26 0 1012KB
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................i DAFTAR GAMBAR...............................................................................................i BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2 1.3Tujuan Pembahasan Masalah............................................................2 BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3 2.1 Analisis Laporan Keuangan..............................................................3 2.2 Pengguna Laporan Keuangan Dan Manfaat Penggunaannya..............4 2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan.....................................5 2.3.1. Analisis Pembanding Antara Laporan Keuangan...................................5 2.3.2 Analisis Trend..........................................................................................7 2.3.3 Analisis Persentase Per Komponen.........................................................9 2.3.4 Analisis Rasio........................................................................................12 2.3.5 Perhitungan Analisis Rasio Pada Laporan Keuangan ...........................18 BAB 3 PENUTUP.................................................................................................21 3.1 Kesimpulan................................................................................... 21 3.2 Saran............................................................................................ 21 BAB 4 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................22
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Laporan Analisis Horisontal dan Analisis Vertikal................................7 Gambar 2. Laporan Analisis Trend..........................................................................8 Gambar 3. Laporan Analisis Persentase Per Komponen (Neraca).........................11 Gambar 4. Laporan Analisis Persentase Per Komponen (Laba Rugi)...................12
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Agar keuntungan dapat dicapai, maka manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Setiap perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat baik dalam suatu periode tertentu dalam bentuk laporan keuangan. Pembuatan laporan keuangan dibuat sesuai dengan kaidah keuangan yang berlaku agar mampu menunjukan kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluakan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Posisi keuangan perusahaan dapat diketahui setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam. Hal itu dapat menunjukan apaka perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil
1
analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimilki perusahaan. Pada akhirnya bagi pihak manajemen dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan kedepan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian, hasil analisis laporan keuangan diinterpretasikan sehingga dapat diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya (Kasmir, 2014).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah : 1. Apa manfaat dari penggunaan analisis laporan keuangan untuk penggunanya ? 2. Apa yang disebut dengan Analisis pembanding antara laporan? 3. Apa yang dimaksud dengan Analisis Trend ? 4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Persentase Per Komponen ? 5. Apa yang dimaksud dengan Analisis Rasio pada perusahaan ?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah Dari uraian rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
2
1. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan analisis laporan keuangan untuk penggunanya. 2. Untuk mengetahui secara jelas jenis-jenis analisis pembanding antara laporan, analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis rasio yang dapat dilakukan pada suatu perusahaan.
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntasi dan penilaian yang benar, sehingga dengan laporan keuangan akan terlihat kondisi kuangan perusahan yang sesungguhnya. Laporan keuangan dapat dibaca dan dimengerti oleh berbagai pihak dengan dilakukannya analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahan. Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan, yaitu (Kasmir, 2014) : 1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
3
5. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkahlangkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Menurut Kasmir (2014) langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah : a. mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode. b. melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar- benar tepat. c. melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat. d. memberikaninterpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat. e. membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan. f. memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut. g.
Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut : 1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan; 2) Analisis trend; 3) Analisis persentase per komponen; 4) Analisis sumber dan penggunaan dana; 5) Analisis sumber dan penggunaan kas; 6) Analisis rasio;
4
7) Anaisis kredit; 8) Analisis laba kotor; 9) Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point). h. i. 2.2 Pengguna Laporan Keuangan Dan Manfaat Penggunaannya j. 1. Pemilik Perusahaan k.
Menilai prestasi manajer yang ditunjukkan pada laba yang
diperoleh perusahaan, dan menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki. l. 2. Manajer m.
Menyusun rencana yang yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasan
dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat. yang terpenting merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. n. 3. Investor o.
Penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, karena analisis keuangan mampu mengetahui prospek keuangan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan jaminan investasinya dan kondisi kerja serta kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. p. 4. Pemerintah q.
Pemerintah
dan
berbagai
lembaga
yang
berada
dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
5
informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya 5. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya r.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. s. t. 2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan u. 2.3.1. Analisis Pembanding Antara Laporan Keuangan v.
Menurut Kasmir (2014), Analisis perbandingan antara laporan
keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam w. mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain : 1. Angka-angka dalam rupiah; 2. Angka-angka dalam persentase; 3. Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah; 4. Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase. x. Analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua model, yaitu: a. Analisis Horisontal (Analisis Dinamis) y.
Dalam analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan
keuangan untuk beberapa periode. Keuntungan yang diperoleh dari analisis horisontal adalah dapat mengetahui terjadinya perubahan-
6
perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode-periode lain, misalnya kenaikan atau penurunan komponen-komponen yang ada di laporan keuangan. Laporan analisis horisontal akan mempermudah kita untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, sehubungan dengan perubahan yang terjadi. b. Analisis Vertikal (Analisis Statis). z.
Analisis vertikal adalah hanya membandingkan satu pos dengan
pos yang lain dalam satu laporan keuangan hanya meliputi satu periode laporan keuangan. Contoh Laporan Analisis Horisontal dan Analisis Vertikal dapat dilihat pada Gambar 1.
7
aa.
HORISONTAL
ab. Gambar 1. Laporan Analisis Horisontal dan Analisis Vertikal
8
V E R T I K A L
ac. 2.3.2 Analisis Trend ad.
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan
yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode yakni membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat menjadi acuan apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap serta seberapa besar perusahaan tersebut yang dihitung dalam persentase (Kasmir, 2014). ae.
Dalam analisis trend, perbandingan analisis dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis horisontal. Data yang digunakan adalah tahunan atau af. periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebakan karena jika lebih dari tiga periode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisisnya lebih cepat. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Rumus angka indeks yaitu : ag. Angka Indeks = ah.
Tahun pembanding Tahun dasar
x 100%
Data keuangan yang akan digunakan untuk mengadakan analisis
trend dengan persentase adalah data yang paling awal. Kemudian data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Data awal tahun yang akan dianalisis dianggap data normal diantara tahun yang akan dianalisis. Angka indeks yang digunakan untuk tiap pos tahun dasar dalam laporan keuangan diberi angka 100%. Selanjutnya, pos yang sama dalam periode dihubungkan dengan pos yang sama pada tahun berikutnya. Berikut ini Contoh Laporan Analisis Trend dapat dilihat pada Gambar 2.
9
ai.
aj. Gambar 2. Laporan Analisis Trend ak.
Sebagai contoh dari laporan laba rugi diatas, yaitu tahun dasar
adalah penjualan tahun 2011 sebesar Rp 12.000,- dan penjualan tahun 2012 adalah Rp 10.000,- , maka angka indeks tersebut adalah :
10
al. Angka Indeks Thn 2012 =
Rp 10.000 Rp 12.000
x 100% = 83%
am.Thn 2013 =
Rp 9.000 Rp 12.000
x 100% = 75%
an. Thn 2014=
Rp 8.000 Rp 12.000
x 100% = 67%
ao. 2.3.3 Analisis Persentase Per Komponen ap.
Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis
laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan, baik yang di neraca maupun laporan laba rugi. Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut: aq.
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. ar. 2. Struktur modal (komposisi pasiva),yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri. as.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut : at. 1. au. 2. av. 3. aw.
Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase
dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat
11
ax. diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu, agar investasi dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar. ay.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada
hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur. az.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement)
semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kualitas data maka masingmasing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya. Berikut ini contoh Laporan Analisis Persentase Per Komponen dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
12
ba.
bb. Gambar 3. Laporan Analisis Persentase Per Komponen (Neraca) bc.
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di
dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan
13
masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori). bd. % Kas 2009 =
Saldo Kas Total Aktiva
be. % Utang Lancar 2009 =
x 100% =
Utang lancar Total Passiva
Rp 1.300 Rp 14.000 x 100% =
x 100% = 9,29% 2.500 14.000
x 100% =
17,86% bf. ⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama. bg.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut,
tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya: kas, persediaan) maupun pasiva (misalnya: utang jangka panjang).
14
bh.
bi. Gambar 4. Laporan Analisis Persentase Per Komponen (Laba Rugi) bj.
Cara perhitungan persentase per komponen adalah: Pos-pos dalam
perhitungan laba rugi yang dinyatakan dalam persentase per komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%). bk. % Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Saldo Harga Pokok Penjualan Total Penghasilan
100% bl. Thn 2010
=
bm.
Rp 60.000 Rp 200.000 = 30%
bn. ⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
15
x 100%
x
bo.
Dari perhitungan laba rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00
penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan. bp. 2.3.4 Analisis Rasio bq.
Menurut Kasmir (2014), rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar br. komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam periode maupun beberapa periode. bs.
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Menurut James C van Horne dalam Kasmir (2014), jenis rasio dibagi menjadi sbb : 1. Rasio Likuiditas bt.
Rasio likuiditas atau sering disebut juga rasio modal kerja
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendekny yang jatuh tempo. Terdapat dua macam penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas yaitu sebagai berikut: 1) Apabila
perusahaan
mampu
memenuhi
kewajibannya,
dikatakan
perusahaan tersebut likuid. 2) Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya tersebut atau tidak mampu dilakukan ilikuid. bu.
Cara untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan adalah
dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan
16
komponen di passiva lancar (utang jangka pendek). Perhitungan pada rasio likuiditas dapat menggunakan cara sbb : a. Rasio Lancar (Current Ratio) bv. Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : bw.
Rasio lancar =
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
bx. by. b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) c.
Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan
aktiva
lancar
tanpa
memperhitungkan
nilai
sediaan(inventory). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : d.
Quic ratio=
Aktiva Lancar−Persediaan Kewajiban Lancar
e. Rasio Kas (Cash Ratio) f. Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : Kas g. Cash ratio= Kewajiban Lancar h. Rasio Perputaran Kas i. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : j. Rasio perputaran kas = Penjualan Bersih Tot . Aktiva Lancar−Tot . Hutang Lancar 2. Rasio Solvabilitas
17
k.
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001) adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan. l.
Perusahaan
dapat
menggunakan
rasio
solvabilitas
secara
keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : a. Debt to asset ratio (Debt Ratio) m. Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan n. berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : o.
Debt ratio=
Total Debt Total Assets
b. Debt to Equity Ratio p. Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : Total Hutang q. Debt to equity ratio = Ekuitas 3. Rasio Aktivitas r.
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto
(2001) adalah mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap atau tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut. Namun, apabila
seluruh
rasio
aktivitas
yang
ada
digunakan
memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal.
18
akan
mampu
s.
Ada beberapa jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan. Berikut ini yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sbb : a. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over) t. Merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : u.
Total assets turn over =
Penjualan Total Aktiva
b. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) v. Merupakan rasio yang mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan w. (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009). Rasio ini dapat diukur dengan rumus, yaitu : penjualan x. Perputaran modal kerja = Aktiva Lancar−Utang lancar c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over) y. Merupakan rasio yang mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2009). Rasio ini dapat diukur dengan rumus, yaitu : Penjualan z. Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap 4. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas aa.
Rasio ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Berikut
19
merupakan rasio-rasio yang tergolong dalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut : a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) ab. Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : ac.
Gross Profit Margin =
Laba Kotor Penjualan Bersih
b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) ad. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : ae.
Net Profit Margin =
Laba setelah pajak Penjualan Bersih
af. ag. c. Earning Power of Total Investment d. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan
dalam keseluruhan
aktiva untuk
menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : e.
Earning Power of Total Investment =
f. g. h. i. j. k.
20
Laba sebelum pajak Total aktiva
l. 2.3.5 Perhitungan Analisis Rasio Pada Laporan Keuangan (NB: menggunakan 30 September 2012) m.
o. Perhitungan
p. Keterangan
n. Jenis Rasio q.
r. Rasio Likuiditas
-s. Rasio lancar
-v. Quick ratio
t.
25.473 .747 12.132.836
w.
25.473 .747−7.410 .620 12.132 .836
= 2,01 kali =
1,49 kali -y. Cash ratio
-ab.Rasio perputaran kas
z.
12.961 .410 12.132 .836
ac.
37.254 .978 25.473 .747−12.132.836
x. Setiap utang lancar Rp 1,49 dijamin dengan quick assets 1,00 aa. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh kas Rp 1,07 kali.
= 1,07 =
2,79 ae.
u. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 2,01 harta lancar atau jumlah aktiva lancar sebanyak 2,01 kali utang lancar.
ad. Setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 2,79 harta lancar atau jumlah aktiva lancar sebanyak 2,79 kali utang lancar.
af. Rasio Solvabilitas
-ag.Debt ratio
ah.
12.132 .836+11.641 .702 25.473 .747
3 = 93%
21
=0,9
ai. 93% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
-aj.Debt to equity ratio
ak.
23.774 .538 33.340.593
= 0,71 =
al. 71 % dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang.
71% am.
an. Rasio Aktivitas
-ao.Perputaran aktiva
-ar.Working capital turn over
ap.
37.254 .978 57.115 .131
as.
37.254 .978 25.473 .747−12.132.836
= 0,65 kali =
2,79 kali -au.Fixed assets turn over ax.
aq. Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dlm 1 thn berputar 0,65 kali. Atau setiap 1 Rupiah setiap thn dpt meng- hasilkan Rp0.65 at. Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 2,79 kali dalam satu periode siklus perusahaan (1 tahun).
av.
37.254 .978 25.473.747
= 1,46 kali
aw. Setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,46 penjualan.
ba.
10.301.903 37.254 .978
= 0,28
bb. Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,28.
bd.
3.804 .976 37.254 .978
= 0,1
be. Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,1.
ay. Rasio Profitabilitas
-az.Margin laba kotor
-bc.Margin laba bersih
22
- Earning power of total bf. investment
bg.
5.010 .916 57.115 .131
= 0,09
bi. bj. bk. bl. bm. bn.
23
bh. Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan Rp 0,09 untuk semua investor.
bo. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Pihak –pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah : a. Pemilik, guna meilihat perkembangan dan kemajuan perusahaan serta dividen yang diperolehnya; b. Manajemen, untuk menilai kinerjanya selama periode tertentu; c. Kreditor, untuk menilai kelayakan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dan kemampuan membayar pinjaman; d. Pemerintah, untuk menilai kepatuhan perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada pemerintah; e. Investor, untuk menilai prospek usaha tersebut ke depan, apakah mampu memberikan dividen dan nilai saham seperti yang diinginkan. 2. Analisis perbandingan antara laporan keuangan, yaitu analisis yang membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode (minimal dua periode). 3. Analisisi trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari periode ke periode. 4. Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing komponen yang ada dalam laporan keuangan. 5. Analisis rasio digunakan untuk membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam periode maupun beberapa periode.Terdapat 4 Jenis analisis rasio, yaitu 1) Analisis likuiditas 2) Analisis Solvabilitas
24
3) Analisis Rentabilitas 4) Analisis Aktivitas
3.2 Saran Saran kami yakni untuk perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan dalam sistem operasional perusahaannyadan juga memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan. BAB 4 DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keuangan Perusahaan,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.Cetakan Ketujuh: BPFE Yogyakarta.Yogyakarta.
25