calibration of Ultrasonic instruments shall be recorded on “ UT INSTRUMENT CALIBRATION RECORD “ Form.
9.2 Calibration of Search Units. a. Calibration of Angle-Beam Search Units. With the use of an approved calibration block, each angle - beam search unit shall be checked after each 4 (four) hours of use to determine that the contact face is flat, that the sound entry point is correct, and that the beam angle is within the allowed ± 2° tolerance . The Search units which do not meet these requirements shall be corrected or replaced. The transducer sound-path angle shall be checked or determined by one of the following procedures:
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 16 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 1. Transducer harus di set pada posisi B pada IIW block untuk sudut 40° sampai 60°, atau pada posisi C pada IIW block untuk sudut 60° sampai 70° 2. Untuk sudut yang ditentukan, transducer harus di gerakkan ke muka dan ke belakang diatas garis – garis sudut yang diperkirakan sampai signal dari radius menjadi maximum. Index point pada transducer harus di bandingkan dengan sudut yang tertera pada calibration block. 3. Alternative menggunakan Block lainnya dengan menghitung sudut diperbolehkan.
1. The transducer shall be set in position B on IIW block for angles 40° through 60°, or in position C on IIW block for angles 60° through 70° 2. For the selected angle, the transducer shall be moved back and forth over the line indicative of the transducer angle until the signal from the radius is maximized. The sound entry point on the transducer shall be compared with the angle mark on the calibration block.
b. Titik Index. Index point dari transducer harus ditentukan atau dicek dengan procedure sebagai berikut : 1. Transducer harus di set pada posisi D pada the IIW block. 2. Transducer harus di gerakkan sampai signal dari radius menjadi maximum. Titik pada transducer dimana segaris dengan garis radius pada calibration block adalah titik masuknya Ultrasonic (Index point ). 3. Alternative lain bisa menggunakan IIW – V2 or DAC Block.
b. Index point. The transducer sound entry point shall be located or checked by the following procedure: 1. The transducer shall be set in position D on the IIW block. 2. The transducer shall be moved until the signal from the radius is maximized. The point on the transducer which aligns with the radius line on the calibration block is the point of sound entry . 3. Alternatively the use of IIW – V2 or DAC Block is acceptable.
9.3
Menentukan Beam Spread pada Arah Vertikal a. Letakkan search unit pada permukaan IOW profile block (See Fig. 10) atau block lain yang cocok, search unit diarahkan ke lubang yang terdekat. Pada posisi dari entry point dari search unit dimana merespon tinggi maximum indikasi ditandai di block atau dicatat. Search unit kemudian digerakkan maju dan mundur sehingga target lubang dilalui oleh beam, perpindahan extrem yang didapatkan ketika respon turun 20 dB ( 10% ) dari maximum tinggi indikasi ( See Figure 7 ), posisi dari entry point dari search unit juga
3. Alternatively the use of other Block with calculating the actual angle is acceptable.
9.3
Determination of Beam Spread in the Vertical Line a. Place the search unit on surface of the IOW profile block (See Fig. 10) or other suitable block, the search unit is directed to the nearest hole . The position of the entry point of search unit where corresponding to maximum echo height is marked on the block or recorded. The search unit is then moved forward and backward so that the target is swept by the beam, the extremes of displacement being reached when corresponds to a fall of 20 dB ( 10% ) from maximum Echo Height ( See Figure 7 ), the positions of the entry
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 17 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE ditandai di block atau direcord. Dilanjutkan pengukuran serupa pada target lubang selanjutnya digunakan untuk membuat diagram beam profile Figure 7 menggambarkan plotting sequence. b. Pembacaan Y ( posisi maju ) adalah terletak dibelakang dari as beam dan arah kebelakan X terletak didepannya. Figure 7 mengambarkan beam profile yang komplet dengan targetnya. 10 10.1
10.2
Persyaratan Kalibrasi Umum Ultrasonic Systems Seting kalibrasi jarak dan sensitivity harus dilaksanakan sebelum setiap pengujian sesuai International Standard dan ISO 5832, harus memperhatikan pengaruh temperature. Temperature Untuk pengujian sistem kontak, beda temperatur antara reference block dan permukaan benda yang di uji harus dalam range dari ± 15C.
point of search unit are also marked on the block or recorded. Continue similar measurements made at next target hole are used to construct a diagram of the beam profile; Figure 7 illustrate the plotting sequence. b. The reading Y (forward position) is laid off behind the beam axis and the backward shift X in front of it. Figure 7 shows the complete beam profile with target.
10 10.1
10.2
General Calibration Requirements Ultrasonic Systems Setting of sweep range and sensitivity shall be carried out prior to each examination in accordance with International Standard and ISO 583-2, taking the influence of temperature. Temperature For contact examination, the temperature differential between reference block and examination surfaces surface shall be within ± 15C.
10.3 Kalibrasi a. Check Kalibrasi Pengecekan kalibrasi harus di laksanakan setiap 4 ( empat ) jam, setelah selesai setiap pengujian, jika system parameter dirubah atau merubah setting yang setara perlu di curigai. Check kalibrasi sbb. : 1. Pengecekan kalibrasi harus dilakukan pada blok kalibrasi (V1 or V2) untuk memverifikasi jarak antara poin. 2. Pengecekan kalibrasi harus dilakukan pada blok kalibrasi untuk memverifikasi pengaturan sensitivitas. b. Jika penyimpangan ditemukan sewaktu check ini, pembetulan seperti di in Figure 11 , Table 2 harus dilakukan.
10.3 Calibration a. Calibration Check A calibration check shall be performed every 4 ( four ) hours, on completion of each examination, when system parameter is changed or changes in the equivalent settings are suspected. Calibration check as follow : 1. Calibration check shall be made on the calibration block (V1 or V2) verify that distance range points. 2. Calibration check shall be made on the calibration block to verify the sensitivity setting. b. If deviations are found during these checks, the corrections given in Figure 11 , Table 2 shall be carried out.
10.4
10.4
Reference untuk Sensitivity Setting Salah satu dari teknik untuk seting
Reference for Sensitivity Setting One of the following techniques for setting
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 18 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE reference harus digunakan. a. Technique 1 : reference dengan distanceamplitude curve ( DAC ) untuk sidedrilled holes diameter 3 mm. Untuk pengujian lasan austenitic steel side-drilled holes harus di lasan dan di material induk, lasan harus dibuat dengan menggunakan WPS yang sama dengan yang digunakan pada komponen diuji. b. Technique 2 : reference notch dengan lebar 1 mm, kotak, dengan dalam 1 mm. Technique ini hanya untuk dipakai pada thickness range 8 mm ≤ t < 15 mm danuntuk beam angles ≥ 700 Catatan : panjang dari side-drilled hole dan notch harus lebih besar dari lebar beam diukur dengan – 20 dB.
the references shall be used. a. Technique 1 : the reference is a distanceamplitude curve ( DAC ) for side-drilled holes of diameter 3 mm. For austenitic steel weld examination, the side-drilled holes shall be in the weld and in the parent mareial, the weld shall be made using the same WPS used in the component being examined. b. Technique 2 : the reference notch shall be 1 mm wide, rectangular, with a depth of 1 mm. This technique applies only for the thickness range 8 mm ≤ t < 15 mm and for beam angles ≥ 700 Note : the length of side-drilled holes and notches shall be greater than the width of sound beam measured at – 20 dB.
10.5
Kalibrasi Probe Normal 10.5 Straight Beam Calibration Kalibrasi harus meliputi pengukuran2 The calibration shall provide the following sebagai berikut. measurements. 10.5.1 Kalibrasi Jarak 10.5.1 Distance Range Calibration Kalibrasi dari pengukuran beam path bisa Calibration of beam path measurement digunakan control range dengan may use range control by positioning of memposisikan refleksi dari backwall blok the block back wall reflection to the untuk pembagian divisi yang sama untuk distance division number (or multiple) tebal yang diukur dari blok IIW V1 atau equal to the measured thickness of IIW VI V2 atau blok standar yang setara. or V2 or equivalent standard test block. 10.5.2 Straight Beam Sensitivity 10.5.2 Straight Beam Sensitivity Sweep horizontal harus diatur pada jarak The horizontal sweep shall be adjusted for kalibrasi sehingga menghasilkan paling distance calibration to present the tidak dua pulsa yang setara ketebalan pada equivalent of at least two plate thicknesses layer. on the display. Sensitivitassnya harus diatur pada Sensitivity shall be adjusted at a location pantulan sisi baliknya / back wall dari plat free of indications so that the first back berada pada 50% sampai 75% Full Screen reflection from the far side of the plate will Height. be 50 % ~ 75 % of Full Screen Height. 10.6
Teknik Kalibrasi Probe Sudut 10.6 Sesuai ketentuan, minimum kalibrasi harus meliputi pengukuran 2 sebagai berikut: 10.6.1 Kalibrasi Jarak ( lihat Fig. 6 atau 7 ) 10.6.1 Kalibrasi jarak harus di atur untuk mewakili aktual sound path dengan
Angel Beam Calibration Technique As applicable, the calibration shall provide the following measurements. Distance Range Calibration (see Fig. 6 or 7) Horizontal Sweep shall be adjusted to represent the actual sound path distance by
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 19 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE menggunakan IIW – V1 atau IIW – V2. Kalibrati jarak harus menggunakan skala 100 sampai 250 mm scale, mana yang cocok. Kalibrasi jarak yang lainnya bisa digunakan dengan mempertimbangkan joint configuration atau thickness of component yang di uji 10.6.2 Koreksi Jarak-Amplitudo ( DAC ) 10.6.2 a Posisi dari probe pada Block Fig 7.5 atau 7.2 atau 6.4 untuk respon maksimum : - dari SDH di kedalaman¼ dari ketebalan blok, - Selain ¼ block thickness SDH dapat di pilih, asalkan cakupan pengujian bisa dilakukan Catatan: SDH singkatan Lubang Bor Side SDH diatas disebut sebagai referensi SDH
a
sensitivity control untuk b Atur menghasilkan indikasi 80% (5% tinggi full screen) dari referensi SDH. Tandai ujung indikasi pada screen. Catat dB dari SDH referensi, dB tersebut dianggap sebagai referensi level.
b
menggerakkan probe, atur c Tanpa sensitivity control untuk menghasilkan indikasi 40% dari tinggi full screen atau 50% DAC (5%), dengan mengurangi 6 dB dari referensi level. Tandai ujung indikasi pada screen menggerakkan probe, atur d Tanpa sensitivity control untuk menghasilkan indikasi 16% dari tinggi full screen atau 20% DAC (5%), dengan mengurangi 14 dB dari referensi level. Tandai ujung indikasi pada screen e Tanpa merubah Control Range pengaturan, Atur sensitivity control terhadap referensi level, maka posisi dari probe adalah maksimum respon dari SDH lainnya.
c
f Ulangi langkah ( c ) dan ( d ) diatas.
d
e
f
using IIW – V1 or IIW – V2. The distance calibration shall be made using 100 to 250 mm scale, whichever is appropriate. The other distance calibrations may be used in respect to the joint configuration or thickness of component examined. Distance-Amplitude Correction ( DAC ) Position the search unit on the Block Fig 7.5 or 7.2 or 6.4 for maximum response : - from SDH at depth the ¼ block thickness, - The other ¼ block thickness SDH may be selected , provided the coverage testing can be performed. Note : SDH stands for Side Drill Hole The above SDH is called as reference SDH. Adjust the sensitivity control to provide 80% (5% of full screen height) indication from the reference SDH. Mark the peak of the indication on the screen. Record the dB from the reference SDH, the dB is considered as reference level. Without moving the probe, adjusting the sensitivity control to provide 40% of full screen height or 50 % DAC (5%) , by reducing 6 dB from the reference level. Mark the peak of the indications on the screen. Without moving the probe, adjusting the sensitivity control to provide 16% of full screen height or 20 % DAC (5%), by reducing 14 dB from the reference level. Mark the peak of the indications on the screen. Without changing the Range Control adjustment, adjusting the sensitivity control to the reference level, then position the search unit for maximum response from another SDHs . Repeat the step ( c ) and ( d ) above. Mark
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 20 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Tandai ujung indikasi pada screen dari respon SDH untuk mendapatkan kurva panjang amplitude ( DAC ). g Hubungkan tanda–tanda dari respon sidedrilled hole di screen untuk menghasilkan distance amplitude curve (DAC). Note : digital UT instrument akan otomatis menggambar garis – garis DAC.
the peak respond from the side drilled SDHs to provide the distance amplitude curve ( DAC ). g Connect the screen marks respond from the side-drilled holes to construct the distance amplitude curve (DAC). Note : the digital UT instrument will automatically draw the lines of DAC.
10.6.3 Pengukuran Amplitudo Echo dari 10.6.3 Echo Amplitude Measurement from the Notch Permukaan pada Blok Kalibrasi Surface Notch in the Reference Block (lihat Fig. 4) (see Fig. 4) Posisikan probe untuk menghasilkan Position the search unit for maximum amplitudo maximum dari notch kotak di amplitude from the square notch on the permukaan dibaliknya, tandai “X“ pada opposite surface, “X” mark the peak of the ujung indikasi pada screen dari notch indication on the screen from the notch. tersebut. Notch kotak di permukaan dibaliknya The opposite surface square notch may mungkin bisa memberi indikasi 2 banding give an indication 2 to 1 above DAC at 450 0 1 diatas DAC dari probe 45 and 1/2DAC probe and 1/2DAC at 600 probe. at probe 600. Oleh karena itu, indikasi dari Therefore, the indication from the square notch harus diperhatikan saat notch must be consider when evaluating 2 mengevaluasi reflektor pada posisi reflectors at the opposite surface. permukaan dibaliknya. 10.6.4 Transfer Correction. 10.6.4 Transfer Correction. Pengaturan untuk tipe material, bentuk dan Adjustment for material type, shape and a. kondisi permukaan scanning seperti scanning surface conditions as described dijelaskan dibawah ini: below: Untuk standarisasi sensitivity secara tepat, For precise sensitivity standardization, transfer correction harus dilakukan. Hal ini transfer correction should be performed. akan menyakinkan perbedaan dalam sifat This will ensure that the differences in acoustic, permukaan scanning dan bentuk acoustical properties, scanning surfaces bagian antara standar kalibrasi dan blok and part shape between the calibration kalibrasi yang digunakan saat melakukan standard and the calibration block are kalibrasi sensitivity standar. Nilai transfer utilized when performing the standard correction seharusnya ditentukan lebih sensitivity calibration. Transfer correction awal sebelum pengujian dan ketika tipe values should be determined initially material, bentuk, ketebalan dan permukaan before examination and when material scanning memiliki beragam perbedaan type, shape, thickness and scanning nilai melebihi ± 25% dari nilai original surfaces vary such that different values yang dihasilkan. Teknik transfer correction exceeding ± 25% of the original values are seperti gang ditunjukkan pada gambar 10 expected. The transfer correction technique as shown in Figure 10 Jika perbedaan kurang dari 2 dB, If the differences are less than 2 dB, b.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 21 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE correction tidak diperlukan. Jika perbedaan lebih besar 2 dB dan lebih kecil 12 dB, maka harus dikompensasi
correction is not required. If the differences are greater than 2 dB and smaller than 12 dB, they shall be compensated for. If transfer losses exceed 12 dB, the reason shall be considered and further preparation of scanning surfaces shall be carried out.
Jika transfer loss melebihi 12 dB, penyebabnya harus dipertimbangkan dan persiapan permukaan scanning harus dilaksanakan 11 11.1
11.2 a. b.
c. 11.3 a.
b.
c.
Pengujian Ruang Lingkup Volume harus di uji dengan menggerakkan probe keseluruh permukaan yang di uji sehingga bisa menscan seluruh volume pengujian. Setiap jalan/jalur dari probe harus overlaping minimum 10% dari ukuran probe, tegak lurus dengan dimensi dari arah scaning. Syarat-syarat Scanning Kecepatan dari manual scaning harus tidak lebih dari 6 in/sec. (150 mm/sec.) Scaning harus dilaksanakan dengan mengatur gain seting minimum dua kali dari primary reference level. Evaluasi harus dilaksanakan dengan mengacu pada primary reference level. Scaning harus dilaksanakan dari kedua sisi lasan (jika memungkinkan). Scaning dengan Probe Normal (lihat Figure 13 ) Scaning probe normal harus dilaksanakan pada volume dari base material dimana akan dilewati probe sudut untuk mengetahui reflector yang mungkin membatasi kemampuan probe sudut untuk menguji volume lasan, dan ini tidak digunakan sebagai acceptance criteria. Lokasi dan area yang ditemukan reflektor harus direcord dan menjadi bahan pertimbangan Engineering. Scaning probe normal harus dilaksanakan pada volume dari base material dimana cacat mungkin mengakibatkan gangguan di service yang di refer oleh Code section lainnya atau persyaratan lainnya.
11 11.1
11.2 a. b.
c. 11.3 a.
b.
c.
Examination Coverage The volume shall be examined by moving the search unit over the examination surface so as to scan the entire examination volume. Each pass the search unit shall be overlapping a minimum of 10% of transducer (element), dimension perpendicular to the direction of the scan. Scanning Requirements The rate of manual scanning shall not exceed 6 in/sec (150 mm/sec). The scanning shall be performed at gain setting at least two times the primary reference level. Evaluation shall be performed with respect to the primary reference level. The scanning shall be performed from both sides of the weld (if accessible). Straight Beam Scanning ( see Figure 13 ) The straight beam scanning shall be performed on the volume of base material through which the angle beams will travel to locate any reflectors that might limit the ability of the angle beam to examine the weld volume, and is not to be used for an acceptance-rejection examination. Location and areas of such reflectors found shall be recorded and subject to Engineering evaluation. The straight beam scanning shall be performed on the volume of base material in which the defects may affect the service referenced by other Code section or other requirements.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 22 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE 11.4
Scanning dengan probe Sudut (lihat Figure 14, 15 ) a. Pemilihan Probe
11.4
Angle Beam Scanning ( see Figure 14 , 15 ) a. Transducer ( Probe ) selection.
Parent mat’l thk, T Probe angle 10 to 15 mm 600 and 700 15 to 40 mm 450 and 600 or 700 ( 700 when ½ V or K groove ) T > 40 mm 450 and 600 or 700 ( 700 when ½ V or K groove )
b. Pemilihan probe optimum untuk full awal scanning lasan harus dipilih supaya center sudut beam tegak lurus ke sisi bevel lasan. Jika sudut ini tidak ada yang cocok dengan sudut probe standard , sudut probe terdekat yang lebih besar harus dipilih. c. Sebagai tambahan dari probe yang digunakan awal scanning, dua tambahan probe sudut harus digunakan jika mungkin. d. Probe tambahan ini harus mempunyai sudut lebih besar atau lebih kecil dari probe yang digunakan awal scanning, perbedaannya harus lebih besar dari 100 e. Jika hanya satu tambahan probe yang bisa digunakan sudut untuk probe ini harus : Beda ≥ 100 Lebih besar dari probe awal jika center dari beam probe awal tegak lurus ke sisi bevel lasan. Lebih kecil dari probe awal jika sudut probe awal yang dipilih lebih besar 11.5
Scanning dengan Probe Sudut untuk Reflektor yang Paralel dengan Lasan. Probe sudut harus diarahkan ke lasan dengan sudut yang benar kearah axis dari lasan dari daerah yang memungkinkan. Probe harus di manupulasi sehingga semua energi ultrasonic berjalan melalui volume yang diperlukan dari lasan dan base metal sekitarnya. 11.6 Scanning dengan Probe Sudut untuk Reflektor yang Melintang dengan Lasan. a. Probe sudut harus diarahkan sedapat mungkin paralel dengan axis dari lasan.
Parent mat’l thk, T Probe angle 10 to 15 mm 600 and 700 15 to 40 mm 450 and 600 or 700 ( 700 when ½ V or K groove ) T > 40 mm 450 and 600 or 700 ( 700 when ½ V or K groove )
b. The choice of optimum probe angle for initial full scanning of weld shall be chosen such that incident angle of sound beam centre is perpendicular to the side of the weld bevel. If this angle does not comply with any standard probe angle, the nearest larger probe angle shall be chosen. c. In addition to the probe used for initial scanning, two additional angle probes shall be used when possible. d. These additional probes shall have a larger or smaller angle than the probe used for initial scanning, the differences in angle shall be more than 100 e. If only one additional probe can be used the angle for this probe shall be : ≥ 100 different Larger than the initial probe if the sound beam centre of the initial probe is perpendicular to the side of the weld bevel. Smaller than the initial probe if the nearest larger probe angle was selected for initial probe.
11.5
Angle Beam Scanning for Reflectors Parallel to the Weld The angle beam shall be directed at approximate right angle to the weld axis from to directions where possible. The search unit shall be manipulated so that the ultrasonic energy pass-through the required volumes of weld and adjacent base metal.
11.6
Angle Beam Scanning for Reflection Oriented Transversal to the Weld.
a. The angle beam shall be directed essentially parallel to the weld axis. The
Procedure no. Revision no. Date Page
PT. BILL EMAS SARNO
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 23 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Probe harus di manupulasi sehingga semua energy ultrasonic berjalan melalui volume yang diperlukan dari lasan dan base metal sekitarnya. b. Probe harus di putar 180 derajat dan pengujian diulangi. c. Probe sudut bisa digunakan untuk menguji base materials, probe harus di arahkan ke segala arah untuk scanning cacat yang arah nya ber macam – macam. 12 12.1
Evaluasi Non-Relevant Indication mungkin disebabkan oleh : a. Cacat metallurgy di heat-effected yang bisa memantulkan setelah fabrikasi. Pengujian dengan probe normal, mungkin bisa tampak seperti indikasi spot atau garis, b. Pengujian dengan probe sudut, indikasi yang datangnya dari kondisi permukaan ( seperti weld root geometry ) atau variasi pada metallurgy pada ustenitic material ( seperti automatic ke manual weld clad interface ). c. Berikut ini langkah – langkah yang diperlukan untuk mengklasifikasi indikasi dari geometry : 1. Di interprete area yang diperkirakan reflector sesuai dengan procedure.
search unit shall be manipulated so that the beam angle through the required volumes of weld and adjacent base metal. b. The search unit shall be rotated 180 deg. and the examination repeated. c. The angle beam may be used for examination base materials, the search unit shall be manipulated in any direction for scanning the any orientation defects. 12 12.1
Evaluation Non-Relevant Indication may be caused by : a. Metallurgical discontinuities such as plate segregates in heat-effected zone that become reflective after fabrication. Under straight beam nexamination, this may appear as spot or line indications. b. Under angle beam examination, indication that are determined to originate from the surface conditions ( such as weld root geometry) or variation in metallurgical structure in austenitic materials ( such as the automatic to manual weld clad interface ).
c. The following steps shall be taken to classify an indication as geometric : 1.
2.
Di plot dan verifikasi reflector ordinate. Buat gambar tampak memotong yang menunjukkan posisi dan kondisi permukaan seperti root dan counterbore.
2.
3.
Review gambar fabrikasi dan persiapan bevel las. Pengujian dengan Tehnik ultrasonic lain atau pengujian dengan metode nondestructive lain mungkin bisa membantu menentukan posisi, ukuran dan orientasi.
3.
12.2 Level Evaluasi. a. Distance Amplitude Technique.
Interprete the area containing the reflector in accordance with the applicable examination procedure. Plot and verify the reflector coordinates. Prepare a cross-sectional sketch showing the reflector position and surface discontinuities such as root and counterbore. Review fabrication or weld preparation drawings. Other ultrasonic techniques or nondestructive examination methods may be helpful in determining a reflector’s true position, size, and orientation.
12.2 Evaluation Level. a. Distance Amplitude Technique.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 24 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Semua indikasi lebih besar dari 33 % reference level harus di investigasi sehingga bisa dievaluasi sesuai dengan acceptance criteria dar reference Code Section. b. Evaluation Laminar Reflector. Reflector yang diketahui dari cacat laminasi pada base material yanf akan menghalangi untuk bisa pengujian secara keseluruhan dengan probe sudut diperlukan tehnik laing dalam pengujian dengan modifikasi sehingga keseluruhan pengujian bisa dilaksanakan dan di beri note pada record pengujian.
All indications greater than 33 % of reference level shall be investigated to the extent that they can be evaluated in terms of acceptance criteria of reference Code Section. b. Evaluation of Laminar Reflector. Reflector evaluted as laminar reflectors in base material which interfere with scanning of examination volumes shall require the angle beam examination technique to be modified such that the maximum feasible volume is examined, and shall be noted in the record of examination.
13 Pengukuran Cacat 13.1 Tes dengan Probe normal. a. Jika cacat yang terjadi lebih kecil dari ukuran probe, maka evaluasi dari ukuran cacat harus dilaksanakan dengan memulai dari arah luar dan kedalam dari cacat, menggerakkan probe kearah area cacat sampai terdapat indikasi pada layar kelihatan. Ujung dari probe/search unit diindikasikan sebagai ujung dari cacatnya.
13 Sizing of Indications 13.1 Straight Beam Testing a. When discontinuity is smaller than the transducer size, the size evaluation shall be made by beginning outside of the discontinuity, moving the transducer toward the area of discontinuity until an indication on the display begins to form. The leading edge of the search unit at this point is indicative of the edge of the discontinuity. b. When discontinuity larger than the transducer size, a full loss of back reflection will occur and evaluation method of a 6 dB loss of amplitude (drop to 50% from the original screen height) shall be used and measurement to the center line of the transducer is determining discontinuity edge. 13.2 Angle Beam Testing a. The length and height of the discontinuity shall be determined by moving the transducer from the discontinuity area until a 6 dB loss of amplitude (drop to 50% from the original screen height) and measurement to the center line of the transducer is determining discontinuity edge. Plot and verify the reflector coordinates. Prepare a cross-sectional sketch showing
b. Jika cacat lebih besar dari ukuran probe, kehilangan refleksi back wall akan terjadi dan evaluasi metode dengan menggunakan cara 6 dB drop (50% penurunan dari ketinggian amplitudo aslinya) harus digunakan dan untuk menentukan ujung cacat dengan mengukur center line dari probe. 13.2 Tes dengan Probe Sudut. a. Panjang dan tinggi dari cacat harus ditentukan dengan menggerakkan probe dari daerah cacat sampai ada penurunan amplitudo 6 dB drop (turun 50% dari amplitudo aslinya) dan untuk menentukan ujung cacat dengan mengukur center line dari probe. Di plot dan verifikasi reflector ordinate. Buat gambar tampak memotong yang menunjukkan posisi
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 25 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE the reflector position. spherical reflector may be b. The differentiated from Planar reflector by their respond shown as amplitude significant drop when the transducer moving away from the indicative area or when the transducer manipulated to an angle from the maximum respond of indicative area.
b. Reflektor yang berbentuk bulat bisa di bedakan dengan yang berbentuk planar dengan melihat respond yang ditunjukkan pada layar seperti akan begitu mencolok drop dari amplitudonya jika probe dijauhkan dari area cacat atau dimanipulasi dengan sudut tertentu dari maximum respond dari area cacat. 14
Pembersihan akhir setelah pengujian a. Pembersihan setelah pengujian harus dilakukan sesegera mungkin sebelum step fabrikasi selanjutnya dilakukan.
b. Untuk couplant bahan dasarnya air ( CMC ) dengan cara menglap dengan kain bersih sebelum couplant mengering. c. Untuk yang bersifat oli dengan cara mengelap dengan kain bersih yang di basahi dengan solvent / cleaner. 15 15.1
Dokumentasi Hasil dari pengujian ultrasonic harus di report dalam Form Ultrasonic Test Report yang tersedia (terlampir). 15.2 Lokasi lasan dan identifikasi harus direcord pada weld map atau di identifikasi plan. 15.3 Jika lasan di identifikasin permanen, low stress stamps dan /atau vibratooling bisa digunakan. Jika componen dimarking setelah final stress releif harus tidak boleh lebih dalam dari 0.048 inch ( 1.2 mm ) 15.4 System Reference a. Setiap lasan harus dilokasikan dan diidentifikasi dengan system reference line. System harus bisa mengidentifikasi setiap center line dari lasan dan tanda secara regular interval sepanjang lasan, tetapi system yang berbeda bisa digunakan asalkan masih memenuhi persyaratan diatas.
14
Post –Examination Cleaning. a. Post examination cleaning shall be performed as soon as possible after examinations have been finished and before the next steps of fabrication proceeded. b. For water base couplant ( CMC ) by wipping with dry rags before the couplant dry. c. For oil base couplant by wipping with the clean and dry rags wetted with solvent / cleaner.
15 15.1
Documentation Ultrasonic examination results shall be reported on the provided Ultrasonic Test Report Form (attached). 15.2 Weld locations and their identification shall be recorded on the a weld map or in an identification plan. 15.3 If the welds are to be permanently marked, low stress stamps and/or vibratooling may be used. Marking after final stress releif of component shall be not be any deeper than 0.048 inch ( 1.2 mm ) 15.4 Reference System a. Each weld shall be located and identified by a system of reference points. The system shall permit identification of each weld center line and designation of regular interval along the length of weld, however , a different system may be utilized provided it meets the above requirements.
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 26 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE b. Semua pantulan dari area yang tidak dikoreksi, mempunyai respon melebihi 50% dari reference level harus direcord dalam form ultrasonic test report, record ini harus menyebutkan setiap area, respond level, dimensi, dalamnya dari permukaan dan klasifikasi. c. Ultrasonic reports harus disimpan dalam periode 3 tahun atau sesuai dengan persyaratan Code atau yuridiksi lokal yang berlaku oleh pabrik.
b. All reflections from uncorrected areas having responses that exceed 50% of the reference level shall be recorded on the attached record form, this record shall indicate each area, the response level, the dimension, the depth below the surface, and the classification. c. Ultrasonic reports shall be maintained for the period 3 years or as required by Code or local jurisdiction requirement as applicable by Manufacturer.
16
Criteria Penerimaan Acceptance criteria untuk weld connection Jika acceptance tidak ditentukan, acceptance criteria seperti pada Table 6-3 harus dipakai untuk C, C-Mn steels, Alloy steels, Aluminium, austenitic stainless steel and ferritic-austenitic stainless steel.
16
Acceptance Criteria The acceptance criteria for weld connections If there is no acceptance are defined, acceptance criteria as specified Table 6-3 shall be applied for C, C-Mn steels, Alloy steels, Aluminium, austenitic stainless steel and ferritic-austenitic stainless steel.
17
Pengujian Setelah Perbaikan Cacat yang tidak diterima harus di buang dan direpair. Hasil repair harus diuji ulang dengan prosedure yang sama dengan yang digunakan untuk cacat aslinya.
17
Examination of Repairs Unacceptable discontinuities shall be removed and repaired. Repairs shall be reexamined by the same procedures used for original of the discontinuity.
Procedure no. Revision no. Date Page
PT. BILL EMAS SARNO
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 27 of 43
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
ULTRASONIC TEST REPORT Customer
:…………………………
Drawing No.
:…………………… Rev…….
Report No
:
Project Name
:…………………………
Procedure No.
:……………………,Rev….….
NCR Ref No
:
Unit No
:…………………………
Applicable CODE
:…………………………………
Page
:
Material Spec.
: ……………………….
Welding Process
: ………………
Joint type
:
Butt joint
T joint Cable Type & Length
UT INSTRUMENT Model
Plate to plate
Couplant
Serial No
: …………………….
Surface condition
Corner joint
of
Pipe tp pipe
EXAMINATION TECHNIQUE Contact
Straight beam
Angle beam Only shear wave in the tested matrial
SCANNING Scanning surface
Both side of weld
Scanning Technique
One side of weld
Half to full skip distance
Scanning direction of angle beam
Swivel
From A
From B
From C
Half skip distance
Other
Right angle to weld axis
Essentially parallel to weld axis
Length of indication
6 dB drop ( 50% from highest amp. )
14 dB drop ( 20% from highest amp. )
Height of indication
6 dB drop ( 50% from highest amp. )
14 dB drop ( 20% from highest amp. )
Sizing of indication
CALIBRATION Search Unit Angle
Serial No.
Block ID
Frequency
Size
V1
V2
BCB
Data Sulzer
Hole
Amplitude
Gain Setting Refference reflector
Indication Part/Weld No
Notes
Sound Path
Amplitude Level
Result Length
ACC
REJ
Reviewed / witnessed by :
Date :
Date :
: :
Test Range
Remark
Reviewed / witnessed by :
NDE Level : Date
Scanning Level
:
Examined by : Name
Thickness (mm)
Reference Level
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 28 of 43
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
(SKETCH) Customer
:
Drawing No.
:
Rev.
Report No
:
Project Name
:
Procedure No.
:
Rev.
Page
:
Unit No
:
Applicable CODE
:
Indication No.
Examined by :
Name
From “ 0 “ Datum
Length
Depth
Height ACC
Reviewed / witnessed by :
Date :
Date :
:
:
REJECT
Reviewed / witnessed by :
NDE Level : Date
of
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 1 . Reference Block for ferritic materials
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 29 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 2. Reference Block for austenitic materials
Figure 3. Distance Range Calibration for Straight Beam
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 30 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 5. Distance Range Calibration for Angle Beam
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 31 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 6. Angle beam measurements
Figure 7. Measurement of beam profile in vertical plane
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 32 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 33 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 8. Sensitivity Setting for Straight Beam ( DAC Construction )
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 34 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 9. Sensitivity Setting for Angle Beam ( DAC Construction )
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 10. Transfer Correction
Figure 11. Table 2 - Sensitivity setting
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 35 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 36 of 43
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 12. Sensitivity Setting for Angle Beam ( DAC Construction ), for Austenitic steel
Figure 13. Half Value Method
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 37 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 14. Evaluation of length of the defect
Figure 15. Scanning method and Pattern
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 38 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Probe 0 0 Probe 450, 600, 70 0
Figure 16. Scanning method and Pattern for Flange
Probe 70 0
Probe 450, 600, 70 0
VIEW “ AA“
Probe 70 0
Probe 450, 600, 70 0
VIEW “ B - B “ Figure 17. Scanning method and Pattern for T Joint
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 39 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 18. Reference Block for TMCP material
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 40 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 19. Determination of single welded root areas
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 41 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
Figure 20. Example of sketch with notes
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 42 of 43
PT. BILL EMAS SARNO
Procedure no. Revision no. Date Page
: : : :
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
BES – ISO – UT - 12 00 14 December, 2016 43 of 43