29 0 51KB
1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 1. Pendidikan seharusnya menjadi wadah untuk menumbuhkan manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang kuat serta memegang teguh nilai – nilai kebajikan, yang menjadi landasan bersama untuk mempersatukan segala bentuk keberanekaragaman, baik suku, ras, agama maupun golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan. Oleh karena itu sangat penting untuk merefleksi diri untuk kemudian menguatkan nilai-nilai dan konsep yang selaras dengan Program Guru Penggerak. 2. Hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dalam berprilaku adalah ,sebagaiamana kita ketahui bahwa faktor lingkunganlah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seseorang, disini lingkungan dimana seseorang itu berada,.baik mereka berada di lingkungan baik yang mempengaruhi karakter dan sifat mereka,maka mereka ikut baik,sedangkan sebaliknya ketika mereka berada di lingkungan yang kurang baik maka akan mempengaruhi karakter baiknya, menjadi kurang baik pula.jadi lingkunganlah yang menjadi tolak ukur baik buruknya manusia. 3. Sistem berfikir manusia terbagi menjadi 2 yaitu berfikir cepat dan lambat. Kedua system tersebut mempengaruhi manusia dalam bertindak dan mengambil keputusan. Sistem berfikir cepat dikelolah oleh otak reptile atau otak mamalia. Otak ini bekerja untuk meminimalkan energy. Hal ini dapat dicontohkan seperti penggunaan escalator turun, tanpa menggunakan energy pun dapat langsung turun mengikuti escalator yang bergerak turun, jadi energy dikonservasi. Sedangkan system berfikir lambat yang dikelolah oleh otak primata / otak luhur manusia, ibaratnya menggunakan escalator turun untuk berjalan naik. Sehingga dibutuhkan energy lebih karena ketika tidak melangkah naik, maka akan ikut turun oleh esklator turun tersebut. Otak ini digunakan untuk memikirkan hal – hal yang lebih kompleks. oleh karena itu perlu untuk menemukenali kerja otak dan mengelolahnya dengan sengaja. 4. Perumpamaan otak menggunakan tangan, karna pada umumnya otak berukuran lebih-kurang sebesar dua kepal dari tangan. Pergelangan tangan diumpamakan sebagai batang otak, jempol yang disembunyikan dalam 4 jemari lainnya diumpamakan sebagai sistem limbik (amigdala), dan 4 jemari lain sebagai otak berpikir atau otak luhur (neocortex). Manusia mempunyai tiga bagian otak yang terpisah meskipun saling berhubungan. Otak reptil tugas utamanya mempertahankan diri atau mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman. Otak mamalia berperan dalam hubungan sosial dan emosional seperti peran dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata sosial, dan rasa memiliki. Otak mamalia juga berkaitan dengan dengan memori jangka panjang sehingga berperan dalam proses pembelajaran. Otak neokorteks yaitu bagian atas yang menyerupai topi yang menutupi otak mamalian dan otak reptile. Otak ini digunakan untuk berfikir bila seseorang dalam keadaan bahagia, tenang, dan rileks 5. Manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan konteks pendidikan dan sekolah 1.kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
hidup. Secara sederhana dipenuhi dengan makan, tidur, olahraga dan memberikan perlindungan. 2. Kasih sayang dan rasa diterima. Kebutuhan ini termasuk kebutuhan psikologis, rasa diterima, dipedulikan, berbagi , bekerja sama dilasihi mengasihi, berbagi, disayangimenyayangi. 3. Kekuasaan dan penguasaan. Ini berhubungan dengan kekuatan seseorang untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, manjadi terampil, memimpin, berprestasi. Meliputi harga diri keinginan untuk dianggap. 4. Kebebasan (kebutuhan akan pilihan) kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan untuk mandiri, otonom, memiliki pilihan, mengembangkan saya lentur nya. 5.kesenangan ( kebutuhan untuk merasa senang) Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga metode pendidikan dan kebudayaan yaitu Wirama,Wiraga,dan Wirasa yang berarti keteraturan,keindahan,dan kelembutan.Metode ini dapat dimaknai sebagai unsur penting dalam kehidupan kita,seperti : @ Wirama mempersoalkan bagaimana dugaan atas apa yang berubah dari kehidupan kita @ Wiraga berkaitan dengan penampilan,keahlian,dan performativitas yang bermuara pada satu hal. @ Wirasa menekankan kecakapan emosi yang terasah seiring proses pembelajaran. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson Karakteristik anak pada usia 12 - 18 tahun adalah masa labil dan galau, karena mereka memang sedang mencari dan mencoba-coba untuk menebalkan identitas diri mereka. Pengalaman ini akan mempengaruhi perilaku mereka di masa-masa berikutnya. Peran orang tua / wali dan guru sangat diperlukan agar anak tidak salah arah . 1. Cara kerja otak, yaitu sistem berfikir cepat dan sistem berfikir lambat, 5 kebutuhan dasar manusia yaitu Kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan untuk diterima, Kebutuhan pengakuan atas kemampuan, kebebasan dan kesenangan, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia yaitu wiraga (0-8 th), wiraga-wirama (9-16 th), wirama (17-24 th). 2. Nilai-nilai yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak adalah Mandiri, inovatif, kreatif, kolaboratif dan tanggung jawab sehingga nantinya dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan orang di sekelilingnya Manusia merdeka berarti bebas secara lahir dan batin. Mereka bisa secara bebas dalam memilih apa yang mereka inginkan, bebas menentukan pilihannya. Mereka termotivasi dari dalam yaitu manusia yang mampu berdiri sendiri tanpa terikat oleh segala persoalan dari orang lain, meskipun begitu kemerdekaan ini harus tetap mengacu pada tertib damainya hidup bersama, tidak membuat orang lain dirugikan dan membuat mereka gelisah dan harus menghormati hak dan kewajiban orang lain. Menurut KiHadjar Dewantara nahwa manusia merdeka adalah mereka yang tidak terperintah, mereka dapat menegakkan dirinya, dan juga dapat tertib mengatur keidupannya. selain itu Menurut KHD bahwa pendidikan harus mampu menuntun anak untuk memilih kodratnya yang bisa menguatkan mereka baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. selain itu kita sebagai manusia, perlu memperhatikan hubungan kita dengan Tuhan, diri kita sendiri, sesama dan semesta. kita sebagai manusia sangat perlu berlatih untuk fokus pada apa yang terjadi saat ini bukjan masa lalu, dan juga menghindari kebiasaan buruk yang menganggu relasi kita tdengan orang lain. Menurut Glasser, orang lain tidak dapat membuat kita melakukan apa pun yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Untuk semua tujuan praktis, teori pilihan mengusulkan agar kita
12.
13.
14.
15.
16.
17.
memilih semua yang kita lakukan, termasuk ketidakbahagiaan yang mungkin kita rasakanOrang lain tidak bisa membuat kita sengsara, juga tidak bisa membuat kita bahagia - yang bisa kita dapatkan dari orang lain, atau berikan kepada mereka, hanyalah informasi. Teori pilihan menyatakan bahwa kita memilih semua tindakan dan pikiran kita serta, secara tidak langsung, hampir semua perasaan kita dan sebagian besar fisiologi kita. Sebelum menggerakkan orang lain, sebagai pendidik dimulai dari motivasi diri untuk bergerak sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, mendorong semangat peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang terampil, inovatif dan berakhlak mulia. Dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila kita sebagai seorang guru harus menjadi pamong, dan juga kita sebagai pendidik diharapkan mampu membangun karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila, di sini juga harus kita lihat satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. didalam Profil pelajar pancasila mengandung 6 dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah pancasila : 1). Beiman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa dab berakhlak mulia. 2.) Mandiri. 3).Bergotong royong 4.) Berkebinaan global.5). Bernalar kritis 6).kreatif. Seorang Guru Penggerak diharapkan mempunyai 4 kompetensi yaitu mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Guru Penggerak tidak hanya berfokus pada sebagai pemimpin pembelajaran, akan tetapi juga menggerakkan diri serta lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Ketika kita bisa membawa perubahan pada lingkungan sekitar kita, tentunya hasilnya juga akan lebih baik untuk murid kita. 1. Nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan adalah Membebaskan murid untuk melakukan hal berdasarkan kekuatan sendiri sesuai bakat minat dan berpihak pada murid, yang mengutamakan kepentingan murid untuk menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang positif serta berkualitas bagi muridnya sehingga anak dapat menumbuhkan hasrat dan keinginan berhasil dari dirinya sendiri (motivasi intrinsik) untuk dapat menetukan pilihan sesuai kodrat alamnya (potensi, bakat maupun minat). 2. Tindakan spesifik yang dapat saya lakukan untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka adalah semangat untuk memanfaatkan aset/kekuatan yang ada bagi pemuasan kepentingan pembelajaran murid baik dari apa yang murid butuhkan atau menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hal yang harus di pahami adalah Tripusat pendidikan yaitu Pendidikan dalam lingkungan keluarga ,Pendidikan di lingkungan Formal dan Pendidikan di lingkungan Masyarakat. Pendidikan Keluarga dari sanalah dasarnya. Proses mulai lahir hingga dewasa. menjadi dasar bagaimana kita kelak berperilaku dalam masyarakat. lingkungan formal membentuk karakter kita lebih luas menjadi lebih mandiri serta bagaimana bersosialisasi yang beriorientasi pada nilainilai moral. Lingkungan masyarakat punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter karena lingkungan masyarakat tempat kita bersosialisasi. ketiga lingkungan ini masing masing memiliki suntikan porsi yang berbeda-beda setiap individu yang akhirnya membentuk karakter dan pola pikir yang berbeda juga Perubahan yang sifatnya transformatif sehingga Guru penggerak lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak dan mempengaruhi dirinya untuk bergerak, kemudian menggerakkan orang lain
18.
19.
20.
21.
22.
atau komunitas dengan membangun dan menguatkan relasi agar terbuka komunikasi sehingga tercipta kolaborasi yang menghadirkan kontribusi nyata. Menurut Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka. Menjelaskan tentang konsep penumbuhan karakter, dapat menggambarkan bahwa apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menunjukkan sebesar apa yang tersembunyi di bawah permukaan laut, itulah yang disebut diagram identitas es. Hal ini mengajarkan pada kita sebagai guru tidak cukup hanya mempertimbangkan sesuatu dari pada yang terlihat di permukaan saja dimana kita tidak dapat memprediksi apa yang terdapat di dalam permukaan itu sebagai sebuah misteri. Fenomena gunung es itu ibratnya seperti proses perubahan perilaku dan penumbuhan karakter manusia. Guru harus memberikan dorongan dalam peningkatan kemandirian dan kepemimpinan peserta didik di sekolah,peran seorang guru penggerak berarti membantu para peserta didik ini untuk mandiri dalam belajar,mampu memunculkan motivasi peserta didik untuk belajar,juga mendidik karakter peserta didik di sekolah. 1. Kaitan antara diagram Identitas Gunung Es dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan adalah Sesuatu yang tampak dipermukaan sesungguhnya tidak menggambarkan semua potensi yang ada di bawah permukaan. Demikian halnya murid, sesuatu yang terlihat pada karakter murid dalam kehidupan kesehariannya belum menunjukkan semua potensi besar yang ada pada murid tersebut. Untuk menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh murid sebagai upaya penumbuhan Profil Pelajar Pancasila maka diperlukan pembiasaan-biasaan dan aturan-aturan sekolah yang nantinya akan menggiring pada proses transformasi pendidikan di sekolah. 2. Konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai guru penggerak dalam transformasi pendidikan adalah melakukan upaya untuk menumbuhkan karakter yang tidak terlihat yang bersifat psikis pada murid. Saya merasa bangga karena menjadi salah satu guru yang membaca modul ini, dimana peran seorang guru sangatlah penting dalam menentukan arah seorang murid. Penanaman kebajikan dimulai dari diri sendiri yang kemudian diimplementasikan kepada murid dan teman sesama guru. Melalui eksplorasi konsep ini membuka mindset saya tentang dunia pendidikan. Semoga ilmu yang saya peroleh dapat pula saya share kepada orang lain.