7 Poin Penting Tentang Izin Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Gefällt Ihnen dieses papier und der download? Sie können Ihre eigene PDF-Datei in wenigen Minuten kostenlos online veröffentlichen! Anmelden
Datei wird geladen, bitte warten...
Zitiervorschau

7 Poin Penting Tentang Izin Kerja (Work Permit) Yang Harus Diketahui Pekerja Dan Supervisor Bagi Anda yang bekerja di ketinggian, ruang terbatas atau lokasi berbahaya lainnya tentu sudah familier dengan izin kerja atau work permit. Mengapa pekerja perlu membuat surat izin kerja sebelum memasuki atau melaksanakan pekerjaan berbahaya? Siapa yang berwenang mengeluarkan izin kerja? Jenis pekerjaan apa saja yang memerlukan izin kerja? Berapa lama masa berlaku surat izin kerja?

Sebagian pekerja mungkin masih menganggap surat izin kerja dibuat hanya sebagai formalitas sebelum memasuki lokasi berbahaya atau melaksanakan pekerjaan tertentu. Padahal dibalik itu, pembuatan izin kerja sangat penting untuk menyatakan kondisi tempat dimana pekerjaan tersebut dilakukan sudah aman atau belum dan memastikan pekerja melakukan pekerjaannya dengan aman dan efisien sesuai prosedur keselamatan yang ditetapkan. Izin kerja tidak hanya membantu mencegah terjadinya kecelakaan kerja, tetapi juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan. Meski perannya sangat penting, izin kerja ini jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan beberapa bukti menunjukkan prosedur ini tidak dilaksanakan sama sekali. Hampir semua kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan berbahaya, ditemukan tidak ada izin kerja yang dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut. Maka dari itu, baik supervisor maupun pekerja perlu memahami pentingnya izin kerja sebelum memulai sebuah pekerjaan agar kecelakaan kerja dapat dihindari.     

Apa itu izin kerja (work permit) dan mengapa diperlukan? Izin kerja (dikenal juga dengan istilah work permit, permit to work, atau surat izin kerja aman) adalah sebuah dokumen atau izin tertulis yang digunakan untuk mengontrol jenis pekerjaan tertentu yang berpotensi membahayakan pekerja. Izin kerja diperlukan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan, potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan, dan tindakan pencegahan atau pengendaliannya. Izin kerja juga biasanya dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti job safety analysis (JSA) dan tool box checklist. Contoh pekerjaan yang membutuhkan izin kerja adalah pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya masuk dan bekerja di ruang terbatas, kegiatan memperbaiki, memelihara atau memeriksa instalasi listrik, dan pengoperasian alat berat.  

Siapa yang berwenang mengeluarkan izin kerja? Izin kerja dikeluarkan oleh pengawas/ supervisor/ pelaksana kepada subkontraktor/ mandor atau pekerja yang akan memasuki area berbahaya atau melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Sebelum memberikan izin kerja, pengawas/ supervisor/ pelaksana biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap hal-hal berikut ini:    

Kesehatan pekerja Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk APD yang berhubungan dengan pekerjaan yang hendak dilakukan) Kondisi terbaru di lokasi pekerjaan, apakah terdapat hal-hal yang membahayakan atau tidak Hal-hal yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kerja tersebut.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada hal-hal yang dapat membahayakan pekerja dan lokasi kerja dinyatakan aman, maka izin kerja harus di tanda tangani oleh orang yang berwenang (authority person) dan pekerja yang terlibat di lapangan.  

Kapan izin kerja diperlukan? Izin kerja diperlukan jika:              

Pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor Terdapat potensi kekurangan oksigen (oxygen deficiency) atau kadar oksigen berlebih Terdapat potensi atmosfer mudah terbakar atau meledak Terdapat potensi suhu ekstrem atau tekanan tinggi Terdapat paparan bahan kimia berbahaya dan beracun Memasuki ruang terbatas Bekerja di ketinggian Melakukan kegiatan perbaikan, pemeliharaan, atau pemeriksaan instalasi listrik Melakukan kegiatan perbaikan atau pemeliharaan peralatan atau di lokasi yang mengandung bahan atau kondisi berbahaya Melakukan kegiatan penggalian Mengoperasikan alat berat Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mesin berputar atau bergerak Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bahan radioaktif Melakukan kegiatan penguncian atau isolasi sumber energi berbahaya

 

Apa saja jenis-jenis izin kerja yang biasanya dibuat sebelum memulai pekerjaan?

Jenis izin kerja ditentukan berdasarkan sifat pekerjaan yang akan dilakukan dan bahaya yang harus dikontrol atau dihilangkan. Pasalnya satu jenis izin kerja tidak selalu berlaku untuk berbagai kegiatan dan lokasi pekerjaan. Berikut jenis-jenis izin kerja yang paling sering digunakan di tempat kerja:  

  

Izin kerja pekerjaan panas (hot work permit) – Diperlukan apabila akan melaksanakan pekerjaan panas, contohnya: pengelasan, pemotongan dengan api, pengeboran logam, dan sandblasting. Izin kerja pekerjaan dingin (cold work permit) – Diperlukan apabila akan melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan perbaikan, pemeliharaan, atau konstruksi yang sifatnya tidak rutin (sesuai ketentuan pekerjaan tersebut) dan tidak menggunakan peralatan yang dapat menimbulkan api terbuka atau sumber nyala. Contohnya pengecatan, pekerjaan bangunan, dan pekerjaan sipil. Izin kerja memasuki ruang terbatas (confined space entry permit) – Diperlukan apabila akan memasuki dan melakukan pekerjaan di ruang terbatas, seperti silo, tanki, atau saluran tertutup. Izin kerja pekerjaan listrik (electrical work permit) – Diperlukan apabila akan melakukan perbaikan, pemeliharaan, atau pemeriksaan yang berhubungan dengan kelistrikan. Izin kerja khusus (special permit) – Diperlukan apabila akan melaksanakan pekerjaan melibatkan kondisi berbahaya, seperti bekerja dengan paparan bahan radioaktif, bekerja di ketinggian, penggalian, atau melaksanakan pekerjaan dengan tingkat potensi bahaya tinggi lainnya.

 

Informasi apa saja yang harus tercantum dalam surat izin kerja? Surat izin kerja harus memuat beberapa informasi mencakup:            

Nama pekerja (bisa lebih dari satu pekerja) Detail lokasi pekerjaan Pekerjaan yang akan dilakukan Tanggal dan waktu pekerjaan (waktu memulai dan berakhirnya pekerjaan) Daftar potensi bahaya Daftar persiapan, seperti kelengkapan peralatan yang diperlukan, pengujian atmosfer, isolasi sumber energi berbahaya, dll. Detail urutan prosedur kerja Tindakan pencegahan yang diperlukan Alat pelindung diri yang dibutuhkan Peralatan darurat yang dibutuhkan Nomor telepon darurat dan lokasi telepon terdekat diletakkan Tanda tangan orang yang berwenang/ petugas yang mengeluarkan izin kerja (bisa lebih dari satu)

 

Tanda tangan pekerja (bisa lebih dari satu) yang menunjukkan bahwa mereka sudah memahami bahaya yang terlibat dan mengetahui tindakan pencegahan yang harus dilakukan Tanggal dan waktu izin kerja dikeluarkan.

 

Berapa lama masa berlaku izin kerja? Izin kerja harus dibuat secara spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah. Izin kerja biasanya hanya berlaku singkat, selama 8 jam atau satu shift, dan berlaku tidak lebih dari satu hari. Rentang waktu yang ditetapkan dalam izin kerja biasanya dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 17.00 waktu setempat atau jam kerja yang berlaku di tempat tersebut. Bila kondisi lingkungan pekerjaan berubah (hujan, pergantian shift, dll.), maka izin kerja harus diperiksa kembali sesuai kondisi lingkungan kerja saat itu. Izin kerja sebelumnya harus diganti dengan izin kerja baru atau bila ada perubahan lingkungan dianggap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keselamatan kerja, maka izin kerja dapat dipergunakan kembali. Apabila pekerjaan yang sedang berlangsung memerlukan perpanjangan waktu melebihi waktu yang telah ditetapkan pada surat izin kerja, Anda harus memperbaharuinya dan disahkan oleh pengawas pekerjaan di lokasi tersebut.  

Bagaimana prosedur pembuatan izin kerja? Izin kerja biasanya dibuat rangkap dua atau rangkap tiga. Ketika dibuat rangkap dua, satu salinan disimpan sebagai dokumentasi dan satu salinan lagi diberikan untuk pekerja. Sedangkan, untuk izin kerja yang dibuat rangkap tiga, salinan ketiga disimpan manajemen K3 perusahaan untuk keperluan audit, apakah persyaratan izin kerja yang selama ini diterapkan sudah terpenuhi atau belum. Izin kerja harus dibuat sebelum pekerja memulai pekerjaan yang dianggap berbahaya. Izin kerja harus diserahkan kembali kepada orang yang berwenang (yang mengeluarkan surat tersebut) saat pergantian shift atau saat pekerjaan selesai dilaksanakan. Dalam membuat atau mengeluarkan izin kerja, pekerja atau supervisor juga harus cermat dan teliti, pasalnya banyak dari mereka yang belum kompeten memahami pentingnya izin kerja dimasukkan ke dalam program K3 di tempat kerja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sistem izin kerja di perusahaan tidak efektif:        

Jenis atau format izin kerja tidak mencakup semua potensi bahaya Prosedur penerbitan izin kerja tidak memadai Orang yang menandatangani izin kerja tidak memeriksa kondisi operasi di lapangan, apakah sumber energi berbahaya sudah benar-benar diisolasi atau pengujian atmosfer sudah dilakukan Pekerja tidak mengikuti atau memahami persyaratan izin kerja, terutama perihal masa berlaku izin kerja Manajemen K3 perusahaan tidak melakukan audit terhadap sistem izin kerja Izin kerja baru dibuat setelah pekerjaan dimulai atau sedang berlangsung Petugas yang bertanggung jawab tidak memeriksa kondisi operasi di lapangan setelah izin dikeluarkan Sistem izin kerja yang terlalu rumit

Intinya, izin kerja merupakan alat yang efektif untuk membantu mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya, mencegah cedera, dan menghindari kecelakaan fatal di tempat kerja. Semua pekerja harus memahami persyaratan izin kerja dan mengapa izin kerja diperlukan sebelum memulai pekerjaan.

APA ITU TOOLBOX MEETING

Toolbox meeting atau yang biasa pula disebut Safety talk merupakan sebuah upaya untuk mengingatkan kepada para pekerja tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja. Biasanya materi yang diberikan melalui toolbox meeting ini sifatnya spesifik kepada lingkungan kerja, dilakukan pada lingkup tempat kerja yang spesifik dan tidak harus selalu dilakukan di ruang yang khusus. Cukup dengan memberikan briefing di area terbuka, karena pada inti pokoknya adalah adanya komunikasi tentang  memberitahukan bagaiaman selalu menjalankan aturan dari kesehatan dan keselamatan kerja itu sendiri.  Kenapa harus diadakan toolbox meeting dan apa pentingnya toolbox meeting ? Manfaat

toolbox

meeting

yaitu

untuk

pengenalan

dan

pengingat

segala

jenis

prosedur/aturan-aturan dari kesehatan dan keselamatan kerja, agar sebuah aktivias pekerjaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu safety talk berguna juga untuk selalu mengantisipasi dan lebih menyadarkan para pekerja tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. Menurut data penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja berasal dari Unsafe Act  atau prilaku tidak aman dari pekerja itu sendiri. Para pekerja tidak begitu sadar akan keselamatan kerja. contoh, tidak menggunakan alat keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, tidak mematuhi SOP yang sudah diberikan oleh perusahaan dan lain sebagainya. Cara melakukan toolbox meeting yang efektif dan efisien adalah dengan merangkum kumpulan materi toolbox meeting antara lain:  materi yang menjadi pembahasan mempunyai hubungan denga area kerja atau medan kerja dari semua pegawai

1.

Cara menyampaikan materi usahakan dengan bahasa yang jelas dan singkat (tidak perlu terlalu bertele-tele yang justru membuat para pegawai tidak menangkap maksud dari materi tersebut)

2.

Lakukan contoh bagaimana mengatasi dan menanggulangi kecelakaan kerja di area kerja. Lakukan dengan contoh

3.

Selalu mencatat dalam sebuah note yang tertera tema dari materi toolbox meeting, catat tanggal dan jamnya juga. Hal ini berguna sebagai pengingat kepada para pegawai bahwa materi tersebut sudah pernah di sampaikan dalam sebuah forum toolbox meeting. Dengan begitu para pegawai akan selalu kontrol dalam menjalan setiap pekerjaan yang dilakukan di area kerja.

 Pentingnya memberikan pengarahan dalam bentuk forum atau briefing toolbox meeting ini. Banyak para pegawai yang tidak mendapatkan materi toolbox meeting dari perusahaannya bernaung, akibatnya karena kurangnya pengetahuan tentang cara-cara melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan bagian-baigian nya masing-masing para pegawai sering mengalami kecelakaan kerja. Selain daripada itu, kesehatan dan keselamatan kerja sudah tertera pada undang-undang mengenai hak dan kewajiban terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Jika para pekerja tidak mendapatkan hak nya yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, pekerja dapat melaporkannya ke dinas tenaga kerja.

Cara Melakukan P5M, Safety minute, safety toolbox atau safety talk Dalam melakukan pembicaraan K3 di awal pekerjaan, ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar para pekerja dapat menangkap pesan yang diberikan secara efektif: 

Lakukanlah sesuai dengan situasi dan kondisi. Sesuaikan tema yang dipilih dengan bahaya di pekerjaan dan karakter dari pekerja. Kita juga bisa memilih tema sesuai dengan situasi yang terkini misalnya baru saja ada kecelakaan jatuh dari ketinggian, tentunya kita lebih baik mengingatkan tentang bahaya jatuh dari ketinggian



Lakukan dengan singkat. Menurut health and safety executive, kebanyakan orang hanya bisa menangkap 25% – 50% dari pembicaraan kita. Bila perlu, bahkan kita bisa menyiapkan kartu untuk pekerja bawa agar dapat mengingat kembali apa yang dibicarakan.



Tetap positif. Bawa situasi dengan positif, jangan dilakukan dengan penuh ketegangan. Hargai dan terbuka terhadap masukan yang diberikan oleh pekerja. Fokuslah kepada bagaimana cara membuat tempat kerja aman dan bukan terhadap apa yang bisa membuat kita celaka.



Sampaikan cerita bukan statistik. Angka-angka kecelakaan kerja memang sebuah statistik, namun pekerja tidak mengingat statistik, mereka mengingat cerita. Sampaikan cerita yang bisa mereka ambil pelajaran dan mereka akan mengingat itu dalam pekerjaan mereka sehari-hari.



Umpan balik yang baik. Jangan jadikan pembicaraan Anda sebagai pembicaraan 1 arah, buka kesempatan dan hargai jika ada diskusi. Anda juga bisa memeriksa tingkat kepahaman para pekerja dengan memberikan pertanyaan terbuka karena pekerja akan cenderung menjawab “ya” jika diberikan pertanyaan “Apakah Bapak-bapak paham?”, berikanlah pertanyaan terbuka seperti “Apa yang Bapak paham tentang materi ini?”